FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN TERHADAP KEPUASAN PEMBERIAN INFORMED CONSENT DI BAGIAN BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI-JUNI 2011)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH DUKUN BAYI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI RAWAT DARURAT DI POLI BEDAH RSUP DR.

PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP ANTARA PASIEN FRAKTUR TERBUKA GRADE III DALAM FASE GOLDEN PERIOD DENGAN OVER GOLDEN PERIOD SKRIPSI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KANKER ANTARA PASIEN KANKER DI RSUP HAJI ADAM MALIK DENGAN ORANG AWAM DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG II

PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang)

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: REIHAN ULFAH J

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

: PAMBUDI EKO PRASETYO

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PALSI SEREBRAL TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WISATAWAN TERHADAP PEMANFAATAN KLINIK WISATA

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM TENTANG VISUM ET REPERTUM JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN PENGETAHUAN RAMBU LALU LINTAS DAN SIKAP AMAN BERKENDARA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENDERITA FRAKTUR RADIUS DISTAL DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2012 DESEMBER 2013 OLEH. dr. MHD. WINDI SYARIF HRP PEMBIMBING

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI BANGSAL BEDAH RSUP Dr. KARIADI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

HUBUNGAN JENIS TOTAL HIP ARTHROPLASTY TERHADAP DERAJAT FUNGSIONAL PANGGUL DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN FRAKTUR COLLUM FEMORIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

: BAYU SETIAWAN J

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN AKHIR HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT EPILEPSI ANAK TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

Oleh: Esti Widiasari S

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BIAYA PERAWATAN DAN HASIL PERAWATAN PASIEN MEDIKAL DI RUANG RAWAT INTENSIF ICU

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

KORELASI ANTARA BODY MASS INDEX DENGAN PLANTAR ARCH INDEX LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

JUMLAH KEMATIAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - DESEMBER 2014

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA. Diajukan sebagai syarat untuk guna mencapai sarjana program strata-1 kedokteran umum

HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN DERAJAT NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP DR.

PERBANDINGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN KELAS 1 DENGAN VIP DI PUSAT PELAYANAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUP DR KARIADI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS (Studi Kasus di RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2012) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Strata-1 Kedokteran Umum AYU PUSPITA SARI G2A008036 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS (Studi di RSUP dr. Kariadi Semarang tahun 2012) Disusun oleh : AYU PUSPITA SARI G2A008036 Telah disetujui Semarang, Agustus 2012 Pembimbing 1 Pembimbing 2 dr. Agus Priambodo, Sp.B, Sp.OT (K) 196708142003121002 dr. Dodik Pramono, M.Si, Med 196804271996031003 Ketua Penguji Penguji Dr. dr. Selamat Budijitno, M.Si.Med, Sp.B (K) Onk 197108072008121001 dr. Eka Yudhanto, M.Si.Med, Sp.B (K) Onk 196911292008011005 ii

FACTORS RELATED TO THE DELAYED TREATMENT ON BONE FRACTURE PATIENTS WHO USED JAMKESMAS PAYMENT METHOD (A Case study in dr. Kariadi Semarang Public Hospital) Ayu Puspita Sari 1, Agus Priambodo 2, Dodik Pramono 3, Eka Yudhanto 2, Selamat Budijitno 2 ABSTRACT Background : Delayed treatments made bone fracture cases more difficult and required more intensive treatments. The Jamkesmas program was created to give the poor and the needy easy access to get health services. Aims : To analyze factors related to the delayed treatment on bone fracture patients who used Jamkesmas payment method in dr. Kariadi Hospital in Semarang. Methods : The type of this research is observational analysis with cross sectional design. The research was held from May 2012 until June 2012, at the Surgery inpatient installation of dr. Kariadi Hospital in Semarang. Interviews were conducted to patients by using questionnaires. Chi Square and Fischer exact test were used for the statistical test. Results : There are 90% of patients who do not have delayed treatment (< 72 hours) and 10% who have delayed treatment (> 72 hours). Most patients have low level of education (72%), sufficient level of knowledge about bone fracture (55,1%), good level of knowledge about Jamkesmas (69%), have good attitude toward bone fracture (96,6%), and have medical behaviors in searching for initial treatment of bone fracture (82,8%). Most of health facilities are affordable (96,9%). There is a significance between patient behaviors in searching for initial treatment of bone fracture (p<0.05) with the delayed treatment on patients who use Jamkesmas. There is no significance between the level of education (p>0.05), level of bone fracture knowledge (p>0.05), level of Jamkesmas knowledge (p>0.05), the affordable health facilities (p>0.05) and attitude toward bone fracture (p>0.05) with the delayed treatment on patients who used Jamkesmas. Conclusion : The patient behaviors in searching for initial treatment of bone fracture has a significant relationship with the delayed treatment on bone fracture patients who used Jamkesmas. Key words: delayed treatment, bone fracture, Jamkesmas 1 Undergraduate Student, Medical Faculty of Diponegoro University 2 Staff of Surgery Department, Medical Faculty of Diponegoro University 3 Staff of Public Health Department, Medical Faculty of Diponegoro University iii

