BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan desain yang canggih sudah mulai merasuk ke dalam kehidupan masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN INTERNATIONAL FURNITURE & CRAFT FAIR INDONESIA (IFFINA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak perusahaan menyadari bahwa orientasi pada jumlah

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkatkan kebudayaan manusia. Keinginan manusia terhadap

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Saat ini, seorang pebisnis tidak hanya dituntut untuk. penting bagi perusahaan untuk mengenali dan memahami

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

Bab 1 PENDAHULUAN. populasi penduduk maka semakin besar pula kebutuhan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan barang dan jasa yang


BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan transportasi. Globalisasi berarti menyatukan pasar domestik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Abah adalah melalui jasa sales, brosur, word of mouth. Pada awal mula berdirinya Bandrek Abah menggunakan strategi word of

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Setiap manusia dalam aktifitas sehari-hari pasti membutuhkan alat tulis. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana rencana yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi saat ini semakin pesat, mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dunia usaha yang mengarah juga pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di masa datang. Industri sepeda motor di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam

PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan regulasi pemerintah yang berkuasa. kegiatan pemasaran bisnis. Tujuan utama perusahaan pada intinya

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Hasil Wawancara. Narasumber : Suhardi Tedja Setiawan, Pemilik (Owner) yang juga berperan sebagai Direktur PT. Mekarindo Abadi Sejahtera

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dalam berbagai pameran berskala internasional diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. Pada akhir - akhir ini perekonomian yang terjadi pada negara Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi. harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan bebas ini, masing-masing perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada jaminan bahwa suatu produk yang sukses dan laku di satu

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan

BAB III TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan

PERUSAHAAN KAYU JATI ONLINE SEBAGAI PELUANG USAHA E-BUSINESS. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah E-Business

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup orang telah banyak berubah. Penerapan desain yang canggih sudah mulai merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Keindahan ruang secara keseluruhan pun menjadi perhatian, pemilihan furnitur serta pernak-pernik dan aksesori yang sesuai menjadi pilihan yang mendatangkan kepuasan bagi pemilik rumah. Semuanya dapat diciptakan sesuai dengan selera penghuni rumah. Dengan demikian, gaya interior rumah secara keseluruhan dapat mengekpresikan gaya hidup penghuninya. Furnitur yang juga merupakan perabot rumah tangga yang dirancang sedemikian rupa agar dapat menambah estetika ruangan dan memberikan kesan yang nyaman bagi orang yang tinggal di dalam ruangan tersebut. Dewasa ini, furnitur yang digunakan menjadi perhatian utama bagi penghuni rumah tersebut. Seperti pepatah yang tersirat yakni rumahku istanaku, membuat manusia tidak pernah puas untuk memenuhi kepuasaannya dari segi furnitur yang digunakan agar dapat menambah kesan nyaman bagi penghuninya. Menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris dalam acara launching perdana International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) di Jakarta (pada 17 Juli 2008 lalu), saat ini perkembangan industri furnitur di Indonesia sangat menggembirakan. Furnitur yang dihasilkan di Indonesia merupakan hasil budaya dan merupakan produk andalan daerah. IFFINA merupakan satu-satunya pameran telah memiliki pasar khusus dan menunjang nilai ekspor dari Indonesia, akan berlangsung di JIExpo Kemayoran 1

