BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir. Pada periode tahun , harga minyak

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Daya saing sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2005 menempati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. oleh Federal Open Market Committee (FOMC) terhadap return dan volatilitas

BAB I PENDAHULUAN. dan penyalur dana masyarakat. Bank juga dapat dikatakan sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap kestabilan kegiatan perekonomian. Di negara seperti indonesia sering

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Proyeksi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia telah mengalami banyak perubahan beberapa dekade terakhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

1. BAB I PENDAHULUAN

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah

LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga minyak dunia terus mengalami kenaikan dan penurunan selama beberapa dekade terakhir. Pada periode tahun 2000-2013, harga minyak terrendah terjadi pada tahun 2001 sebesar US$25.98 per barel. Sebaliknya, selama periode tersebut harga tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar US$99.67 per barel. Dampak naiknya harga minyak bagi negara net eksporter minyak akan diuntungkan sedangkan bagi negara net importer minyak akan dirugikan (Ghalayini:2011). Dampak paling buruk dari kenaikan harga minyak bisa membuat resesi ekonomi negara net importer. Menghadapi kenaikan dan penurunan harga minyak yang memperburuk perekonomian, pembuat kebijakan yang mengendalikan ekonomi moneter yaitu bank sentral memiliki pilihan sulit jika meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam teori ekonomi permintaan agregat dan penawaran agregat kondisi ini akan menyebabkan tingkat harga secara permanen lebih tinggi tetapi dengan tidak mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Sejumlah penelitian sebelumnya yang sudah membahas tentang pengaruh harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi misalnya Gisser dan Goodwin (1986), Ibrahim dkk (2014), Jayaraman dan Lau (2011), dan Rashid (2015). Salah satu penelitian tentang pengaruh harga minyak terhadap pertumbuhan

ekonomi adalah Gisser dan Goodwin (1986). Gisser dan Goodwin menemukan bahwa harga minyak mempunyai dampak negatif signifikan yang mempengaruhi indikator ekonomi makro. Sedangkan menurut Ibrahim dkk (2014) shock harga minyak tidak memiliki dampak positif pada ekonomi. Penelitian lain yang memberikan hasil yang sama juga dilakukan oleh Jayaraman dan Lau (2011) jangka panjang tidak terdapat hubungan kausalitas antara harga miyak dunia dengan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, dalam jangka pendek hubungan antara harga minyak dunia dengan pertumbuhan ekonomi signifikan negatif. Sebaliknya penelitian yang menunjukan hasil berbeda dilakukan oleh Rashid (2015) bahwa negara net exporter minyak dan negara net importer minyak memiliki hubungan positif harga minyak dan PDB. Namun, belum ada penelitian yang membahas tentang pengaruh harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN, dan lebih khusus lagi di negara-negara ASEAN-4, yaitu Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini menggunakan data negara-negara ASEAN-4. Sejak tahun 2015 negara-negara ASEAN direncanakan akan dibuat satu kesatuan ekonomi. ASEAN merupakan kumpulan negara-negara yang berada di Asia Tenggara. Saat ini ASEAN memiliki ketergantungan tinggi dengan kegiatan impor minyak agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apabila terjadi shock harga minyak maka besar kemungkinan ASEAN rentan mengalami resesi. Penelitian ini akan berfokus kepada analisis pengaruh tingkat harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN-4. Untuk dapat

menjelaskan dengan rinci pengaruh tingkat harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi, peneliti menambahkan beberapa kontrol variabel yaitu jumlah uang beredar, jumlah tenaga kerja, dan investasi. 1.2 Rumusan Masalah Apakah tingkat harga minyak dunia mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-4, khususnya pada periode tahun 2000-2013? 1.3 Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh tingkat harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-4 pada periode tahun 2000-2013. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Menunjukan identifikasi pengaruh tingkat harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-4 pada periode tahun 2000-2013. 2. Memberikan bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan dalam pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi dampak tingat harga minyak dunia. 3. Melengkapi dan memperkaya literatur penelitian tentang minyak dan gas (MIGAS) dan studi ekonomi makro.

1.5 Batasan Masalah Dengan tujuan pembahasan yang terfokus, maka penelitian ini hanya membahas tentang hubungan pengaruh tingkat harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan beberapa kontrol variabel jumlah uang beredar, jumlah tenaga kerja, dan investasi yang mencakup negaranegara ASEAN-4 pada periode tahun 2000-2013. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi ke dalam lima bab, isi masing-masing bab yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini membahas penelitian sebelumnya yang menjadi dasar penelitian serta menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian. Landasan teori tersebut meliputi teori tentang pengaruh harga minyak, jumlah uang beredar jumlah tenaga kerja, dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Bab III Data dan Metodologi Penelitian. Bab ini membahas mengenai jenis dan suber data, definisi variabel penelitian, metode, serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Hasil dan Analisis. Bab ini diawali dengan uraian analisis statistik deskriptif penelitian mengenai pengaruh harga minyak terhadap pertumbuhan

ekonomi di ASEAN-4 pada periode tahun 2000-2013. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan hasil regresi data panel model fixed effect. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan ringkasan hasil penelitian, juga memuat saran-saran bagi pengambilan kebijakan serta pengembangan penelitian lebih lanjut.