BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan terhadap kesehatan masyarakat (Sumantri, 2015). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

FITOREMEDIASI PHOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk) ARTIKEL JURNAL.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya, setiap hari industri tersebut memproduksi sebanyak liter

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup sebagian besar terdiri dari air. Disamping sebagai bagian penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Dyah Puspito Rukmi et al., Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

Fitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry)

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. peruntukannya. Menurut Kristanto (2002:71) pencemaran air adalah. penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk sejalan dengan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar. Karenanya, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. Pada zaman seperti sekarang ini sangatlah susah mendapatkan air yang bersih dan sesuai dengan standar kualitas air bersih karena sudah banyak tercemar oleh macam-macam limbah hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan kegiatan lainnya. Salah satu kegiatan manusia yang mencemari air adalah industri laundry rumahan. Perkembangan pesat industri laundry berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitarnya. Limbah yang dihasilkan memiliki kandungan polutan di atas rata-rata air baku. Oleh sebab itu, perlu penanganan lebih lanjut agar air limbah dapat digunakan kembali untuk kegiatan produksi dan tidak mencemari lingkungan di sekitar lokasi pembuangan limbah (Rachmah, 2013). Limbah laundry sebagian besar di buang ke selokan ataupun badan air yang berada di sekitar usaha laundry tersebut. Limbah laundry yang berisikan sisa sisa sabun selanjutnya di sebut dengan Limbah deterjen merupakan sisa buangan yang tahan dan tidak berubah dalam berbagai media (Ryadi dalam Rukmi, 2013).

2 Deterjen merupakan senyawa turunan dari zat-zat organik sehingga akumulasinya menyebabkan meningkatnya COD dan BOD sehingga dalam pengolahannya sangat cocok menggunakan teknik biologi. Deterjen juga dapat menghambat proses pengolahan air dan air buangan dan dapat menurunkan tangki sedimentasi (Purnomo dalam Rukmi, 2013). Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen dalam konsentrasi tinggi dapat membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut (Prihessy dalam Pratiwi, 2012). Limbah laundry merupakan sumber pencemar yang sangat berupa potensial dan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan. Dampak negatif dari limbah laundry yaitu adanya pencemar limbah cair yang dihasilkan dari sisa proses pencucian baju sehingga mengakibatkan kekeruhan dan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air (Stefhany, 2013). Limbah deterjen akan menaikkan ph air sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme didalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non fosfat akan menaikan ph air sampai 10,5-11. Bahan antiseptik yang ditambahkan kedalam deterjen juga mengganggu kehidupan mikroorganisme didalam air, bahkan dapat mematikan. Ada sebagian bahan deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi) oleh mikroorganisme yang ada didalam air. Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan lingkungan (Wardhana, 2004). Salah satu senyawa utama yang dipakai dalam deterjen adalah senyawa dodesil benzena sulfonat dalam bentuk natrium dodesil benzena sulfonat (NaDBS). Senyawa ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan buih. Senyawa utama yang lainnya adalah natrium tripolifosfat (STTP) yang

3 mempunyai kemampuan sebagai pembersih kotoran. Kedua senyawa ini sulit terurai secara alamiah dalam air, sehingga kedua senyawa ini dapat mencemari lingkungan perairan. Salah satu dampak yang terjadi adalah timbulnya buih di permukaan perairan sehingga dapat mengganggu pelarutan oksigen dalam air dan dapat mengurangi keindahan (Suastuti, 2010) Menurut Said (2014) usaha jasa laundry yang beroperasi di Kota Gorontalo ada 60 unit dengan skala rumahan yang cukup besar namun diketahui tidak ada satupun yang memiliki Sistem Pengolahan Air Limbah untuk menangani limbahnya. Rata-rata tiap usaha laundry memiliki 4 mesin cuci. Dengan asumsi unit beroperasi 12 jam sehari, maka diperkirakan dalam 1 hari melakukan 6 kali pencucian. Untuk satu kali pencucian membutuhkan air sebanyak 200 liter. Dengan demikian jika enam kali pencucian, maka satu mesin akan membutuhkan 1.200 liter setiap hari. Jika satu usaha laundry memiliki 4 mesin cuci, maka untuk satu usaha limbahnya menjadi 4800 liter, maka total limbah dari usaha jasa laundry di Kota Gorontalo mencapai 288.000 liter tiap hari yang terbuang sebagai limbah cair kedalam suatu badan air tanpa ada pengolahan. Setelah melakukan observasi, terdapat salah satu laundry yang pengolahan limbahnya tidak memenuhi syarat. Laundry tersebut berada di kelurahan Limba UI Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Selama observasi, peneliti mengamati pembuangan limbah laundry yang langsung menuju saluran air yang berada di samping laundry tersebut tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu. Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta

4 mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu pencemaran akibat deterjen mengakibatkan timbulnya bau busuk. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob. Berkaitan dengan hal itu, perlu dicari alternatif pengolahan yang mudah, dan sederhana dalam mengaplikasikannya. Salah satu caranya adalah dengan fitoremediasi menggunakan tanaman genjer. Fitoremediasi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara ex-situ menggunakan kolam buatan atau reactor maupun in-situ (langsung di lapangan) pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah (Hardyanti dkk dalam Wandana, 2013 ). Salah satu tanaman yang bisa dan sudah biasa digunakan dalam fitoremediasi adalah tanaman genjer. Tanaman genjer merupakan tanaman yang sering hidup di air. Tanaman ini biasanya hidup di sekitaran persawahan. Tanaman dengan batang tegak dan daun yang bulat ini biasa digunakan sebagai bahan makanan bagi sebagian besar masyarakat di pulau Jawa. Penyebaran tanaman genjer untuk wilayah Kota Gorontalo dan sekitarnya dapat terlihat di daerah yang masih ada persawahnnya. Karena tanaman ini akan tumbuh di daerah yang tergenang dengan air. Mengingat tanaman ini tumbuh di

