BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, hlm.93.

dokumen-dokumen yang mirip
KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TAKE OVER KPR DARI BMI KE BRI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

SKRIPSI Diajukan Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) UIN SUSKA RIAU

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara, bank sebagai lembaga

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya, perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. dana (liabilities), penyaluran dana (asset) berupa pembiayaan, dan jasa-jasa

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. musyarakah dengan akad ijarah atau bai. Yang mana akad musyarakah

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. sebuah alternatif lembaga jasa keuangan disamping perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Fatwa DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013 Tentang. Karakteristik Pembiayaan Musyarakah mutanaqishah Di Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

ANALISIS KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERDASARKAN AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MUTANAQISAH (MMQ) PADA BANK BII UNIT USAHA SYARIAH CABANG BINTARO

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

ANALISIS YURIDIS MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN PENGALIHAN HUTANG PADA PT BANK BRISYARIAH *

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. serta lembaga keuangan syariah seperti Asuransi Syariah yang semakin

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau seluruh lapisan masyarakat dikarenakan harganya yang tinggi. Kondisi

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Perbankan syariah saat ini berlomba-lomba menyediakan berbagai fasilitas produk guna menarik para nasabah mulai dari produk dengan prinsip wadi ah maupun dengan prinsip mudharabah. Sistem pengalihan utang (take over) adalah salah satu produk Perbankan yang disediakan bagi para nasabah yang ingin men-take over hutangnya saat jatuh tempo maupun karena nasabah yang tidak nyaman dengan fluktuasi bunga pada bank konvensional. Take over dalam fiqih muamalah dijelaskan menggunakan akad Hiwalah. Dimana kata Hiwalah berasal dari akar kata : hawwala yang sinonimnya ghayara, artinya mengubah dan memindahkan. 1 Arti harfiah dari hiwalah sendiri adalah pengalihan, pemindahan, perubahahan warna kulit atau memikul sesuatu diatas pundak. 2 Akad ini adalah akad tabrru yang sifatnya adalah tolong- menolong. Namun pada pengaplikasian bank syari ah akad hiwalah sangat jarang digunakan sebagai akad untuk Take over. 1 Ahmad Wardi Muchlis, 2010, Fiqh Muamalat, Jakarta : Amzah, hal.477 2 Sutan Remy Sjahdeini, 2007, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, hlm.93. 1

2 Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam fatwa terkait ekonomi syariah telah mengeluarkan beberapa fatwa transaksi muamalah dengan menggunakan hybrid contract. Beberapa transaksi tersebut antara lain: (1) Fatwa DSN MUI Nomor 31/DSN- MUI/IV/2002 tentang pembiayaan take over atau pengalihan hutang yang memberikan alternatif beberapa akad yang dapat digunakan dalam pembiayaan take over;(2) Fatwa DSN MUI Nomor 54/DSN-MUI/X/2006 tentang syariah card (kartu kredit syariah) dengan menggunakan akad kafalah bil ujrah atau qardh wal ijarah;(3) Ftwa DSN MUI Nomor 73/DSN-MUI/XI/2009 tentang akad musyarakah muntanaqishah yang merupakan kombinasi akad musyarakah dan ijarah. 3 Fatwa DSN Nomor 31 Tahun 2002 menyebutkan, bahwa ada beberapa alternatif akad dalam pembiayaan take over yaitu alternatif pertama (1) bank syariah menberikan akad qardh sesuai Fatwa DSN No.19/DSN MUI/IV/2001 kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah melunasi hutangnnya, dan dengan demikian aset yang dibeli secara kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh; (2) nasabah menjual aset tersebut kepada bank syariah, dengan hasil penjualan aset nasabah tersebut nasabah melunasi qardh-nya kepada bank syari ah; dan (3) bank syariah kemudian menjual aset secara murabahah sesuai Fatwa DSN No.04/DSN- MUI/IV/2000, yang telah menjadi miliknya kepada nasabah dengan pembayaran secara cicilan. Alternatif kedua : (1) bank syariah membeli sebagian aset nasabah dengan izin bank konvensional, sehingga terjadi syirkah al-malik antara bank dan nasabah terhadap asset tersebut; (2) bagian aset yang dibeli oleh bank syariah adalah bagian aset yang senilai dengan hutang (sisa cicilan) nasabah kepada bank konvensional; dan (3) bank syariah menjual secara murabahah aset yang menjadi miliknya 3 Destri Budi Nugraheni, Anilisis Yuridis Multi Akad Multi Akad Dalam Pembiayaan Pengalihan Hutang Pada PT.Bank BRI Syariah, Jurnal Penelitian Mimbar Hukum, Vol.27,No.2,Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 2015, hlm.242

