BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi pada jaman sekarang sangat pesat khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi. Hal itu juga membuat kemajuan yang cukup signifikan. pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. dan moral ini merupakan dampak negatif dari proses globalisasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat di berbagai sektor kehidupan termasuk informasi dan arus komunikasi,

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya berinteraksi antar sesama dengan cara menjalin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. massa, di antaranya pengaruh media komputer atau internet. Ditambah lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

Kampanye Sosial Jangan Bugil di Depan Kamera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semakin canggih. Permainan yang dahulu tradisonal, kini sudah beralih menjadi

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah yang dalam masa perkembangannya berada di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INTENSITAS PEMANFAATAN GADGET DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SE-GUGUS VIII KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, [terhubung berkala]. [3 April 2009]. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pada bidang informasi dan teknologi. Kemajuan teknologi tentunya

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkharakter baik. Selain itu juga harus mempunyai kepribadian yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Pada saat ini HP (handphone) sudah menjadi gaya hidup masyarakat termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone sudah menjadi barang yang dibutuhkan setiap saat (Cordobo,2009). Handphone bukan saja sebagai alat komunikasi tapi juga dapat digunakan sebagai kamera, video, mengirim, mengakses game dan internet. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah handphone ternyata juga mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan psikologis seseorang terhadap kesehatan, dan juga membuat aksi kejahatan yang semakin banyak terjadi (Damayanti, 2007). Handphone tidak hanya digunakan oleh dewasa dan remaja, anak usia 7-12 tahun pun sudah banyak menggunkan handphone yang seharusnya belum layak mereka gunakan (Widiawati dkk,2014). Secara tidak sadar anak-anak saat ini sudah mengalami ketergantungan dalam menggunakan handphone (Eko,2013). Ketergantungan ini lah yang membawa dampak negatif bagi perkembangan anak. Penggunaan handphone pada anak membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan, tanpa disadari seseorang yang menggunakan handphone dapat menyebabkan kesenjangan social dalam bermasyarakat (Maulida, 2013). Saat ini anak usia 5-12 tahun menjadi pengguna terbanyak dalam kemajuan teknologi dan informasi, tidak heran jika anak usia 5-12 tahun dikatakan sebagai generasi multi-tasking (Ameliola dkk,2013). Dalam hal ini kehadiran orang tua sangat penting untuk menanamkan milai-nilai yang positif dari dalam diri anak dan 1

2 mengajakan anak agar tidak mengikuti nilai-nilai buruk sebagai dampak globalisasi yang ada saat ini (Gershoff, 2002, dalam Hetheringthon,2006). Di Indonesia presentase pengguna handphone sekitar 266 juta pengguna (Pyramid research, 2011 dalam Accenture, 2014). Hal ini disebabkan karena beberapa hal, seperti harga handphone yang semakin murah, semakin beragam fasilitas yang ditawarkan dan kepraktisan handphone yang mudah dibawa kemana-mana. Pada tahun 2014 terdapat 7,3 juta unit handphone dijual di Indonesia (Mistanto, 2014). Hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi dasar penjualan handphone terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan pasar sebesar 68% di tahun 2014. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2014 di Jawa Timur pengguna handphone jenis kelamin perempuan lebih besar dari pada laki-laki, dengan presentase laki-laki 49% sedangkan perempuan 51%. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SD Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 20 Oktober 2015, dari 10 responden 9 diantaranya mereka menyatakan sering menggunakan handphone diwaktu luangnya, mereka menggunakan handphone untuk bermain game, SMS, bahkan sebagian besar dari mereka sudah membuat group whatsaap dikelasnya, sedangkan 1 responden menyatakan bahwa dia jarang mengaplikasikan handphone dirumah karena orang tua melarang anak tersebut menggunakan handphone. Penggunaan teknologi pada anak usia di bawah 12 tahun dapat merugikan perkembangan anak (Rowan, 2010). Membiarkan anak menggunakan handphone dalam jangka waktu yang lama bisa menjadi salah satu factor penyebab dalam depresi pada anak, kecemasan, gangguan jiwa, deficit

