BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN JENIS SCULLING SWEEP ROWING KAYAK CANOE CANOE POLO

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaid Muksin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB I PENDAHULUAN. olahraga secara otomatis menjadi ukuran ketertinggalan prestasi olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyebutnya Perahu Naga adalah olahraga beregu yang memiliki nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2008:53) Olahraga arung jeram (white water rafting) sebagai olahraga mengarungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN DAYA TAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN PRESTASI DAYUNG 1000 METER PUTRA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh, karena antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya

2015 PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea Games), adalah peristiwa multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara Asia Tenggara.Dalam even Sea Games dipertandingkan berbagai cabang olahraga prestasi. Perayaan ini diatur di bawah peraturan Federasi Sea Games dengan pengawasan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia. Merupakan event olahraga terakbar yang juga menjadi tolak ukur pencapaian prestasi tertinggi para atlet di tingkat Asia Tenggara. Selain itu menjadi tolak ukur pencapaian keberhasilan pembinaan olahraga suatu negara yang berada di Asia Tenggara. Olahraga prestasi berarti olahraga kompetitif yang mempunyai tujuan akhir yaitu untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya. Dimana setiap orang dapat menggeluti salah satu cabang olahraga yang diminati untuk selanjutnya ditujukan untuk berprestasi baik itu di tingkat daerah, nasional, bahkan sampai di tingkat internasional. Olahraga prestasi menurut Lutan (1991:14) : Berdasarkan penekanan tujuannya orang mengenal olahraga prestasi (olahraga kompetitif) yang menekankan pencapaian prestasi, kemenangan atau keunggulan dalam perlombaan atau pertandingan. Olahraga prestasi erat kaitannya dengan manusia-manusia atau individuindividu yang memiliki bakat, keterampilan, dan kondisi fisik yang prima dalam

2 berolahraga sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti. Yang biasa disebut manusia olahragawan atau atlet. Manusia olahragawan adalah manusia yang memiliki bakat dan potensi olahraga yang besar. Bakat tersebut umumnya harus dicari, digali, dan ditemukan. Usaha untuk menemukan bakat olahraga antara lain : latihan dan perlombaan yang diikuti sebanyak mungkin peserta yang dilakukan secara kontinyu (Siregar, 2008:88). Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan pembinaan atlet secara kontinyu yang dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kondisi fisik serta mental yang kuat sehingga atlet dapat mencapai prestasi olahraga secara optimal. Kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi olahraga. Kondisi fisik erat kaitannya dengan performa atlet dalam melakukan aktivitas-aktivitas olahraga baik pada saat latihan terutama dalam suatu pertandingan. Makin tinggi derajat kondisi fisik atlet semakin tinggi pula kemampuannya untuk melakukakan keterampilan gerak yang dilakukan. Kemampuan teknik dan taktik akan dilakukan secara sempurna apabila kondisi fisiknya prima. Selain itu akan menambah kepercayaan diri dan mental atlet ketika menghadapi latihan atau pun suatu pertandingan. Perfect fitness results in the best psychology! Why? Because you have more self-confidence and psychological energy if psychological factors rely on psysical improvements (Bompa, 1999:54). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik merupakan faktor yang penting dalam pencapaian suatu prestasi olahraga. Kondisi fisik prima akan diperoleh melalui serangkaian program latihan yang disusun yang dilakukan secara kontinyu dan bertahap.

3 Latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif, dan yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat (Harsono, 2001:4). Latihan ini memegang peranan penting dalam terwujudnya pencapaian kondisi fisik atlet yang prima. Terdapat empat unsur pokok yang terdapat dalam kondisi fisik. Seperti dijelaskan Siddik (2007:61) unsur pokok itu adalah : 1. Kekuatan (Strength) Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. 2. Kelentukan (Flexibility) Kelentukan adalah kemampuan gerak dalam ruang sendi yang seluasluasnya. 3. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. 4. Daya Tahan (Endurance) Daya tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama. Cabang olahraga dayung merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang dikembangkan dan dibina di Indonesia. Pembinaan olahraga dayung merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya prestasi-prestasi terbaik di kancah internasional. Atlet-atlet dayung berbakat dari seluruh penjuru Indonesia diseleksi kemudian yang terbaik dikumpulkan dalam satu wadah pembinaan yang disebut pemusatan latihan nasional atau biasa disebut pelatnas. Pembinaan olahraga dayung dilakukan secara kontinyu. Atlet dilatih dan dibina untuk dipersiapkan menghadapi kejuarankejuaran internasional misalnya multievent olahraga SEA GAMES.

