BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai komponen utama dalam pembangunan nasional harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ambarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan. Menurut Hasibuan (dalam Sagala, 2007), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bersikap rasional, teliti, kreatif, peka terhadap perubahan serta mempunyai keahlian dan keterampilan yang professional, untuk dapat meningkatkan taraf hidup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Gambaran pendidikan tersebut sesuai dengan Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional di atas, lebih menekankan pada upaya untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga diperlukan sistem pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didik untuk dijadikan subjek yang berperan dalam menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional. E. Mulyasa (2003:3) mengemukakan bahwa : Dalam era globalisasi dan pasar bebas, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Menghadapi permasalahan tersebut perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan

2 secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Realisasi dari tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah melaksanakan pendidikan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 SISDIKNAS (2003:11) tentang Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan yaitu : Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Salah satu lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). UPI sebagai lembaga pendidikan tinggi mempunyai fungsi sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum UPI (2004:6), yaitu : 1. Mengembangkan disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu dan disiplin ilmu lainnya yang menunjang keterlaksanaan tugas pokok UPI 2. Mengupayakan tersedianya sumber daya manusia terdidik yang memenuhi kualifikasi seperti yang dituntut dalam azas pancasila dan UUD 1945. UPI dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa fakultas di antaranya Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK). Salah satu jurusan yang berada di bawah naungan FPTK adalah jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Jurusan PKK mengemban tugas untuk membina mahasiswanya sebagai calon pendidik yang memiliki kompetensi dalam bidang PKK, seperti

3 yang tercantum dalam kurikulum jurusan PKK FPTK UPI (1993:8) sebagai berikut : 1. Memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar/mendidik bidang PKK di sekolah umum dan bidang boga/busana di sekolah kejuruan 2. Memiliki kemampuan, instruktur, supervisor diklat-diklat industri bidang boga, busana dan bidanng PKK lainnya dan keterampilan sebagai pengelola 3. Memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai tenaga kerja pada lembaga pemerintah dan non pemerintah yang ada hubungannya dengan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan pembinaan kehidupan keluarga pada lembaga-lembaga di masyarakat seperti Rumah Sakit, panti asuhan, asrama, industri bidang boga/busana 4. Memiliki kemampuan sebagai tenaga peneliti dalam bidang PKK umumnya dan pengajaran PKK khususnya diberbagai lingkungan pendidikan dan kehidupan sosial lainnya. Jurusan PKK saat ini mengembangkan tiga program studi yaitu Program Studi PKK, Program Studi Pendidikan Tata Boga dan Program Studi Tata Busana. Mahasiswa program studi Pendidikan Tata Busana dalam pelaksanaan perkuliahannya diwajibkan menempuh berbagai mata kuliah salah satunya adalah mata kuliah Dasar Busana. Dasar Busana termasuk ke dalam Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS). Mata kuliah Dasar Busana diajarkan pada semester 1 dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini erat kaitannya dengan mata kuliah yang membahas tentang busana lainnya, karena mata kuliah ini merupakan dasar dari semua mata kuliah yang berhubungan dengan busana. Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep dasar busana, hakikat dan fungsi busana, perkembangan awal busana, etika dan estetika berbusana, model busana, peranan busana dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan bahan, dan pengetahuan kegiatan usaha bidang busana. Hasil belajar Dasar Busana merupakan gambaran penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dan diharapkan

4 menjadi bekal untuk dapat memilih busana yang serasi. Hasil belajar yang diharapkan dari mata kuliah Dasar Busana ditinjau dari kemampuan kognitif mencakup penguasaan pengetahuan dan pemahaman mengenai warna, bentuk, unsur dan prinsip pada pemilihan busana. Kemampuan afektif berupa minat, kemampuan, ketelitian, dan kreativitas dalam pemilihan busana. Sedangkan dari aspek psikomotor yaitu keterampilan dalam pemilihan busana yang sesuai dengan kesempatan khususnya busana untuk kesempatan pesta. Setelah mengikuti mata kuliah Dasar Busana, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya pada kehidupan seharihari, misalnya dalam pemilihan busana untuk kesempatan pesta. Busana pesta adalah busana yang terbuat dari bahan tekstil pilihan yang memiliki makna indah dan bernilai estetik untuk menutupi bagian tubuh seseorang secara langsung ataupun tidak langsung dan dikenakan dalam suasana suka cita untuk merayakan peristiwa yang istimewa. (Chodijah dan Wisry A.M. 1982 : 66) Busana pesta akan terlihat indah dan berkualitas tinggi jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Pemilihan model, jenis kain, teknik jahitan, jenis hiasan dan warna kain. Kain yang digunakan untuk busana pesta adalah kain yang dapat memberikan kesan mewah, seperti kain dengan tekstur lembut, halus dan mengkilap agar memberi kesan anggun dan feminim. Warna busana dapat dipilih warna-warna cerah sesuai dengan suasana pesta yang meriah, seperti warna merah, jingga, atau kuning, dan bisa juga menggunakan warna gelap seperti hitam yang dapat memberi kesan elegan atau mewah. Jenis hiasan yang dapat dipilih

