PENGARUH KEVAKUMAN TERHADAP ANALISIS UNSUR TI DAN SI DALAM AlMg 2 MENGGUNAKAN XRF (X-RAY FLUORESCENCE)

dokumen-dokumen yang mirip
VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF

PENGUJIAN KEMAMPUAN XRF UNTUK ANALISIS KOMPOSISI UNSUR PADUAN Zr-Sn-Cr-Fe-Ni

PENENTUAN KANDUNGAN Sn, Fe, Cr, Ni DAN PENGOTOR ZIRCALOY-2 SEBAGAI BAHAN KELONGSONG DAN TUTUP UJUNG ELEMEN BAKAR REAKTOR DAYA

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM)

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

APLIKASI SPEKTROMETER EMISI PADA ANALISIS UNSUR-UNSUR BAHAN PADUAN ALUMINIUM AlMgSi-1

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH APLIKASI METODA STANDAR INTERNAL PADA PENENTUAN UNSUR Cr DAN Ni DALAM ZIRKALOY 2 DENGAN METODA SPEKTROMETRI EMISI

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGGUNAAN METODE INTENSITAS SINAR-X KARAKTERISTIK RELATIF Cr, Mn DAN Ni TERHADAP Fe PADA ANALISIS KANDUNGAN Cr, Mn DAN Ni, DALAM PADUAN BESI

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

METODE ANALISIS UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN SB MENGGUNAKAN ICP AES PLASMA 40

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENENTUAN UNSUR IMPURITAS DALAM SERBUK U 3 SI 2 DENGAN MENGGUNAKAN ALAT ICPS

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

PENGARUH PENGOTOR PADA PENENTUAN BORON DALAM U 3 O 8 MENGGUNAKAN SPEKTROFLUOROMETRI LUMINESEN. Giyatmi*, Noviarty**, Sigit**

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

MAKALAH XRF (X-ray fluorescence spectrometry)

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR TANAH JARANG (Ce, Eu, Tb) DENGAN ALAT ICP-AES PLASMA 40

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BAHAN BAKAR U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK XRF DAN SSA

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

KALIBRASI TENAGA DAN STANDAR MENGGUNAKAN ALAT X-RAY FLUORESENCE (XRF) UNTUK ANALISIS UNSUR ZIRKONIUM DALAM MINERAL

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

KOMPARASI HASIL ANALISIS KOMPOSISI KIMIA DI DALAM PADUAN U-Zr-Nb DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK XRF DAN AAS

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENENTUAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-ZR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS DENGAN PENGOMPLEKS ARSENAZO III

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Dadang Suryana, Hengki Wibowo. ABSTRAK

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

UNIVERSITAS INDONESIA. X-Ray Fluoresence TULISAN ILMIAH. Muhammad Arfiadi Pratama ( ) Giri Yudho Prakoso ( )

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

PENENTUAN ISOTOP 137 Cs DAN UNSUR Cs DALAM LARUTAN AKTIF CsNO 3

DISTRIBUSI LOGAM Fe, Ca, Ti, Ba, Sr, Zr dan Ce DALAM BATUBARA DAN LIMBAH PEMBAKARANNYA PLTU CILACAP MENGGUNAKAN XRF

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENGARUH URANIUM TERHADAP ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

Transkripsi:

