BAB I PENDAHULUAN. mereka. 2 Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta, Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan pendidikan merupakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga formal inilah yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm 104.

Transkripsi:

mereka. 2 Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju kearah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, tidak dibatasi dengan tembok sekolah dan juga sempitnya waktu belajar dikelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja manusia mau dari mampu melakukan proses penddidikan. Hal ini sejalan dengan hadist Nabi yang berbunyi: Yang artinya: carilah ilmu dari ayunan sampai keliang kubur (lahad) (H.R. Abu Abdul Bar). 1 Berdasrkan hadist ini bahwa pendidikan manusia tidak dibatasi dengan waktu, dimanapun berada manusia dapat mengenyam pendidikan, baik itu di daerahnya maupun di luar daerahnya, dan pendidikan itu tidak dibatasi dengan umur dan waktu. Mulai dari kecil, remaja, dewasa hingga orang tua, manusia diharuskan belajar menuntut ilmu pengetahuan, mendapatkan pendidikan yang sekiranya dapat menunjang dan membantu dalam kelangsungan hidup dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung 1 Ahmad Falah, Hadist Tarbawi, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm 2 2 Ibid, hlm 16 1

2 maslah-maslah yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam hal ini masingmasing negara menentukan sendiri dasar dan tujuan pendidikan di negaranya. Secara umum tujuan akhir dari pendidikan ialah mendidik anak agar berguna bagi dirinya sendiri serta berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negaranya. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam pendidikan islam adalah membentuk insan kamil, yakni manusia paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual sekaligus. Tujuan seperti ini tidak mugkin terwujud tanpa adanya komponen-komponen sekolah. Menurut Mulyasa, bahwa sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan. 3 Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan intraksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 4 Dalam tujuan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu merubah dirinya dengan acuan pelajaran yang baru saja didapatkan. Belajar disini mempunyai maksud agar sesuatu yang belum diketahui akan didapat didalamnya. 5 Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi pelajar sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan perkataan lain proses belajarmengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru yang menciptakan suasana belajar dan pelajar yang memberi respon terhadap usaha guru tersebut. 6 3 Joko susilo, Kurikulum tingkat satuan pendidikan (manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekolah menyongsongkannya), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm 50 4 Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Reneka Cipta, 2002, hlm 82 5 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar Pembelajaran Menigkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai StandarNasional, Yogyakarta, Teras, 2013, hlm 12 6 Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Departemen Agama Repuplik Indonesia, 2001, hlm 88

3 Dalam proses pendidikan Islam, model dan metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Karena penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. 7 Dalam upaya memperhatikan reformasi pembelajaran yang sedang berkembang di Indonesia. Saat ini para guru atau calon seorang guru banyak ditawari dengan aneka pilihan metode pembelajaran namun jika para guru mampu memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses pembelajaran, maka pada dasarnya gurupun dapat secara kreatif untuk mencoba dan mengembangkan metode pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata ditempat kerja masing-masing. Sehingga akan muncul metode-metode pembelajaran versi guru yang bersangkutan,yang tentunya akan semakain memperkaya khasanah metode pembelajaran yang telah ada. 8 Seiring dengan tanggung jawab profesionalisme pengajar dalam proses pembelajaran. Maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tentunya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik, rekayasa proses pembelajaran dapat didesain guru sedemikian rupa. Idealnya pendekatan pembelajaran untuk siswa pandai harus berbeda dengan kegiatan siswa berkemampuan sedang atau kurang, karena setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap model pembelajaran tidak bisa diabaikan.madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan bertanggung jawab atas keberhasilan dibidang pendidikan. Untuk keberhasila proses pendidikan itu diperlukan adanya keharmonisan kerjasama antar komponen yang ada didalamnya. Komponen tersebut adalah guru, siswa, bahan atau materi, alat atau media, dan metode. Metode diperlukan evaluasi untuk 7 Ismail, Sterategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang, Rasal Media Grop, 2008, hlm 2 8 Abdul Majid, Sterategi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2013, hlm 1

