BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iii Halaman Persembahan... iv Kata Pengantar... vi

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena dalam sebuah film terdapat bahasa, kebiasaan- kebiasaan, ceritacerita

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Evvie Ariantya Wulandari, 2013

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi. kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

6 TINGKAT PERKEMBANGAN DESA-DESA SEKITAR KAWASAN DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. asing maupun domestik. Wisatawan biasanya datang untuk melihat panorama

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS OBYEK WISATA GUNUNGAPI SEMERU. Yoga Noor Setiawan M. Baiquni

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ISU STRATEGIS

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

ANALISIS DESKRIPTIF AKTIVITAS DAN POTENSI KOMUNITAS DESA ENCLAVE RANU PANE PADA ZONA PEMANFAATAN TRADISIONAL, KECAMATAN SENDURO, KAB

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

I. PENDAHULUAN. Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA adalah kawasan dengan ciri khas

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. yang menyajikan keindahan alam serta didukung oleh berbagai landscape daya tarik

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, tanggal 10 Juni 2002. Selanjutnya ditunjuk dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997, luas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang semula 58.000 Ha ditetapkan menjadi 50.276,20 Ha. Pada tanggal 29 Juni 2005 ditetapkan sebagai Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 178/Menhut-II/2005. Dengan luas 50.276,20 Ha, secara geografis terletak pada 7 51 39-8 19 35 lintang selatan dan 112 47 44-113 7 45 bujur timur, serta berada di 4 (empat) wilayah administrasi pemerintahan yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Luas kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seluas 50.276,20 Ha merupakan kawasan yang terdiri dari dataran rendah, perbukitan hingga gunung api yang masih aktif salah satunya adalah Gunung Semeru yang memiliki tinggi 3.676 mdpl, dan kawasan seluas 10,25 Ha merupakan kawasan perairan yang berupa danau atau ranu. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari cincin api atau ring of fire yang dimiliki Indonesia. Sehingga banyak para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berwisata, baik wisatawan yang ingin menikmati keindahan sekitar gunung tersebut, atau pun melakukan kegiatan pendakian untuk melihat 1

beberapa panorama alam yang terbentuk secara alami. Salah satu tujuan utama dari kegiatan wisatawan adalah melakukan pendakian ke Gunung Semeru. Keindahan alam yang dapat dinikmati di kawasan Gunung Semeru berupa Puncak Mahameru, Kalimati, Padang Lavender (Oro-Oro Ombo), Ranu Regulo, Ranu Pane dan Ranu yang paling diminati dan dituju oleh wisatawan adalah Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo merupakan salah satu danau yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terletak di ketinggian 2400 mdpl. Ranu Kumbolo merupakan sebuah kaldera atau kawah raksasa yang terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Semeru ribuan tahun lalu, dan saat ini terisi oleh air yang berasal dari air hujan dan air rembesan tanah. Danau tersebut memiliki luas perairan 8 Ha. Ranu Kumbolo merupakan salah objek wisata yang sangat menarik, dengan dikelilingi oleh pemandangan yang sangat indah yakni pemandangan Gunung Semeru, dua buah bukit yang cukup tinggi sehingga mampu menunjukan panorama yang indah saat matahari terbit, serta dikelilingi bukit-bukit kecil dengan berbagai species pohon pegunungan yang ada, sehingga mampu menciptakan iklim mikro yang menjadi ciri khas suhu udara di Ranu Kumbolo. Tidak hanya itu di sekitar danau terdapat tanjakan yang memiliki daya tarik yang sangat unik yakni mitos bahwa tanjakan tersebut mampu untuk mewujudkan mimpi orang yang mendaki tanjakan tersebut tanpa berhenti dan menoleh kebelakang. Tingginya nilai dan daya tarik wisata alam yang tersaji di kawasan Ranu Kumbolo menjadikan Ranu Kumbolo sebagai salah satu objek wisata alam di TNBTS. 2