Rosika Kriswarini, dkk. ISSN 0216-3128 11 PENGARUH KEVAKUMAN TERHADAP ANALISIS UNSUR TI DAN SI DALAM AlMg 2 MENGGUNAKAN XRF (X-RAY FLUORESCENCE) Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gedung 20 & 65 Serpong Tangerang 15314 Banten E-mail: ptbn@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH KEVAKUMAN TERHADAP ANALISIS UNSUR Ti DAN Si DALAM AlMg 2 MENGGUNAKAN XRF (X-RAY FLUORESCENCE). Analisis Unsur Ti dan Si Dalam Bahan Kelongsong AlMg 2 telah dilakukan menggunakan Spektrometer X-Ray Fluorescence (XRF). Unsur pemadu AlMg 2 di antaranya Ti dan Si berfungsi untuk meningkatkan sifat kekuatan bahan kelongsong AlMg 2. Untuk mengetahui kualitas bahan AlMg 2 perlu dilakukan uji komposisi kimia untuk unsur pemadu. Kandungan unsur Si dan Ti sebagai unsur pemadu AlMg 2 cukup rendah dan unsur Si dalam sistem periodik berdekatan dengan unsur O (Oksigen) sehingga analisis menggunakan Spektrometer X-Ray Fluorescence (XRF) sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengukuran. Pada penelitian ini dilakukan analisis Si dan Ti dalam kondisi lingkungan secara tunggal dan simultan serta pemilihan bahan standar berbasis aluminium dengan variasi konsentrasi untuk pembuatan kurva kalibrasi. Hasil pengukuran unsur Si dan Ti dengan cara tunggal memberikan nilai intensitas yang acak sehingga tidak dapat menghasilkan kurva kalibrasi yang baik. Sedangkan pengukuran dengan cara simultan memberikan nilai intensitas lebih baik untuk dapat dibuat kurva kalibrasi. Identifikasi linearitas kurva kalibrasi unsur Si dan Ti dalam AlMg 2 berada pada konsentrasi 0,05% sampai dengan 0,20% sedangkan untuk unsur Ti dari 0,03% sampai dengan 0,15% dengan koefisien regresi masing- masing adalah 97,5% dan 98,5%. Nilai konsentrasi Ti dan Si yang diperoleh dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan daerah linearitas yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Konsentrasi Ti dan Si dalam AlMg 2 masing-masing adalah 0,0083% dan 0,1102%. Kata Kunci : Pengaruh Pengukuran, Unsur Ti dan Si, AlMg 2, XRF ABSTRACT Analysis of Ti and Si element in AlMg 2 Cladding Materials was performed using X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF). AlMg 2 alloy which are Ti and Si has function to increase the material strength properties AlMg 2 cladding. To determine the quality of materials, it is necessary to test the chemical composition of the AlMg 2 alloy, especially Ti and Si elements. The content of element Si and Ti in AlMg 2 alloy was quite low and Si elements in the periodic system next to the element of O (Oxygen), so analysis using X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) is strongly influenced by environmental conditions of measurement. In this research, the analysis of Si and Ti in the environmental conditions were in single and simultaneous and the selection of aluminumbased standard materials was with various concentrations for calibration curve. The measurement results of Si and Ti elements in a single way gave the random intensity values that could not produce a good calibration curve. Otherwise, simultaneous measurements gave the better value for the intensity could be made calibration curve. Identification of linearity of calibration curves of Si and Ti elements in AlMg 2 at concentration of 0.05% to 0.20%, while for Ti element from 0.03% to 0.15% with a regression coefficient of each were 97.5% and 98.5%. Value of Ti and Si concentrations using calibration curves with linearity of different areas did not provided significant differences. Concentrations of Ti and Si in Almg 2 respectively 0.0083% and 0.1102%. Keywords: Analysis Effect, Ti and S Elements, AlMg 2 PENDAHULUAN K elongsong dalam bahan bakar nuklir berfungsi untuk membungkus bahan bakar agar tidak bersentuhan dengan air pendingin reaktor dan juga untuk mengungkung gas hasil fisi supaya tidak keluar ke lingkungan. Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) menggunakan bahan bakar U 3 Si 2 -Al dan bahan kelongsong berupa paduan AlMg2. Paduan AlMg2 digunakan sebagai bahan kelongsong bahan bakar karena sifat-sifat aluminium yang yang sesuai untuk material kelongsong bahan bakar reaktor riset antara lain tampang lintang serapan netron rendah, stabil terhadap radiasi, stabil pada suhu tinggi dan tahan terhadap korosi. Selain itu adanya unsur pemadu Ti dan Si yang ditambahkan

