BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL ENCEP SUPRIATNA

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menyusun penelitian ini adalah metode sejarah, sedangkan untuk teknik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

MASA BERTAHAN PERGERAKAN NASIONAL MENJELANG RUNTUHNYA HINDIA BELANDA ( ) PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015

BAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh

GERAKAN VSTP SEMARANG ( )

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

Materi 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. nyawa beribu-ribu rakyat dan pahlawan-pahlawanya.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat yang kecil ataupun masyarakat yang berskala besar dalam menginginkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. C. Rumusan Masalah o Sejarah bahasa Indonesia o Kedudukan bahasa Indonesia o Fungsi bahasa Indonesia

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS BIOGRAFILatihan Soal 2.2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

BAB IV PENUTUP. bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini terdapat beberapa poin

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1959 TENTANG SUSUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN

BAB IV TANGGAPAN DAN TINDAKAN KOMUNITAS ARAB DALAM MENYIKAPI ADANYA PARTAI ARAB INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan atas penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap permasalahan penelitian tersebut meliputi, peran Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional, faktor berpindahnya Abdul Muis dari bidang politik ke bidang sastra, serta dampak hasil karya Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional. Peran Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional dimulai saat menjadi seorang politikus yang berkecimpung pada pentas politik nasional melalui wadah organisasi pergerakan yaitu Sarekat Islam (SI). Abdul Muis bergabung dengan SI pada tahun 1913 dalam SI cabang Bandung atas ajakan Tjokroaminoto. Sebelum bergabung dengan SI, Abdul Muis mempunyai latar belakang sebagai seorang jurnalis, dan sempat bekerja pada beberapa surat kabar seperti Preanger Bode, Bintang Hindia, Kaum Muda, dan Neraca. Setelah aktif dalam karier sebagai jurnalis Abdul Muis aktif dalam pentas politik nasional. Dalam kiprahnya di SI dapat di lihat beberapa peran Abdul Muis dalam masa Pergerakan Nasional, yaitu Abdul Muis lebih memilih kooperatif dengan Belanda, hal tersebut tidak terlepas dari kepentingan nasional yang selalu diutamakannya. Sikap kooperatif di pilih Abdul Muis, karena memiliki anggapan bahwa untuk menempuh jalur perang secara langsung, Bumiputera belum pada keadaan yang siap.

134 Pada tahun 1916 Abdul Muis tepilih sebagai wakil presiden dari CSI (Central Sarekat Islam). Pada tahun yang sama Abdul Muis ikut bagian dalam komite yang dibentuk Belanda yang bernama Komite Indie Weerbar dimana tugas dari komite ini adalah untuk menyampaikan secara langsung kepada Ratu Belanda mengenai keinginan yang hendak dicapai oleh para Bumiputera. Dengan bergabungnya Abdul Muis dalam komite ini, ia berhasil mendesak pemerintah Belanda untuk segera membentuk Dewan Rakyat (Voolksraad), dalam bidang pendidikan Abdul Muis berhasil menegosiasikan untuk didirikannya sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda yang kemudian didirikan dengan nama Technische Hogeschool (THS) di Bandung pada tahun 1920. Abdul Muis terpilih sebagai anggota Volksraad pada tahun 1918, dengan haluan politik yang bersifat kooperatif, Abdul Muis melihat Volksraad sebagai lembaga resmi yang dapat dijadikan sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi mengenai kesejahteraan rakyat. Dengan Volksraad maka aspirasi tersebut dapat terdengar bahkan hingga ke negeri Belanda di mana terdapat orang-orang yang simpati terhadap perjuangan para Bumiputera, sehingga proses pergerakan Indonesia mencapai kemerdekaan akan semakin cepat. Namun Abdul Muis juga tidak memungkiri bahwa Volksraad juga belum maksimal dalam menjalankan tugasnya. Bergabungnya Abdul Muis sebagai seorang anggota SI ke dalam Volksraad mendapat penentangan dari pihak komunis yang terdapat dalam tubuh SI. Pertentangan Abdul Muis dengan pihak komunis ini, menjadi salah satu faktor pemecah dalam tubuh SI, sehingga SI yang memiliki massa cukup banyak menjadi terpecah dalam mencapai tujuan pergerakan. Selain itu dengan adanya

