BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, tanggal 10 Juni 2002. Selanjutnya ditunjuk dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997, luas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang semula 58.000 Ha ditetapkan menjadi 50.276,20 Ha. Pada tanggal 29 Juni 2005 ditetapkan sebagai Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 178/Menhut-II/2005. Dengan luas 50.276,20 Ha, secara geografis terletak pada 7 51 39-8 19 35 lintang selatan dan 112 47 44-113 7 45 bujur timur, serta berada di 4 (empat) wilayah administrasi pemerintahan yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Luas kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seluas 50.276,20 Ha merupakan kawasan yang terdiri dari dataran rendah, perbukitan hingga gunung api yang masih aktif salah satunya adalah Gunung Semeru yang memiliki tinggi 3.676 mdpl, dan kawasan seluas 10,25 Ha merupakan kawasan perairan yang berupa danau atau ranu. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari cincin api atau ring of fire yang dimiliki Indonesia. Sehingga banyak para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berwisata, baik wisatawan yang ingin menikmati keindahan sekitar gunung tersebut, atau pun melakukan kegiatan pendakian untuk melihat 1
beberapa panorama alam yang terbentuk secara alami. Salah satu tujuan utama dari kegiatan wisatawan adalah melakukan pendakian ke Gunung Semeru. Keindahan alam yang dapat dinikmati di kawasan Gunung Semeru berupa Puncak Mahameru, Kalimati, Padang Lavender (Oro-Oro Ombo), Ranu Regulo, Ranu Pane dan Ranu yang paling diminati dan dituju oleh wisatawan adalah Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo merupakan salah satu danau yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terletak di ketinggian 2400 mdpl. Ranu Kumbolo merupakan sebuah kaldera atau kawah raksasa yang terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Semeru ribuan tahun lalu, dan saat ini terisi oleh air yang berasal dari air hujan dan air rembesan tanah. Danau tersebut memiliki luas perairan 8 Ha. Ranu Kumbolo merupakan salah objek wisata yang sangat menarik, dengan dikelilingi oleh pemandangan yang sangat indah yakni pemandangan Gunung Semeru, dua buah bukit yang cukup tinggi sehingga mampu menunjukan panorama yang indah saat matahari terbit, serta dikelilingi bukit-bukit kecil dengan berbagai species pohon pegunungan yang ada, sehingga mampu menciptakan iklim mikro yang menjadi ciri khas suhu udara di Ranu Kumbolo. Tidak hanya itu di sekitar danau terdapat tanjakan yang memiliki daya tarik yang sangat unik yakni mitos bahwa tanjakan tersebut mampu untuk mewujudkan mimpi orang yang mendaki tanjakan tersebut tanpa berhenti dan menoleh kebelakang. Tingginya nilai dan daya tarik wisata alam yang tersaji di kawasan Ranu Kumbolo menjadikan Ranu Kumbolo sebagai salah satu objek wisata alam di TNBTS. 2
Akses untuk menuju Ranu Kumbolo tidaklah mudah. Untuk mencapai kawasan Ranu Kumbolo ini harus melintasi beberapa desa, dengan menggunakan alat transportasi darat berupa mobil jeep, mobil truk ataupun sepeda motor yang mayoritas menggunakan bahan bakar minyak (BBM) baik dari bahan bensin ataupun solar untuk sampai ke lokasi loket perizinan untuk masuk ke kawasan Gunung Semeru. Selanjutnya wisatawan harus melakukan tracking atau pendakian selama lebih kurang 4-6 jam melalui jalur yang telah disediakan oleh pihak pengelola TNBTS. Kunjungan wisata alam di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah mengalami peningkatan yang pesat terutama semenjak banyaknya informasi yang tersebar di masyarakat terkait akses menuju kawasan dan keindahan kawasan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya Ranu Kumbolo. Hal ini terlihat dari data kunjungan wisata yang tercatat pada Resort Ranupani, meningkatnya jumlah pengunjung yang datang mulai pada tahun 2012-2014. Hal ini memungkinkan peningkatan jumlah limbah baik limbah cair ataupun padat yang terbuang ke dalam danau. Akibat lebih jauh dari kondisi yang demikian dapat menimbulkan kualitas air danau menjadi menurun. Kegiatan wisatawan seperti camping, mendaki gunung ataupun hanya menikmati suasana Ranu Kumbolo tersebut tidak terlepas dari aktifitas untuk menggunakan air danau tersebut, misalnya untuk mencuci peralatan masak, memasak, dan tidak jarang dari mereka membersihkan diri menggunakan sabun pencuci muka, pasta gigi, dan bahan lain dengan menggunakan air yang terdapat di Ranu Kumbolo tersebut. 3
Aktivitas ini jelas dapat meningkatkan akumulasi zat pencemar yang masuk ke dalam danau sehingga kualitas air danau dapat mengalami perubahan baik dari sisi kualitas maupun peruntukannya. Seberapa besar penurunan kualitas air yang terjadi sebagai dampak dari adanya aktivitas wisatawan, sehingga diperlukan kajian ekologis antara lain dengan menganalisis karakter fisis, kemis dan biologis air di Ranu Kumbolo. B. Rumusan Masalah Kawasan Danau Kumbolo atau Ranu Kumbolo memiliki banyak manfaat baik dari sektor penyeimbang ekosistem perairan danau, sektor pariwisata dan bagi masyarakat sekitar TNBTS Ranu Kumbolo dijadikan sumber mata pencarian keluarga. Ketiga manfaat tersebut khususnya pemanfaatan dari sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi langsung dalam menurunkan kualitas perairan di kawasan Ranu Kumbolo. Oleh karena itu untuk menjaga karakteristik dan kualitas ekosistem yang ada, maka diperlukan penelitian mengenai karakter fisis, kemis dan biologis air di Ranu Kumbolo akibat adanya peningkatan jumlan dan kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga nantinya akan dapat diketahui kondisi kualitas air Ranu Kumbolo saat adanya peningkatan jumlah dan kegiatan wisatawan di Ranu Kumbolo tersebut. Sehingga nantinya akan muncul tindakan penanganan yang harus dilakukan selanjutnya untuk mencegah penurunan kualitas perairan lebih lanjut. 4
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik fisis, kemis dan biologis air Ranu Kumbolo yang digunakan oleh wisatawan dengan jumlah kunjungan dan jenis kegiatan yang berbeda. Berdasarkan dengan variabel fisis (suhu dan TDS), kemis (ph, DO,BOD,COD,deterjen), dan biologis (keberadaan plakton). 2. Mengetahui perbedaan tingkat pencemaran yang terjadi, akibat adanya perbedaan jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan wisatawan di sekitar kawasan Ranu Kumbolo. 3. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah bagi pihak pengelola TNBTS mengenai karakteristik fisis dan kimia perairan Ranu Kumbolo, sehingga dapat memberikan masukan untuk perbaikan pengelolaan sesuai dengan peruntukannya. 2. Informasi mengenai perairan Ranu Kumbolo ini dapat menjadi acuan bagi pengelola dalam mengontrol jumlah pengunjung dan limbah yang dihasilkan. Untuk meminimalisir dampak rusaknya ekosistem yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang dilakukan di sekitar kawasan Ranu Kumbolo. 5