12 ISSN 0216-3128 Rosika Kriswarini, dkk. dalam bahan tersebut akan meningkatkan sifat kekuatan bahan sehingga dapat mengimbangi tegangan internal akibat terjadinya swelling dan terbentuknya hasil fisi selama dalam reaktor [1]. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan selama reaktor beroperasi maka pada setiap komponen elemen bahan bakar dilakukan kontrol kualitas sebelum dilakukan proses fabrikasi, termasuk bahan kelongsong AlMg 2. Pada umumnya kegiatan kontrol kualitas yang dilakukan pada tahap awal adalah uji komposisi kimia. Hal ini karena komposisi kimia dalam suatu paduan merupakan parameter yang sangat berpengaruh dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh paduan tersebut, seperti sifat mekanik, sifat fisis dan lain-lain [2]. Uji komposisi kimia melalui analisis unsur-unsur logam dapat dilakukan dengan metode spektrometri X-Ray Flourescence (XRF). Spektrometer X-Ray Fluorescence (XRF) adalah salah satu alat analisis kimia unsur dalam suatu bahan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan intensitas sinar-x karakteristik yang dihasilkan dari sampel dengan kemampuan deteksi secara umum sekitar 0,01% [3]. Kemampuan deteksi tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor yaitu energi sinar-x karakteristik, konsentrasi dari unsur yang dianalisis dan kondisi lingkungan (kevakuman). Alat spektrometer XRF EDAX DX 95 yang ada di PTBN BATAN, Serpong dapat digunakan untuk analisis unsur dalam bahan padat (masif) dengan ukuran diameter 3 cm. Bila bahan yang dianalisis mempunyai diameter lebih besar dari 3 cm, maka pengukuran bahan dilakukan satu persatu (tunggal) sedangkan bila diameter sampel kurang dari 3 cm maka analisis dapat dilakukan secara kontinyu dengan tidak melakukan pengkondisian kevakuman sample chamber untuk setiap sampel. Spektrometer XRF dilengkapi dengan sample holder 10 lubang untuk pengukuran secara kontinyu [4]. Berdasarkan kemampuan Spektrometer X-Ray Fluorescence (XRF) tersebut di atas telah dilakukan analisis unsur Mg (energi sinar-x karakteristik 1,25 kev), Mn (5,89 kev), dan Fe (6,40 kev) dalam paduan AlMg2 sebelumnya secara tunggal dan kontinyu. Kandungan ketiga unsur ini dalam AlMg2 [6] dalam batas kemampuan alat yaitu sekitar 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akurasi dan presisi pengukuran dari ketiga unsur tersebut baik secara tunggal maupun manual secara tinjauan statistik tidak berbeda dan memenuhi persyaratan analisis. Sehubungan dengan kandungan unsur Si (1,74 kev) dan Ti (4,51 kev) dalam AlMg2 cukup rendah yaitu berada pada kondisi batas minimum deteksi alat 1% [5], maka kemungkinan akan memberikan hasil yang deteksi berbeda. Selain itu, unsur Si dalam sistem periodik mendekati unsur yang terkandung dalam udara (Oksigen dan Nitrogen). Udara dalam sample chamber menyebabkan terjadinya serapan sinar-x karakteristik unsur dalam sampel sehingga akan mengurangi berkas sinar-x yang mencapai detektor. Serapan tersebut akan lebih besar terjadi pada sinar-x karakteristik unsur yang mempunyai energi sinar-x berdekatan dengan energi Oksigen dan Nitrogen, sehingga kemungkinan kondisi lingkungan seperti tekanan vakum akan berpengaruh terhadap akurasi hasil analisis. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan pengaruh kondisi lingkungan pengukuran dan metoda pemilihan bahan standar berbasis aluminium yang selanjutnya data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis unsur Si dan Ti dalam bahan kelongsong AlMg 2 secara akurat. METODOLOGI Bahan yang digunakan untuk kalibrasi energi adalah paduan AlCu (Al2024), sedangkan untuk pengujian digunakan blanko standar Aluminum dan 11 buah standar paduan Aluminium yang berdiameter 5 cm dan 3 cm produksi Jerman [7]. Komposisi unsur Ti dan Si dalam standar paduan Aluminum tercantum dalam Tabel 1. Alat yang digunakan untuk analisis bahan tersebut adalah Spektrometer Fluoresensi Sinar-x (EDAX DX-95), Phillips yang dilengkapi sistem pengolahan data (DX-4). Sebelum analisis, dilakukan penyiapan sampel dengan cara membubut permukaan sampel hingga rata, halus dan bersih. Sampel dengan diameter 5cm dan 3cm dibersihkan permukaannya menggunakan aseton dan ditunggu sampai kering. Setelah kering, sampel ditempatkan pada 10 lubang sample holder alat XRF. Tabel 1. Konsentrasi Ti dalam Standar Paduan Aluminum Kode Standar Paduan Al 511/01 512/01 515/01 521/01 522/01 523/01 Konsentrasi Ti (%) 0,0051 0,0031 0,0015 0,006 0,012 0,110 Konsentrasi Si (%) 0,022 0,023 0,050 0,032 0,180 0,087 Kode Standar Paduan Al 525/01 526/01 543/01 5010AA 57SBF Konsentrasi Ti (%) 0,020 0,015 0,036 0,020 0,043 Konsentrasi Si (%) 0,180 0,155 0,080 0,180 0,140

