PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

PENENTUAN PROFIL PERLAPISAN TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DI KOTA PONTIANAK

STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK

PERBAIKAN TANAH DASAR AKIBAT TIMBUNAN PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI N-SPT DI KOTA PONTIANAK. Dwi Eriyanto 1), Eka Priadi 2), Budhi Purwoko 2)

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

STUDI DAYA DUKUNG PONDASI TIANG TONGKAT BETON DENGAN TAPAK GRID

Kajian Daya Dukung Pondasi Abutment Jembatan Bawas Kabupaten Kubu Raya Andy Mahendra*,

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

ABSTRAK

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

KONSOLIDASI TANAH LUNAK DIBAWAH PENGARUH GEJALA ELEKTROOSMOSIS PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MODIFIKASI FORMASI ELEKTRODA.

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

STUDI PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK DENGAN PENGARUH GEJALA ELEKTROOSMOSIS

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DAN SPT. Gati Sri Utami Jurusan Teknik Sipil ITATS ABSTRAK

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil yaitu

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP PEKERJAAN GALIAN BASEMENT SWISS-BELHOTEL PONTIANAK

MODEL KORELASI ANTARA INDEKS KOMPRESI, CC, DENGAN INDEKS BATAS CAIR, LL, UNTUK TANAH LEMPUNG DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

STABILITAS ABUTMENT DI ATAS PONDASI SUMURAN DAN TIANG PANCANG PADA LAPISAN TANAH LEMPUNG LUNAK (STUDI KASUS JEMBATAN TODDOPPULI X MAKASSAR) (074G)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengertian teknik maka definisi tanah adalah akumulasi partikel mineral

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. prasarana dan sarana kota yang lengkap dan baik serta merupakan pusat utama

KAJIAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DI TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN ENSOFT

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH LEMPUNG LUNAK (SOFT CLAY), MENGGUNAKAN CERUCUK DENGAN VARIASI PANJANG DAN DIAMETER CERUCUK

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

BAB III DATA PERENCANAAN

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang

ANALISA DEFLEKSI LATERAL TIANG GRUP PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN SOFTWARE LPILE PLUS 4.0

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

Oleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung

BAB I. PENDAHULUAN...

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

PENGGUNAAN BAMBU PETUNG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KONSTRUKSI DINDING PENAHAN GALIAN PADA KONDISI TANAH NON KOHESIF

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK DI JEMBATAN S. CIMADUR BAYAH BANTEN. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Borobudur

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DENGAN METODA SPT, CPT, DAN MEYERHOF PADA LOKASI RENCANA KONSTRUKSI PLTU NAGAN RAYA PROVINSI ACEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Memprediksi Penurunan Tanah Dilapangan

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

Ahmad Marzuki (1), Muhammad Firdaus (1), Ilhami (1) dan Sidik Sutiasno (2)

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

Uji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile. Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR PADA TANAH BERBATU KERAS DI JEMBATAN TAYAN. Abstrak

Uji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile. Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

KAJIAN STABILITAS LERENG PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

KAJIAN EFISIENSI PADA KELOMPOK TIANG DENGAN KONFIGURASI 2 X 2. Herwin 1).., Eka Priadi 2)., Aprianto, M.Sc 2)

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

I. PENDAHULUAN. stabilitas lereng. Analisis ini sering dijumpai pada perancangan-perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat rendah dan mempunyai sifat mudah mampat jika terdapat beban yang

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

Transkripsi:

