Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

Sosialisasi. Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

Rencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

BAB I PENDAHULUAN. keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini lebih dipergunakan atau ditujukan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

JENIS DAN BESARAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN JENIS PUNGUTAN SATUAN BESARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Otoritas Jasa keuangan: Dukungan atas Kewenangan Peradilan Agama dalam Menangani Sengketa Ekonomi Syariah

Term of References Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) Perluasan Akses Keuangan Melalui Pembiayaan Mikro

Otoritas Jasa Keuangan: Membuka Akses dan Melindungi Konsumen Keuangan. Muliaman D Hadad

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

POKOK-POKOK PENGATURAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51/POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

Pasar Uang dan Pasar Modal

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Industri Keuangan Non-Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Dukungan OJK dalam Membangun Perekonomian Indonesia. Deputi Komisioner Pengawasan IKNB 2 Otoritas Jasa Keuangan Jakarta 3 Mei 2016

CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PRACTICAL CHALLENGE IN IMPLEMENTING PSAK 28, PSAK 36, PSAK 62 AN EXTERNAL AUDITOR PERSPECTIVE PENDAHULUAN

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

IMPLEMENTASI STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA. Oleh: Dr. Agus Sugiarto Direktur Literasi dan Edukasi, Otoritas Jasa Keuangan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014

BAB I PENDAHULUAN. keuangan menjadi program penting yang dilakukan oleh negara-negara di

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/234/KPTS/013/2016 TENTANG TIM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Pengenalan Terhadap Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) Jakarta, 5 Oktober 2016

Informasi dalam buku ini bersumber dari National Strategy for Financial Inclusion Fostering Economic Growth and Accelerating Poverty Reduction

Boks 3 Memperkuat Daya Saing dan Kelembagaan Bank Pembangunan Daerah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

BAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan berperan penting dalam proses kelancaran sistem keuangan.

Kompilasi Statistik Pasar Modal, 2014

BAB V PENUTUP. banking di perbankan syariah dalam mencapai financial inclusion dengan studi

STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA (Revisit 2017)

Sambutan Ketua Umum IBI Seminar e-money sebagai Sarana untuk Mengembangkan Literasi Keuangan 8 Mei 2014, Hotel Four Seasons, Jakarta

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA s ECONOMY AND THE PROSPECT FOR BANKING INDUSTRY IN Desember 2015

SEKILAS MENGENAI LAYANAN KEUANGAN MIKRO (LAKU MIKRO) DI INDONESIA

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

ASEAN-CHINA Free Trade Area (ACFTA).

2017, No mengikat untuk seluruh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

Keuangan Inklusif dan Penanggulangan Kemiskinan

POINTERS SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN KICK-OFF PROGRAM JARING OJK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

TINJAUAN KEBIJAKAN INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA

Pengenalan Tugas dan Fungsi OJK & Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN MENTERI DALAM NEGERI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH GUBERNUR BANK INDONESIA

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL INDONESIA

SISTEM KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA

Berita Pers Pengembangan Infrastruktur KSEI untuk Pasar Modal yang Lebih Efisien dan Teratur

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.

Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Lembaga Perbankan dan Sistem Lembaga Keuangan Non-Bank. keuangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2014 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

Otoritas Jasa Keuangan

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

Transkripsi:

Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Juli 2017

OUTLINE I. Inklusi dan Literasi Keuangan II. Pembentukan TPAKD III. Program Kerja TPAKD Provinsi DKI Jakarta dan Banten 2

I. Inklusi dan Literasi Keuangan 3

1. DEFINISI INKLUSI KEUANGAN Inklusi keuangan (financial inclusion) merujuk pada jumlah orang yang menjadi nasabah atau pengguna produk/jasa keuangan di Indonesia. Lembaga Jasa Keuangan : Perbankan Pasar Modal IKNB Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Bank Umum Konvensional Syariah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Syariah Org. Regulator Mandiri (Self Regulatory Org-SRO) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Perusahaan Efek Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi Lembaga Penunjang Biro Administrasi Efek (BAE), Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek Asuransi Konvensional & Syariah Dana Pensiun Lembaga Pembiayaan Konvensional & Syariah Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Konvensional & Syariah Badan Kredit Desa Badan Kredit Kecamatan Baitul Maal Wat Tamwil Baitul Tamwil Muhammadiyah Credit Union Kelompok Usaha Bersama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dll. Simpan Pinjam Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Diawasi oleh Kementrian Koperasi dan UMKM 4

