III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Transkripsi:

29 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, dkk., (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas, dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Wardhani, dkk., (2007: 1.3) prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan guru kelas I A SD Negeri I Metro Utara secara berkolaborasi dengan harapan dapat meningkatkan disiplin dan hasil belajar melalui penerapan model cooperative learning tipe make a match.

30 Siklus tindakan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Permasalahan Planning I Acting I Siklus I Reflecting I Observing I Permasalahan baru hasil reflecting Planning II Acting II Siklus II Reflecting II Observing II Permasalahan baru hasil reflecting Planning III Acting III Siklus III Reflecting III Observing III Apabila permasalahan belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar 3.1. Siklus penelitian tindakan kelas. (Sumber: Arikunto, dkk., 2011: 74)

31 B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah seorang guru kelas I A dan siswa kelas I A SD Negeri 1 Metro Utara Kecamatan Metro Utara Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014, jumlah siswa adalah 31 orang dengan rincian 15 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswi perempuan. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Utara, Jalan Pattimura No. 136 Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. 3. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih 6 bulan, yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni tahun 2014. Kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal PTK, diskusi, penyusunan perangkat pembelajaran, dan media pembelajaran, secara kolaboratif dan partisipatif dengan guru kelas I A, sampai pada tahap pelaksanaan dan pelaporan. C. Sumber Data Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi disiplin siswa, keterampilan siswa dan kinerja guru, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar pengetahuan siswa.

32 D. Teknik Pengumpulan Data Peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian dengan teknik tes dan non tes. 1. Teknik Non Tes Merupakan prosedur atau cara untuk mengumpulkan data disiplin siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru dengan menggunakan lembar panduan observasi. 2. Teknik Tes Merupakan prosedur atau cara untuk mengumpulkan data hasil belajar pengetahuan siswa. E. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Lembar Panduan Observasi Merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif berupa disiplin siswa, keterampilan siswa dan data kinerja guru selama penelitian tindakan kelas. 2. Soal-Soal Tes Merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar pengetahuan siswa.

33 F. Teknik Analisis Data Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. 1. Analisis Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari data nontes yaitu, lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui kemajuan disiplin siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru, setelah diterapkannya pembelajaran dengan model cooperative learning tipe make a match. a. Rumus untuk Menghitung Kinerja Guru NP = R SM X 100 Keterangan: NP = Nilai persen kinerja guru yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh guru SM = Skor maksimum ideal yang diamati 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto (2009: 102))

34 Kualifikasi tingkat keberhasilan kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Kualifikasi tingkat keberhasilan kinerja guru. Tingkat Keberhasilan Nilai Amat Baik ( A) 90 < A 100 Baik (B) 75 < B < 90 Cukup (C) 60 < C < 75 Kurang (K) < 60 (Sumber: Kemendikbud (2013 : 314)) b. Rumus untuk Menghitung Nilai Disiplin Siswa NP = R SM X 100 Keterangan: NP = Nilai persen disiplin yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal yang diamati 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto (2009: 102)

35 bawah ini: Kategori nilai disiplin siswa dapat dilihat berdasarkan tabel di Tabel 3.2. Konversi disiplin siswa. Nilai Predikat Keterangan Skala 0-100 86 100 Sikap SB Sangat Baik 81 85 76 80 71 75 66 70 61 65 B Baik 56 60 51 55 46 50 0-45 C K Cukup Kurang (Sumber: Kemendikbud (2013 : 8)) Untuk menghitung rumus menghitung persentase nilai disiplin dan nilai keterampilan siswa yang telah mencapai nilai 66 adalah sebagai berikut: Persentase siswa nilai 66 = x 100% (Sumber: Aqib,dkk.,(2011: 40)) c. Rumus untuk Menghitung Nilai Keterampilan Siswa NP = R SM X 100 Keterangan: NP = Nilai persen keterampilan yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal yang diamati 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto (2009: 102)

36 Kategori keterampilan siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3. Konversi keterampilan siswa. Nilai Predikat Keterangan Skala 0-100 86 100 A 81 85 A- Sangat Baik 76 80 B+ 71 75 B Baik 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C Cukup 51 55 C- 46 50 D+ 0-45 D Kurang (Sumber: Kemendikbud (2013 : 8)) Untuk menghitung persentase nilai keterampilan siswa yang telah mencapai nilai 66 digunakan rumus sebagai berikut: Persentase siswa nilai 66 = x 100% (Sumber: Aqib,dkk.,(2011: 40)) 2. Analisis Data Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan hasil belajar pengetahuan siswa yang berkaitan dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. a. Rumus Menghitung Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Secara Individu S = x100 Keterangan: S R N = Nilai hasil belajar siswa = Jumlah skor/item yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto (2009: 112)).

