ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

dokumen-dokumen yang mirip
With the Actions of Smoking within Students of 9 State High School Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

Universitas Kristen Maranatha

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SHISHA PADA SISWA SMA X DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI WILAYAH KELURAHAN MLILIR KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN PENELITIAN

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN REMAJA. Di SMAN 1 Pulung Ponorogo

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Keywords: Anemia, Social Economy

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA WANITA DI YOGYAKARTA. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA 7 KAWASAN YANG DIATUR DI KOTA BATAM

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI SMA NEGERI I TOMPASOBARU Devita Rosalin Maseda Baithesda Suba Djon Wongkar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: devita.maseda@yahoo.co.id Abstrack: Smoking is one habit that commonly encountered in everyday life. Smoking both active and passive bodily harm, Youth is a stage in human development. Teens have a high curiosity and often mimic behaviors performed by adults, including smoking and smoking has become a lifestyle among adolescents. This study was conducted to determine the relationship of knowledge and attitudes about the dangers of smoking and smoking behavior in young men in SMA Negeri I Tompasobaru. This research is an analytic survey with Cross sectional study design. Number of sample 128 respondents using Total sampling. Data were collected by using a questionnaire. Data were analyzed by Chi-Square test (α = 0,05). The results showed that 110 young men good knowledgeable and less knowledgeable 18 of young man, as many as 91 young men to be positive attitude and 37 negative attitude of young man, as many as 52 young men have the smoking behavior and 76 of young man do not behave smoke. Probability value of relationship knowledge and smoking behavior of 0.015 while the relationship attitudes and smoking behavior of 0,000.Conclusions from this research that there is a correlation between knowledge and attitudes about the dangers of smoking and smoking behavior in young men in SMA Negeri I Tompasobaru. Keywords: Attitude, Knowledge, Smoking behavior, Teens Abstrak:Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan seharihari. Merokok baik secara aktif maupun pasif membahayakan tubuh, Remaja merupakan suatu tahap dalam perkembangan manusia. Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan sering meniru perilaku yang dilakukan oleh orang dewasa termasuk merokok dan merokok sudah menjadi gaya hidup dikalangan remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru.Penelitian ini bersifat Survey analitik dengan rancangan Cross sectional study.jumlah sampel 128 responden dengan menggunakan Total sampling.pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.data dianalisis dengan uji Chi-Square (α =0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 110 remaja putra berpengetahuan baik dan 18 remaja putra berpengetahuan kurang baik, sebanyak 91 remaja putra bersikap positif dan 37 remaja putra bersikap negatif, sebanyak 52 remaja putra memiliki perilaku merokok dan 76 remaja putra tidak berperilaku merokok. Nilai probabilitas hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,015 sedangkan hubungan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar 0,000.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru. Kata Kunci :Pengetahuan, Perilaku merokok, Remaja,Sikap. 1

