Novi Wiranawati, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Klaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Hendra B., dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 54

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia galanga, Linn ) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODA

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia Pada Ekstrak Petroleum Eter Kulit Batang Sidaguri (Sida retusa Linn) Oleh: Nohong

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Transkripsi:

PERBANDINGAN RENDEMEN DAN IDENTIFIKASI ALKALOID PADA BUNGA TURI PUTIH (Sesbania grandiflora, L Pers) DENGAN BUNGA TURI MERAH (Sesbania grandiflora, L Pers) DENGAN METODE SOXHLETASI Novi Wiranawati, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Klaten INTISARI Turi merupakan tumbuhan pekarangan atau sebagai tanaman hias dan biasanya tanaman turi tumbuh dipematangan sawah atau kebun, selain itu juga pada bagian bunga turi terdapat nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh khususnya alkaloid. Bunga turi yang sering digunakan pengobatan kebanyakan bunga turi merah, khasiat bunga turi tersebut digunakan untuk pengobatan diare, produksi ASI, tenggorokan.tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan rendemen dan identifikasi bunga turi putih dan bunga turi merah. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Penelitian ini mengguanakan sampel bunga turi putih (Sesbania grandiflora, L Pers) dan merah (Sesbania grandiflora, L Pers). Sampel bunga turi putih diperoleh di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes, Klaten dan bunga turi merah diperoleh di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten. Sampel bunga turi diekstrak secara Soxhletasi, sampel diuji secara kualitatif menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif dalam bunga turi putih dan bunga turi merah terdapat senyawa alkaloid yang dilihat dibawah sinar UV 254 nm yang berwarna ungu muda. Perbandingan rendemen antara bunga turi putih dan bunga turi merah adalah bunga turi putih 17,8% dan bunga turi merah 18,93%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rendemen bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih. Kata Kunci : Rendemen, Bunga Turi Putih Bunga Turi Merah, Alkaloid, Soxhletasi. PENDAHULUAN Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200m dpl, pohon

kurus berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerap kali menggantung (Yuniarti, 2008). Tumbuhan turi dapat dimanfaatkan untuk sebagai pengobatan, penyakit yang dapat diobati antara lain : sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, keseleo, keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan, demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, dan luka, sedangkan pemanfaatan yang digunakan dibagian : kulit batang, bunga, daun, dan akar. Kegunaan tumbuhan turi dibagian kulit batang (terutama bagian pangkalnya) sebagai : sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, demam dengan erupsi kulit, dibagian daun sebagai : keseleo, memar akibat terpukul, luka, keputihan, batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi ASI, beri-beri, demam nifas, radang tenggorokan, dibagian bunga sebagai : memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI, hidung berlendir, bagian akar sebagai : pegal linu, batuk berdahak. Tanaman Turi mempunyai banyak kandungan kimia antara lain bagian kulit batang: tanin, egatin, basorin, resin, sulfur, kalsium oksalat, glikoside, peroksidase, kalsium, bagian daun: saponin, tannin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B, bagian bunga : alkaloid, tannin, zat besi, zat gula, vitamin A dan B. Untuk mengingat tanaman turi mengandung bermacam-macam kandungan kimia, maka pada kali ini penelitian difokuskan pada senyawa alkaloid karena pada bunga turi mengandung alkaloid yang bersifat rasa pahit, beracun, berupa serbuk dan mengandung atom nitrogen dan untuk perbandingan randemen dan identifikasi alkaloid pada bunga turi putih dengan bunga turi merah dengan metode soxhletasi.

