Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Juli 2017
OUTLINE I. Inklusi dan Literasi Keuangan II. Pembentukan TPAKD III. Program Kerja TPAKD Provinsi DKI Jakarta dan Banten 2
I. Inklusi dan Literasi Keuangan 3
1. DEFINISI INKLUSI KEUANGAN Inklusi keuangan (financial inclusion) merujuk pada jumlah orang yang menjadi nasabah atau pengguna produk/jasa keuangan di Indonesia. Lembaga Jasa Keuangan : Perbankan Pasar Modal IKNB Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Bank Umum Konvensional Syariah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Syariah Org. Regulator Mandiri (Self Regulatory Org-SRO) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Perusahaan Efek Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi Lembaga Penunjang Biro Administrasi Efek (BAE), Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek Asuransi Konvensional & Syariah Dana Pensiun Lembaga Pembiayaan Konvensional & Syariah Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Konvensional & Syariah Badan Kredit Desa Badan Kredit Kecamatan Baitul Maal Wat Tamwil Baitul Tamwil Muhammadiyah Credit Union Kelompok Usaha Bersama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dll. Simpan Pinjam Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Diawasi oleh Kementrian Koperasi dan UMKM 4
2. PENTINGNYA INKLUSI DAN LITERASI KEUANGAN INKLUSI KEUANGAN lebih baik dalam memulai dan mengembangkan usaha melakukan investasi dalam pendidikan mengelola risiko dan menyerap kerugian keuangan MENGURANGI KEMISKINAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Literasi keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan dalam hal keuangan Semakin tinggi literasi keuangan, semakin tinggi pula pemahaman terhadap kondisi keuangan, produk/jasa keuangan yang ditawarkan, serta tingkat risk dan return dari suatu produk/jasa keuangan/ investasi. Sehingga, pengambilan keputusan investasi dan pengelolaan keuangan pribadi dapat memberikan manfaat yang lebih baik. 5
3. TUJUAN DAN ARAH PENGEMBANGAN SJK INDONESIA KONTRIBUTIF Mengoptimalkan peran SJK dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional STABIL Menjaga stabilitas system keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan INKLUSIF Mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan ENABLER Pemenuhan kualitas SDM Pemanfaatan TI dalam Kegiatan di SJK PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH Menguatkan fungsi dan peran BPD, BPR dan LKM dalam mendukung perekonomian daerah Mendorong pemanfaatan pasar modal bagi pengembangan ekonomi daerah serta perluasan program penjaminan bagi pendanaan ekonomi daerah PERLUASAN AKSES KEUANGAN DAN PENGUATAN PERLINDUNGAN KONSUMEN Mengembangkan produk dan/atau layanan keuangan mikro Memperluas akses pendanaan dan/atau pembiayaan untuk UMKM Mengembangkan layanan keuangan tanpa kantor dan perluasan jalur distribusi bagi produk jasa keuangan Memperluas kegiatan inklusi keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat Meningkatkan perlindungan konsumen Memperkuat penanganan pengaduan konsumen di SJK Memperkuat regulasi edukasi dan perlindungan konsumen 6
4. GLOBAL FINANCIAL INCLUSION INDEX 2011 & 2014 High Income OECD 92% 94% Middle East & North Africa 12% 14% Central Asia & Europe 50% 51% East Asia &Pasific 42% 69% Indonesia termasuk salah satu Negara yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal inklusi keuangan : 20% di tahun 2011 menjadi 36% di 2014, meskipun masih jauh di bawah Findex global sebesar 62%. Sub Saharan Africa 12% 34% Latin America & Carribean 40% 51% South Asia 22% 46% WORLD 51% 62% + 700jt Indonesia 20% 36% Sumber: World Bank, Global Financial Inclusion Index (2011,2014) 7
5. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN INDEKS INKLUSI Nasional INDEKS LITERASI Nasional 2013 2016 2013 2016 59.74% 67.82% 21,84% 29.66% INDEKS SYARIAH Nasional 8.11% 11.06% Masih terdapat gap antara indeks inklusi (67,82%) dibandingkan dengan indeks literasi (29,66%). Hal ini mengindikasikan masih terdapat masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan namun belum sepenuhnya memahami produk dan jasa keuangan tersebut. Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 8
6. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN Indeks Literasi Keuangan - Sektoral Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Survei 2016 Survei 2013 Indeks Inklusi Keuangan - Sektoral Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Survei 2016 Survei 2013 Perbankan memiliki indeks literasi dan inklusi paling tinggi dibandingkan dengan sector lainnya secara umum. Namun demikian, pada sector lainnya tingkat literasi lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inklusi yang menunjukkan bahwa masyarakat belum memanfaatkan layanan jasa keuangan dimaksud meskipun memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik. Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 9
7. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SYARIAH Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional Gap antara indeks inklusi dan literasi masyarakat terhadap jasa keuangan syariah jauh lebih kecil dibandingkan dengan gap antara indeks inklusi dan literasi secara umum. Pemanfaatan dan pemahaman masyarakat terhadap jasa keuangan syariah juga masih didominasi oleh layanan perbankan. 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% Indeks Inklusi Syariah Indeks Literasi Syariah Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 10
8. INDEKS LITERASI - INKLUSI KEUANGAN PROVINSI 11
9. INDEKS LITERASI - INKLUSI KEUANGAN SYARIAH PROVINSI 12
II. Pembentukan TPAKD 13
9. LATAR BELAKANG DAN PERAN TPAKD ARAHAN PRESIDEN RI MENOPANG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DAERAH PROGRAM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN Pertemuan FEG tanggal 15 Januari 2016 di Istana Negara Belum adanya forum koordinasi terkait akses keuangan di daerah Literasi dan inklusi Keuangan masih rendah: SNLKI: (21,8%, 59,7%), Findex: 36% (akses keuangan sektor formal) Pembiayaan UMKM dari LJK masih relatif rendah (kredit perbankan untuk UMKM: 18,1%) TIM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN DAERAH (TPAKD) Adalah forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. 14
10. TUJUAN TPAKD Mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas- luasnya kepada masyarakat dalam rangka mendukung perekonomian daerah Mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat di daerah. Melakukan koordinasi di antara satuan kerja perangkat daerah bekerjasama dengan SKPD wilayah Mendorong LJK untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan ekonomi daerah Menggali potensi ekonomi daerah yangdapat dikembangkan dengan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan Mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerah dalam rangka memperluas penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM, usaha pemula (start up business) dan sektor prioritas lainnya. 15
11. TUGAS TPAKD Mengevaluasi dan mengidentifikasi permasalahan terkait akses keuangan di daerah. Merumuskan rekomendasi kebijakan terkait dengan program percepatan akses keuangan di daerah. Mengevaluasi pelaksanaan program percepatan akses keuangan di daerah Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah untuk menjawab peluang dan tantangan akses keuangan masyarakat di daerah tersebut. Mengkoordinasikan kegiatan atau program akselerasi akses keuangan di daerah. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan program terkait peningkatan akses keuangan daerah. Melakukan sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat dan stakeholders terkait program literasi dan inklusi keuangan. Melakukan pertemuan koordinasi TPAKD minimal 4 (empat) kali dalam setahun. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas TPAKD setiap 6 bulan sekali. 10 Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas TPAKD kepada Gubernur/Bupati/Walikota setiap 6 bulan sekali. 16
III. Program Kerja TPAKD Provinsi DKI Jakarta dan Banten 17
12. PROGRAM KERJA TPAKD DKI JAKARTA SASARAN UTAMA Peningkatan Percepatan Akses Keuangan di Daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera PROGRAM KERJA TARGET 1. Gerakan Rusun Menabung 2. Pemberdayaan PKL melalui penyaluran kredit UMKM 3. LAKU PANDAI di Kepulauan Seribu 1. Peningkatan Penghimpunan dan Penyaluran Dana di Masyarakat 2. Peningkatan pemahaman dan literasi masyarakat terhadap jasa keuangan 3. Pengembangan potensi ekonomi daerah 4. Penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM, usaha pemula dan sektor prioritas lainnya 18
13. PROGRAM KERJA TPAKD BANTEN SASARAN UTAMA Peningkatan Percepatan Akses Keuangan di Daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera PROGRAM KERJA TARGET 1. Pengembangan Sistem Keuangan Daerah 2. Peningkatan Akses Keuangan Syariah 3. Ketahanan Pangan 4. Pemberdayaan UMKM 1. Meningkatkan peran LJK milik Provinsi dan Pemda dalam pembangunan ekonomi 2. Peningkatan Kesadaran dan akses Masyarakat terhadap produk dan pelayanan keuangan syariah 3. Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani dan Nelayan 4. Penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM 19
TERIMA KASIH 20