3 perhatian, autism, gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah (Bristol University 2010, Metzoni 2011, Shin 2011, Liberatore 2011, Robinson, 2008). Anak menjadi lebih tertarik untuk duduk diam di depan handphone dari pada bermain bersama teman-temannya. Sejak menggunakan handphone anak menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak peduli, sering badmood dan tidak mendengarkan nasihat orang tua (Anggrahini, 2013). Hal ini menyebabkan mereka menjadi malas untuk beraktivitas, serta dapat berpengaruh buruk bagi kemampuan sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar (Anonim,2013). Selain berdampak terhadap perkembangan anak, handphonei juga memiliki dampak terhadap kesehatan. Sel-sel tubuh yang terkena paparan gelombang elektromagnetik dapat mengalami kerusakan yang signifikan, sehingga mutasi sel-sel yang ada di dalam tubuh juga dapat menyebabkan timbulnya kanker (Fitria, 2014). Sehingga menggunakan handphone setiap hari dapat meningkatkan resiko sel kanker otak (WHO,2010). Sistem saraf manusia terbagi atas sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat, dalam sistem saraf tepi terdapat semua serabut saraf yang berada diluar otak atau sumsum tulang belakang. Sedangkan yang terdapat dalam sistem saraf pusat, bagian yang mengatur kerja saraf tepi yang terdapat diotak, batang otak (brain stem), dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Selaput otak mempunyai serabut saraf yang dapat menerima rasa sakit. Jika seseorang sedang menggunakan handphone terlalu lama maka kepala akan terasa panas akibat dari efek radiasi handphone tersebut. Besarnya radiasi yang diserap dihitung dalam satuan SAR yaitu daya energy yang terserap per satuan massa jaringan (otak). Radiasi elektromagnetik dari handphone juga dapat merusak struktur DNA dan

4 mengakibatkan tumor otak (Sinta, 2013). Sehingga dalam waktu sepuluh tahun atau lebih handphone juga dapat meningkatkan resiko seseorang terkena aucostic neuroma, semacam tumor otak pada sisi kepala yang digunakan menelpon (IARC,2008 dalam Schoemaker,2005). Dengan ini peran keluarga khususnya orang tua dalam perkembangan era globalisasi sangat diharapkan kehadirannya. Pipher (1996) mengungkapkan bahwa anak-anak membutuhkan waktu, perhatian, kasih sayang, bimbingan, dan diskusi. Hal ini tidak dapat dibeli dengan uang. Anak-anak membutuhkan tempat perlindungan, dimana mereka dapat merasa aman saat mereka mempelajari apa yang dibutuhkan dalam kehidupan. Disiplin pada anak perlu dilakukan oleh orangtua,mereka harus konsisten dan tidak terlalu menekankan pada anak (Crockenberg & Litman 1990, Holden 1997 dalam Hetherington, 2006). Publikasi tentang peran orang tua dalam pengembangan kepribadian anak di era globalisasi ini masih kurang. Untuk mengurangi angka peningkatan penggunaan handphone pada anak, pengenalan permainan tradisional bisa menjadi salah satu contoh permainan edukatif. Permainan tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman. Dengan demikian dapat dipahami bahwa permainan tradisional jauh memberikan dampak positif bagi keterampilan emosi dan sosial anak (Kurniati, 2011). Melihat dari data diatas penulis ingin mengetahui bagaimana perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak sekolah dasar.

5 1.1 Rumusan masalah Berdasarkan fenomena di latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah Bagaimana perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak SD Muhammadiyah Ponorogo di Kabupaten Ponorogo? 1.2 Tujuan Penelitian Mengidentifikasi perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak SD Muhammadiyah Ponorogo di Kabupaten Ponorogo. 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat Teoritis Dengan diketahuinya perilaku orang tua yang melatarbelakangi penggunaan handphone pada anak terhadap potensi masalah kesehatan yang dialami anak dapat diambil langkah untuk mencegah masalah, karena penggunaan handphone pada anak sejak dini dapat berdampak negatif bagi kesehatan salah satunya risiko kanker otak serta gangguan pendengaran, hal ini juga berdampak buruk bagi kemampuan sosialisasi anak. Mereka menjadi tidak tertarik bermain bersama teman sebayanya karena lebih tertarik bermain dengan permainan digitalnya anak juga malas bergerak dan beraktifitas, mereka cenderung sibuk dengan handphone dan menikmati dunia yang ada di dalam handphone tersebut.