5 daerah persawahan jadi sebagian besar tumbuhan ini hidup di rawa-rawa dan pematang sawah. Untuk Kota Gorontalo sendiri sangatlah kurang, di sebabkan pembangunan yang terus berlanjut disana-sini mengakibatkan sawah-sawah berubah menjadi lahan yang di atasnya di penuhi oleh gedung-gedung. Tanaman genjer paling banyak ditemukan untuk yang dekat dengan Kota Gorontalo adalah dipersawahan Kabupaten Bone Bolango Kecamatan Kabila. Dikarenakan terdapat lahan kosong yang masih berupa rawa-rawa dan tidak diolah sehingga tanaman genjer dapat tumbuh dengan suburnya. Tanaman genjer sebelumnya sudah dijadikan sebagai media untuk pengolahan limbah. Penelitian yang dilakukan oleh haryati (2012) yaitu kemampuan tanaman genjer dalam menyerap logam timbal limbah cair kertas pada biomassa dan pemaparan yang berbeda dengan hasil tanaman genjer mampu menyerap timbal dan mengakumulasi timbal tertinggi terjadi pada biomassa 150 gram dan waktu pemaparan 21 hari yaitu pada akar sebesar 1,1546 mg/l dan pada daun sebesar 0,1120 mg/l. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hermawati (2005) mengenai fitoremediasi limbah deterjen menggunakan kayu apu dan genjer, tanaman kayu apu mampu menurunkan parameter suhu 16,9%, sulfat 43,1% fosfat 41,9% sedang tanaman genjer hanya menurunkan parameter ph air limbah deterjen sebesar 9,24%. Sedangkan Priyanti (2013) menggunakan tanaman genjer untuk menguji penyerapan logam besi dan mangan, hasilnya tanaman genjer mampu menyerap logam besi 20,32-63,99% dan mangan 20,45-63,21%. Organ akar tanaman genjer mampu menyerap logam besi dan managan lebih besar dibanding batang dan daun. Penelitian oleh Ikawati (2012) menegnai efektivitas

6 dan efeisiensi fitoremediasi pada deterjen dengan menggunakan tanaman genjer diperoleh hasil presentase penyerapan yang efektif pada rata-rata penyerapan orthoposfat terjadi pada konsentrasi 0,005 mg/l selama 6 hari dengan nilai ratarata penyerapan 53,33%. Berdasarkan uraian permasalahan di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian selanjutnya yaitu melihat kemampuan dari tanaman genjer dengan metode variasi biomassa dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah laundry. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya sebagian besar penelitian tentang logam berat, sehingga peneliti berinovasi memanfaatkan tanaman genjer yang biasa hanya menjadi tanaman air yang berada di sawah atau di dekat perairan menjadi tanaman yang bisa digunakan untuk mengendalikan limbah dengan menurunkan kadar BOD dan COD yang di hasilkan dari usaha jasa laundry. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Usaha jasa laundry di Kota Gorontalo pada umumnya belum memiliki Sistem Pengolahan Limbah untuk menangani limbahnya. 2. Limbah deterjen yang langsung dibuang dibadan air mengganggu ekosistem dan biota air yang berada didalamnya karena buih sabun yang dihasilkan akan menutupi permukaan air sehingga dapat mengganggu pelarutan oksigen dalam air.

7 3. Tanaman genjer merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah variasi biomassa tanaman genjer bisa menurunkan kadar BOD pada air limbah laundry? 2. Apakah variasi biomassa tanaman genjer bisa menurunkan kadar COD pada air limbah laundry? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk menganalisis pemanfaatan variasi biomassa tanaman genjer dalam menurunkan kadar BOD dan COD pada air limbah dari hasil usaha jasa laundry. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pemanfaatan variasi biomassa tanaman genjer terhadap penurunan kadar BOD pada air limbah laundry. 2. Untuk mengetahui pemanfaatan variasi biomassa tanaman genjer terhadap penurunan kadar COD pada air limbah laundry. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yakni tentang penurunan kadar BOD dan COD air limbah laundry dengan memanfaatkan tanaman genjer.

8 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang kemampuan tanaman genjer dalam menurunkan kadar BOD dan COD air limbah laundry, selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi stimulasi atau pendorong untuk peneliti lain atau masyarakat guna mempelajari alternatif-alternatif pengolahan limbah. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang salah satu cara alternatif sederhana tentang pengolahan air limbah, khususnya limbah laundry. 2. Bagi Instansi Terkait Sebagai masukan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Gorontalo, Balai Riset dan Teknologi Kota Gorontalo (BALIHRISTI), Dinas Tata Kota Gorontalo, serta dinas terkait lainnya untuk dapat melakukan kerja sama linstas sektor dalam menangani masalah limbah khususnya di Kota Gorontalo.