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERLAMBATAN BEROBAT PADA PASIEN PATAH TULANG YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMBIAYAAN JAMKESMAS (Studi Kasus di RS dr. Kariadi Semarang) Ayu Puspita Sari 1, Agus Priambodo 2, Dodik Pramono 3, Eka Yudhanto 2, Selamat Budijitno 2 ABSTRAK Latar Belakang : Keterlambatan berobat membuat kasus patah tulang menjadi lebih sulit dan membutuhkan penanganan yang lebih intensif. Program Jamkesmas diadakan untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Tujuan : Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan sistem pembiayaan Jamkesmas di RSUP dr. Kariadi Semarang. Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2012 - Juni 2012, di instalasi rawat inap bedah RSUP dr.kariadi Semarang. Dilakukan wawancara terhadap pasien dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan Fischer exact test. Hasil : Sebanyak 90% responden tidak terlambat berobat (< 72 jam) dan 10% terlambat berobat (> 72 jam). Sebagian besar responden berpendidikan rendah (72%), berpengetahuan cukup mengenai patah tulang (55,1%), berpengetahuan baik mengenai Jamkesmas (69%), memiliki sikap yang baik terhadap patah tulang yang diderita (96,6%), dan memiliki perilaku medis dalam mencari pengobatan (82,8%). Sebagian besar sarana kesehatan terjangkau (96,9%). Ada hubungan bermakna antara perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang (p<0,05) dengan keterlambatan berobat pada pasien Jamkesmas. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p>0,05), tingkat pengetahuan mengenai patah tulang (p>0,05), tingkat pengetahuan mengenai Jamkesmas (p>0,05), keterjangkauan sarana kesehatan (p>0,05), serta sikap terhadap patah tulang (p>0,05), dengan keterlambatan berobat pada pasien Jamkesmas. Simpulan : Faktor perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang memiliki hubungan yang signifikan dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Kata kunci : terlambat berobat, patah tulang, Jamkesmas 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum FK Undip Semarang 2 Staf Pengajar Bagian Bedah FK Undip Semarang 3 Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Undip Semarang iv

PENDAHULUAN Status kesehatan pada masyarakat miskin akan menjadi 4 kali lebih buruk dibandingkan masyarakat yang tidak miskin, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan, dan biaya pengobatan yang semakin mahal. 1 Kasus kematian akibat kecelakaan lalu-lintas di Indonesia masih terbilang tinggi. Menurut data statstik WHO tahun 2007, Indonesia menempati urutan ke-1 dengan jumlah kematian terbanyak se-asia Tenggara akibat kecelakaan lalulintas. 2 Patah tulang (fraktur) adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epiphysis, bersifat total maupun parsial, umumnya disebabkan oleh trauma dan biasanya disertai cidera di jaringan sekitarnya. 3 Neglected fracture adalah suatu fraktur yang tidak ditangani atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga menghasilkan keadaan keterlambatan dalam penanganan, atau kondisi yang lebih buruk dan bahkan kecacatan. 4,5 Menurut Subroto Sapardan, Neglected Fracture adalah penanganan patah tulang pada extremitas (anggota gerak) yang salah oleh bone setter (dukun patah), yang masih sering dijumpai di masyarakat Indonesia. 6 Arief Darmawan mengatakan neglected fracture adalah fraktur yang penanganannya lebih dari 72 jam, umumnya terjadi pada masyarakat dengan pendidikan dan status sosio-ekonomi rendah. 7 Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 1 Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Dengan Jamkesmas, diharapkan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dapat diatasi. 1,8 Sukardja menggolongkan keterlambatan pengobatan menjadi 3 jenis yaitu kelambatan penderita, kelambatan dokter dan kelambatan rumah sakit. Kelambatan dari penderita dapat dikarenakan penderita tidak merasa terganggu akan penyakitnya, kurang menyadari bahaya dari penyakitnya, ada rasa takut, tidak mempunyai biaya, keluarga tidak mengijinkan ke dokter serta akses menuju tenaga kesehatan tidak terjangkau. 9 Pendidikan yang rendah membuat penderita tidak 1

memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai penyakit yang dideritanya. 10 Dengan adanya keterlambatan berobat, maka penanganan penyakit menjadi lebih sulit dari sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan mengenai patah tulang, tingkat pengetahuan mengenai Jamkesmas, keterjangkauan sarana kesehatan terdekat, sikap mengenai penanganan patah tulang, serta perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang, dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan sistem pembiayaan Jamkesmas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Rumah Sakit untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien Jamkesmas, bagi Pemerintah untuk meningkatkan implementasi dan sosialisasi mengenai program Jamkesmas di masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penanganan yang benar pada patah tulang dan akibat yang dapat ditimbulkan dari keterlambatan penanganan patah tulang. Selain itu juga memberikan informasi dan data yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya atau penelitian yang sejenis. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. 11 Penelitian dilakukan selama bulan Mei dan Juni di instalasi rawat inap bangsal Bedah RSUP dr. Kariadi Semarang. Pengambilan sampel ditentukan secara Consecutive Sampling. 11 Besar sampel minimal yang dibutuhkan sebanyak 45 orang. 12 Kriteria inklusi adalah pasien dengan diagnosis fraktur (patah tulang) yang dirawat inap di bangsal bedah RSUP dr. Kariadi, dan sudah memiliki atau sedang dalam proses mengurus Jamkesmas/Jamkesmaskot/Jamkesda ketika diwawancara. Pasien dengan diagnosis dislokasi (tanpa disertai fraktur) dan pasien yang memiliki penyakit keganasan tidak dimasukkan dalam penelitian. 2

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitasnya dengan menggunakan expert validity. 13 Variabel-variabel penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan Fischer exact test dengan program komputer SPSS 20.0 for Windows. Nilai kemaknaan pada penelitian ini adalah apabila variabel yang dianalisis memiliki nilai p < 0,05. Karena hanya ada 1 variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan, maka peneliti tidak melakukan analisis multivariat. HASIL PENELITIAN Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 29 responden. Satu responden menderita penyakit keganasan sehingga masuk dalam kritera eksklusi. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan keterlambatan berobat dihitung dari waktu sejak kejadian trauma hingga pasien mendatangi sarana kesehatan terdekat (puskesmas, dokter, klinik, RS) untuk mendapatkan penanganan awal patah tulang. Dikatakan terlambat apabila pasien mendatangi sarana kesehatan untuk mendapatkan penanganan awal patah tulang dalam waktu lebih dari 72 jam (> 3 hari) sejak kejadian trauma. Sedangkan apabila pasien mendapatkan penanganan awal kurang dari 72 jam (< 3 hari) sejak kejadian trauma, maka termasuk kategori tidak terlambat. 7 Tabel 1. Keterlambatan berobat Keterlambatan berobat Frekuensi Persentase (%) Tidak terlambat (< 72 jam) Terlambat (> 72 jam) 26 3 89,7 10,3 Total 29 100 3