5 ialah hiasan manik-manik yang dapat memberikan efek kilau, hiasan bordir, dan hiasan pita/renda. Berdasarkan kesempatannya, pesta dikelompokan menjadi pesta siang, sore dan malam. Busana untuk kesempatan pesta siang dan sore lebih sederhana dibanding dengan busana pesta malam. Busana pesta malam dilihat dari model, jenis kain dan hiasannya lebih mewah dan glamour. Pembuatan busana pesta harus memperhatikan model serta jenis kain yang sesuai dengan syarat busana pesta, yaitu sopan, anggun, dinamis, indah dan menarik (Arifah A. Riyanto, 1991:15). Penerapan hasil belajar Dasar Busana dapat terlaksana dengan baik apabila proses belajar mengajar dilakukan dengan optimal. Proses belajar yang optimal akan memberikan hasil belajar yang maksimal dan memberikan perubahan tingkah laku pada diri mahasiswa seperti perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sebagaimana yang diungkapkan A. Tabrani Rusyan (1993:1) : Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagi hasil dari belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahhuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta keterampilan. Latar belakang masalah di atas, memberikan gambaran bahwa pentingnya Mata Kuliah Dasar Busana, sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan hasil belajar Dasar Busana pada busana pesta oleh mahasiswa PKK program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI angkatan 2004-2005.

6 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mata kuliah Dasar Busana secara garis besar membahas tentang konsep dasar busana, hakikat dan fungsi busana, perkembangan awal busana, etika berbusana, model busana, peranan busana dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan bahan, dan pengetahuan kegiatan usaha bidang busana. Hasil belajar Dasar Busana merupakan gambaran penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari mahasiswa setelah belajar Dasar Busana, ungkapan ini mengacu pada pendapat Nasution (1997:75), yaitu sebagai berikut : Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Keberhasilan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Dasar Busana dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam memilih busana pesta siang. Busana pesta adalah busana yang terbuat dari bahan tekstil pilihan yang memiliki makna indah dan bernilai estetik untuk menutupi bagian tubuh seseorang secara langsung ataupun tidak langsung dan dikenakan dalam suasana suka cita untuk merayakan peristiwa yang istimewa. (Chodijah dan Wisry A.M. 1982 : 66). Busana pesta dikelompokan menjadi : Busana pesta siang dan malam. Busana untuk kesempatan pesta siang lebih sederhana dibanding dengan busana pesta malam, karena busana pesta malam dalam pemilihan model, jenis kain, warna dan hiasannya lebih mewah dan glamour.

7 Uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dijadikan dasar untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini. Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas, sesuai dengan pendapat S. Margono (2004:3), yaitu : Kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan biasanya terbatas, sebab itu perlu ditetapkan dulu batas-batas permasalahan yang menurut kemampuan dapat diselesaikan. Luasnya permasalahan dalam penelitian ini dan keterbatasan kemampuan penulis, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pemilihan busana pesta siang untuk wanita dewasa, yang berkaitan dengan : a. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai etika dan estetika berbusana, pelengkap busana, dan masalah-masalah berbusana pada pemilihan busana pesta siang. b. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek afektif, meliputi menerima, menanggapi, menghargai, membentuk, dan berpribadi pada pemilihan busana pesta siang. c. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek psikomotor meliputi keterampilan dalam pemilihan busana pesta siang. 2. Perumusan Masalah Setiap penelitian perlu adanya kejelasan permasalahan yang akan dibahas, sehingga objek penelitian menjadi jelas. Perumusan masalah menurut A. Nababan (1998:16), sebagai berikut : Perumusan masalah merupakan

8 pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya, sehingga dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terdapat di dalamnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yang sesuai dengan kutipan di atas adalah : Bagaimana penerapan hasil belajar Dasar Busana pada pemilihan busana pesta oleh mahasiswa PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI Angkatan 2004-2005. C. Definisi Operasional Istilah dalam suatu penelitian dibatasi pada pengertian tertentu untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, seperti yang dikemukakan S. Margono (2004:19) bahwa : Definisi operasional adalah batasan yang memberikan arti kepada suatu pengertian dengan cara menetapkan tindakan (operasi) yang akan dilakukan. Jadi definisi operasional diperlukan untuk menghindari kemungkinan salah tafsir antara pembaca dengan penulis terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka definisi operasional dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan Busana a. Penerapan Penerapan menurut Muhammad Ali (1983:43) adalah : Kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang kongkrit seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip atau teori.