4 Pada dasarnya olahraga dayung dibagi menjadi empat jenis yaitu rowing, canoeing atau kayak, canoe canadian atau kano, dan perahu naga. Keempat jenis cabang dayung tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Pada Rowing, dayungan diikatkan pada perahu, perahu bergerak mundur, dan pedayung membelakangi garis finis. Balapan dibagi menjadi kelas sculling (masing-masing pedayung menggunakan dua dayung) dan sweep oar (masing-masing pedayung menggunakan satu dayung), yang masing-masing terbagi atas divisi kelas berat dan kelas ringan. Sedangkan pada kano, kayak dan perahu naga pendayung menghadap ke depan, alat dayung tidak terpaut pada perahu, dan perahu bergerak ke depan. Kelas Kayak posisi pendayung duduk dan kayuh ganda. Kelas Kano perahu dayung terbuka hingga posisi berlutut dengan kayuh tunggal. Terdapat kelas perahu tunggal, ganda dan empat perahu. Perahu naga posisi pedayung duduk di sisi kanan-kiri dengan dayung kayuh tunggal dilakukan secara beregu 18-20 orang ditambah satu orang drummer dan satu orang keeper. Dayung merupakan olahraga yang memerlukan koordinasi antar atlet sebagai pedayung, dayung sebagai alat pendorong, perahu sebagai sarana untuk mengapung di air, dan air sebagai media transportasi. Olahraga dayung juga memerlukan kondisi fisik yang baik agar dapat beroperasi pada level performa yang tinggi, baik itu pada saat latihan maupun selama latihan. Karakteristik fisik olahraga dayung, seperti diungkapkan Szanto (2004:17) Pure Strength, Power and Quickness, and Low Weight to Strength Ratio. Dengan faktor yang menentukan adalah pada unsur kekuatan maksimum, daya tahan dan kekuatan yang eksplosif atau power. Komponen kondisi fisik yang paling dominan

5 dalam olahraga dayung adalah daya tahan, baik itu daya tahan otot maupun daya tahan cardiovascular dan juga daya tahan aerob dan anaerob. Seperti diungkapkan Szanto (2004:121), Canoe/Kayak racing is among the so-called endurance type of sports.hal tersebut dikarenakan atlet dayung diharuskan mendayung dengan kekuatan penuh secara terus-menerus dalam jarak yang sudah ditentukan. Atlet dayung yang paling baik adalah yang memiliki kebugaran sangat baik dan mempunyai kapasitas yang bagus dalam mengirim energi dengan cara melepas oksigen ke dalam otot, juga sangat kuat dalam kaitan berat badannya, dayungan dengan teknik yang efisien untuk memperbesar laju perahu, dan mental yang kokoh dan menegaskan lawan-lawannya. Cabang olahraga dayung sering dijadikan salah satu cabang yang diharapkan memperoleh prestasi seperti ajang SEA Games.Hal ini dikarenakan cabang olahraga dayung merupakan salah satu basis kekuatan dayung di Asia Tenggara. Pada SEA Games XXIV 2007 di Thailand, Tim Dayung Indonesia menjadi juara umum dalam perolehan medali emas terbanyak pada cabang olahraga dayung dari berbagai kelas yang dipertandingkan. Hasil tersebut menjadikan cabang dayung sebagai salah satu cabang olahraga yang menyumbang medali emas terbanyak untuk Kontingen SEA Games Indonesia. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, kiranya peneliti menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi tim dayung Indonesia, juga dapat menjadi acuan dalam menghadapi event SEA Games pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang profil kondisi

6 fisik atlet dayung, dan mengambil judul PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG KAYAK NASIONAL DIKAITKAN DENGAN PRESTASI PADA SEA GAMES XXVI 2011 DI INDONESIA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimanakah profil kondisi fisik pada atlet Pelatnas Dayung Kayak Indonesia dikaitkan dengan prestasi pada SEA GAMES XXVI tahun 2011? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu : Untuk mengidentifikasi profil kondisi fisik pada atlet Pelatnas Dayung Kayak Indonesia dikaitkan dengan prestasi pada SEA GAMES XXVI tahun 2011. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai tingkat kondisi fisik pada atlet dayung nasional. 2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh pelatih, atlet maupun pembina olahraga dalam meningkatkan tingkat kondisi fisik atlet dayung. 3. Dapat dijadikan informasi dan acuan PB. PODSI Pusat maupun Daerah untuk memelihara dan meningkatkan kondisi fisik atlet.

7 E. Batasan Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis membatasi penelitian ini pada hal-hal sebagai berikut : 1. Mengungkap gambaran kondisi fisik pada atlet nasional Indonesia yang tergabung dalam atlet Pelatnas SEA GAMES XXVI 2011. 2. Populasi dan sampel yang menjadi objek penelitian adalah Atlet Kontingen Pelatnas Dayung Kayak SEA GAMES XXVI Indonesia. 3. Olahraga yang dijadikan objek penelitian ini adalah olahraga dayung Flat Water. F. Batasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan secara operasional istilah-istilah tersebut sebagai berikut : 1. Profil. Hasan (2005:897). Profil adalah gambaran. 2. Kondisi fisik. Bompa (1999:54) menjelaskan bahwa, psysical training is one of the most, and in some cases the most, important ingredient in training to achieve high performance. Persiapan fisik sangat penting untuk mencapai performa yang tinggi. 3. Atlet. Atau manusia olahragawan, Manusia olahragawan adalah manusia yang memiliki bakat dan potensi olahraga yang besar. Bakat tersebut umumnya harus dicari, digali, dan ditemukan. Usaha untuk menemukan bakat olahraga antara lain : latihan dan perlombaan yang diikuti sebanyak mungkin peserta yang dilakukan secara kontinyu (Siregar, M. F, 2008:88).

8 4. Prestasi. Sidik (2007:49) adalah hasil yang telah dicapai. 5. SEA Games. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara ( SEA Games) adalah peristiwa multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara Asia Tenggara.