3 tersebut kepada nasabah denganpembayaran secara cicilan. Alternatif ketiga (1) dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas aset, nasabah dapat melakukan akad ijarah dengan bank syariah, sesuai Fatwa DSN No.9/DSN MUI/IV/2002; Apabila diperlukan, bank syariah dapat membantu menalangi dengan kewajiban nasabah dengan menggunakan prinsip qardh sesuai Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001; (3) akad ijarah sebagaimana dimaksud dalam point 1 tidak boleh dipersyaratkan dengan (harus terpisah) dari pemberian talangan sebagaimana dimaksud dalam point 2; dan (4) besar imbalan jasa ijarah sebagaimana dimaksudkan dalam point 1 tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan bank syariah kepada nasabah sebagaimana yang dimaksudkan dalam point 2. Alternatif keempat : (1) bank memberikan qardh kepada nasabahdengan qardh tersebut nasbah melunasi kredit (hutangnya), dandengan demikian, aset yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh; (2) nasabah menjual aset sebagaimana dimaksud dalam point 1 kepada bank syariah,dan dengan hasil penjualan tersebut nasabah melunasi qardh-nya kepada bank; (3) bank syariah menyewakan aset yang telah menjadi miliknya kepada nasabah dengan akad ijarah muntahiya bittamlik sesuai Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002. 4 PT. Bank BRI Syariah adalah salah satu lembaga perbankan yang sudah melaksanakan pembiayaan pengalihan hutang (take over). Dalam proses pembiayaan tersebut PT Bank BRI Syariah menggunakan akad qardh dan murabahah. Secara teori untuk pengalihan utang (take over) biasanya menggunakan akad hiwalah. Karena pengertian hiwalah sendiri adalah pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar) nya. Setelah peneliti mengamati ketika melakukan magang di Bank BRI Syariah KCP Ungaran untuk pembiayaan take over Mikro 500 ib menggunakan akad qardh. Dari latar 4 Fatwa DSN NUI No.31/DSN-MUI/IV/2002 tentang pembiayaan take over atau pengalihan hutang (http://www.dsn-mui.co.id di akses Tanggal 21 April 2016 pukul 09.00 WIB)

4 belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang akan berfokus pada pengkajian penerapan akad qardh dan murabahah yang berjudul ANALISIS PEMBIAYAAN TAKE OVER MIKRO 500 ib DI BRI SYARIAH KCP UNGARAN. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dideskripsikan dan melihat permasalahan yang berkaitan dengan akad pengalihan utang pembiayaan Mikro 500 ib, maka peneliti membatasi masalah pada proses pengalihan utang pembiayaan Mikro 500 ib menggunakan akad qardhdan murabahahdi BRI Syariah KCP Ungaran. Adapun perumusan masalah dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah: 1. Bagaimana mekanismepembiayaan take overdan prosedur akad pembiayaan take over Mikro 500 ib di Bank BRI Syariah KCP Ungaran? 2. Bagaimana analisis akad pembiayaan take over Mikro 500 ib di Bank BRI Syariah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa tujuan yang igin dicapai diantaranya: 1. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur akad pembiayaan take over Mikro 500 ib di Bank BRI Syariah KCP Ungaran. 2. Untuk mengetahui implementasi akad pembiayaantake over Mikro 500 ib yang dipakai di Bank BRI Syariah KCP Ungaran. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Secara akademik, penelitian ini menambah pengetahuan dari penerapan akad pembiayaan take over. Khususnya tentang akad