Asosiasi antar variabel variabel penelitian Tingkat Pendidikan : Rendah Sedang Tabel 2. Hasil uji chi square dan uji Fischer Variabel bebas N % P 21 8 72 28 1,000 b Tingkat pengetahuan mengenai patah tulang : Kurang Cukup Baik Tingkat pengetahuan mengenai Jamkesmas : Cukup Baik 13 16 9 20 44,8 55,1 31 69 0,573 b 1,000 a Keterjangkauan sarana kesehatan : Terjangkau Tidak terjangkau Sikap terhadap patah tulang : Cukup Baik 28 1 1 28 96,6 3,4 3,4 96,6 0,103 a 1,000 a Perilaku pencarian pengobatan Non medis Medis 5 24 17,2 82,8 0,003 a * Keterangan: a : hasil p dengan menggunakan uji Chi square b : hasil p dengan menggunakan Fischer exact test *: bermakna PEMBAHASAN Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=1,000) antara tingkat pendidikan dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Hal ini menunjukkan bahwa baik pendidikan rendah maupun sedang, responden memilih untuk segera mendatangi tenaga medis. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ristarolas yang mengatakan bahwa faktor predisposisi yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan adalah pendidikan responden yang rendah sehingga responden tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai penyakit sebelumnya. 10 4

Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,573) antara tingkat pengetahuan mengenai patah tulang dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Walaupun 44,8% responden memiliki pengetahuan yang kurang, namun responden tetap segera mendatangi pelayanan kesehatan (puskesmas ataupun Rumah Sakit) untuk mendapatkan penanganan kurang dari 72 jam. Responden mengetahui kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan patah tulang berdasarkan pengalaman responden. Selain itu, 80% responden menderita patah tulang akibat kecelakaan lalu-lintas dan langsung dibawa oleh polisi serta warga sekitar di tempat kejadian. Sehingga faktor needs lebih besar peranannya dibandingkan faktor predisposing. 14,15,16 Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=1,000) antara tingkat pengetahuan mengenai Jamkesmas dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdurachman mengenai hubungan pengetahuan pasien Jamkesmas dengan perilaku mencari pengobatan masyarakat miskin di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara. 17 Hal ini dapat dikarenakan sampel peneliti yang kurang dari jumlah minimal untuk desain cross sectional, kuesioner dari peneliti yang kurang mewakili pengetahuan responden mengenai Jamkesmas, tidak menanyakan secara lebih rinci kepada responden mengenai syarat-syarat dan prosedur untuk mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat ataupun pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan secara lebih rinci yang dijamin oleh Jamkesmas. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keterjangkauan sarana kesehatan terdekat (p=0,103) dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakn Jamkesmas. Hampir semua responden dapat menjangkau sarana kesehatan terdekat dari segi jarak dan transportasi, sehingga tidak terlambat berobat ke puskesmas maupun Rumah Sakit. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap mengenai penanganan patah tulang (p=1,000) dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 responden (3,4%) mempunyai sikap yang kurang dan 28 responden (96,6%) 5

mempunyai sikap yang baik terhadap penanganan patah tulang oleh tenaga medis. Responden setuju apabila menderita patah tulang sebaiknya berobat ke Rumah Sakit, agar dapat mengetahui keadaan kesehatannya secara pasti dan dapat segera diobati. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi square antara perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang dengan keterlambatan berobat, didapatkan hasil p = 0,003. Karena p < 0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan Jamkesmas. Perilaku non medis dari responden yang memilih mendatangi tempat pengobatan alternatif terlebih dahulu dibandingkan ke Rumah Sakit, membuat tenggang waktu yang semakin panjang untuk mendapatkan penanganan oleh tenaga medis. Beberapa responen terlambat berobat dikarenakan mengharapkan kesembuhan dari pengobatan tradisional dengan menunggu berhari-hari, namun tidak kunjung membaik, sehingga pada akhirnya pun harus menjalani penanganan oleh dokter Orthopaedi di Rumah Sakit. Perilaku ini juga dapat dikarenakan informasi yang didapat dari lingkungan mengenai pengobatan alternatif, kurangnya informasi mengenai penanganan patah tulang yang benar dari segi medis, serta tradisi dan kepercayaan di masyarakat desa yang lebih cenderung pada pengobatan alternatif. 14,15,16 SIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa : 1) Sebanyak 10 % responden patah tulang mendatangi tenaga medis lebih dari 72 jam sejak kejadian trauma (terlambat), dan 90% mendatangi tenaga medis kurang dari 72 jam sejak kejadian trauma (tidak terlambat), 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pencarian pengobatan dalam penanganan awal patah tulang dengan kejadian keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan sistem pembiayaan Jamkesmas, 3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan mengenai patah tulang, tingkat pengetahuan mengenai Jamkesmas, keterjangkauan sarana kesehatan, dan sikap 6