2 Jakarta, pada tanggal 11-15 Maret 2009 mendatang. Yang mana menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, bahwa di IFFINA para pembeli yang datang adalah para importir kelas dunia. (http://www.ideaonline.co.id/article.php?name=/iffina-digelar-tahun- 2009&channel=berita) Di sisi lain, menurut data yang diperoleh dari Bank Ekspor Indonesia, bahwa Pemerintah juga telah mengupayakan untuk mengembangkan industri mebel. Apalagi sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu dari 10 komoditas unggulan ekspor Tanah Air. Dengan kata lain, ekspor mebel masih bisa menjadi primadona untuk menghasilkan devisa negara. Selama tahun 2005 saja, ekspor mebel dan kerajinan Indonesia telah mencapai sebesar US$ 1,8 miliar. Skala itu meningkat di tahun 2006 menjadi US$ 2,2 miliar. Bahkan di tahun ini, nilai ekspor mebel dan kerajinan ditargetkan mencapai US$ 2,9 miliar. Dan, jika tak ada hambatan, pada 2010 pemerintah menargetkan ekspor mebel nasional bisa menembus US$ 5 miliar. (http://www.bexi.co.id/images/_res/opini-potensi%20devisa%20dari%20mebel.pdf) Sebuah target yang bukan mustahil terwujud. Apalagi, perdagangan mebel di pasar dunia saat ini trennya juga cenderung terus membaik. Buktinya, selama tahun 2005, nilai perdagangan mebel dunia baru mencapai US$ 76 miliar. Namun, pada tahun 2006 angkanya telah melonjak naik menjadi US$ 80 miliar. Selama ini Eropa merupakan pasar terbesar produk mebel dan kerajinan Indonesia, yakni sekitar 45%. Sisanya dikonsumsi oleh Amerika Serikat (36%), Timur Tengah (6%), dan Australia (4%). Dengan trend perdagangan furnitur yang cenderung terus membaik membuat banyak perusahaan yang bergerak di industri furnitur berlomba-lomba untuk memenuhi kepuasaan konsumennya. Terlebih lagi dengan banyaknya produk furnitur / mebel yang berasal dari Negeri Tirai Bambu, yang telah banyak membanjiri Indonesia, yang mana produk tersebut tidak hanya bersifat woodbase, tetapi juga non-woodbase pun sudah

3 meraja rela seperti kursi plastik dan meja tamu (coffee table) yang dibuat dari perpaduan besi dan kaca, ataupun perpaduan komponen woodbase dengan besi. Secara spesifik Tanangga Karim selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO), mensinyalir derasnya furnitur (mebel) China yang masuk ke Indonesia adalah karena harga mebel China 20% lebih murah dari mebel Indonesia. Sehingga ia menemukan tiga hal yang perlu dicermati. Pertama, produk mebel China sangat modern dan futuristik yang mana mampu menyerap selera pasar dunia dengan mengadaptasi desain-desain mebel favorit. Kedua, China berani memberikan harga sangat murah bila dibandingkan dengan harga produk sejenis yang bersumber dari negeri asalnya di Eropa, sehingga hal ini memicu para pengusaha atau spekulan Indonesia untuk meraup keuntungan besar dengan berlomba-lomba mengimpor produk yang belum ada beredar di pasar Indonesia (masih eksklusif). Ketiga, mebel China sangat fleksibel, terutama menyangkut desain, warna, maupun kategorisasi. Ketiga point inilah yang berpadu menjadi satu kesatuan dan menjadi kekuatan bagi produk China masuk ke pasar International. Yang mana faktor kualitas memang bukan menjadi prioritas utamanya. Konsep ini pun sangat berbeda dengan Indonesia, dimana pembuatan mebel diharapkan akan mempunyai kualitas yang baik sehingga mempunyai daya tahan selama mungkin dan bila perlu dapat diwariskan kepada anak cucu, dengan konsekuensi tentunya dengan harga yang relatif mahal. (http://mer-online.co.id/newsdetail.asp?id=6&newscode=1000042) Dengan adanya serbuan produk China ke Indonesia membuat para pengusaha furnitur dalam negeri terus berlomba-lomba dalam mengejar ketertinggalannya. Produk yang diciptakan pun didasarkan pada kebutuhan konsumen, baik dari segi desain, mutu, serta harga. Yang mana salah satunya adalah Perusahaan Dagang Success Furniture. PD. Success Furniture yang berpusat di Jakarta ini merupakan perusahaan yang memproduksi furnitur dengan berbahan dasar besi yang mengutamakan mutu dari

