Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

gangguan terjadi secara bersamaan sistem tidak mampu melayani beban resiko

PENILAIAN KEANDALAN SISTEM INTERKONEKSI 150 KV DI WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY DENGAN METODE MONTE CARLO

ANALISA PENAMBAHAN IBT (INTER BUS TRANSFORMER) 500/150 KV GITET UNGARAN TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DI REGION JAWA TENGAH-DIY

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI KEANDALAN PLTP YANG MEMASOK SUBSISTEM 150 KV JAWA BARAT PADA TAHUN 2019

ANALISA KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK JAKARTA DAN BANTEN PERIODE TAHUN

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

Studi Keandalan Ketersediaan Daya Pembangkit Listrik pada Jaringan Daerah X

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penambahan unit pembangkit. (Zein dkk, 2008), (Subekti dkk, 2008) meneliti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

STUDI TENTANG INDEKS KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK WILAYAH JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KEANDALAN KETERSEDIAAN DAYA PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PT PLN SISTEM SULSELBAR TAHUN

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

III. METODE PENELITIAN. Waktu pengerjaan tugas akhir ini dimulai pada bulan Januari 2015, tempat

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Evaluasi Keandalan Perencanaan Pembangkit Wilayah Jawa-Bali dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Peramalan Beban

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

Operasi Sistem Tenaga Listrik

KEANDALAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

STUDI PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA DENGAN OPSI NUKLIR

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. berbagai variasi prosedur perencanaan. Perencanaan operasi meliputi metodologi

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

PERHITUNGAN INDEKS KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI SUMATERA BAGIAN SELATAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Tenaga Listrik

ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEANDALAN KOMPOSIT PEMBANGKIT DAN TRANSMISI (KONTINGENSI N-2) SISTEM TENAGA LISTRIK

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

1. BAB I PENDAHULUAN

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Kata Kunci Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor.

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017

BAB III METODE PENELITIAN

KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK SISTEM TRANSMISI 500 KV BALI PADA TAHUN 2030

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

ANALISA SISTEM SUPLAI ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KEANDALAN SISTEM GENERATOR DI PERTAMINA PRABUMULIH

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB IV STUDI ALIRAN DAYA

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

ESTIMASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK 150 KV

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PLN (Persero) Distribusi Nusa Penida - Bali

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH KEANDALAN PEMBANGKIT OLEH : KELOMPOK I

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

ANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

ANALISIS KONTINGENSI GENERATOR PADA SISTEM TRANSMISI 500 KV JAWA BALI

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

Transkripsi:

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami gangguan setiap waktu yang mengakibatkan tidak dapat beroperasi. Jika gangguan ini terjadi pada saat yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada kemungkinan daya tersedia dalam sistem berkurang sehingga sistem tidak cukup dapat melayani beban dan sistem akan kehilangan beban. Kemungkinan kehilangan beban (LOLP) ini merupakan suatu permasalahan yang harus dihadapi dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik. Metoda segmentasi adalah salah satu cara perhitungan untuk mendapatkan nilai LOLP, dimana nilai LOLP ini digunakan sebagai representasi dari keandalan suatu sistem tenaga listrik.

1. Mendapatkan nilai prediksi LOLP dari sistem interkoneksi 150 kv di Jawa Barat untuk satu tahun ke depan. 2. Mengetahui keandalan sistem interkoneksi 150 kv di Jawa Barat ditinjau dari nilai LOLP sesuai dengan standart international 3. Meningkatkan keandalan sistem interkoneksi 150 kv di Jawa Barat.