135 pengaruh komunis dalam SI ini maka Abdul Muis mengusulkan adanya disiplin partai yang mengatur kerangkapan anggota. Hal ini menandai bahwa SI sudah masuk ke dalam struktrur organisasi modern pada masa Pergerakan Nasional, dan Abdul Muis ikut berperan di dalamnya. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi jalannya Peregerakan Nasional, dengan semakin banyaknya pemogokan-pemogokan yang dipengaruhi pihak komunis, sehingga pemerintah Belanda lebih bersikap represif terhadap pergerakan yang dilakukan oleh para Bumiputera. Selanjutnya Abdul Muis lebih memilih dalam bidang sastra pada masa Pergerakan Nasional. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi berhentinya Abdul Muis dari bidang politik dan lebih memilih pada bidang sastra. Faktor yang pertama adalah adanya peristiwa pemogokan organisasi Persatuan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) pada tahun 1922. Dampak dari pemogokan ini adalah Abdul Muis ditangkap oleh Belanda karena dianggap bertanggung jawab terhadap peristiwa ini. Abdul Muis yang pada saat itu menjabat sebagai pelaksana tugas ketua, karena ketua PPPB pada saat itu Tjokroaminoto sedang menghadapi proses peradilan. Setelah keluar dari proses penangkapan akibat peristiwa ini, Abdul Muis dikeluarkan dari kepengurusan PPPB. Dia dianggap gagal dalam mempersatukan organisasi PPPB sehingga terpecah dan juga dianggap tidak mampu mencegah terjadinya peristiwa pemogokan yang dilakukan oleh anggota PPPB. Anggapan kegagalan tersebut tidak hanya muncul dari para anggota namun juga dari Tjokroaminoto, yang digantikan tugasnya sebagai ketua selama ia di

136 peradilan. Hal ini menyebabkan Abdul Muis kecewa dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pentas perpolitikan nasional. Faktor yang kedua adalah adanya pengusiran dari daerah asal Abdul Muis yaitu Sumatera Barat. Pengusiran ini terjadi karena kedatangan Abdul Muis ke Padang pada tahun 1923, membuat Pemerintah Belanda khawatir terjadi peristiwa serupa seperti yang terjadi di Toli-toli, di mana kehadiran Abdul Muis di sana dapat memicu kesadaran rakyat akan kebijakan pemerintah. Kehadiran di Padang tersebut juga berpengaruh terhadap tidak terpilihnya Abdul Muis menjadi pengurus pusat CSI karena tidak hadir pada saat pemilihan pada tahun 1923. Hal ini membuat Abdul Muis kehilangan wadah organisasi yang dijadikan sebagai tempat berkiprah dalam pentas poltik nasional, hal tersebut membuat Abdul Muis berpindah haluan dari bidang politik menjadi seorang sastrawan. Pengusiran dari Sumatera Barat juga berdampak secara emosional, dimana Abdul Muis yang seorang putera daerah Sumatera Barat tidak boleh lagi ke tempat dia berasal, sehingga berpengaruh juga terhadap beralihnya Abdul Muis dari bidang politik ke bidang sastra. Faktor yang ketiga adalah adanya kekecewaan terhadap sosok Tjokroaminoto. Pertentangan Abdul Muis dengan Tjokroaminoto meliputi pertama yaitu sikap keduanya dalam menyikapi pihak komunis yang masuk ke dalam tubuh SI. Abdul Muis lebih memilih bertentangan dengan pihak komunis, karena dianggap dapat menghancurkan tubuh SI, sedangkan Tjokroaminoto bersikap lebih tidak mempermasalahkan hal tersebut, dan lebih memilih untuk mengurus masalah kepemimpinannya dan masalah persatuan. Pertentangan

137 diantara keduanya terus berlanjut yaitu mengenai peristiwa pemogokan PPPB, Tjokroaminoto mengambil sikap menyalahkan Abdul Muis atas terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini membuat Abdul Muis merasa kecewa terhadap sosok Tjokroaminoto. Selanjutnya kekecewaan Abdul Muis terhadap Tjokroaminoto yaitu karena sikap Tjokroaminoto yang tidak bereaksi atas di keluarkannya peraturan Passenstelsel terhadap Abdul Muis. Hubungan Abdul Muis yang renggang dengan Tjokroaminoto menjadi salah satu faktor berhentinya Abdul Muis dari bidang politik dan lebih memilih bidang sastra. Faktor keempat beralihnya Abdul Muis dari bidang politik dan memilih bidang sastra adalah latar belakang Abdul Muis sebagai seorang jurnalis. Latar belakang sebagai jurnalis menjadi salah satu faktor Abdul Muis memilih bidang sastra setelah berhenti dari bidang politik karena pada masa Pergerakan Nasional, sastrawan lebih banyak berasal dari seorang guru dan jurnalis. Selain itu profesi sebagai sastrawan pada masa itu menjanjikan kemapanan secara ekonomi, sehingga dari sini dapat juga disimpulkan bahwa salah satu faktor Abdul Muis memilih bidang sastra setelah berhenti dari bidang politik karena faktor ekonomi. Dampak hasil karya sastra Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional, meliputi beberapa hal. Pertama yaitu penggunaan bahasa Indonesia dalam karya Abdul Muis membawa dampak pada berkembangnya sastra Indonesia Modern pada masa itu. Karena sebelum perkembangan sastra Indonesia modern pada masa Pergerakan Nasional, bahasa yang digunakan dalam karya sastra lebih banyak berbahasa lokal, sehingga perkembangannya disebut dengan sastra Nusantara. Penggunaan Bahasa