4 produk yang ditawarkan. Adapun produk PD. Success Furniture antara lain terdiri dari Ranjang Pipa, Ranjang Tempa, Ranjang Susun Pipa, Meja Rias, Nakas, Meja Makan, dan Kursi Makan yang semuanya berbahan dasar besi dan mulai menggunakan pelengkap dari sentuhan kayu pada beberapa produknya. Menurut data yang diperoleh dari perusahaan, produknya dirancang dengan memperhatikan konstruksi yang kokoh, desain menarik, memakai bahan metal yang terpilih dan didukung dengan pengecatan powder coating system, serta dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman. Serta dengan menggunakan sistem knock-down yang dipadukan dengan setuhan rasa seni tinggi, serta kualitas yang terjamin menjadikan PD. Success Furniture memiliki banyak jaringan distribusi. PD. Success Furniture produknya tersebar di toko-toko furnitur hampir di seluruh wilayah Indonesia (kecuali Indonesia bagian Timur). Sehingga untuk memudahkan dalam hal pendistribusian produk, menyebabkan PD. Success Furniture mendirikan beberapa cabang, antara lain berada di: Surabaya, Semarang, Makassar, dan Palembang dan di Jakarta sendiri yang menjadi pabrik sekaligus kantor pusat yang mengalokasikan pengiriman ke berbagai cabangnya. Yang mana masing-masing cabang berfungsi sebagai gudang tempat penyimpanan barang yang didatangkan dari pabrik yang berlokasi di Jakarta dan sebagai kantor tempat pemasaran untuk daerah tersebut, sehingga dapat memudahkan pendistribusian produk ke toko-toko furnitur di sekitar kantor cabang di daerah tersebut, serta sebagai sarana dalam memperluas pangsa pasarnya di daerah yang bersangkutan. Dimana dalam perkembangannya PD. Success Furniture menghadapi banyak persaingan yang bergerak di industri yang sama. Banyaknya pesaing di industri furnitur ini tidak membuat PD. Success Furnitur gentar karena inovasi produk yang terus-menerus dilakukan, yang terlihat dari penggunaan material berbahan dasar kayu sebagai pelengkap dari ranjang tempa besinya dan upaya memperluas produknya dengan membuka kantor cabang di kota-

5 kota besar, yang mana merupakan daerah yang sedang berkembang dan dapat dimasuki oleh industri furnitur. Ancaman barang pengganti (subsitusi) bagi PD. Success Furniture adalah ranjang springbed, produk yang berbahan dasar kayu dan plastik yang harganya lebih murah. Serta banyaknya pesaing, diantaranya: Silent (anak perusahaan dari Olympic Furniture), Cahaya Abadi furniture, Siantano furniture, Aloha furniture, dan Era baru, yang merupakan pesaing sejenis dengan harga yang sedikit lebih murah. Selain itu, mengenai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada umumnya terdiri dari beberapa pemasok, hal ini ditentukan dari kualitas dan harga yang ditawarkan oleh masing-masing pemasok berbeda. Akan tetapi kekuatan tawarmenawar pemasok rendah, ini dikarenakan oleh tingginya harga bahan baku (terutama besi). Pembelian produk PD. Success Furniture dapat dilakukan melalui sales atau melalui telepon untuk toko-toko furniture yang menjadi distributor. Yang mana terdapat differensiasi harga untuk produknya di setiap daerah yang berbeda pulau, ini disebabkan oleh biaya pengiriman produk ke setiap daerah berbeda-beda. Kekuatan tawar-menawar pembeli pun terlihat dengan jelas, karena untuk pembeli yang membeli dalam jumlah yang lebih besar mendapat diskon yang lebih besar pula (hal ini berlaku juga untuk pembeli dengan jatuh tempo pembayaran singkat dan tunai). Hal ini membuat PD. Success Furniture selalu berinovasi dalam produk yang diproduksinya dengan mengutamakan mutu dari produk tersebut, sehingga dapat menjadi lebih unggul dari pesaingnya yang sejenis. Tetapi dalam upaya mengembangkan usahanya, PD. Success Furniture dihadapi oleh beberapa kendala yang menjadi masalah dari perusahaan tersebut. Masalahnya antara lain adalah pendistribusian produk ke beberapa daerah terhambat, karena terdapat penundaan pengiriman ke daerah-daerah tertentu apabila permintaan di daerah tersebut sedikit, sehingga apabila tetap dilakukan pengiriman dengan kuantitas