Rosika Kriswarini, dkk. ISSN 0216-3128 13 Peralatan dikondisikan dengan cara memvakum sample chamber sampai dengan 200 mtorr dan selanjutnya dilakukan kalibrasi energi. Kalibrasi energi menggunakan sampel uji Al2024 pada kondisi tegangan kerja 14 kv dan kuat arus 90 µa serta input count rate sebesar 10000 cps (count per second). Selanjutnya dilakukan pengukuran secara tunggal dan dan simultan untuk mengetahui intensitas unsur Ti dan Si pada blanko Al dan 11 buah standar Al masing-masing dengan 4 kali pengulangan. Setelah mendapatkan hasil pengukuran standar Al, maka dibuat kurva kalibrasi. Kondisi pengukuran sama dengan kondisi kalibrasi energi yaitu pada tegangan 14 kv dan kuat arus 90 µa. Setiap pengukuran memerlukan waktu 300 detik. Bila daerah linearitas pengukuran sudah ditentukan, maka kurva tersebut digunakan untuk analisis unsur Ti dan Si dalam paduan AlMg2. HASIL DAN PEMBAHASAN Data intensitas blanko Al dan standar Al dengan variasi konsentrasi pada pengukuran secara tunggal dan simultan dibuat kurva kalibrasi. Hubungan antara intensitas dan konsentrasi unsur Ti dan Si dalam standar diplotkan sehingga membentuk kurva kalibrasi unsur Ti dan unsur Si, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa pengukuran Ti dan Si secara tunggal pada konsentrasi Ti dan Si yang bervariasi memberikan nilai intensitas yang tidak beraturan sehingga dapat dinyatakan bahwa kurva tersebut tidak bisa digunakan untuk pengukuran sampel. Fenomena ini disebabkan kondisi kevakuman pada saat pengukuran relatif tidak stabil, karena pada saat penggantian sampel sering dilakukan buka-tutup sample chamber. Selain itu dalam metoda XRF analisis Si pada konsentrasi rendah (<0,1 %) sangat dipengaruhi oleh kondisi kevakuman lingkungan (sample chamber) karena energi sinar-x Si (1,739 kev) berdekatan dengan energi Oksigen (0,525 kev). Dengan menjaga kondisi pengukuran dalam keadaan vakum maka pengaruh adanya Oksigen (O) terhadap intensitas hasil pengukuran Si akan dapat dihindari. Pada pengukuran secara simultan nilai intensitas berbanding lurus (linear) terhadap konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pengukuran lebih stabil dibanding pengukuran secara tunggal. Nilai regresi (R 2 ) kedua unsur tersebut memenuhi persyaratan kurva kalibrasi pada pengukuran menggunakan metoda spektrometri yaitu berkisar 95% {7}. Selanjutnya kurva tersebut digunakan untuk analisis Ti dan Si dalam paduan AlMg2. Nilai intensitas hasil pengukuran diplotkan pada kurva kalibrasi sehingga diperoleh konsentrasi Ti dan Si dalam paduan AlMg2 yang tercantum pada Tabel 2. Gambar 1. Kurva Kalibrasi Unsur Ti dan Si Secara Tunggal dan Simultan Dalam Standar Aluminum Tabel 2. Konsentrasi Ti dan Si dalam Paduan AlMg2 Konsentrasi Ti (%) Konsentrasi Si (%) Perhitungan Sertifikat Perhitungan Sertifikat 0,0089 0,0090 0,1105 < 0,3000