1. Faktor jaringan/transmisi termasuk IBT 500/150 KV dianggap tidak pernah terjadi gangguan 2. Faktor derating dari setiap pembangkit tidak diikutsertakan 3. Perhitungan dikhususkan pada sistem interkoneksi 150 kv di Jawa Barat, sehingga sistem interkoneksi 500 kv Jamali diabaikan 4. Indeks keandalan yang digunakan sebagai parameter adalah LOLP(Loss of Load Probability) dan metode perhitungannya hanya menggunakan metode segmentasi. 5. Tidak membahas tentang operasi optimum atau biaya operasi dari pembangkit

Data pembangkit, IBT transfer 500/150 KV dan data beban sistem selama 5 tahun Menghitung FOR pembangkit dan meramal data beban Mencari kombinasi pembangkit yang sesuai dan nilai probability kumulatif Sistem dihadapkan pada kurva durasi dari data prediksi beban Nilai prediksi LOLP untuk satu tahun kedepan

KONSEP PERAMALAN BEBAN DENGAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) atau juga biasa disebut dengan metode Box-Jenkins merupakan salah satu metode untuk melakukan peramalan data di masa yang akan datang. ARIMA ini hanya dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek yaitu kurang dari 1,5 tahun.

PROSES PERAMALAN BEBAN DENGAN EXPERT MODELER ARIMA PADA PROGRAM SPSS 19.0 Dalam peramalan beban ini, digunakan suatu program untuk melakukan perhitungan data statistik, yaitu SPSS 19.0. Pada program SPSS 19.0 ini, terdapat fitur Forecasting dengan Expert Modeler yang sanggup mempermudah dan mempercepat proses peramalan beban dengan metode ARIMA ini. Dengan adanya Expert Modeler, maka pengguna atau user tidak perlu repot-repot menentukan model ARIMA yang akan digunakan untuk meramal beban karena Expert Modeler ini langsung mengatur model ARIMA terbaik yang akan digunakan secara otomatis, tanpa perlu lagi diatur secara manual oleh user, sehingga user bisa langsung mendapatkan hasil peramalan beban yang diinginkan dengan waktu yang relatif jauh lebih singkat dibandingkan pemodelan ARIMA secara manual.

INTER BUS TRANSFORMER (IBT) 500/150 KV DAN 5 PLTA KECIL DI JAWA BARAT DENGAN DAYA MAMPU 59 MW IBT 500/150 kv dapat dianggap sebagai pembangkit yang menyuplai sistem 150 kv di Jawa Barat. Dengan asumsi tidak pernah terjadi gangguan atau memiliki nilai FOR=0. Selain itu, menurut catatan pembangkit tanggal 27 maret 2006-27 maret 2011, PLTA kecil di Jawa Barat tidak pernah mengalami gangguan, sedangkan PLTA Jatiluhur pernah mengalami gangguan sehingga harus disertakan dalam perhitungan FOR pembangkit.

NO PEMBANGKIT 1 IBT 500/150kV 2 PLTA kecil 3 PLTP WYGWINDU 2 4 PLTP WYGWINDU 1 5 PLTP DARAJAT 3 6 PLTP DARAJAT 2 7 PLTP DARAJAT 1 8 PLTP KAMOJANG 3 9 PLTP KAMOJANG 2 10 PLTP KAMOJANG 1 11 PLTA JATILUHUR 6 12 PLTA JATILUHUR 5 13 PLTA JATILUHUR 4 14 PLTA JATILUHUR 3 15 PLTA JATILUHUR 2 16 PLTA JATILUHUR 1 17 PLTG SUNYARAGI 2 18 PLTG SUNYARAGI 1 K.Daya (MW) 2925 59 117 110 110 95 55 55 55 30 30 30 30 30 30 30 18 18 FOR ratarata 0 1 0 1 (1-FOR) rata-rata 0.018066 0.981934 0.022763 0.977237 0.058505 0.941496 0.046779 0.953221 0.034796 0.965204 0.084355 0.915645 0.063563 0.936437 0.03118 0.96882 0.034081 0.965919 0.018472 0.981528 0.030997 0.969003 0.043317 0.956683 0.053656 0.946344 0.001266 0.998734 0.062242 0.937758 0.013924 0.986076

KURVA DURASI BEBAN SISTEM 150 KV NILAI PREDIKSI LOLP Setelah data beban diperoleh, dibuat gambar kurva beban harian selama dua minggu sebagai prediksi beban 2011-2012, selanjutnya dibuat juga kurva durasi beban dari prediksi beban 2011-2012 tersebut. Nantinya, kurva durasi beban dari prediksi beban 2011-2012 akan dihadapkan pada sistem 150 kv dengan 16 pembangkit untuk mendapatkan nilai prediksi LOLP 2011-2012 tiap harinya dengan data prediksi beban 2011-2012.