6 1.3.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Responden Dapat mengubah perilaku masyarakat terutama perilaku orang tua dalam izin menggunakan handphone pada anak, sehingga orang tua dapat kooperatif dan mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam alat komunikasi terutama handphone. 2. Bagi Tempat Penelitian Untuk memberikan data masyarakat terutama pada orang tua yang mengizinkan anaknya menggunakan handphone. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat mengetahui perilaku orang tua yang melatarbelakangi penggunaan handphone pada anak dan diharapkan digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya yang sejenis. 4. Bagi Institusi Kesehatan Bagi Institusi Kesehatan khususnya bagi Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dapat digunakan sebagai masukan terutama yang berkaitan dengan perilaku orang tua dalam pengaturan penggunaan handphone pada anak, serta dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan profesionalisme perawat dalam keperawatan komunitas. 1.5 Keaslian Penelitian Berikut merupakan penellitian yang terkait dengan pengetahuan orang tua tentang penggunaan handphone pada anak

7 1. Purwanti dkk. 2013 Pengaruh Perkembangan Handphone terhadap Moral dan Karakter Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu. Ada persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Purwati dkk yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan handphonebagi siswa sekolah dasar. Sama-sama menggunakan responden siswa sekolah dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV.1 dan kelas VI.2 SDN 01 Kota Bengkulu, sedangkan sampel diambil adalah seluruh siswa kelas IV.1 SDN Kota Bengkulu.Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif yang cukup signifikan antara perkembangan handphone terhadap moral siswa kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu. Oleh karena itu disarankan kepada guru dan orang tua siswa agar selalu memantau aktivitas siswa agar tidak semakin terjerumus kedalam sikap amoral di tengah semakin canggihnya alat-alat elektronik, salah satunya handphone.perbedaanya yaitu Purwati meneliti pada pengaruh penggunaan handphone terhadap moral dan karakter siswa, sedangkan penelitian ini lebih merujuk kepada perilaku orang tua. Selain itu perbedaan juga terletak pada variabel, desain dan tempat penelitian. Variabel dari penelitian Purwati ini yaitu penggaruh, perkembangan, moral dan karakter dengan menggunakan desain kuantitaf. Sedangkan penelitian ini menggunakan desain desktiptif dengan variabel perilaku. 2. Astin Nikmah 2011 Dampak penggunaan handphone terhadap prestasi siswa. Ada persamaan yang dilakukan oleh Astin yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan handphone, beberapa kesimpulan yang dapat di tarik dari penelitian ini adalah sebagian besar (90%) siswa memiliki handphone,

8 dan hampir tidak ada (1%) siswa tidak memiliki alat komunikasi handphone. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara penggaruh penggunaan handphone terhadap kepribadian dan prestasi siswa. Siswa akan lebih berprestasi jika meminimalkan waktu dalam penggunaan handphone yang tidak penting, dan mengalihkannya dengan cara mengisi hal-hal yang positif. Dalam penelitian ini Astin juga menggunakan desain deskriptif. Namun perbedaanya terletak pada variabel dan responden. Peneliti Astin menggunakan variabel dampak dengan responden siswa SMP dan penelitian ini menggunakan variabel perilaku serta responden siswa sekolah dasar. 3. Hasan Jamani dkk 2012 Penggaruh Penggunaan Handphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa. Ada persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Hasan, yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan handphone dengan kesimpulan dari 100% siswa menyatakan mempunyai handphone, dengan hasil tersebut 15% siswa menyatakan sering memainkan handphone saat pelajaran berlangsung, kemudian 40% siswa menyatakan kadangkadang memainkan handphone saat pelajaran berlangsung, dan 45% siswa menyatakan tidak pernah bermain handphone saat pelajaran berlangsung. Berdasarkan jawaban responden dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak siswa yang terkadang bahkan sering memainkan hanpdhone saat pelajaran berlangsung. Hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa yang memainkan handphone saat pelajaran berlangsung dapat dipastikan ia tidak akan konsentasi dalam belajar yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat prestasi siswa. Namun

9 perbedaannya terletak pada responden, variabel, serta desain. Peneliti Hasan menggunakan responden siswa SMP dengan variabel penggaruh dan desain kuantitatif sedangkan peneliti ini menggunakan responden siswa sekolah dasar, variabel perilaku dan desain deskriptif.