Akses untuk menuju Ranu Kumbolo tidaklah mudah. Untuk mencapai kawasan Ranu Kumbolo ini harus melintasi beberapa desa, dengan menggunakan alat transportasi darat berupa mobil jeep, mobil truk ataupun sepeda motor yang mayoritas menggunakan bahan bakar minyak (BBM) baik dari bahan bensin ataupun solar untuk sampai ke lokasi loket perizinan untuk masuk ke kawasan Gunung Semeru. Selanjutnya wisatawan harus melakukan tracking atau pendakian selama lebih kurang 4-6 jam melalui jalur yang telah disediakan oleh pihak pengelola TNBTS. Kunjungan wisata alam di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah mengalami peningkatan yang pesat terutama semenjak banyaknya informasi yang tersebar di masyarakat terkait akses menuju kawasan dan keindahan kawasan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya Ranu Kumbolo. Hal ini terlihat dari data kunjungan wisata yang tercatat pada Resort Ranupani, meningkatnya jumlah pengunjung yang datang mulai pada tahun 2012-2014. Hal ini memungkinkan peningkatan jumlah limbah baik limbah cair ataupun padat yang terbuang ke dalam danau. Akibat lebih jauh dari kondisi yang demikian dapat menimbulkan kualitas air danau menjadi menurun. Kegiatan wisatawan seperti camping, mendaki gunung ataupun hanya menikmati suasana Ranu Kumbolo tersebut tidak terlepas dari aktifitas untuk menggunakan air danau tersebut, misalnya untuk mencuci peralatan masak, memasak, dan tidak jarang dari mereka membersihkan diri menggunakan sabun pencuci muka, pasta gigi, dan bahan lain dengan menggunakan air yang terdapat di Ranu Kumbolo tersebut. 3

Aktivitas ini jelas dapat meningkatkan akumulasi zat pencemar yang masuk ke dalam danau sehingga kualitas air danau dapat mengalami perubahan baik dari sisi kualitas maupun peruntukannya. Seberapa besar penurunan kualitas air yang terjadi sebagai dampak dari adanya aktivitas wisatawan, sehingga diperlukan kajian ekologis antara lain dengan menganalisis karakter fisis, kemis dan biologis air di Ranu Kumbolo. B. Rumusan Masalah Kawasan Danau Kumbolo atau Ranu Kumbolo memiliki banyak manfaat baik dari sektor penyeimbang ekosistem perairan danau, sektor pariwisata dan bagi masyarakat sekitar TNBTS Ranu Kumbolo dijadikan sumber mata pencarian keluarga. Ketiga manfaat tersebut khususnya pemanfaatan dari sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi langsung dalam menurunkan kualitas perairan di kawasan Ranu Kumbolo. Oleh karena itu untuk menjaga karakteristik dan kualitas ekosistem yang ada, maka diperlukan penelitian mengenai karakter fisis, kemis dan biologis air di Ranu Kumbolo akibat adanya peningkatan jumlan dan kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga nantinya akan dapat diketahui kondisi kualitas air Ranu Kumbolo saat adanya peningkatan jumlah dan kegiatan wisatawan di Ranu Kumbolo tersebut. Sehingga nantinya akan muncul tindakan penanganan yang harus dilakukan selanjutnya untuk mencegah penurunan kualitas perairan lebih lanjut. 4

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik fisis, kemis dan biologis air Ranu Kumbolo yang digunakan oleh wisatawan dengan jumlah kunjungan dan jenis kegiatan yang berbeda. Berdasarkan dengan variabel fisis (suhu dan TDS), kemis (ph, DO,BOD,COD,deterjen), dan biologis (keberadaan plakton). 2. Mengetahui perbedaan tingkat pencemaran yang terjadi, akibat adanya perbedaan jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan wisatawan di sekitar kawasan Ranu Kumbolo. 3. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi pihak pengelola TNBTS mengenai karakteristik fisis dan kimia perairan Ranu Kumbolo, sehingga dapat memberikan masukan untuk perbaikan pengelolaan sesuai dengan peruntukannya. 2. Informasi mengenai perairan Ranu Kumbolo ini dapat menjadi acuan bagi pengelola dalam mengontrol jumlah pengunjung dan limbah yang dihasilkan. Untuk meminimalisir dampak rusaknya ekosistem yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang dilakukan di sekitar kawasan Ranu Kumbolo. 5