9 b. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2001:3) adalah : Perubahan tingkah laku yang mencakup segi kogniitif, afektif dan psikomotor. c. Dasar Busana Dasar Busana adalah salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi pendidikan Tata Busana, yang diajarkan pada semester 1 dengan bobot 2 sks. Ruang lingkup materi mata kuliah Dasar Busana meliputi konsep dasar busana, hakikat dan fungsi busana, perkembanngan awal busana, etika berbusana, estetika berbusana, busana untuk berbagai kesempatan, motif berbusana, istilah-istilah dalam model busana dan penerapannya, pelengkap busana, dan kegiatan usaha bidang busana. Penerapan Hasil Belajar Dasar Busana yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas, yaitu kemampuan mahasiswa dalam menggunakan atau menafsirkan pengetahuan Dasar Busana pada pemilihan busana pesta siang. 2 Pemilihan Busana Pesta a. Pemilihan Pemilihan menurut Bambang Marhijanto (1995 :470) adalah : Penyeleksian, menentukan atau mengambil salah satu dari sekian sesuatu yang disenangi.

10 b. Busana Pesta Busana pesta menurut Arifah A. Riyanto (2003:116) adalah : Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada suasana suka, gembira, maka warna dan corak busana memperhatikan perasaan itu. Tekstur dapat dipilih dari bahan halus, kasar ataupun mencolok. Pemilihan Busana Pesta yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli di atas adalah menentukan salah satu dari sekian busana yang ada dan sesuai untuk dikenakan dalam suasana suka cita, riang, dan gembira. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:51), adalah : Rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan yang hendak penulis capai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan umum Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data tentang penerapan hasil belajar Dasar Busana pada pemilihan busana pesta oleh mahasiswa PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI angkatan 2004-2005. 2. Tujuan khusus Secara khusus tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akurat tentang :

11 a. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai etika dan estetika berbusana, pelengkap busana, dan masalah-masalah dalam berbusana pada pemilihan busana pesta siang. b. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek afektif, meliputi menerima, menanggapi, menghargai, membentuk, dan berpribadi pada pemilihan busana pesta siang. c. Penerapan hasil belajar ditinjau dari aspek psikomotor pada busana pesta, meliputi keterampilan dalam pemilihan busana pesta siang. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai calon tenaga pendidik dalam pembuatan karya ilmiah mengenai penerapan hasil belajar Dasar Busana pada pemilihan busana pesta oleh mahasiswa PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI 2004-2005. 2. Dosen Mata Kuliah Dasar Busana Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi dosen mengenai penerapan hasil belajar Dasar Busana pada pemilihan busana pesta oleh mahasiswa sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar selanjutnya.

12 3. Mahasiswa PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi kepada mahasiswa PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI dalam memilih busana pesta siang. F. Asumsi Asumsi dikemukakan sebagai satu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan pendapat para ahli atau sesuatu yang menjadi kebenaran umum seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:58) adalah : Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Atas dasar pengertian tersebut, maka yang akan menjadi asumsi dalam penelitian mengenai Penerapan Hasil Belajar Dasar Busana pada Busana Pesta Mahasiswa adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar Dasar Busana yang diperoleh mahasiswa merupakan gambaran perubahan tingkah laku berupa kemampuan dan penguasaan mahasiswa tentang pengetahuan, sikap serta keterampilan dalam pemilihan busana setelah belajar Pengetahuan Busana. Asumsi ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1990:22) bahwa : Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Hasil belajar Dasar Busana dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat menerapkannya pada pemilihan busana pesta siang. Asumsi ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1995:31) bahwa : Peserta didik dianggap

13 berhasil apabila sanggup menerapkan pengetahuannya ke dalam praktik kehidupannya. 3. Mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan busana pesta dan dapat menerapkannya dalam kehidupan seharihari sebagai hasil dari proses belajar mengajar Dasar Busana. Asumsi ini sesuai dengan pendapat Mohamad Ali (1984:19), yaitu : Seseorang yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dari hasil proses belajar, diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian diperlukan sebagai acuan bagi penulis untuk mengumpulkan data-data untuk penelitian. Pertanyaan penelitian tersebut adalah : 1. Bagaimana penerapan hasil belajar Dasar Busana dilihat dari kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai etika dan estetika berbusana, pelengkap busana, dan masalah-masalah dalam berbusana pada pemilihan busana pesta siang? 2. Bagaimana penerapan hasil belajar Dasar Busana dilihat dari kemampuan afektif yang meliputi minat, kemauan, ketelitian dan kreatifitas dalam pemilihan busana pesta siang? 3. Bagaimana penerapan hasil belajar Dasar Busana dilihat dari kemampuan psikomotorik yang meliputi keterampilan dalam pemilihan busana pesta siang?

14 H. Lokasi dan Sampel Penelitian Data dalam suatu penelitian dapat diperoleh dari sumber data. Sumber data tersebut akan lebih mudah diperoleh apabila terlebih dahulu ditentukan lokasi atau tempat penelitian akan dilaksanakan. Lokasi penelitian ini adalah di jurusan PKK FPTK UPI. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena mata kuliah Pengetahuan Busana berada di jurusan PKK. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan PKK Program Studi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI angkatan 2004-2005 yang telah mengikuti mata kuliah Dasar Busana.