PENDAHULUAN Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan seharihari.merokokmerupakan bagian hidup masyarakat. Dari segi kesehatan, tidak ada yang menyetujui dan melihat manfaat yang dikandungnya. Namun tidak mudah untuk menurunkan terlebih menghilangkannya.gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam penyakit ( Bustan, 2007). Hasil riset Global Youth Tobacco Survey 2006 menunjukkan bahwa 24,5% anak laki-laki dan 2,3% remaja putri usia 12 sampai 15 tahun adalah perokok. Sementara itu, menurut Survei Ekonomi Nasional, prevalensi perokok remaja usia 15 sampai 19 tahun mengalami lonjakan sebanyak 144% selama tahun 1995 hingga 2004. Survei ini juga menunjukan kecenderungan usia mulai merokok (inisiasi) menjadi semakin dini, yakni usia lima sampai sembilan tahun, dan mengalami peningkatan yang sangat berarti dari 0,4% pada tahun 2001 menjadi 1,8% pada tahun 2004 atau hampir lima kali lipat (Sundari, Chariansyah, Kania, & Fitriah, 2008). Rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun. Menurut pendidikan, perokok yang mulai merokok pada 15-19 tahun cenderung banyak pada pendidikan tinggi sedangkan yang mulai merokok pada umur 5-9 tahun pada pendidikan rendah.menurut pekerjaan, perokok yang mulai merokok pada umur 15-19 tahun maupun 5-9 tahun, paling banyak pada anak sekolah dan cenderung meningkat dengan meningkatnya status ekonomi (Riskesdas, 2010). Penyakit yang disebabkan oleh rokok antara lain batuk menahun, penyakit paru, infertilitas, gangguan kehamilan, artherosklerosis dan beberapa penyakit 2 kanker seperti kanker mulut dan kanker paru (Bustan, 2007). Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin. Berdasarkan hasil penelitian Nurlaily (2010) tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putra tentang bahaya rokok bagi kesehatan di SMP Muhammahdiyah Pamekasan. Hasil penelitian yang didapatkan nilai p = 0.010 dengan nilai α = 0,05, ini menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putra tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah merupakan tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku kesehatan.peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangat penting, karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak dari pada orang tuanya.sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif untuk berperilaku sehat bagi anak-anak (Notoatmodjo, 2010). Siswa merupakan remaja generasi muda penerus bangsa dan derajat kesehatan generasi muda ditentukan oleh remaja salah satunya siswa-siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Tompasobaru. Untuk itu perlu mempersiapkan generasi muda yang memiliki pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dan memiliki gaya hidup sehat dan terhindar dari perilaku merokok. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri I Tompasobaru dari 10 remaja putra terdapat dua sampai tiga orang memiliki perilaku

merokok.berdasarkan hal tersebut di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah perokok usia remaja di negara berkembang salah satunya di Indonesia dan berdasarkan pengamatan bahwa terdapat perilaku merokok di SMA Negeri I Tompasobaru. Maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan Cross Sectinal Study (Studi Potong Lintang), Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tompasobaru selama tiga minggu pada tanggal 6 sampai 28 juni 2013. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja putra kelas X dan XI di SMA Negeri I Tompasobaru berjumlah 128 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode Total Sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner.kuesioner ini berisi tentang pertanyaan untuk mengukur pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Tompasobaru.Pertanyaan tentang perilaku merokok berjumlah satu pertanyaan.pertanyaan pengetahuan tentang bahaya merokok berjumlah 10, untuk pertanyaan positif menjawab benar diberi nilai dua dan menjawab salah diberi nilai satu dan untuk pertanyaan negatif menjawab benar diberi nilai satu dan menjawab salah diberi nilai dua. Pertanyaan sikap tentang bahaya merokok berjumlah 13, menjawab sangat setuju diberi nilai empat, menjawab setuju diberi nilai tiga, menjawab ragu-ragu diberi nilai dua, menjawab tidak setuju diberi nilai satu dan menjawab sangat tidak setuju diberi nilai nol.menentukan pengetahuan baik dan kurang baik dan sikap positif dan negatif digunakan nilai median.berpengetahuan baik dengan skor 3 15 dan berpengetahuan kurang baik dengan skor < 15 dan bersikap positif dengan skor 26 dan bersikap negatif dengan skor < 26. Pengumpulan data dilakukan melalui tahapan: peneliti meminta surat izin penelitian dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Surat izin penelitian tersebut diberikan kepada kepala sekolah yang kemudian kepala sekolah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri I Tompaso baru. Kemudian peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk memperoleh profil sekolah.setelah itu, peneliti masuk di ruang kelas kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian, kemudian menyerahkan informed consent dan lembar persetujuan menjadi responden untuk di tanda tangani. Setelah memahami dan mendatangani lembar persetujuan, kuesioner dibagikan kepada responden dan meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut, kemudian kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan dan diperiksa jika kuesioner tersebut sudah lengkap pengisiannya. Setelah selesai melaksanakan penelitian pihak sekolah memberikan surat keterangan bahwa peneliti telah selesai melaksanakan penelitian di SMA Negeri I Tompasobaru. Prosedur pengolahan data yang dilakukan melalui tahap editing, koding dan tabulasi data dan data dianalisis melalui prosedur analisis univariat dan analisis bivariate dengan menggunakan uji chisquare pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05). Etika dalam penelitian ini sebagai berikut :peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed consent, menghormati privasi dan kerahasiaan responden, menghormati keadaan, memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.