5 pembiayaan take over Mikro 500 ib di Bank BRI Syariah KCP Ungaran. 2. Secara praktik, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada bank syariah mengenai alternatif lain dari akad pembiayaan take over baik itu pembiayaan modal kerja, investasi, maupun konsumtif sehingga masyarakat yang terlanjur menggunakan pembiayaan di bank konvensional mau men-take over pembaiayaannya di bank syariah. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini sangat penting untuk dilakukan guna membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lainnya, sehingga tidak terjadi adanya pelagiat. Tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian terdahaulu yang diambil sebagai gambaran peneliti antara lain: Skripsi Farida Sutarsih (NIM : 204046102914) yang berjudul Desain Akad Pembiayaan take over KPR syariah ( study pada Bank Muamalat Indonesia) yang membahas tentang aplikasi akad pembiayaan take over KPR syariah di Bank Muamalat Indonesia dan desain akad pembiaaan take over KPR yang digunakan di Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aplikasi pembiayaan take over KPR syariah di Bank Muamalat Indonesia danbagaimana desain akad yang lebih relevan dan lebih sesuai dengan syariah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari lembaga yang terlibat dalam objek penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa penelitian kepustakaan, interview dan dokumentasi. Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa akad pemebiayaan take over KPR syariah di Bank Muamalat Indonesia menggunakan qardh dan murabahah yang merupakan alternatif 1 dari empat alternatif yang ditetapkan oleh DSN-

6 MUI dalam fatwa No.31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang. Alternatif akad pertama ini kurang sesuai syariah karena salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam murabahah adalah komoditas/barang dibeli dari pihak ketiga. Sehingga pembelian komoditas/barang dari nasabah sendiri dengan perjanjian buy back pembelian kembali adalah sama dengan transaksi berbasis bunga, dalam hal ini mirip dengan bai al-inah. Artikel yang berjudul Analisis Yuridis Multi Akad dalam Pembiayaan Pengalihan Hutang pada PT. Bank BRI Syariah karya Destri Budi Nugrahenidalam Jurnal Hukum Islam Vol 27, No.2, halaman 241-255. Artikel ini berisi tentang kontruksi yuridis mengenai akad-akad yang dipakai oleh PT. Bank BRI Syariah dalam pembiayaan take over-nya. Yaitu meliputi kontruksi yuridis multi akad dari akad qardh, perjanjian jual beli, dan akad murabahah. Serta akad hawalah wal murabahah. PT. Bank BRI Syariah sebenarnya cukup menggunakan satu jenis multi akad saja, yaitu akad qardh, perjanjian jual beli, dan akad pembiayaan murabahah. Kontruksi yuridisnya sesuai dengan Fatwa DSN Nomor 31, khususnya alternatif pertama, yaitu : pertama, akad qardh atau pinjam meminjam uang antara nasabah dan PT Bank BRI Syariah digunakan sebagai dasar pemberian pinjaman kepada nasabah untuk melunasi kreditnya di bank konvensional, sehingga aset nasabah tidak lagi terikat sebagai jaminan hutang. Kedua, nasabah dengan perjanjian jual beli menjual asetnya yang sudah tidak lagi terikat sebagai jaminan hutang, kepada bank syariah dan hasil penjualannya untuk melunasi qardh-nya kepada bank syariah. Ketiga, bank syariah kemudian menjual aset yang telah dibelinya kepada nasabah melalui akad pembiayaan murabahah, sehingga bank berhak mendapatkan margin keuntungan. Skripsi Dzakirotul Umah (NIM: 072311032) yang berjudul Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Take Over Pada Perbankan Syariah

7 (Studi Kasus Take Over KPR dari BMI ke BRI Syari ah Cabang Serang) yang membahas tentang Bagaimana pelaksanaan take over KPR di BRI Syariah Cabang Serang dengan menggunakan akad qardhdan murabahah, Bagaimanakah relevansinya dan bagaimana Pelaksanaan pembiayaan KPR di perbankan syariah (pembiayaan KPR di BMI dan BRI Syariah Cabang Serang) di lihat dari margin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan take overkpr dari BMI ke BRI Syariah Cabang Serang menggunakan akad qardhdan murabahah dan relevansinya terhadap FatwaDewan Syari ah Nasional No. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalahlapangan (field research) yaitu penelitian yang mencari data secara langsung kelapangan, dalam hal ini peneliti akan meneliti, mengkaji, dan melakukan kunjungan lapangan ke bank BRI Syari ah cabang Serang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian yaitu Pelaksanaan take overdi Bank BRI Syariah cabang Serang menggunakan qardh dan murabahah.qardhitu sebagai pinjaman yang diberikan Bank kepada nasabah, dan murabahah sebagai bentuk pelunasan qardh. Selain itu Akad pembiayaan take overyang diterapkan BRI Syariah sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang. Kemudian dalam penentuan margin setiap akad pasti akan berbeda, sehingga harus dilihat dulu bagaimana masingmasingkarakter akad yang berlaku di perbankan syariah,beban nisbah yang harus dibayarkan nasabah kepada BMI itu lebih besar dibandingkan di bank BRI syariah dalam produk KPR. Akan tetapi, ketentuan yang diterapkan BMI tersebut berdasarkan prosentase bagihasil dengan menggunakan akad musyarakah mutanaqisah. Sedangkan margin yang dibebankan BRI syariah kepada nasabah itu berdasarkan akad murabahah, yang mana murabahahyaitu jual beli dengan adanya tambahan harga asal ditambah keuntungan yang disepakati bersama.

8 E. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang jelas (valid) dalam penelitian ini, maka penulis akan mengidentifikasi sebagai berikut. 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya. 5 2. Metode Pengumpulan Data Penyusunan Tugas Akhir harus menggunakan data yang akurat, agar penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu dalam pengumpulan data harus menggunakan metode-metode. Metode yang digunakan antara lain adalah : 1) Observasi Metode observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 6 Dengan menggunakan metode observasi peneliti langsung mengamati keadaan yang di lapangan yaitu Bank BRI Syariah KCP Ungaran. Yang dijadikan objek penelitian, dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada aplikasi pembiayaan take over Mikro500 ib serta implementasi akadnya. 5 Masyhuri Machfudz, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jawa Timur : Genius Media, 2014, hlm.19 6 Masyhuri Machfudz, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jawa Timur : Genius Media, 2014,hlm.192

9 2) Wawancara Metode interview (wawancara) adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang dijawab secara lisan pula. 7 Untuk menghindari kesalah pahaman data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan pihak Acount Officer Mikro (Marketing Mikro) yang menangani pembiayaan take over BRI Syariah KCP Ungaran yaitu Bapak Khariz Fikhri. 3) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi catatan, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan data lain yang terkait dengan penelitian. 8 Peneliti menggunakan cara ini dengan penelusuran terhadap bahan-bahan pustaka yang menjadi sumber data penelitian secara langsung di Bank BRI Syariah KCP Ungaran, yang meliputi profil Bank BRI Syariah KCP Ungaran, produk pembiayaan dan penerapannya. 3. Metode Analisis Data Analisis data merupakan faktor penting dalam suatu penelitian. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan 7 Masyhuri Machfudz, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jawa Timur : Genius Media, 2014,hlm.192 8 Masyhuri Machfudz, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jawa Timur : Genius Media, 2014,hlm. 192

10 lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknil analisis data diskriptif adalah suatu metode dalam menelitisetatus sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat diskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. 9 4. Sumber Data Penelitian Adapun sumberdata penelitian kali ini ada dua : 1) Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari sunber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian. 10 Dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Seperti memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara dari objek penelitian. Dengan data ini penulis mendapat gambaran umum tentang Bank BRI Syariah KCP Ungaran. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri atau dengan kata lain data yang mendukung data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. 11 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah 9 Leksi S.Y, Ingguoe, Tata Bahasa Rote,Yogyakarta: Cv Budi Utama,2012, hlm. 8 10 Machfudz, Metodologi...,hlm. 191 11 Sutrisno Hadi, Metode research, Yogyakarta: Andi Offset, 1993, hlm.11

11 segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan objek penelitian baik yang berbentuk buku, karya tulis, artikel yang berhubungan dengan objek penelitian. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan memepunyai fungsi untuk memeberikan kemudahan dalam memahami garis besar pada masing-masing bab secara sistematis. Sistematika penulisan penelitian ini terbagi dalam empat bab yaitu sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya penelitian, serta pembatasan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan terakhir sistematika penulisan dari penelitian. BAB II BAB III : PEMBAHASAN TENTANG BEBERAPA AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBIAYAAN TAKE OVER SECARA TEORI. : GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH KCP UNGARAN. Bab tiga berisi tentang gambaran umum Bank BRI Syariah KCP Ungaran meliputi profil perusahaan dari sejarah berdirinya Bank BRI Syariah, visi dan misis yang hendak

12 dibangun, truktur organisasi, sistem operasional, serta job discription para pegawai BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS Bab empat berisi pembahasan yang menjadi tujuan dari penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah di jelaskan, dan bagaimana analisis dari hasil penelitian yang dilakukan. BAB V : PENUTUP Bab lima berisi kesimpulan dari serangkaian penelitian yang dilakukan, serta saran untuk lembaga keuangan syariah sebagai wadah dari penelitian yang dilakukan.

13