14 ISSN 0216-3128 Rosika Kriswarini, dkk. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa konsentrasi Ti dan Si dalam paduan AlMg2 memenuhi persyaratan sebagai kelongsong bahan bakar karena nilai tersebut berkisar pada nilai yang tercantum pada sertifikat. Karena konsentrasi kedua unsur tersebut mempunyai nilai konsentrasi yang rendah, maka dilakukan pembuatan kurva kalibrasi pada daerah konsentrasi yang lebih rendah daripada daerah konsentrasi kurva kalibrasi pada Gambar 1. Hasil pembuatan kurva ini tercantum pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa kalibrasi unsur Ti dalam standar Aluminum pada rentang konsentrasi rendah ( 0 0,03% ) dan rentang konsentrasi tinggi ( 0 0,13% ) memberikan hasil yang linear. Demikian pula kurva kalibrasi unsur Si pada 2 rentang konsentrasi yaitu (0 0,15%) dan (0 0,20%) juga memberikan hasil kurva kalibrasi yang linear. Dengan substitusi nilai y (intensitas) ke dalam persamaan kurva kalibrasi pada Gambar 2 untuk daerah linearitas konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi unsur Ti maupun Si, maka diperoleh nilai x (konsentrasi) kedua unsur tersebut. Persamaan dan linearitas kurva kalibrasi serta hasil perhitungan konsentrasi kedua unsur dalam paduan AlMg2 dituangkan pada Tabel 3. Untuk mengetahui nilai konsentrasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan kurva kalibrasi daerah linearitas konsentrasi rendah maupun tinggi, maka dilakukan uji beda yaitu uji-f maupun uji-t [8] seperti yang tercantum pada Tabel 4. Pada Tabel 4 terlihat bahwa hasil perhitungan uji F dan uji t lebih kecil daripada nilai batas keberterimaan pada derajat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua nilai hasil perhitungan konsentrasi unsur Ti dan Si dalam paduan AlMg2 menggunakan kurva kalibrasi dengan daerah linearitas yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sehingga dapat dinyatakan bahwa konsentrasi unsur Ti dalam paduan AlMg2 adalah 0,0083% dan konsentrasi unsur Si 0,1102%. Gambar 2. Kurva Kalibrasi Unsur Ti dan Si Dalam Standar Aluminum Tabel 3. Data Kurva Kalibrasi dan Konsentrasi Unsur Ti dan Si dalam paduan AlMg2 Unsur Daerah Linearitas (%) Persamaan R 2 Konsentrasi Perhitungan (%) Konsentrasi (Sertifikat) (%) Ti 0,00 0,03 y = 89,43x + 0,526 0,988 0,00779 0,00900 0,00 0,13 y = 51,35x + 0,767 0,985 0,00887 0,00900 Si 0,00 0,15 y = 42,12x + 0,916 0,946 0,11002 < 0,3000 0,00 0,20 y = 45,92x + 0,978 0,975 0,11045 <0,3000 Tabel 4. Uji Beda Konsentrasi Unsur Ti dan Si dalam Paduan AlMg2 pada 2 Daerah Linearitas Unsur Uji-F Uji-t Perhitungan Batas Keberterimaan Perhitungan Batas Keberterimaan Ti 0,33 9,28 0,007 3,18 Si 1,19 9,28 0,025 3,18