6 produk yang kurang memenuhi target pengiriman, sering kali perusahaan harus mengeluarkan biaya pengiriman yang lebih besar dibandingkan dengan biasanya. Namun setiap permasalahan yang dihadapi pasti terdapat solusinya. Apabila masalah ini dibiarkan terus-menerus tentunya akan berdampak negatif bagi perkembangan usaha yang akan dilakukan. Hal ini juga akan berdampak pada pemenuhan produk ke konsumen atau distributor terganggu serta menurunnya omzet penjualan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan produk akan suatu daerah tertentu dan memperluas jaringan pemasaran produk di daerah tersebut. 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2004 2005 2006 2007 2008 Ranjang Pipa Ranjang Tempa Meja Rias Nakas Meja Makan Kursi Makan Sumber Gambar: Data dari Perusahaan (2008) Gambar 1.1 Permintaan untuk Daerah Pekan Baru dan sekitarnya

7 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2004 2005 2006 2007 2008 Ranjang Pipa Ranjang Tempa Meja Rias Nakas Meja Makan Kursi Makan Sumber Gambar: Data dari Perusahaan (2008) Gambar 1.2 Permintaan untuk Daerah Kalimantan (Banjarmasin dan sekitarnya) Seiring dengan perkembangan permintaan konsumen akan produk Success Furniture di daerah Pekan Baru dan sekitarnya, serta di daerah kalimantan (Banjarmasin) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun (seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Maka perusahaan ini sendiri berencana untuk memperluas pangsa pasarnya di daerah yang bersangkutan, yakni di daerah Banjarmasin atau Pekan Baru. Akan tetapi kendala yang dihadapi adalah memerlukan dana relatif besar yang harus dikeluarkan dalam melakukan pengembangan usaha di lokasi yang baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih salah satu daerah di antara dua daerah yang menjadi rencana perusahaan tersebut untuk terlebih dahulu dikembangkan. Menurut data yang diperoleh dari perusahaan, untuk daerah Pekan Baru perusahaan telah memiliki sekitar tiga pelanggan tetap, yang mana dua toko diantaranya merupakan pelanggan rutin dengan pemesanan dapat mencapai dua kali pemesanan dalam satu bulannya. Hal ini sedikit berbeda dengan pelanggan (toko) di daerah Banjarmasin, yang mana muatannya dapat mencapai satu kontainer untuk sekali pengiriman, pelanggan (toko) di daerah Pekan Baru dan sekitarnya mempunyai

8 frekuensi pemesanan yang lebih besar dibandingkan dengan di daerah Banjarmasin, tetapi dengan jumlah pemesanan (kuantitas produk) lebih sedikit. Dan dalam satu kali pemesanan untuk daerah Pekan Baru ini dapat mencapai omzet sekitar Rp 15.000.000,. Demikian pula untuk wilayah Padang dan sekitarnya juga memiliki penjualan yang tergolong baik di mata perusahaan, dengan terdapat tujuh pelanggan (toko), yang mana tiga diantaranya melakukan pemesanan secara rutin sekitar dua kali dalam sebulan dengan omzet yang juga hampir sama dengan daerah Pekan Baru. Dan apabila untuk daerah Pekan Baru dapat didirikan kantor cabang yang juga berfungsi sebagai gudang dan tempat pemasaran produk untuk di daerah sekitarnya, perusahaan mengharapkan dapat juga memperluas pasarnya baik untuk sekitar daerah Pekan Baru sendiri dan juga untuk daerah Padang (Sumatera Barat) dan sekitarnya, seperti Paya Kumbuh dan juga di Bukit Tinggi. Untuk daerah Banjarmasin, perusahaan telah memiliki beberapa pelanggan tetap untuk daerah Banjarmasin yakni terdapat tiga buah toko yang mana dua diantaranya melakukan pemesanan barang secara rutin sekitar kurang lebih dua bulan. Yang mana pengiriman barang yang dilakukan pun dapat mencapai satu kontainer dalam sekali pengiriman, dengan omzet penjualan berkisar Rp. 200.000.000,. Perusahaan meramalkan untuk kedepannya daerah ini dapat menghasilkan potensi yang lebih besar lagi, hal ini dapat dilihat dari dua dari tiga toko untuk daerah Banjarmasin ini berfungsi sebagai pengecer dan distributor untuk toko-toko furnitur/mebel kecil yang ada di sekitarnya. Dengan kondisi keuangan perusahaan yang mulai stabil dari tahun ke tahun, perusahaan mengharapkan dengan dapat dibukanya salah satu cabang dari 2 pilihan lokasi tersebut, dapat membuat perusahaan meraih pangsa pasar untuk produknya di daerah yang bersangkutan. Karena kekhawatiran mengenai harga jual yang jatuh ke tangan konsumen akhir pun dapat lebih tinggi dari yang perusahaan tetapkan. Hal ini