terhadap patah tulang dengan keterlambatan berobat pada pasien patah tulang yang menggunakan sistem pembiayaan Jamkesmas. SARAN Perlu dilakukan studi pendahuluan sebelum diadakan penelitian sejenis, serta dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan jenis pembiayaan, biaya pengobatan dan status kepemilikan Jamkesmas dengan neglected fracture dari segi klinis, dengan menggunakan desain yang lebih tepat, jumlah sampel yang lebih banyak serta dengan meminimalisir bias yang ada. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Rektor Universitas Diponegoro, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Direktur RSUP dr. Kariadi Semarang, dan seluruh pihak yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini 2. dr. Agus Priambodo, Sp.B, Sp.OT (K)-Spine dan dr. Dodik Pramono, Msi.Med selaku pembimbing yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 3. Dr. dr. Selamat Budijitno, MSi.Med, Sp.B (K) Onk selaku ketua penguji dan dr. Eka Yudhanto, MSi.Med, Sp.B (K) Onk selaku peguji. 4. Segenap staf bagian instalasi rawat inap bangsal Bedah RSUP dr. Kariadi Semarang yang telah membantu dalam memperlancar pengumpulan data penelitian. 5. Seluruh responden di instalasi rawat inap bangsal Bedah RSUP dr. Kariadi Semarang. 6. Keluarga dan sahabat yang senantiasa memberikan dukungan, serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu penyusunan artikel karya tulis ilmiah ini. 7

DAFTAR PUSTAKA 1. Petunjuk Teknis Jamkesmas 2011 [Internet]. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. c2011 [cited 2012 January 29]. Available from: www.ppjk.depkes.go.id. 2. World Health Organization. Global Health Observatory Data Repository: Mortality Road Traffic Death 2007. c2011 [cited 2012 Jan 30]. Available from: www.who.int.en. 3. Chairuddin R. Pengantar ilmu Bedah Orthopaedi. Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003. 4. Kadar ED, Wahab A, Sapardan S. Neglected trauma of the extremities due to treatment by bone setters. Majalah Orthopaedi Indonesia. 1979; 5(1):36 42. 5. Kawiyana KS, Reksoprodjo S. Neglected fracture in Cipto Mangunkusumo and Fatmawati Hospital Jakarta. Majalah Orthopaedi Indonesia. 1985; 11(2):20 8. 6. Ismono D. Jejak Bone Setter pada Negleted Fracture. Department of Orthopaedic Surgery and Traumatology School of Medicine Padjadjaran University [homepage on the Internet]. c2011 [updated 2011; cited 2011 Sept 27]. Available from: http://satpt.fk.unpad.ac.id/userfiles/file/negleted_fractures.pdf. 7. Darmawan A. Presentasi kasus bedah konsep dasar fraktur [homepage on the Internet]. c2011 [updated 2011; cited 2012 Feb 24]. Available from: http://www.docstoc.com/docs/71736816/fraktur-(arief-darmawan). 8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2011 [serial online]. c2011 [updated 2011; cited 2012 Jan 29]. Available from: www.ppjk.depkes.go.id. 9. Sukardja, I Dewa Gede. Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press; 2000. 10. Ristarolas T. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan berobat pada wanita penderita kanker payudara RSUP H. Adam Malik Medan tahun 8

2008. USU Repository [Internet]. 2009 [cited 2012 Feb 3]. Available from: USU Repository. 11. Sastroasmoro S, Ismael S, editor. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2002. 12. Widoyoko S. Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012. 13. Daniel W. Biostatistics: A foundation for analsis in the health services. Canada: John Wiley Sons.Inc; 1991. 14. Notoadmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 15. Notoadmojo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. 16. Andersen R. A behavior model for families use of health services, research series. Chicago: University Chicago; 1968. 17. Abdurachman. Hubungan pengetahuan pasien Jamkesmas dengan perilaku mencari pengobatan masyarakat miskin di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara [homepage on the Internet]. c2010 [updated 2010; cited 2012 Feb 12]. Available from: http://pasca.uns.ac.id/?p=1137. 9