BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Usaha Milik Negara (BUMN) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No.142

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder runtun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA (PERSERO) MEDAN. diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA

STANDAR PENETAPAN IURAN WAJIB KAPAL LAUT MELALUI SISTEM BORONGAN OLEH PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG KEPULAUAN RIAU

BAB 3 ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN. Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Gambaran Umum PT Asuransi Jiwasraya Surakarta

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pelita I sampai dengan Pelita V. Selain bertitik tolak dari prioritas tersebut, ada

BAB III TINJAUAN TEORITIS. menyertai kehidupan dan kegiatan manusia pada umumnya. Keadaan tidak. rasa tidak aman yang umumnya disebut risiko.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWA EKA SEJAHTERA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA NUSA

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikelola dengan baik. Disamping itu, perusahaan asuransi juga padat dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 TAHUN 1961 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PIMPINAN UMUM ASURANSI JIWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TERHADAP PT. JASA RAHARJA DAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN SEBAGAI ASURANSI SOSIAL

Analisis Dampak Program Kemitraan terhadap Pemasaran Produk Usaha Kecil dan Menengah pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Kalimantan Barat

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

POSITION PAPER ANALISIS KEBIJAKAN PERSAINGAN DALAM INDUSTRI ASURANSI WAJIB KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN TERHADAP PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL DAN MENENGAH PADA PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG KALIMANTAN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLI5K INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 196 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

BAB II OBJEK PENELITIAN. Asuransi Jiwasrya. Bab ini bersumber dari website (

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Berdasarkan Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Kantor Pos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mempelancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III METODE PENULISAN. Sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah melalui data primer yaitu data

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWASRAYA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1965 Tanggal 24 Desember 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN PENERBITAN DAN PABRIK TINTA GITA KARYA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG

Pedoman Manajemen Risiko

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PABRIK KAPAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Asuransi Tis yang merupakan cikal bakal lahirnya PT. Asuransi Jasaraharja

b. Akte Notaris Imah Fatimah.S.H Nomor 66 tanggal 9 Februari 1984,

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi Banten bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tuntunan bagi industry untuk terus berkembang dan mandiri. Itulah yang dilakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASAM ARANG

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum PT. Perikanan Nusantara (Persero)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN. pertanian. Lini bisnis dari PT. Pertani (Persero) ini antara lain : e. Pelayanan jasa (pengolahan lahan, angkutan).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN. A. Logo PT. Asuransi Jiwasraya. Logo PT. Asuransi Jiwasraya (PERSERO) Gambar 3.1

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 123 TAHUN 1961 (123/1961) 17 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/147

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

BAB II GAMBARAN UMUM PT. RAJA WALI NUSINDO MEDAN. Ada banyak jenis perusahaan di Indonesia, baik perusahaan yang bergerak

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas jalan yang tidak bertambah dan ketidak disiplinan para penggunanya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PEMBANGUNAN PERUMAHAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "ADHI KARYA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN BANGUNAN NEGARA "AMARTA KARYA"

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "SARI HUSADA" Presiden Republik Indonesia,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN DAGANG NEGARA

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut PT SIER merupakan Badan Usaha Milik

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Jasa Raharja (Persero) Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah, visi dan misi, logo, unit kerja dan tugas pokok kepala bagian PT Jasa Raharja (Persero). 2.1.1 Sejarah Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda. Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun berlaku surut sampai tanggal 3 Desember 1957. Selanjutnya, beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia. Sebagai perusahaan negara, berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan,

2 dan Pengawasan RI No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960, kemudian nama perusahaan-perusahaan tersebut diubah sebagai berikut: Tabel 2. 1 Nama-Nama Perusahaan NO NAMA LAMA NAMA BARU 1 2 1. Firma Blom & Van Der Aa di Jakarta 2. Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta 3. Firma Sluyters & Co 4. N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta N.V. Assurantie Kantoor Langveldt-Schroder di Jakarta Perusahaan Asuransi Kerugian Negara "IKA BHAKTI" Perusahaan Asuransi Kerugian Negara "IKA DHARMA" Sumber : (Jasa Raharja, 2016) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang semula berdasarkan Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan Ika menjadi Eka. Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula, keempat PNAK tersebut yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada tanggal 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya. Namun dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II tanggal 31 Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut

3 kembali menggunakan Ika termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut yaitu Ika Karya. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya yaitu pada tanggal 24 Maret 1961. PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu: 1. Mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk reasuransi, kecuali pertanggungan jiwa. 2. Memberi perantaraan dalam penutupan segala macam asuransi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja. Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di dalam negeri. Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan

4 kecelakaan penumpang. Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa Raharja, tepatnya tanggal 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No. B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964. Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang- Undang No. 19 Prp tahun 1960. Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain

5 umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut. Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan usaha yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980 berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja Anggaran Dasar Jasa Raharja yang semula diatur dalam Peraturan Pemerintah pendiriannya, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) pengaturannya harus dipisahkan. Anggaran Dasar Jasa Raharja tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981. Dengan adanya perubahan nomenklatur kementerian, pada tahun ini pula, Pemerintah melalui Menteri Keuangan memperbaharui penunjukan Jasa Raharja dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan No: 337/KMK.011/1981 tanggal 2 Juni 1981 tentang Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk Menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

6 Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964. 2.1.2 Visi dan Misi PT Jasa Raharja (Persero) memiliki Visi yaitu menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat, serta memiliki Misi Catur Bakti Ekakarsa Jasa Raharja yaitu : 1. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat. 2. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara.