138 Indonesia dalam karya Abdul Muis mempengaruhi perkembangan karya sastra yang menggunakan bahasa Indonesia menjadi lebih banyak dan menjadi dasar berkembangnya periode perkembangan sastra selanjutnya yaitu periode Pujangga Baru. Selanjutnya dampak yang dihasilkan dari karya Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional yaitu tema yang diambil Abdul Muis dalam karyanya tidak lagi mengangkat mengenai masalah sosial yang terjadi dalam satu budaya saja, misalnya mengenai kawin paksa, dan masalah dalam lingkungan adat lainya. Namun Abdul Muis mengangkat mengenai realitas sosial yang terjadi karena adanya interaksi antara budaya lokal (pribumi) dengan Barat (Belanda) dan di dalam karyanya Abdul Muis memasukan pengalaman pribadinya saat berinteraksi denga kebudayaan Barat tersebut. Selain itu Abdul Muis juga mengangkat mengenai kehidupan seorang pahlawan yang melawan Belanda jauh sebelum masa Pergerakan Nasional, hal ini memberikan gambaran perjuangan yang harus diambil oleh para Bumiputera pada masa Pergerakan Nasional. Dari tema yang diambil tersebut berdampak pada perkembangan karyakarya sastra selanjutnya pada masa Pergerakan Nasional, dimana karya yang dihasilkan lebih banyak mengangkat realitas sosial dengan interaksi antara satu budaya dengan budaya yang lainnya. Dampak dari hasil karya Abdul Muis tidak hanya pada perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional, tapi juga terhadap perkembangan politik pada masa itu. Salah satu karya Abdul Muis yang muncul pada tahun 1928 yaitu Salah Asuhan muncul bersamaan dengan salah satu peristiwa yang mempengaruhi

139 perkembangan Pergerakan Nasional, yaitu Sumpah Pemuda. Novel Salah Asuhan yang berisikan pesan mengenai mentalitas serta identitas sebagai orang Indonesia yang harus dimiliki oleh para Bumiputera. Mentalitas dan indentitas yang terdapat dalam novel Abdul Muis tersebut memberikan pengaruh terhadap sikap para Bumiputera dalam menanggapi hal tersebut, maka terwujud dalam hasil keputusan sumpah pemuda mengenai tiga hal yaitu tanah air, kebangsaan serta bahasa Indonesia. 5.2 Rekomendasi Dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa rekomendasi untuk tujuan mengembangkan materi ajar sejarah di sekolah. Tema yang peneliti ambil berhubungan dengan materi sejarah kelas XI baik jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Pembahasan mengenai peran Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional dapat mengembangkan materi pada kelas IPA dan IPS. Karena dari hasil penelitian yang peneliti dapat, ada beberapa hal yang dapat dikembangkan dalam materi, yaitu mengenai peran Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional. Terutama mengenai sikap dan pola perjuangan Abdul Muis berpengaruh pada Pergerakan Nasional. Jadi para siswa tidak hanya mengenal tokoh-tokoh Pergerakan Nasional yang selama ini banyak dibahas, seperti Tjokroaminoto, Agus Salim, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara, tapi siswa juga diperkenalkan bahwa ada sosok bernama Abdul Muis yang mempunyai pengaruh seperti tokoh-tokoh di atas. Selain itu nilai yang terkandung dari apa yang dilakukan Abdul Muis dapat dijadikan contoh oleh para siswa. Seperti upaya Abdul Muis menghindari perang,

140 berjuang dengan tulisan, dan sikap berani berbicara dalam membela kepentingan rakyat. Pada pembahasan mengenai dampak karya Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional, hal ini dapat dikembangkan dalam materi sejarah kelas XI jurusan Bahasa. Dimana pembahasan ini dapat menguraikan bagaimana karya seorang sastrawan yang berawal sebagai seorang politikus lalu berubah haluan menjadi seorang sastrawan yang membuat karya berupa novel di mana di dalamnya terdapat sebuah realitas sosial, dan hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional.