Ariesta Marsitho Nugrahawan F

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di berbagai bidangpun semakin ketat termasuk dalam bidang industri. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diinginkan oleh semua perusahaan. Semakin banyak pegawai yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting saat ini bahkan dimasa yang akan datang, karena perusahaan tidak akan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN. Naskah Publikasi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

NURDIYANTO F

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi individu itu sendiri. Kekhawatiran individu akan hasil yang ada akan sangat mempengaruhi performansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rena Marliana F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sering diabaikan sebagai asset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu bentuk dari organisasi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat dicapai dengan peningkatan potensi sumber daya manusia yang ada. memuaskan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melakukan seleksi ketika akan merekrut karyawan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini menuntut sikap profesionalisme dalam segala

BAB I. Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata dan sebagai kota pelayanan dengan perkembangannya diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh motivasi dan disiplin

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerja harus dijaga dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KOMPETISI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap karyawan berharap agar sukses atau berhasil dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. Namun hasil dari setiap aktivitas yang dilakukan belum tentu memuaskannya. Hal ini disebabkan kesuksesan atau keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sering dan menjadi persoalan dalam pekerjaan adalah stres kerja atau tekanan kerja. Sejalan dengan ini, Hardjana (1994) mengatakan bahwa stres merupakan pengalaman pribadi, subjektif, dan orang per orang. Stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi orang lain. Apabila individu yang mengalami stres mempunyai penyesuaian yang baik, maka individu tersebut akan berhasil mengatasi stres yang dialaminya. Tetapi, jika penyesuaian individu terhadap stres tidak baik, maka individu tersebut dapat terganggu kehidupannya. Pada umumnya orang beranggapan bahwa stres hanya membawa akibat negatif bagi perusahaan, namun stres sesungguhnya mengandung sisi negatif maupun positif. Menurut Robbins (1996), sisi negatif stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala merugikan seperti sulit tidur, sakit kepala, mual, lelah, dan lekas marah. Jika dibiarkan terus-menerus akan membuat sakit dan kerusakan-kerusakan pada fungsi fisik dan psikologis. Hal tersebut tentu saja sangat merugikan baik itu bagi karyawan maupun bagi manajemen perusahaan secara keseluruhan. Selye (1996) menjelaskan bahwa stres yang bersifat positif disebut eustress. Eustress mendorong manusia untuk lebih berprestasi, lebih tertantang untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang dihadapinya, meningkatkan produktivitas kerja, dan lain-lain. Stres yang berlebihan dan bersifat merugikan disebut distress. Distres menimbulkan berbagai macam gejala yang umumnya merugikan kinerja seseorang. Gejala-gejala distress melibatkan baik kesehatan fisik maupun psikis. Beberapa contoh distress antara lain adalah: gairah kerja menurun, sering membolos atau tidak masuk kerja, tekanan darah tinggi, gangguan pada alat pencernaan, dan lain sebagainya. Stres merupakan aspek alamiah dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan seseorang. Stres juga dapat terjadi dalam setiap jajaran yang ada dalam perusahaan, baik pekerja, staf maupun pimpinan perusahaan, yang sering disebut dengan istilah stres kerja. Schuler (1997) menyatakan stres kerja merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan atau tertekan yang berhubungan dengan faktor-faktor dalam pekerjaan yang saling mempengaruhi dan mengubah keadaan psikologis dan fisiologis karyawan. Stres kerja dapat bersifat potensial dan nyata. Bersifat potensial yaitu apabila tekanan itu dirasakan sebagai akibat interaksi antara karyawan dengan lingkungannya, dan stres kerja yang bersifat nyata apabila orang bereaksi terhadap stres tersebut. Meskipun demikian, terjadinya stres kerja pada karyawan di dalam perusahaan, terkadang mempunyai potensi untuk pengembangan perusahaan. Misalnya, terjadinya persaingan yang sehat antar kelompok, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Namun, bila dilihat pada kenyataan yang ada, stres kerja umumnya menimbulkan masalah yang dapat mengganggu jalannya aktivitas perusahaan. Apabila stres kerja telah mencapai tarap antagonis tertentu pada diri karyawan, maka dapat berakibat turunnya kinerja dan produktivitas kerja perusahaan tersebut (Anoraga, 2001).