Rosika Kriswarini, dkk. ISSN 0216-3128 15 KESIMPULAN Kondisi kevakuman pada pengukuran simultan dapat digunakan untuk analisis Ti dan Si dalam paduan AlMg2 karena pada kurva kalibrasi pengukuran memberikan daerah linearitas yang mempunyai nilai regresi > 95%, sedangkan pada pengukuran tunggal kondisi kevakuman tidak stabil sehingga tidak memberikan nilai linearitas pada kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi pada daerah linearitas konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi dapat digunakan untuk penentuan unsur Ti dan Si dalam paduan AlMg2. Nilai konsentrasi Ti dan Si dalam paduan AlMg2 adalah 0,0083% dan 0,1102%. DAFTAR PUSTAKA 1. MASRUKAN, Paduan AlMgSi Sebagai Materian Cladding Bahan Bakar Reaktor Riset Alternatif, Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III,, PEBN, BATAN, ISSN 1410-1998 2. SIGIT, ELIN NURAINI, Karakteristik AlMgSi Sebagai Bahan Struktur Reaktor Riset, Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III, PEBN, BATAN, ISSN 1410-1998. 3. JENKIN, RON, X-Ray Fluorescence Spectrometry, John Wiley & Sons., 1988. 4. ANONIM, Operation Manual XRF-EDAX, Phillips, 1995 5. JENKIN, RON; GOULD, R.W.; GEDKE, DALE, Quantitative X-Ray Spectrometry, Second Edition, 1995, Marcel Dekker, Inc. 6. Analysen Zertifikat, Spectrochemische Al- Eichproben, 1985 7. ASTM, Use of Statistics in The Evaluation of Spectrometric Data, Volume 03.05.2000 8. ANDERSON, ROBERT L., Practical Statistics of Analytical Chemist, Van Nostrand Reinhold Company, New York, 1987 TANYA JAWAB Sahat Simbolon - Bagaimana dapat diterangkan bahan Si dapat dianalisis dengan detektor Si(Li). - Mengapa kondisi simultan kurvanya lurus(linear) sedang kondisi berulang besarnya tidak linear. - Kesimpulan anda bukan kesimpulan, siapa dan apa saja yang dilakukan hal tersebut pasti dikerjakan. Rosika Analisis XRF berdasarkan identifikasi Sinar-X karakteristik yang dihasilkan oleh bahan yang dianalisis. Sinar-X karakteristik setiap unsure dalam table periodik unsure mempunyai energi yang berbeda. Detektor Si (Li) mempunyai kemampuan analisis dengan resolusi tinggi sehingga bisa untuk menganalisis unsure Si dalam suatu bahan. Kevakuman dalam kondisi simultan relative lebih stabil dibanding kondisi tunggal karena tidak melakukan pemvakuman secara berulang sehingga menghasilkan kurva yang linear. Kesimpulan merupakan jawaban dari judul. Terimakasih atas masukannya. Suyanti - XRF (X-Ray Flourence) yang digunakan untuk analisis sempel padat berbentuk serbuk, bagaimana dengan sempel cair? - Jika sempel cair dalam suasana asam nitrat kurang lebih 5 M dengan unsur mayor 2 r diapakan alat tersebut untuk menganalisis Si&Hf? Rosika XRF bisa untuk menganalisis sempel cair dengan cara sempel tersebut di teteskan pada kertas saring sehingga seolah-olah menjadi bentuk padat. Pada dasarnya XRF bisa untuk menganalisis unsur Si, Hf. Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan standar yang mempunyai komposisi sama dengan sempel.