BAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang mengalami era globalisasi menyebabkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga sebagai. dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

Kemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian Global

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk mengelola sumber daya seperti man, machine, money dan material

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada

Daftar Populasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

ESTIMASI PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN PENDEKATAN ANFIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEI PERIODE

digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa terus meningkat setiap periodenya agar mendapat laba terus-menerus demi

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : ZAINUL ARIFIN / FE / EM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak.

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka dunia usaha pun dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin ketat. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan para pelaku usaha berupaya meningkatkan aktivitas perusahaannya. Upaya peningkatan aktivitas perusahaan ini tidak terlepas dari fungsi keuangan. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaannya. Dalam mengelola fungsi keuangan, salah satu unsur yang penting untuk diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya dan untuk mengembangkan usahanya. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam (internal) maupun dari luar (external) perusahaan. Dana yang diperoleh dari sumber internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, yaitu laba ditahan (retained earnings) dan penyusutan (depreciations), sedangkan dana yang diperoleh dari pihak eksternal adalah dana yang berasal dari kreditur, pemilik, dan peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Namun, perlu diperhatikan penggunaan dana eksternal (hutang) menimbulkan risiko apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang-hutangnya maka perusahaan terancam likuiditasnya. Salah satu aspek yang menjadikan perusahaan akan berjalan baik dan lancar adalah jika modal yang tersedia mencukupi kebutuhan, selain itu komposisi atau

struktur modal yang ada juga menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, jika struktur modal suatu perusahaan belum optimal maka perusahaan belum bisa mencukupi kebutuhan tersebut. Oleh sebab itu, penentuan struktur modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:240). Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan sebesar x, dimana ko (tingkat kapitalisasi perusahaan atau biaya modal keseluruhan) minimal yang akan memberikan harga saham tertinggi. Leverage keuangan ini merupakan perimbangan penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Namun, jika struktur modal tidak optimal maka akan menimbulkan biaya modal yang terlalu besar. Apabila hutang yang digunakan terlalu besar maka akan menimbulkan biaya hutang yang besar. Di lain hal, jika perusahaan menerbitkan terlalu banyak saham maka biaya modal yang ditanggung terlalu besar. Dalam penentuan struktur modal, diperlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengertian struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen

dan saham biasa (Van Horne dan Wachowicz, 2007:124). Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal diukur dengan rasio perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan debt to equity ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Proxy digunakan untuk mempermudah pengukuran karena faktor tersebut tidak dapat diukur secara langsung. Debt to Equity Ratio (DER) dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio (DER), maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena pendanaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri (equity) mengingat dalam perhitungan hutang dibagi dengan modal sendirinya, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi dari modal sendirinya berarti rasio DER diatas 1, sehingga penggunaan dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak menggunakan dari unsur hutang. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri dan sektor indutri barang konsumsi. Banyaknya pendirian perusahaan pada kedua sektor ini menyebabkan persaingan yang terjadi semakin ketat dan tajam. Kedua sektor ini dipilih karena saham pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi merupakan saham-saham yang tahan terhadap krisis ekonomi dibandingkan sektor lain. Selain itu, perusahaan pada sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi juga mempunyai potensi dalam mengembangkan produknya secara lebih cepat yaitu dengan

melakukan berbagai inovasi dan cenderung mempunyai ekspansi pasar yang lebih luas dibandingkan perusahaan sektor lainnya. Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan DER RATA Perusahaan 2011 2012 2013 - RATA 1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera 0,96 0,90 1,13 0,99 Food Tbk 2. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,22 1,25 0,28 0,58 3. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 1,72 1,71 1,47 1,63 4. ROTI PT. Nippon Indosari 0,39 0,81 1,32 0,84 Corpindo Tbk 5. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,74 0,93 1,16 0,94 6. STTP PT. Siantar top Tbk 0,91 1,16 1,12 1,06 7. KICI PT. Kedaung Indah Can 0,36 0,43 0,33 0,38 Tbk 8. HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 0,90 0,97 0,94 0,93 9. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 0,11 0,15 0,24 0,16 10. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 1,85 2,02 2,14 2,03 11. KAEF PT. Kimia Farma Tbk 0,43 0,44 0,52 0,46 12. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,27 0,28 0,33 0,29 13. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 0,43 0,55 0,86 0,61 14. TSPC PT. Tempo Scan Pacific 0,40 0,38 0,40 0,39 Tbk 15. MASA PT. Multistrada Arah Sarana 1,68 0,68 0,68 1,01 Tbk 16. NIPS PT. Nipress Tbk 1,69 1,45 2,38 1,84 17. PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk 2,45 1,06 0,96 1,49 18. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,70 0,76 0,69 0,71 19. PBRX PT. Pan Brother Tex Tbk 1,21 1,43 1,36 1,33 RATA-RATA DER PER TAHUN 0,89 0,91 0,96 Sumber : www.idx.co.id Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata debt to equity (DER) pertahun dari tahun 2011-2013 perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri dan indutri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berada dibawah

satu yaitu sebesar 0,89, 0,91, dan 0,96 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan dana untuk aktivitas investasinya dari modal sendiri. Dengan nilai rata-rata debt to equity ratio dibawah satu berarti perusahaan memiliki jumlah utang yang lebih kecil daripada jumlah modal sendiri dan hal ini sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah utang tidak lebih besar daripada modal sendiri. Namun ada beberapa perusahaan yang memiliki DER diatas satu. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata DER lebih besar dari satu menunjukkan bahwa utang yang digunakan perusahaan lebih besar dari modal sendiri. Hal ini mengakibatkan perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih besar sebanding dengan risiko yang akan dihadapi perusahaan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, antara lain: Rachmawardani (2007) meneliti mengenai analisis pengaruh aspek likuiditas, risiko bisnis, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal (studi empiris pada sektor keuangan dan perbankan di BEJ tahun 2000-2005). Abimanyu (2009) meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007. Hafitz (2011) meneliti mengenai pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Winahyuningsih, et al (2011) meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go public di bursa efek indonesia. Marpaung (2013) meneliti tentang pengaruh profitabilitas,

likuiditas, ukuran perusahaan dan struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2009 2011. Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya perbedaan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah sales growth berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

5. Apakah sales growth, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh sales growth terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 5. Untuk mengetahui pengaruh sales growth, profitabilitas, likuiditas dan struktur aktiva secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di dunia kerja. 2. Akademisi Penelitian ini dapat memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam upaya penerapan ilmu serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya. 3. Investor Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal perusahaaan tersebut dan untuk menentukan alternatif pendanaan. 4. Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan struktur modal yang optimal.