2. PENTINGNYA INKLUSI DAN LITERASI KEUANGAN INKLUSI KEUANGAN lebih baik dalam memulai dan mengembangkan usaha melakukan investasi dalam pendidikan mengelola risiko dan menyerap kerugian keuangan MENGURANGI KEMISKINAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN EKONOMI Literasi keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan dalam hal keuangan Semakin tinggi literasi keuangan, semakin tinggi pula pemahaman terhadap kondisi keuangan, produk/jasa keuangan yang ditawarkan, serta tingkat risk dan return dari suatu produk/jasa keuangan/ investasi. Sehingga, pengambilan keputusan investasi dan pengelolaan keuangan pribadi dapat memberikan manfaat yang lebih baik. 5

3. TUJUAN DAN ARAH PENGEMBANGAN SJK INDONESIA KONTRIBUTIF Mengoptimalkan peran SJK dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional STABIL Menjaga stabilitas system keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan INKLUSIF Mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan ENABLER Pemenuhan kualitas SDM Pemanfaatan TI dalam Kegiatan di SJK PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH Menguatkan fungsi dan peran BPD, BPR dan LKM dalam mendukung perekonomian daerah Mendorong pemanfaatan pasar modal bagi pengembangan ekonomi daerah serta perluasan program penjaminan bagi pendanaan ekonomi daerah PERLUASAN AKSES KEUANGAN DAN PENGUATAN PERLINDUNGAN KONSUMEN Mengembangkan produk dan/atau layanan keuangan mikro Memperluas akses pendanaan dan/atau pembiayaan untuk UMKM Mengembangkan layanan keuangan tanpa kantor dan perluasan jalur distribusi bagi produk jasa keuangan Memperluas kegiatan inklusi keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat Meningkatkan perlindungan konsumen Memperkuat penanganan pengaduan konsumen di SJK Memperkuat regulasi edukasi dan perlindungan konsumen 6

4. GLOBAL FINANCIAL INCLUSION INDEX 2011 & 2014 High Income OECD 92% 94% Middle East & North Africa 12% 14% Central Asia & Europe 50% 51% East Asia &Pasific 42% 69% Indonesia termasuk salah satu Negara yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal inklusi keuangan : 20% di tahun 2011 menjadi 36% di 2014, meskipun masih jauh di bawah Findex global sebesar 62%. Sub Saharan Africa 12% 34% Latin America & Carribean 40% 51% South Asia 22% 46% WORLD 51% 62% + 700jt Indonesia 20% 36% Sumber: World Bank, Global Financial Inclusion Index (2011,2014) 7

5. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN INDEKS INKLUSI Nasional INDEKS LITERASI Nasional 2013 2016 2013 2016 59.74% 67.82% 21,84% 29.66% INDEKS SYARIAH Nasional 8.11% 11.06% Masih terdapat gap antara indeks inklusi (67,82%) dibandingkan dengan indeks literasi (29,66%). Hal ini mengindikasikan masih terdapat masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan namun belum sepenuhnya memahami produk dan jasa keuangan tersebut. Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 8

6. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN Indeks Literasi Keuangan - Sektoral Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Survei 2016 Survei 2013 Indeks Inklusi Keuangan - Sektoral Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Survei 2016 Survei 2013 Perbankan memiliki indeks literasi dan inklusi paling tinggi dibandingkan dengan sector lainnya secara umum. Namun demikian, pada sector lainnya tingkat literasi lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inklusi yang menunjukkan bahwa masyarakat belum memanfaatkan layanan jasa keuangan dimaksud meskipun memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik. Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 9