METODE PENELITIAN Bahan Bunga Turi Putih dan Turi Merah dengan berat 50 gram, air bersih, etanol 96 % 250 ml, kertas saring, Ekstrak kental, Metanol P, Etil Asetat P, Aquadest. Peralatan Pisau, talenan, bak cuci, alas pengering, alat penumbuk, wadah, Seperangkat alat soxhletasi, kompor listrik, waterbath, blender, cawan penguap, alat-alat gelas, dan timbangan digital, Silika GF254, Seperangkat alat KLT Lampu UV, dan pipa kapiler. Cara Kerja KLT Menyiapkan ekstrak kental, Menotolkan ekstrak kental + metanol 1-2 ml pada fase diam, Memasukkan fase gerak kedalam bejana, Memasukkan kertas saring, Menjenuhkan bejana, setelah jenuh fase diam dimasukkankedalam bejana, Kemudian bejana ditutup rapat, Elusi fase gerak Etil asetat P : Metanol : Air (100 : 13,5 : 10), Mendiamkan dan membiarkan fase diam sampai mengembang, Mengambil fase diam setelah pengembangan dan dikeringkan, Mengamati dibawah lampu UV 254 ditandai di tempat pemadaman bercak, kemudian mengamati warnanya, mengamati bercak, warna dan menghitung Rf-nya. Cara Kerja Soxhletasi Menyiapkan simplisia bunga turi, kemudian haluskan simplisia dengan blender, Membungkus simplisia bunga turi yang sudah halus dengan kertas saring, Memasang seperangkat alat sohletasi diatas kompor listrik, Kemudian memasukan simplisia yang telah dibungkus dengan kertas saring ke dalam alat soxhletasi, Memasukan etanol 96% sebanyak 250 ml kedalam alat soxhletasi,

Diekstraksi selama1-2 jam, Sari dipekatkan sampai 20 ml. Menguapkan hasil pemekatan di waterbath sampai kental (1-2 ml). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determinasi tanaman Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah menetapkan kebenaran sampel bunga turi (Sesbania grandiflora, L Pers) bunga turi putih yang diambil yang didapat dari perkebunan ibu Mariyati di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes Klaten dan bunga turi merah yang didapat dari perkebunan Ibu Parto di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten berkaitan dengan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman turi di buktikan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Hasil determinasi tanaman turi (Sesbania grandiflora, L Pers). Untuk mengetahui adanya alkaloid dalam bunga turi dilakukan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silica GF 254 dan fase gerak Etil Asetat P :Metanol : Air (100:13,5:10). Tabel 1. Hasil Kromatografi Lapis Tipis dibawah UV 254 nm No. Uraian Harga Rf Sinar UV 254 nm 1 2 Putih Putih Rf1 0,5 Rf2 0,43 Rf1 0,37 Rf2 0,31

3 4 Putih Putih Rf1 0,87 Rf2 0,88 Rf1 0,87 Rf2 0,88 1 2 3 4 Merah Merah Merah Merah Rf1 0,25 Rf2 0,2 Rf1 0,21 Rf2 0,25 Rf1 0,87 Rf2 0,86 Rf1 0,88 Rf2 0,88 Standar Turi Putih Rf 0,8 Standar Turi Merah Rf 0,87 Ungu Jingga Ungu Jingga Pada deteksi dengan sinar UV 254 nm hasil sampel dibandingkan dengan standar adalah jaraknya cukup lumayan jauh dari replikasi pertama kedua dan ketiga. Pada penelitian ini standar bunga turi putih 0,8 dan standard bunga turi merah 0,87, hal ini menunjukkan bahwa jenis alkaloid pada bunga turi putih dan bunga turi merah bukanlah seperti pada standard karena Rf-nya berbeda. Dari deteksi diatas yaitu hasil pada deteksi senyawa alkaloid dengan sinar UV 254 dapat dikatakan bahwa ekstrak bunga turi mengandung senyawa alkaloid (Harborne, 1987). Hasil isolasi perbandingan rendemen alkaloid pada bunga turi Tabel 2. Hasil Isolasi Rendemen Alkaloid Bunga Turi Putih dan Bunga Turi Merah Soxhletasi Sampel Bunga Turi Berat Ekstrak Rendemen (%) Rata-Rata (%)