4 menilai siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru untuk memiliki tujuan yang hendak akan dicapai. Dari uraian di atas metode yang utama dalam belajar sehingga dapat membentuk anak atau peserta didik menjadi manusia yang manusiawi. 9 Tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan metode-metode yang sesuai. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya haruslah disesuaikan dengan tuntutan peserta didik, guru harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada peserta didiknya mudah diterima. Tidaklah cukup dengan bersikap lemah lembut saja, gurupun harus memikirkan metode-metode yang akan digunakan, seperti memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas penggunaan metode dan sebagainya. Untuk itu seorang guru dituntut agar mempelajari berbagai metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita, mendemonstrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan, dan sebagainya. Tidak terkecualai dalam mengajarkan mata pelajaran Qur,an Hadist di Madrasah Aliyah Futuhiyah Jeketro Grobohan. Qur,an Hadist adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang terkandung dalam ayat-ayat Al-qur,an dan Hadist-hadist Nabi yang kemudian menjadi dasr pandangan hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, selain dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan, gurupun harus mempunyai model pembelajaran yang ideal dengan materi yang akan disajikan seperti: pendekatan, sterategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang akan digunakan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dari berbagai unsur diatas, guru juga harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, agar dapat memacu belajar siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu penguasaan dari berbagai metode pembelajaran menjadi bekal bagi guru untuk mentransfer pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill) dan internalisasi 9 Helmawati, Pendidikan Keluarga, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm 193

5 nilai-nilai (volues) berkaitan dengan mata pelajaran yang diampunya secara efektif dan efesien. Selain itu guru harus menguasai faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran diantaranya: tujuan yang hendak dicapai, peserta didik, bahan pelajaran, fasilitas, situasi, partisipasi, guru, dan kebaikan dan kelemahan metode tertentu. 10 Dalam suatu pembelajaran terkadang guru menemui beberapa permasalahan, khususnta dalam pengajaran pendidikan agama islam yaitu bagaimana cara menyajikan materi kepada peserta didik secara baik sehingga dapat diperoleh dengan hasil yang efesien dan efektif. Disamping itu masalah lainnya yang sering kali dijumpai adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode bembelajaran sebagai upaya peningkatan mutu pelajaran secara baik. 11 B. Fokus Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan penelitian pada masalah: 1. Implementasi metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an Hadist kelas XII di MA Futuhiyah Jeketro Grobogan, dimana dalam metode resitasi terdapat beberapa fase diantaranya: Fase pemberian tugas, langkah-langkah pemberian tugas, fase pertanggung jawaban. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an hadist Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan? hal 31 10 Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, jakarta, 2005, hlm 12 11 M. Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2001,

6 2. Kendala apa yaang dihadapi pada penerapan metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an hadist Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan? 3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala pada penerapan metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an hadist Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui implementasi metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa padapembelajaran Qur an hadist kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan. 2. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi pada penerapan metode resitasi dalam menigkatkan kreativitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an hadist kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan. 3. Untuk mengetahui usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala pada penerapan metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa pada pembelajaran Qur an hadist Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini sangat diharapkan akan memberikan manfaat kepada MA Futuhiyah Jeketro Grobogan, baik yang secara teoritis maupun secara praktis, yaitu : 1. Secara teoritis Penelitian ini dapat melengkapi referensi dan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi semua pihak, Khususnya dapat memberikan dan memperkaya khasanah tentang metode resitasi dalam menigkatkan kreatifitas belajar siswa

7 2. Secara Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan manajerial sekolah khususnya dalam menigkatkan kualitas sekolah. b. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendidik para peserta didiknya. c. Bagi Peserta Didik Dapat menambah semangat peserta didik dalam belajar agar dapat menigkatkan kreativitas belajar peserta didik pada mata pelajaranqur an hadist.