7. HASIL SURVEY LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN SYARIAH Pasar Modal Pergadaian Lembaga Pembiayaan Dana Pensiun Perasuransian Perbankan Nasional Gap antara indeks inklusi dan literasi masyarakat terhadap jasa keuangan syariah jauh lebih kecil dibandingkan dengan gap antara indeks inklusi dan literasi secara umum. Pemanfaatan dan pemahaman masyarakat terhadap jasa keuangan syariah juga masih didominasi oleh layanan perbankan. 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% Indeks Inklusi Syariah Indeks Literasi Syariah Sumber: Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 - OJK 10

8. INDEKS LITERASI - INKLUSI KEUANGAN PROVINSI 11

9. INDEKS LITERASI - INKLUSI KEUANGAN SYARIAH PROVINSI 12

II. Pembentukan TPAKD 13

9. LATAR BELAKANG DAN PERAN TPAKD ARAHAN PRESIDEN RI MENOPANG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DAERAH PROGRAM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN Pertemuan FEG tanggal 15 Januari 2016 di Istana Negara Belum adanya forum koordinasi terkait akses keuangan di daerah Literasi dan inklusi Keuangan masih rendah: SNLKI: (21,8%, 59,7%), Findex: 36% (akses keuangan sektor formal) Pembiayaan UMKM dari LJK masih relatif rendah (kredit perbankan untuk UMKM: 18,1%) TIM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN DAERAH (TPAKD) Adalah forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. 14

10. TUJUAN TPAKD Mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas- luasnya kepada masyarakat dalam rangka mendukung perekonomian daerah Mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang lebih produktif bagi masyarakat di daerah. Melakukan koordinasi di antara satuan kerja perangkat daerah bekerjasama dengan SKPD wilayah Mendorong LJK untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan ekonomi daerah Menggali potensi ekonomi daerah yangdapat dikembangkan dengan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan Mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerah dalam rangka memperluas penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM, usaha pemula (start up business) dan sektor prioritas lainnya. 15

11. TUGAS TPAKD Mengevaluasi dan mengidentifikasi permasalahan terkait akses keuangan di daerah. Merumuskan rekomendasi kebijakan terkait dengan program percepatan akses keuangan di daerah. Mengevaluasi pelaksanaan program percepatan akses keuangan di daerah Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah untuk menjawab peluang dan tantangan akses keuangan masyarakat di daerah tersebut. Mengkoordinasikan kegiatan atau program akselerasi akses keuangan di daerah. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan program terkait peningkatan akses keuangan daerah. Melakukan sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat dan stakeholders terkait program literasi dan inklusi keuangan. Melakukan pertemuan koordinasi TPAKD minimal 4 (empat) kali dalam setahun. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas TPAKD setiap 6 bulan sekali. 10 Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas TPAKD kepada Gubernur/Bupati/Walikota setiap 6 bulan sekali. 16

III. Program Kerja TPAKD Provinsi DKI Jakarta dan Banten 17

12. PROGRAM KERJA TPAKD DKI JAKARTA SASARAN UTAMA Peningkatan Percepatan Akses Keuangan di Daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera PROGRAM KERJA TARGET 1. Gerakan Rusun Menabung 2. Pemberdayaan PKL melalui penyaluran kredit UMKM 3. LAKU PANDAI di Kepulauan Seribu 1. Peningkatan Penghimpunan dan Penyaluran Dana di Masyarakat 2. Peningkatan pemahaman dan literasi masyarakat terhadap jasa keuangan 3. Pengembangan potensi ekonomi daerah 4. Penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM, usaha pemula dan sektor prioritas lainnya 18

13. PROGRAM KERJA TPAKD BANTEN SASARAN UTAMA Peningkatan Percepatan Akses Keuangan di Daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera PROGRAM KERJA TARGET 1. Pengembangan Sistem Keuangan Daerah 2. Peningkatan Akses Keuangan Syariah 3. Ketahanan Pangan 4. Pemberdayaan UMKM 1. Meningkatkan peran LJK milik Provinsi dan Pemda dalam pembangunan ekonomi 2. Peningkatan Kesadaran dan akses Masyarakat terhadap produk dan pelayanan keuangan syariah 3. Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani dan Nelayan 4. Penyediaan pendanaan produktif bagi berkembangnya UMKM 19

TERIMA KASIH 20