KURVA PREDIKSI BEBAN HARIAN Kurva durasi prediksi beban harian, kurva ini nantinya akan dihadapkan pada sistem 150 kv dengan 16 pembangkit untuk mendapatkan nilai prediksi LOLP 2011-2012

start Kombinasi pembangkit,probability, daya beroperasi Sorting dan penggabungan data Probability kumulatif Perhitungan penambahan pembangkit Memasukkan data beban kemudian menghitung LOLP menggunakan metoda segmentasi Hasil akhir berupa nilai prediksi LOLP STOP

Hasil simulasi program menghasilkan 65536 kombinasi seperti pada tabel dibawah (65536 16). Hal ini sesuai jika dalam perhitungan manual menggunakan persamaan 2 n, dengan n adalah banyak pembangkit yaitu 16 Hasil simulasi program: Pembangkit

Setiap kombinasi pembangkit menghasilkan probability untuk tiap daya yang beroperasi, terdapat 65536 probability Hasil simulasi program:

DAYA YANG BEROPERASI Setiap pembangkit menghasilkan daya beroperasi tertentu,dimana ketika terdapat 65536 kombinasi maka akan didapatkan 65536 kemungkinan dari nilai daya yang beroperasi Hasil simulasi program:

PENGGABUNGAN DATA DAN SORTING Data diatas merupakan data gabungan hasil dari nilai daya beroperasi, kombinasi dan probability pembangkit

Jika terdapat suatu kombinasi yang menghasilkan daya beroperasi yang sama maka nilai probability dari daya beroperasi yang sama dijumlah sehingga menghasilkan probability kumulatif. Matriks l Probability kumulatif

Hasil akhir simulasi program: Probability kumulatif

Menambahkan pembangkit yaitu IBT 500/150 KV dan PLTA dengan kapasitas 2984 MW dengan nilai FOR= 0, sehingga sistem terdapat 17 pembangkit, namun kombinasi pembangkit yang ada tidak bertambah karena FOR dari IBT dan PLTA sama dengan nol. Hasil akhir simulasi program:

Persamaan: Nilai prediksi LOLP tiap daya yang beroperasi selama 2 minggu

HASIL AKHIR PROGRAM Hasil akhir didapatkan nilai LOLP sistem 150 KV yaitu 1.0613 hari/tahun. Artinya kemungkinan kehilangan beban dalam 1 tahun adalah 1.0613 hari. Hasil simulasi:

Cara meningkatkan Keandalan Sistem Memperkecil nilai FOR pembangkit Memperbesar Cadangan Daya

PLTP KAMOJANG 3 memiliki nilai FOR sebesar 0.084355 Penyebab outage: Status : PO( Planned Outage ) Waktu : 2008-07-26 pukul 01:29 sampai 2008-09-13 pukul 02:20 Total waktu : 1176 jam 51 menit Alasan : Major Inspection Status : MO (Maintenance Outage) Waktu : 2007-04-27 pukul 00:00 sampai 2007-06-23 pukul 07:49 Total waktu : 1375 jam 49 menit Alasan : Perbaikan generator PLTP KAMOJANG 2 Penyebab outage: Status : PO (Planned Outage) Waktu : 10/10/2009 06:34 sampai 12/02/2009 13:31 Total waktu : 1278 jam 57 menit Alasan : major inspection Solusi untuk perbaikan keandalan di masa depan diantaranya yaitu dengan memperpendek waktu maintenance untuk PLTP KAMOJANG 3. Selain itu, perlunya efisiensi waktu untuk perbaikan generator dari PLTP KAMOJANG 3 dan juga efisiensi waktu untuk major inspection dari PLTP KAMOJANG 2, sehingga nilai FOR dari kedua pembangkit bisa diperkecil lagi.

