MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan. 1. Simpulkan bagaimana pendapatmu tentang Pendidikan Indonesia?

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

Pendidikan Agama Islam Bab : 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

MEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA.

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

PENDIDIKAN PANCASILA

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PERSEPSI MAHASISWA PGSD TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER KI HADJAR DEWANTARA DENGAN AL- GHAZALI

BAB II. Tinjauan Pustaka. jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

DAFTAR ISI. Halaman judul Lembar Persetujuan Pembimbing. Lembar Pengesahan Tim Penguji Pernyataan Keaslian Motto. Persembahan Prakata Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Transkripsi:

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Manajemen Dosen Pengampu: Dr. A. Siswanto, M.SEM. Disusun Oleh: Sumini NIM. 2016081073 Swesti Intan Pramesti NIM. 2016081074 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA Mei, 2017

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Orientasi Asas Dan Dasar Pendidikan Dari Ki Hajar Dewantara diupayakan sebagai asas perjuangan yang diperlukan pada waktu itu menjelaskan sifat pendidikan pada umumnya. Pengaruh pemikiran dari Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan adalah dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yakni kemerdekaan adalah hak setiap bangsa ini berarti setiap warga negara berhak atas kemerdekaan. Menurut pemikiran Ki Hajar kemerdekaan itu memiliki sifat 3 macam yaitu berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan demikian, kemerdekaan itu berarti manusia sebagai mahkluk individu dan sekaligus sosial dapat mengatur ketertiban hidupnya dalam berhubungan dengan kemerdekaan orang lain Ki Hadjar Dewantara (1922) menemukan bahwa cara untuk melawan kolonialisme adalah dengan cara yang digunakan oleh kolonialisme, yaitu Pendidikan. Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah Hamemayu Hayuning Sariro, yang berarti pendidikan berguna bagi yang bersangkutan, keluarganya, sesamanya, dan lingkungannya. Hal itu sangat jelas bahwa arti manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Hamemayu Hayuning Bongso, yang berarti pendidikan berguna bagi bangsa, negara, dan tanah airnya. Butir ini juga ditekankan di panca darma Ki Hadjar dan 10 Pedoman Guru. Hamemayu Hayuning Bawono, yang berarti pendidikan berguna bagi masyarakat yang lebih luas lagi yaitu dunia atau masyarakat global.

Hakikat pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keseluruhan dan kebahagiaan. Konsep dan asas pendidikan Taman Siswa yang humanis-religius dapat ditunjukan dengan pemikiran metode among. Sistem among artinya mendidik anak agar menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, merdeka tenaganya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, sebaiknya guru yang dapat disebut dengan pamong berperan sebagai fasilitator yang menerapkan ajaran 3 Mong, yaitu momong, among, dan ngemong. Momong dalam bahasa Jawa berarti merawat dengan tulus dan penuh kasih sayang serta mentransformasi kebiasaan-kebiasaan atau membiasakan hal-hal yang baik disertai dengan doa dan harapan agar kelak buah rawatan dan kasih sayangnya menjadi anak yang baik dan selalu dijalan kebenaran dan keutamaan. Among dalam bahasa Jawa berarti memberi contoh tentang baik buruk tanpa harus mengambil hak anak agar anak bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin Ngemong dalam bahasa Jawa berarti proses untuk mengamati, merawat, dan menjaga agar anak mampu mengembangkan dirinya, bertanggungjawab dan disiplin berdasar nilai-nilai yang telah diperolehnya sesuai dengan kodratnya. Dalam sikap momong, among, dan ngemong, terkandung nilai yang sangat mendasar, yaitu pendidikan tidak memaksa namun bukan berarti membiarkan anak berkembang bebas tanpa arah. Metode among mempunyai pengertian menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang. Kemudian siswa berperan sebagai pusat pembelajaran, dimana siswa belajar secara aktif dan bekerjasama dengan teman sekelas untuk menyelesaikan masalah serta menemukan ilmu pengetahuan. Co-education diberlakukan dimana siswa yang memiliki kelebihan membantu temannya. Maka, dalam isi pendidikan, Ki Hadjar menekankan agar dalam pendidikan memperhatikan Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Kebangsaan. Jadi, pendidikan berguna untuk melakukan pembangunan bangsa secara sistematik dan sistemik menuju hal yang lebih baik untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan manusiawi, yang merupakan tujuan utama pendidikan yaitu Hamemayu Hayuning Manungso, membahagiakan hidup manusia pada umumnya. Untuk mewujudkan itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu diterapkan ajaran pancasila untuk membangun jiwa bangsa Indonesia yang nasionalis. Sehingga peserta didik dapat memiliki sikap olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga yang humanis sesuai dengan kebudayaan nasional Indonesia dan memiliki sikap nilai sosial kepada sesama.

Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara Bila diterapkan kepada pelaksanaan pengajaran maka hal itu merupakan upaya di dalam mendidik murid-murid supaya dapat berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka demi pencapaian tujuannya dan perlunya kemajuan sejati untuk diperoleh dalam perkembangan kodrati. Pada era sekarang pendidikan lebih memfokuskan pada ranah knowledge saja sedangkan ranah attitude tidak digarap sedemikian rupa. Guru lebih banyak memberikan materi pengetahuan, untuk materi character building dan nasionalisme tidak diberikan secara maksimal sehingga output dari pendidikan tidak menghsilkan generasi yang memiliki jiwa patriotisme yang tinggi melainkan sikap egoisme dan individualisme. Pengajaran yang tidak berdasarkan semangat kebudayaan dan hanya mengutamakan intelektualisme dan individualisme yang memisahkan satu orang dengan orang lain hanya akan menghilangkan rasa keluarga dalam masyarakat di seluruh Indonesia yang sesungguhnya dan menjadi pertalian suci dan kuat serta menjadi dasar yang kokoh untuk mengadakan hidup tertib dan damai. Semangat jaman yang dihadapi oleh setiap generasi akan mempengaruhi konsep berpikirnya, demikian Ki Hajar Dewantara merumuskan makna pendidikannya. Namun ada hubungan yang tak akan pernah berubah dari waktu ke waktu, bahwa pendidikan adalah pilar utama bangunan peradaban bangsa, martabat manusia, kecerdasan, keluhuran budi, kemandirian, kemerdekaan, kreatifitas adalah konsep luhur yang akan mewarnai peradaban itu. Namun konsep tersebut masih akan selalu mengawang apabila tidak didukung dengan sinergitas antara teori dan praktek. Maka keteladanan perumus kebijakan (pemimpin), lurusnya motivasi, dan ketulusan tindakan para pelaksana akan menjadi taruhan suksesnya dunia pendidikan. Pendidikan kemudian jangan sampai kehilangan fungsi dan tujuannya. Pendidikan kemudian jangan sampai terganggu oleh komersialisasi dan kapitalisasi yang semakin menggoda. Dalam dunia pendidikan modern saat ini, meskipun berbeda secara substansial, konsep trisakti jiwa bisa diselaraskan dengan upaya memfasilitasi seluruh potensi anak didik dalam perkembangan belajarnya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Baru setelah bangsa ini mengalami dekadensi nilai-nilai budaya (pemimpin minus keteladanan, korupsi, kriminal, asusila, dll) dunia pendidikan Indonesia menggagas apa yang disebut dengan pendidikan karakter, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya yang luhur. Sebenarnya, sebuah gagasan yang tidak perlu lagi digagas karena sejatinya pendidikan karakter, harus sudah inhern dari setiap gagasan manusia sejak lama. Oleh karena itu, ketika tujuan dan hakikat pendidikan di Indonesia tercapai dengan sukses, maka akan didukung pula

dengan pembangunan dan ketahanan nasional dalam bidang ekonomi, politik yang berbudaya. Mungkin guru dan masyarakat mulai banyak yang sadar akan pentingnya tujuan dan hakikat pendidikan yang sebenarnya. Dengan melihat kondisi pendidikan yang ada di sekolah saat ini, munculah kekhawatiran dan ketidakpercayaan para masyarakat khususnya orang tua terhadap sistem sekolah. Mungkin karena masih banyak sekolah yang menuntut nilai kognitif saja dan masih banyak pula masalah bullying di sekolah. Guru sebagai fasilitator pendidikan dan pengajaran pun sulit mengembangkan dirinya karena terhimpit oleh sistem peraturan pemerintah yang kurang jelas dan manajemen sekolah pun tidak bisa berbuat apa-apa karena adanya peraturan tersebut. Saat inilah waktu yang tepat, untuk kembali melihat dan menerapkan sistem pendidikan menurut ajaran Ki Hajar Dewantara, karena pada masanya, pendidikan sudah tertata dengan baik.