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK Andreas A an 1) Eka Priadi 2) Budhi Purwoko 2) Abstrak Penyusunan pemetaan ini dilakukan terhadap data sondir yang ada di Kota Pontianak, dimana dari data ini akan dipetakan konsistensi jenis tanah yang di wakili oleh parameter parameter yang di dapat dari data sondir. Skripsi ini menyajikan hasil analisa data sondir untuk mengetahui kondisi tanah di Kota Pontianak kemudian mendeskripsikan penyebaran konsistensi tanah yang ada di Kota Pontianak. Secara umum konsistensi tanah di Kota Pontianak menunjukan pada kedalaman 0 14 meter adalah tanah sangat lunak dan pada kedalaman 14 20 meter berkonsistensi tanah lunak. Kata Kunci: sondir, konsistensi tanah, daya dukung. 1. PENDAHULUAN Di dalam dunia rekayasa geoteknik, tanah memiliki peranan yang sangat penting. Selain sebagai penyangga, tanah dapat pula berfungsi sebagai bahan konstruksi itu sendiri. Beban suatu struktur akan diteruskan oleh pondasi ke tanah, dimana tanah diharapkan mampu mendukung beban tersebut. Perencanaan suatu konstruksi memerlukan beberapa data sifat phisik dan mekanis tanah yang diperoleh dari hasil penyelidikan tanah di lapangan maupun di laboratorium. Penyelidikan tanah dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa data tanah yang diperlukan, baik untuk perencanaan maupun untuk pelaksanaan. Adanya data tanah akan mempermudah perencanaan dan menganalisa sub-struktur (bagian bawah bangunan). Di samping itu, data yang diperoleh setidaknya dapat dijadikan pembanding, khususnya terhadap penyelidikan penyelidikan tanah yang sejenis. Tanah merupakan hal penting dalam sebuah konstruksi oleh karena itu kestabilan dan keamanan konstruksi tergantung pada kondisi pondasinya, dimana fungsi pondasi tersebut untuk meneruskan beban konstruksi ke bawah lapisan tanah yang berada di bawah pondasi.sebuah perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan, apabila melampaui kekuatan tanah maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi dimana kedua hal tersebut akan mengakibatkan kerusakan konstruksi oleh karena itu dalam merencanakan pondasi harus mengevaluasi daya dukung tanah. Batasan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : Data yang digunakan adalah data sekunder. Konsistensi tanah berdasarkan nilai qc pada tes sondir. Membuat peta konsistensi tanah berdasarkan nilai qc pada data sondir. 2. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Pengumpulan data sekunder. Sumber data untuk penelitian ini berasal dari dokumen pekerjaan penyelidikan tanah ( cone 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan 1

penetracion test) Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. Data yang diperoleh berupa data ringkasan hasil uji sondiryang ada di Kota Pontianak. Data tersebut merupakan hasil dari pekerjaan penyelidikan tanah oleh Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak yang lokasinya tersebar diseluruh wilayah Kota Pontianak dengan jumlah 84 titik sondir. 2.1. Analisa data Analisis data untuk mempetakan sebaran konsistensi tanah dari hasil uji sondir berdasarkan nilai Q c. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 2 Meter. Gambar 1. Peta konsistensi tanah kedalaman 2 Dari sebaran titik sondir pada kedalaman dua ( 2 ) meter yang di plotkan pada peta Kota Pontianak didapatkan bahwa pada kedalaman tersebut seluruh tanah yang ada di Kota Pontianak berkonsistensi tanah sangat lunak ( Very Soft ) dengan nilai Qc = 0 5 kg/cm 2. 2

3.2. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 4 Meter. Gambar 2. Peta konsistensi tanah kedalaman 4 Dari sebaran titik sondir pada kedalaman 4 meter didapatkan bahwa pada kedalaman tersebut seluruh tanah yang ada di Kota Pontianak berkonsistensi tanah sangat lunak ( Very Soft ) dengan nilai Qc = 0 5 kg/cm 2. 3.3. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 6 Meter. Gambar 3. Peta konsistensi tanah kedalaman 6 Sebaran titik sondir pada kedalaman 6 meter menunjukan bahwa sebaran konsistensi tanah mulai mengalami perubahan yakni adanya konsistensi tanah lunak ( Soft ) yang berada di Kecamatan Pontianak Barat, Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Selatan. Akan tetapi pada kedalaman ini masih lebih didominasi oleh tanah sangat lunak. 3

3.4. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 8 Meter. Gambar 4. Peta konsistensi tanah kedalaman 8 Konsistensi tanah pada kedalaman delapan ( 8 ) meter menunjukan adanya penurunan nilai konsistensi pada Kecamatan Pontianak Kota, hal ini dapat dilihat pada kedalaman enam meter di Kecamatan pontianak Kota sudah menunjukan adanya konsistensi tanah lunak akan tetapi pada kedalaman ini terjadi penurunan menjadi tanah sangat lunak kembali. Sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Barat dan Kecamatan Pontianak Selatan menunjukan sebaran tanah lunak sudah mulai meluas, akan tetapi pada kedalaman ini nilai konsistensinya masih merupakan tanah sangat lunak karena sebaran tanah sangat lunak masih sangat luas. 4

3.5. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 10 Meter. Gambar 5. Peta konsistensi tanah kedalaman 10 Kondisi tanah sangat lunak masih mendominasi dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Pontianak Tenggara, Kecamatan Pontianak Utara, Kecamatan Pontianak Timur dan Kecamatan Pontianak Selatan. Sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Barat dan Kecamatan Pontianak Kota sudah mulai terlihat sebaran tanah lunak dan tanah, hal ini menunjukan adanya perubahan signifikan dari tanah sangat lunak menjadi tanah lunak. Di Kecamatan Pontianak Selatan mengalami penurunan nilai konsistensi karena pada kedalamn delapan meter sudah menunjukan adanya tanah lunak tetapi pada kedalaman ini mengalami penurunan sehingga keseluruhan tanah yang ada di Kecamatan Pontianak Selatan berada pada kondisi tanah sangat lunak. 3.6. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 12 Meter. Gambar 6. Peta konsistensi tanah kedalaman 12 5