HASIL dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur n % 15 Tahun 22 17,2 16 Tahun 62 48,4 17 Tahun 39 30,5 18 Tahun 7 3,9 Total 128 100 Tabel 2 Distribusi Responden BerdasarkanKelas Kelas n % X 79 61,7 XI 49 38,3 Total 128 100 Tabel3DistribusiRespondenBerdasakanKate gori Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pengetahuan n % Kurang baik 18 14,1 Baik 110 85,9 Total 128 100 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Tentang Bahaya Merokok Sikap n % Negatif 37 28,9 Positif 91 71,1 Total 128100 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku Merokok Perilaku merokok n % Merokok 52 40,6 Tidak merokok 76 59,4 Total 128 100 Analisis Bivariat Tabel 7 Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok di SMA Negeri I Tompasobaru Perilaku merokok Total P Total P PengetahuanMerokok Tidak merokok Kurang Baik 12 6 18 Baik 40 70 110 0,015 Total52 76 128 Tabel 8 Hubungan Sikap Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok di SMA Negeri I Tompasobaru Perilaku merokok Total P SikapMerokok Tidak merokok Negatif 30737 Positif 22 69 91 0,000 Total 52 76 128 B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru yaitu salah satu Sekolah Menengah Atas yang ada di provinsi Sulawesi Utara dengan jumlah responden 128 orang dengan kategori umur 15 tahun sampai 18 tahun dari kelas X dan XI, dari semua responden ini terdapat 76 orang (59,4 %) dengan perilaku tidak merokok dan 56 orang (40,6 %) dengan perilaku merokok. Remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara kompensatoris, bahwa perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik 4

terhadap lawan jenis (Bringham, 2000) dikutip dari Suwangsa (2010). Remaja yang cenderung tidak populer di sekolah, akibatnya mudah terpengaruh perilaku merokok secara langsung dan juga kebiasaan merokok orang tua merupakan faktor yang konsisten untuk remaja merokok (Olah Haustein & Groneberg, 2010). Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya dan juga didorong oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering di lakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya (M.Ali & M.Asrori, 2010) Selain itu berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari masyarakat daerah ini mempunyai suatu hal yang telah membudaya yang seharusnya tidak pantas untuk ditiru terutama para remaja yaitu iko-iko rame yaitu perilaku yang cenderung untuk mengikuti trend supaya dianggap lebih gaul ini menunjukkan bahwa cenderung untuk berperilaku yang mengutamakan sesuatu hal yang dianggap paling membuat diri terlihat indah atau bergaya. Di usia remaja diperlukan kehadiran orang tua yang akan mengarahkan perilaku remaja agar memiliki perilaku yang baik karena keluarga merupakan panutan yang terbaik untuk itu apapun yang keluarga lakukan berarti baik untuk anggota keluarga lainnya lakukan. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan maka sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dijadikan kawasan tanpa rokok.pada saat 5 penelitian tidak ada ditemukan rambu-rambu atau peraturan dilarang merokok di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dari 110 responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu pada perilaku merokok sebanyak 40 orang dan perilaku tidak merokok sebanyak 70 orang sedangkan pada 18 responden dengan pengetahuan yang kurang baik terdapat 12 orang dengan perilaku merokok dan enam orang dengan perilaku tidak merokok, dari uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,015 < α = 0,05 berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok yang berarti hipotesis (Ha) diterima. Sesuai pendapat Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan terdiri dari enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi dan evaluasi. Mengacu pada tingkat pengetahuan remaja putra di SMA Negeri I Tompasobaru disebutkan diatas bahwa dominan mempunyai pengetahuan dengan kategori baik.hal ini terlihat bahwa remaja putra yang berpengetahuan tinggi cenderung tidak melakukan perilaku merokok sedangkan remaja putra yang memiliki pengetahuan kurang cenderung melakukan perilaku merokok. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan hasil penelitian dari 91 responden dengan sikap positif sebanyak 22 orang yang mempunyai perilaku merokok dan 69 orang yang tidak merokok, sedangkan untuk 37 responden dengan sikap negatif terdapat 30 orang mempunyai perilaku merokok dan 7 orang tidak merokok, dari uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok yang berarti hipotesis (Ha)