Menurut Norkiah (Zaenal, 2003) tekanan kerja banyak dialami oleh karyawan perusahaan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Ibrahim (Zaenal, 2003) yang menyatakan ada korelasi negatif yang signifikan antara tekanan kerja dengan kepuasan kerja pada pekerja ladang sawit. Adi (2000) penelitiannya tentang stres atau tekanan kerja memberikan hasil bahwa umumnya intensitas stres yang sangat tinggi berpengaruh negatif terhadap kinerja pengusaha. Tetapi harus dipertimbangkan pula sumber utama stres atau stressor dan cara mengatasi stres atau coping stress. Didukung pendapat Bahrul (2003) dalam penelitiannya memaparkan bahwa stresor pada karyawan cukup bervariasi, berdasarkan urutannya lima stresor terbesar adalah: 1) beban kerja berlebih sebesar 82,2%; 2) pemberian upah yang tidak adil 57,9%; 3) kondisi kerja 52,3% ; 4) beban kerja kurang 48,6%; 5) tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan 44,9%. Berdasarkan data di atas jadi stresor pekerjaan yang utama adalah beban kerja berlebih. Stresor kedua pemberian upah yang tidak adil, merupakan stresor yang penting bagi perawat, karena stresor ini tidak terdapat pada penelitian sebelumnya. Ulasan Bahrul (2003) tidak menyebutkan bahwa kepemimpinan secara langsung berkaitan dengan tekanan kerja. Namun tidak diikutkannya karyawan dalam pengambilan keputusan 44,9% merupakan salah satu penyebab terjadinya tekanan kerja. Hal ini menarik untuk diteliti karena keikutsertaan karyawan dalam pengambilan keputusan seringkali adalah kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan. Masalah-masalah akan timbul dalam lingkungan perusahaan apabila hubungan kerjasama serta pola kepemimpinan terhadap karyawan tidak harmonis, sehingga menyebabkan, karyawan bekerja tidak optimal, timbulnya kasus-kasus indisipliner kerja dan pada keadaan lebih lanjut akan menyebabkan tingginya angka keluar karyawan dari

pekerjaannya. Hal-hal semacam ini akan membawa pengaruh yang sangat buruk bagi pertumbuhan serta jalannya suatu organisasi. Tekanan kerja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu gaya kepemimpinan pemimpin di tempat kerja. Salah satu gaya atau tipe kepemimpinan adalah otoriter. Menurut Kartono (1986) gaya pemimpin yang otoriter ditandai dengan ciri-ciri sikap pemimpin yang kaku dan keras dalam menerapkan peraturan-peraturan maupun disiplin, bersikap memaksa dengan selalu menuntut kepatuhan karyawan, agar bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh pemimpin. Berbagai sikap pemimpin menurut apa yang dianggap terbaik oleh mereka sendiri, diantaranya adalah dengan hukuman dan sikap acuh tak acuh, sikap ini dapat menimbulkan ketegangan dan ketidaknyamanan, sehingga memungkinkan kericuhan di dalam perusahaan. Pada dasarnya gaya kepemimpinan otoriter memusatkan kekuasaan dan keputusan pada diri sendiri. Pemimpin memegang wewenang sepenuhnya dan memikul tanggung jawab sendiri. Para bawahanya hanya diberi informasi secukupnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin. Hal ini menyebabkan bawahan atau karyawan menganggap bahwa kurangnya kesempatan yang diberikan atasan untuk mengembangkan karir pegawai yang bersangkutan memunculkan sikap tidak bersemangat serta mengurangi pemahaman untuk bertanggung jawab dalam meningkatkan prestasi dan karir kerjanya dimasa yang akan datang. Dalam hal ini semakin lama karyawan atau bawahan menerima kepemimpinan yang bersifat otoriter, maka akan semakin mengalami tekanan kerja yang berat. Beberapa permasalahan tekanan kerja yang dialami oleh karyawan PT. Sari Warna Asli Group Karanganyar dan berkaitan dengan pola kepemimpinan yang

diterapkan antara lain keputusan pimpinan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas pada sejumlah karyawan.. Pemasalahan lain diungkapkan oleh salah seorang karyawan perusahaan adalah mengenai tugas yang seharusnya dilakukan secara berkesinambungan dengan koordinasi antar kepala divisi, ternyata dalam pelaksanaan tidak sesuai dengan perencanaan, dimana pimpinan mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan devisi atau unit kerja lain. Selain itu pula kadang terjadi sanksi dari pimpinan pada karyawan yang diduga melakukan tindak pelanggaran disiplin, namun sanksi tersebut tidak disertai dengan bukti atau fakta yang jelas sehingga ada dugaan tindakan tersebut hanya ingin menjatuhkan karyawan yang dilaporkan. Kondisi ini menyebabkan tekanan kerja yang dialami karyawan akan semakin berat. Tekanan batas waktu yang harus dipenuhi dalam mencapai target kerja juga menjadi permasalahan bagi karyawan, ditambah dengan beban kerja yang berlebihan Hal ini dapat menyebabkan tekanan kerja yang dirasakan karyawan semakin tinggi. Informasi yang penulis peroleh dari salah satu karyawan perusahaan berkaitan dengan tekanan kerja adalah beban berat pekerjaan yang harus ditanggung karyawan bagian produksi terutama pada jam lembur. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakstabilan tenaga kerja dan peningkatan biaya untuk perekrutan karyawan baru, pengelolaan dan pengembangan karyawan Karyawan yang pindah kerja tesebut disebabkan oleh banyak faktor, selain faktor pribadi, sifat dari kondisi kerja dan kecilnya upah, dapat disebabkan pula gaya kepemimpinan yang diterapkan. Kondisi-kondisi tersebut akan membuat karyawan atau pekerja merasa dikecewakan dan tidak dihargai sehingga dapat menyebabkan karyawan meninggalkan perusahaan dimana ia bekerja.

Diharapkan karyawan memiliki persepsi yang positif terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan diperusahaan, kenyatannya karyawan yang ada dalam suatu perusahaan atau organisasi tentunya memiliki sebuah persepsi yang berbeda-beda terhadap gaya kepemimpinan atasannya baik itu otoriter maupun demokratis. Khusus dalam persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter anggota organisasi/karyawan adalah bagaimana karyawan menafsirkan dan menilai gaya kepemimpinan yang telah dibentuk berdasarkan sikap dan perilaku pimpinan yang bertindak tegas, keras, sepihak, tertutup pada kritik dan saran, mengancam setiap pelanggaran atau kesalahan anggota organisasi dangan sanksi/hukuman yang berat, tidak mengikutsertakan dan tidak memperbolehkan bawahan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan tidak mentoleransi terjadinya penyimpangan. Berdasarkan ulasan di atas, maka timbul suatu rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja? Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, penulis ingin menguji secara empirik dengan melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Ingin mengetahui hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan 2. Ingin mengetahui seberapa besar peran persepsi gaya kepemimpinan otoriter terhadap tekanan kerja pada karyawan

3. Ingin mengetahui sejauhmana persepsi subyek penelitian terhadap gaya kepemimpinan otoriter. 4. Ingin mengetahui sejauhmana tekanan kerja pada karyawan. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi pimpinan PT. Sari Warna Asli Group Karanganyar Bagi pimpinan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan khususnya upaya pengembangan perusahaan dengan menerapkan pola kepemimpinan yang mampu meminimalkan tekanan kerja demi pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. 2. Bagi karyawan PT. Sari Warna Asli Group Karanganyar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan, sehingga subjek penelitian atau karyawan dapat mengendalikan tekanan kerja yang dirasakan dengan cara mengembangkan persepsi yang positif terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan. 3. Bagi Personalia PT. Sari Warna Asli Group Karanganyar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan sehingga personalia dapat mengusahakan agar karyawan tidak mengalami tekanan kerja terlalu berat yang dapat menganggu produktivitas kerjanya.

4. Bagi ilmuwan psikologi khususnya bagi para ilmuwan psikologi penelitian ini menambah wawasan terhadap bidang psikologi, khususnya psikologi industri yang berkaitan dengan hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan 5. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan perluasan cakrawala pada ilmu pengetahuan, khususnya pada disiplin ilmu psikologi industri tentang persepsi terhadap gaya kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan sehingga dapat dipakai sebagai bahan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya. 6. Bagi pemerintah Khususnya Departemen Tenaga Kerja Bagi pemerintah khususnya Departemen Tenaga Kerja hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi mengenai keterkaitan tekanan kerja dan berpikir positif dengan kepuasan kerja sehingga pemerintah diharapkan turut membantu memberikan solusi yang tepat bagi karyawan maupun perusahaan yang mengalami permasalahan