7 3. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi keseimbangan perusahaan. 4. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan. 2.1.3. Logo Perusahaan Sumber : Internal Perusahaan (2016) Gambar 2.1 Logo PT Jasa Raharja 2.1.4. Struktur Organisasi PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur PT Jasa Raharja (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang asuransi sosial. PT Jasa Raharja (Persero) memiliki 28 Kantor Cabang, 61 Kantor Perwakilan dan 60 Kantor Pelayanan Jasa Raharja (KPJR) yang tersebar di seluruh Indonesia. Struktur organisasi PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:

Sumber : Internal Perusahaan (2016) Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur 8

9 2.1.5 Unit Kerja PT Jasa Raharja (Persero) cabang Jawa Timur mempunyai berbagai unit kerja yang masing-masing mempunyai tanggung jawab terhadap spesifikasi pekerjaan tertentu. Unit kerja tersebut meliputi : a. Bagian Administrasi : 1. Bagian Keuangan dan Akuntansi 2. Bagian SDM & Umum 3. Bagian PKBL b. Bagian Asuransi : 1. Bagian Iuran Wajib (IW) 2. Bagian Sumbangan Wajib (SW) & Humas c. Bagian Pelayanan : 1. Bagian Pelayanan 2. Bagian Administrasi Pelayanan d. Kantor Perwakilan e. Kantor Pelayanan Jasa Raharja TK. I f. Kantor Pelayanan Jasa Raharja TK. II 2.1.6 Tugas Pokok Kepala Bagian a. Kepala Bagian Pelayanan 1. Menyusun rencana atau program kerja dan anggaran unit kerja yang dipimpinnya. 2. Memimpin, memotivasi, dan membina pegawai yang menjadi bawahannya.

10 3. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinya. 4. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 5. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalamunit kerja yang dipimpinnya b. Kepala Bagian Asuransi 1. Menyusun rencana atau program kerja dan anggaran unit kerja yang dipimpinnya. 2. Memimpin, memotivasi, dan membina pegawai yang menjadi bawahannya. 3. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalam unit kerja yang dipimpinya. 4. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 5. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinnya. c. Kepala Bagian Administrasi 1. Menyusun rencana atau program kerja dan anggaran unit kerja yang dipimpinnya 2. Memimpin, memotivasi, dan membina pegawai yang menjadi bawahannya

11 3. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat dan sarana fisik di dalamunit kerja yang dipimpinnya. 4. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan. 5. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalamunit kerja yang di pimpinnya. 2.2 Gambaran Umum Bagian Sekretariat PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur Berikut ini akan dijelaskan tentang fungsi pokok, tugas dan tanggung jawab Bagian Sekretariat, struktur organisasi dan tempat lokasi bagian sekretariat PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur. 2.2.1 Fungsi Pokok, Tugas dan Tanggung jawab Bagian Sekretariat Bagian Sekretariat berada dibawah naungan SDM & Umum yang bertanggungjawab atas terselenggaranya semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan surat masuk dan keluar, penataan, telepon dan facsimile. Tugas dan Tanggungjawab Bagian Sekretariat PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasan langsung di bidang adminitrasi, pengelolaan surat masuk dan keluar serta kearsipan.

12 2. Bertanggungjawab untuk menyusun dan mengimplementasikan program kerja Bagian Sekretariat sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL). 3. Mengawasi dan memberikan pelayanan dalam hal pengiriman surat intern maupun ekstern, surat-surat yang akan dikirim ke Perwakilan-Perwakilan maupun ke Realasi perusahaan. 4. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan arsip mulai dari penyimpanan, pengaturan hingga pemusnahan arsip. 5. Merawat dan memelihara arsip-arsip perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang tata cara korespondensi surat menyurat. 7. Mengadministrasikan surat-surat maupun dokumen yang berhubungan dengan bidang administrasi perusahaan. 8. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang dipimpinya. 9. Memberi saran- saran penyempurnaan sistem dan prosedur di dalam unit kerjanya kepada atasan langsung. 2.2.2 Struktur Organisasi Sekretariat Bagian Kesekretariatan berada di bawah pimpinan langsung bagian SDM dan Umum. Struktur pada Bagian Kesekretariatan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.

13 Sumber :Internal Perusahaan Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Bagian Kesekretariatan Berdasarkan pada gambar struktur diatas, berikut nama daftar karyawan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur : Tabel 2. 2 Daftar Nama Pegawai dan Jabatan Pegawai No Nama Jabatan 1 Sapto Pamungkas Kasubag Umum dan SDM 2 Soenarto Ajun Arsiparis 3 Nina Zani K. Ajun Arsiparis 4 Esga Putra P. Pelaksana Administrasi 5 M. Ichsan Udin Pelaksana Administrasi 6 Ana Kristiana Pelaksana Administrasi Sumber : Internal Perusahaan 2.2.3 Lokasi dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur memiliki 4 lantai, sedangkan Bagian Kesekretariatan berada di lantai 1 yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 96 98, Surabaya.

Gambar 2. 4 Denah Ruangan Bagian Kesekretariatan 14

15