Semakin besar cadangan daya semakin tinggi tingkat keandalan Gambar 2.4.2 Kurva yang menggambarkan hubungan antara LOLP dengan beban untuksistem tertentu.

Kapasitas maksimum total pembangkit untuk sistem 150 kv adalah 3827 MW sedangkan prediksi beban sistem untuk tahun 2011-2012 adalah 3507 MW. Jadi, cadangan daya minimum sebesar 320 MW masih cukup rendah untuk sistem 150 kv di Jawa Barat. Dengan kata lain, cadangan daya dari sistem 150 kv di Jawa Barat harus diperbesar, karena cadangan daya yang besar akan meningkatkan keandalan dan nilai LOLP juga akan semakin kecil. Untuk memperbesar cadangan daya tentunya harus menambah kapasitas unit pembangkit. Menambah kapasitas unit pembangkit perlu memperhitungkan nilai investasi yang harus disediakan untuk membangun pembangkit baru. Penambahan pembangkit baru juga memperhatikan kurva beban sistem dan prediksi untuk beban sistem dalam beberapa tahun kedepan sehingga akan diketahui berapa kapasitas daya yang harus disediakan untuk mengimbangi beban sistem agar keandalan sistem tetap terjamin.

1. Perhitungan keandalan sistem interkoneksi 150 kv di Jawa Barat ini untuk prediksi LOLP tahun 2011/2012 menghasilkan nilai LOLP sebesar 1,0613 hari per tahun dengan prosentase keandalan 99,73%. Hal ini berarti keandalan system belum memenuhi standart internasional 0,25 hari per tahun, tetapi sudah memenuhi standar PLN yaitu maksimal 3 hari per tahun untuk sistem Jamali[12]. 2. Penyebab besarnya nilai prediksi LOLP tersebut yaitu tingginya nilai FOR dari beberapa pembangkit diantaranya PLTP Kamojang 3 dan PLTP Kamojang 2 yang mengalami waktu maintenance cukup lama. 3. Cara meningkatkan keandalan sistem 150 KV di Jawa Barat terdapat dua pilihan yaitu: Memperkecil nilai FOR dari pembangkit yang memiliki nilai FOR paling besar dalam hal ini adalah pembangkit PLTP Kamojang 3 dan PLTP Kamojang 2. Menambah kapasitas daya terpasang namun harus tetap memperhatikan nilai investasi yang diperlukan.

[1] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. [2] J. Endrenyi, Reliability Modeling in Electric Power Systems John Wiley Sons, NewYork, 1973 [3] R. Billinton, Power System Reliability Evaluation, Gordon and Breach Science Publisher, New York, 1970 [4] Allan, R.N & Billinton, R, Reliability Evaluation of Power System, New York,1996 [5] Laporan Singkat IBT Transfer PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 27 Maret 2006 27 Maret 2011 [6] Rencana Pekerjaan PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 27 Maret 2006 27 Maret 2011 [7] Catatan Pembangkit PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 27 Maret 2006 27 Maret 2011 [8] Laporan Harian Pelaksana Operasi Region 4 PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 27 Maret 2006 27 Maret 2011 [9] Mulyono, Sri, Peramalan Harga Saham dan Nilai Tukar : Teknik Box-Jenkins, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. XLVIII No.2,2000 [10] Firmansyah, Peramalan Inflasi dengan Metode Box-Jenkins (ARIMA),Media Ekonomi & Bisnis, Vol.XII No.2,2000 [11] Arsyad, Lincolin, Peramalan Bisnis, Ghalia Indonesia, Jakarta,1995 [12] Djiteng Marsudi, Ir, Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005 [13]Ridwan, Analisis Keandalan Sistem 150 kv di Wilayah Jawa Timur, Jurusan Teknik Elektro- FTI ITS, 2008.