37 Kategori nilai hasil belajar pengetahuan siswa dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini: Tabel 3.4. Konversi nilai hasil belajar pengetahuan siswa. Nilai Predikat Keterangan Skala 0-100 86 100 A 81 85 A- Sangat Baik 76 80 B+ 71 75 B Baik 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C Cukup 51 55 C- 46 50 D+ 0-45 D Kurang (Sumber: Kemendikbud (2013 : 8)) b. Rumus Menghitung Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pengetahuan Siswa X = Keterangan: X = Nilai rata-rata kelas X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa (Sumber: Aqib,dkk., (2011: 40) c. Rumus Menghitung Persentase Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa yang Telah Mencapai Nilai 66 Persentase Nilai Siswa 66 = X 100% (Sumber: Aqib,dkk.,(2011: 40))

38 Hasil Belajar siswa secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan rumus = Untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa dapat melihat posisi nilai yang diperoleh pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5. Konversi nilai hasil belajar siswa. Nilai Predikat Keterangan Skala 0-100 86 100 A Sangat Baik 81 85 A- 76 80 B+ 71 75 B Baik 66 70 B- 61 65 C+ 56 60 C Cukup 51 55 C- 46 50 D+ Kurang 0 45 D (Sumber: Kemendikbud (2013 : 8)) berikut: Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai X = X Keterangan: = Nilai rata-rata kelas X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa (Sumber: Aqib,dkk., (2011: 40) Untuk menghitung persentase nilai hasil belajar siswa yang telah mencapai nilai 66 digunakan rumus: Persentase Nilai Siswa 66 = X 100% (Sumber: Aqib,dkk.,(2011: 40))

39 39 G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdiri dari III siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan adalah merencanakan program tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin dan hasil belajar siswa. 2. Tahap pelaksanaan tindakan adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan disiplin dan hasil belajar siswa. 3. Tahap observasi adalah pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Tahap refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya. H. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I Tahap Perencanaan Peneliti bersama dengan guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas, kemudian menyiapkan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model cooperative learning tipe make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan tema yaitu 6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri, subtema 1. Lingkungan Rumahku, Pembelajaran 1.

40 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran. 3) Menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru, lembar observasi disiplin, rubrik penilaian unjuk kerja menceritakan keadaan rumah, dan soal post tes. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus I dengan materi pembelajaran tema 6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri, subtema I Lingkungan Rumahku. pembelajaran I. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara lebih rinci antara lain: 1) Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengajak semua siswa berdoa. b) Guru mengabsen kehadiran siswa. c) Guru memberikan apersepsi yaitu menyanyikan lagu Lihat Kebunku kemudian dikaitkan dengan sikap menjaga kebersihan lingkungan rumahku. d) Guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti a) Guru menjelaskan materi, tema 6 Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, subtema 1 Lingkungan Rumahku, pembelajaran 1. b) Siswa menceritakan keadaan rumahnya.

41 c) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B, kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. d) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. e) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/ mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru menyampaikan batasan maksimum waktu. f) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. g) Jika waktu sudah habis, mereka diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. h) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. i) Terakhir, guru memanggil pasangan berikutnya, sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. 3) Kegiatan Penutup a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari. b) Guru melakukan kegiatan evaluasi.

42 42 c) Guru memberikan tindak lanjut. d) Mengajak semua siswa berdoa. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas I A yang bertindak sebagai observer, yaitu mengamati disiplin siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru dalam pembelajaran tematik terpadu dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Tahap Refleksi Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji disiplin siswa selama proses pembelajaran, sebagai acuan membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus selanjutnya. 2. Siklus II Tahap Perencanaan Peneliti bersama dengan guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas pada siklus I, kemudian menentukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Langkah-langkah ini antara lain: 1) Menetapkan tema yaitu 6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri, subtema 2. Lingkungan Sekitar Rumahku, Pembelajaran 2. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran.