9 pun sudah terjadi sebelumnya, seperti pada cabang-cabang yang baru didirikan (di Palembang dan Makassar misalnya). Hal ini konsumen akhir (pemakai akhir), mendapatkan harga produk Success Furniture dengan harga yang relatif lebih tinggi, karena selain biaya transportasi yang tinggi, pelanggan (toko) yang bertindak sebagai distributor ke toko-toko lainnya juga menawarkan dengan harga yang tinggi, sehingga dengan besarnya laba yang diinginkan oleh penjual akhir, maka harga jual produk ke konsumen akhir pun lebih tinggi daripada yang perusahaan harapkan. Dari permasalahan yang terjadi, maka pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah dengan menggunakan pendekatan manajemen operasional. Karena ingin mengetahui di wilayah mana yang paling cocok bagi PD. Success Furniture untuk mengembangan usahanya, yakni pilihan lokasi yang paling tepat untuk dipilih dalam waktu dekat ini, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif terhadap kemajuan perusahaan tersebut. Dari penelitian tentang Analisis Komparatif untuk Penentuan Lokasi Bisnis dengan Decision Tree Model (Studi Kasus pada PD. Success Furniture), diharapkan dapat memperoleh hasil yang dapat digunakan oleh PD. Success Furniture sebagai alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam memilih lokasi antara wilayah Banjarmasin atau wilayah Pekan Baru untuk pengembangan usaha yang akan dilakukan selanjutnya. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Pekan Baru?

10 2. Bagaimana kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Banjarmasin? 3. Lokasi manakah yang sebaiknya dipilih oleh PD. Success Furniture dalam mengembangkan usahanya dengan menggunakan pendekatan decision tree? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Pekan Baru. (T 1) 2. Untuk mengetahui kelayakan bisnis PD. Success Furniture yang berlokasi di wilayah Banjarmasin. (T 2) 3. Untuk mengetahui lokasi yang sebaiknya dipilih oleh PD. Success Furniture dalam mengembangkan usahanya dengan menggunakan pendekatan decision tree. (T 3) 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penetian ini adalah: a. Bagi PD. Success Furniture: - Mengetahui kelayakan bisnis di lokasi Banjarmasin dan Pekan Baru yang nantinya akan dipilih dalam melakukan pengembangan usaha perusahaan, demi untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. - Sebagai usulan atau bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan Success Furniture untuk menggunakan metode Decision Tree Model dalam mengembangkan usahanya, dari beberapa alternatif yang ada. - Membantu perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai kemajuan perusahaan.

11 b. Bagi Penelitian Selanjutnya: - Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti mengenai studi kelayakan bisnis suatu usaha. - Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti dengan menggunakan metode Decision Tree Model, untuk membantu mengambil keputusan dari berbagai alternatif keputusan yang ada. c. Bagi Pembaca: - Sebagai ilmu yang dapat menambah wawasan bagi seorang entrepreneur. - Sumber informasi tambahan untuk pembaca mengenai metode yang dilakukan untuk menentukan lokasi yang baik bagi pengembangan suatu usaha terutama furnitur.