diterima. Ini menunjukkan dengan memiliki sikap yang positif atau pengalaman yang positif yang sudah ada dalam diri kita atau yang diperoleh dari orang lain yang ada disekitar kita maka kita akan terpengaruh untuk cenderung berperilaku baik, hal ini didukung oleh pernyataan bahwasikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nurlaily (2010) tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putra tentang bahaya rokok bagi kesehatan di SMP Muhammahdiyah Pamekasan dengan jumlah remaja putra 51 anak. Remaja putra yang merokok terdapat 25 anak dan yang tidak merokok sebanyak 26 anak dengan jumlah sampel 45 anak. Hasil penelitian yang didapatkan nilai p = 0.010 dan α = 0,05 yang berarti ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang bahaya rokok. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Marsel (2012) tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok dengan tindakan merokok remaja di pasar bersehati kota manado dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 remaja (91,4%) memiliki pengetahuan baik dan 3 remaja (8,6%) memiliki pengetahuan kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) memiliki sikap baik, sedangkan 23 lainnya(65,7) memiliki sikap kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) bukan perokok dan 23 remaja (65,7%) adalah perokok. Nilai probabilitas (p value) hubungan antara pengetahuan dan tindakan sebesar0,266, sedangkan hubungan antara sikap dan tindakan sebesar 0,007 dengan α = 0,05, ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan 6 merokok, dengan kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan sikap. Berdasarkan Penelitian Rogers (1974) dalamnotoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :kesadaran, orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, menimbangnimbangterhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Salah satu faktor yang terpenting untuk terbentuknya perilaku seseorang karena dari pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan,notoatmodjo (2003) dikutip dari Nurlaily (2010). Hal ini berarti jika kita memiliki pengetahuan yang baik dan sikap positif maka kita tidak mudah terpengaruh akan objek yang ada disekitar kita dan kita akan memiliki perilaku yang baik yang berlangsung lama. Begitu juga dalam kehidupan remaja, mereka tidak akan mudah terpengaruh terhadap perilaku merokok jika mereka memiliki pengetahuan dan sikap yang positif terhadap bahaya merokok. SIMPULAN Remaja putra yang merokok di SMA Negeri I Tompasobaru lebih sedikit dari remaja putra yang tidak merokok.remaja putra yang memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok lebih banyak dari remaja putra yang berpengetahuan kurang baik. Remaja putra yang memiliki sikap positif tentang bahaya merokok lebih banyak dari remaja putra yang bersikap negatif.

Pengetahuan tentang bahaya merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok. Sikap tentang bahaya merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok. DAFTAR PUSTAKA Bustan, M. N.(2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cet 2, Jakarta : Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Marsel, A. (2012). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado.(http://fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2012/10/marselanto1.pdf. Diakses tanggal 7 mei 2013, jam 6.08 WITA) M. Ali, M. Asrori.(2010). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara Notoatmodjo, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo,( 2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta Nurlaily, T, Y.(2010). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putra Tentang Bahaya Rokok Bagi Kesehatan di SMP Muhammahdiyah Pamekasan.(http://ebookbrowse.com/pe -028x-pdf-d66977380 diakses tanggal 12 juli 2013) Olah Haustein,K, Groneberg,D. (2010). Tobacco Or Health. Berlin: Springer Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2003. Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. (http://datahukum.pnri.go.id/index.php? option=com_phocadownload&view=cat egory&download=1344:ppno19th2003 &id=122:tahun- 7 2003&Itemid=28&start=20 diakses tanggal 18 juli 2013) Sundari,L,Chariansyah,H,Kania,D,Fitriah,S. (2008). Denormalisasi Industri Rokok: Toolkit Untuk Remaja. Jakarta Suwangsa, K.(2010). Hubungan Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMU Negeri 2 Manado. (Tidak dipublikasikan)

8