Pada kedalaman 12 meter penyebaran konsistensi tanah lunak sudah hampir merata di Kecamatan Pontianak Tenggara dan Kecamatan Pontianak Barat.Konsistensi tanah lunak juga mulai menyebar di Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Selatan. Khusus untuk Kecamatan Pontianak Tenggara yang berbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya mulai menunjukan adanya konsistensi tanah setengah kaku, akan tetapi pada kedalaman ini kondisi tanah yang ada di Kota Pontianak masih di dominasi oleh tanah sangat lunak. 3.7. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 14 Meter. Gambar 7. Peta konsistensi kedalaman 14 Sebaran pada kedalaman 14 meter menunjukan kondisi tanah merata pada konsistensi tanah lunak meskipun pada kedalaman ini masih ada sebaran tanah dengan nilai konsistensi tanah sangat lunak pada titik titik tertentu. Meskipun demikian masih terjadi penurunan nilai konsistensi hal ini terlihat pada Kecamatan Pontianak Tenggara yang pada kedalaman 12 meter sudah ada menujukan adanya tanah setengah kaku akan tetap pada kedalaman 14 meter menjadi tanah lunak. 6

3.8. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 16 Meter. Gambar 8. Peta konsistensi kedalaman 16 Sebaran titik sondir pada kedalaman 16 meter mulai menunjukan adanya konsistensi tanah setengah kaku yang terdapat pada Kecamatan Pontianak Barat, Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Selatan.Adapun pada kedalaman ini masih terdapat tanah sangat lunak yang ada di beberapa titik di semua kecamatan yang ada di Kota Pontianak.Pada kedalaman ini kondisi tanah lunak lebih merata di setiap Kecamatan yang ada di Kota Pontianak jadi dapat disimpulkan bahwa konsistensi tanah pada kedalaman 16 meter lebih di dominasi oleh tanah lunak. 3.9. Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 18 Meter. Gambar 9. Peta konsistensi kedalaman 18 7

Konsistensi tanah pada kedalaman 18 meter lebih di dominasi oleh tanah lunak,meskipun ada beberapa titik yang masih menunjukan tanah dengan konsistensi sangat lunak yang terlihat pada Kecamatan Pontianak Utara dan Kecamatan Pontianak Kota. Akan tetapi pada kedalaman ini masih terjadi penurunan nilai konsistensi hal ini terlihat pada Kecamatan Barat dan pada kedalaman ini pula terlihat konsistensi tanah setengah kaku yang terdapat pada Kecamatan Pontianak Tenggara dan Kecamatan Pontianak Kota. Meskipun demikian pada kedalaman ini nilai konsistensi tanah pada Kota Pontianak dapat di simpulkan berada pada konsistensi tanah lunak. 3.10.Analisa Pola Sebaran Nilai Konsistensi Tanah Pada Kedalaman 20 Meter. Gambar 10. Peta konsistensi kedalaman 20 Konsistensi tanah pada kedalaman ini mulai menunjukan adanya tanah sangat kaku, dan tanah kaku, hal ini terlihat di kecamatan Pontianak Kota, dan pada kedalaman ini menunjukan pula adanya penurunan tanah setengah kaku menjadi tanah lunak seperti yang terlihat pada Kecamatan Pontianak Tenggara.Pada kedalaman ini konsistensi tanah yang ada di Kota Pontianak berada pada kondisi tanah lunak, hal ini dapat dilihat pada Kec. Pontianak Barat, Kec. Pontianak Utara, Kec. Pontianak Selatan, Kec. Pontianak Tenggara dan Kec. Pontianak Timur yang menujukan konsistensi tanah lunak. Sehingga pada kedalaman 20 meter ini kondisi tanah di Kota Pontianak dapat simpulkan berada pada kondisi tanah lunak 8