43 3) Menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru, lembar observasi disiplin, rubrik penilain unjuk kerja percakapan berdasarkan teks, dan soal post tes. Tahap Pelaksanaan Pada siklus II materi pembelajarannya adalah tema 6. Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, sub tema 2 Lingkungan Sekitar Rumahku. Tahap pelaksanaan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, yaitu pembelajaran 2. Kegiatan pembelajaran secara lebih rinci antara lain: 1) Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengajak semua siswa berdoa. b) Guru mengabsen kehadiran siswa. c) Guru memberikan apersepsi, yaitu menunjukan gambar anak membuang sampah kemudian dikaitkan dengan materi. d) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti a) Guru menjelaskan materi, tema 6 Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, subtema 2. Lingkungan Sekitar Rumahku, Pembelajaran 2. b) Siswa melakukan percakapan tentang membuang sampah. c) Guru menjelaskan tentang bangun ruang. d) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B, kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

44 e) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. f) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/ mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru menyampaikan batasan maksimum waktu. g) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. h) Jika waktu sudah habis, mereka diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. i) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. j) Terakhir, guru memanggil pasangan berikutnya, sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. 3) Kegiatan Penutup a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari. b) Guru melakukan kegiatan evaluasi. c) Guru memberikan tindak lanjut. d) Mengajak semua siswa berdoa.

45 45 Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas I A yang bertindak sebagai observer, yaitu mengamati disiplin siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru dalam pembelajaran tematik terpadu, dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Tahap Refleksi Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji disiplin siswa selama proses pembelajaran, sebagai acuan membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus selanjutnya. 3. Siklus III Tahap Perencanaan Peneliti bersama dengan guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas pada siklus II, kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran pada siklus III. Langkah-langkah ini antara lain: 1) Menetapkan tema yaitu 6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri, subtema 3. Lingkungan Sekolahku, Pembelajaran 2. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran. 3) Menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru, lembar observasi disiplin, rubrik penilaian unjuk kerja menyampaikan ucapan terima kasih, dan soal post tes.

46 Tahap Pelaksanaan Pada siklus III materi pembelajarannya adalah tema 6. Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, subtema 3. Lingkungan Sekolahku pembelajaran 2. Tahap pelaksanaan dilaksanakan dalam 1 kali pembelajaran. Kegiatan pembelajaran secara lebih rinci antara lain: a. Kegiatan Pendahuluan 1) Pengondisian kelas. 2) Guru mengajak siswa berdoa. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Apersepsi: Guru menunjukkan gambar tentang anak yang sedang melaksanakan tugas piket, kemudian dikaitkan dengan sikap tertib dan teratur dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 5) Menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan tentang materi tema 6. Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, subtema 3. Lingkungan Sekolahku pembelajaran 2. 2) Siswa membuat kartu ucapan terima kasih dan memberikannya kepada petugas kebersihan. 3) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, kelompok A dan kelompok B, kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. 4) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

47 5) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru menyampaikan batasan maksimum waktu. 6) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. 7) Jika waktu sudah habis, mereka diberitahukan bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. 8) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. 9) Terakhir, guru memanggil pasangan berikutnya, sampai seluruh pasangan melakukan presentasi. b. Kegiatan Akhir 1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan. 2) Guru melakukan kegiatan evaluasi. 3) Guru melakukan tindak lanjut. 4) Mengajak semua siswa berdoa.

48 Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas I A yang bertindak sebagai observer, yaitu mengamati disiplin siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Tahap Refleksi Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji disiplin siswa selama proses pembelajaran. I. Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil apabila : 1. Terjadi peningkatan disiplin siswa kelas I A SD Negeri I Metro Utara dengan persentase siswa mendapat nilai 66 (kategori sangat baik dan baik) 75% siswa. 2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas I A SD Negeri I Metro Utara dengan persentase siswa mendapat nilai 66 (kategori A dan B) 75% siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suprihatiningrum (2013: 129) yang mengemukakan: Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75% siswa terlibat aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, sementara itu dari segi hasil dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaknya sebagaian besar 75%