4. KESIMPULAN Dari hasil yang dilakukan pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 4.1. Hasil pemetaan dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tanah berkonsistensi Sangat Lunak (Very Soft), dapat diuraikan sebagai berikut : Kecamatan Pontianak Barat, yaitu terdapat pada kedalama 0 10 Kecamatan Pontianak Kota, yaitu terdapat pada keddalaman 0 12 Kecamatan Pontianak Selatan, yaitu pada kedalaman 0 14 Kecamatan Pontianak Tenggara,yaitu terdapat pada kedalaman 0 14 Kecamatan Pontianak Timur, yaitu terdapat pada kedalaman 0 14 Kecamatan Pontianak Utara, yaitu terdapat pada kedalaman 0 14 b. Tanah berkonsistensi Lunak (Soft), yaitu : Kecamatan Pontianak Barat terdapat pada kedalaman 12 20 Kecamatan Pontianak Kota terdapat pada kedalaman 14 20 Kecamatan Pontianak Selatan terdapat pada kedalaman 14 20 meter Kecamatan Pontianak Tenggara terdapat pada kedalaman 14 20 Kecamatan Pontianak Timur terdapat pada kedalaman 14 20 Kecamatan Pontianak Utara terdapat pada kedalaman 14 20 c. Tanah berkonsistensi Kaku (Stiff) Tanah yang berkonsistensi seperti ini tidak merata di Kota Pontianak yakni hanya terdapat pada Kecamatan Pontianak Kota yakni pada kedalaman 20 Sedangkan untuk kecamatan lain yang ada di Kota Pontianak jenis tanah ini tidak mendominasi. d. Tanah berkonsistensi Sangat Kaku (Very Stiff) Untuk konsistensi tanah jenis ini hanya terdapat pada Kecamatan Pontianak Kota pada kedalaman 20 e. Tanah berkonsistensi Keras (Hard) jenis tanah ini tidak merata di Kota Pontianak dan tidak menyebar, jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Pontianak Kota pada kedalaman 20 1. Umumnya kondisi tanah di Kota Pontianak berkonsistensi sangat lunak ( Very Soft ). 2. Peta yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai pedoman perencanaan teknis awal seperti untuk menghitung daya dukung tanah, klasifikasi tanah. 3. Dari hasil pemetaan dapat di pakai sebagai pedoman untuk menentukan jenis pondasi yang akan digunakan dan memperkirakan biaya. 9

4. Dari hasil pemetaan didapat bahwa konsistensi tanah yang ada di Kota Pontianak lebih di dominasi oleh tanah sangat lunak, hal ini menyebabkan setiap konstruksi yang akan di dirikan harus menggunakan tiang pancang untuk menambah daya dukung tanah tersebut. 5. SARAN Dari keseluruhan rangkaian penelitian ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut: Bagi setiap bangunan yang akan didirikan hendaknya perlu dilakukan penyelidikan tanah yang mendetail dan lengkap. Nilai konus yang diperoleh dengan alat sondir ini tidak dapat disamakan dengan daya dukung tanah yang bersangkutan. Nilai konus merupakan angka empiris yang mungkin dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat sifat lain dari tanah tersebut. Dalam kaitannya untuk mengevaluasi karakteristik tanah, hasil dari uji sondir ini masih harus didukung oleh data pengeboran dan hasil uji laboratorium. Hasil dari uji sondir dapat dijadikan acuan dalam penentuan jenis tanah berikutnya dan sangat membantu dalam penentuan kedalaman pengeboran serta pengujian lapangan lainnya. 6. DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph E,haninim, Johan K. 1991. Sifat Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi kedua.erlangga. Jakarta. Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah (Prinsip Prinsip Rekayasa Geoteknik). Jilid 1.Erlangga. Jakarta. Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip Prinsip Rekayasa Geoteknik). Jilid 2.Erlangga. Jakarta. Herwin, 2004. Hubungan Nilai Tekanan Ujung (Q c) Dengan Unconfined Compression Test Pada Tanah Lermpung (Sampai Kedalaman 8 Meter) Di Kecamatan Pontianak Timur. Skripsi. Universitas Tanjungpura. Fakultas Teknik. Pontianak. Irwan, Muhamad Djoko Soelarno. 1993. Korelasi Hasil Uji Sondir Dengan Jenis Dan Parameter Tanah Di beberapa Daerah Di Indonesia. Tesis.ITB. Fakultas Teknik. Bandung. Januardi, Agung. 2001. Study Analisis Korelasi Hasil Uji vane Shear Terhadap Beberapa Parameter Fisik Dan Mekanis Tanah Lempung Di Kota Pontianak. Skripsi. Universitas Tanjungpura. Fakultas Teknik. Pontianak. 10

Sanyoto, P. dan P. E. Pieters. 1993. Geologi lembar Pontianak/Nangataman, Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Siswadi, Sanjaya. 2003. Aplikasi Data Sondir Dalam Mengevaluasi Kondisi Tanah Di Kota Pontianak.Skripsi. Universitas Tanjungpura. Fakultas Teknik. Pontianak. Wahdah, 2000. Karakteristik Fisik Dan Gesekan Tanah Lempung Di Kotamadya Pontianak Terhadap kedalamannya Skripsi. Universitas Tanjungpura Fakultas Teknik. Pontianakk. 11