(gram) 1 Turi Putih 9,7 19,4 2 Turi Putih 7,2 14,4 17,80 3 Turi Putih 9,8 19,6 1 Turi Merah 9,5 19,0 2 Turi Merah 9,3 18,6 18,93 3 Turi Merah 9,6 19,2 Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan beratakhir (berat yang dihasilkan) dengan berat awal dikalikan 100%. Hasil rendemen ekstrak bunga turi putih dan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers) dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata rendemen bunga turi putih 17,8% dan nilai rata-rata bunga turi merah 18,93%. Perbandingan antara kedua sampel tersebut bahwa rendemen antara bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih (Sesbania grandiflora, L Pers). Bunga turi yang digunakan adalah bunga turi putih yang diambil yang didapat dari perkebunan ibu Mariyati di daerah Dalangan, Ngemplak, Kalikotes Klaten dan bunga turi merah yang didapat dari perkebunan Ibu Parto di daerah Gedongsari, Ngemplak, Kalikotes, Klaten, pemanenan dengan cara memetik di lakukan pada pagi hari atau siang hari, karena alkaloid tahan terhadap pemanasan. Pengeringan dilakukan secara langsung sinar matahari, sebelum dilakukan penelitian bahan yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan determinasi tanaman untuk menetapkan kebenaran sampel

bunga turi. Hal ini menunjukan bahwa tanaman yang digunakan benar bunga turi (Sesbania grandiflora, L Pers). Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Isolasi kandungan senyawa alkaloid bunga turi putih dan bunga turi merah dapat dilakukan dengan teknik Soxhletasi. Soxhletasi merupakan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus. Kelebihan dari Soxhletasi adalah cara pengerjaannya sebentar tetapi pada saat sirkulasi kadang cepat dan lama,sedangkan kekurangannya adalah cukup sulit dalam penggunaan alatnya. Selain cara pengerjaannya yang sebentar Soxhletasi pengamatan ekstraksinya juga mudah dengan ditandai solven yang sudah jernih. Cairan yang digunakan pada penelitianini adalah etanol 96% dengan tujuan agar ekstrak tidak mudah ditumbuhi jamur. Analisa kualitatif alkaloid bunga turi putih dengan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers) secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan fase diam silika gel GF 254 fase gerak etil asetat pekat : methanol : air (100:13,5:10). Identifikasi menggunakan sinar UV 254 nm memberikan warna ungu jingga kecoklatan pada sampel turi putih standarnya Rf 0,8 dan memberikan warna ungu jingga kecoklatan pada sampel turi merah standarnya Rf 0,87 Sampel (ekstrak bunga turi) diperoleh nilai Rf per replikasi dapat dilihat pada lampiran 16, hal ini menunjukkan bahwa jenis alkaloid pada bunga turi putih dan bunga turi merah bukanlah seperti pada standar karena

Rf-nya berbeda. Dari deteksi diatas yaitu hasil pada deteksi senyawa alkaloid dengan sinar UV 254 nm dapat dikatakan bahwa ekstrak bunga turi mengandung senyawa alkaloid. Pada deteksi dengan larutan pereaksi Drangendrof terlihat bahwa pada sampel terjadi warna jingga kecoklatan sedangkan standard berwarna ungu jingga.menurut buku Analisis Obat Tradisional Jilid I (1987), untuk senyawa alkaloid pada deteksi dengan Dragendrof menunjukkan warna jingga hingga merah tua, sehingga dapat dikatakan pada bunga turi mengandung alkaloid. Pada saat penelitian warna yang dilihat pada sinar UV tidak terlalu jelas, saat penotolan terlalu tebal sehingga garis Rf tidak lurus dan bentuknya seperti ekor. Pada penelitian ini presentase nilai rata-rata rendemen bunga turi putih sebanyak 17,8%, sedangkan nilai rata-rata rendemen bunga turi merah sebanyak 18,93%. Perbedaan presentase rendemen ini disebabkan karena perbedaan ekstrak yang terdapat pada kedua sampel tersebut.rendemen bunga turi merah lebih tinggi daripada bunga turi putih yang sangat rendah.karena pada standar rendemen bunga turi 24,13% (Anonim, 2009). Pengaruhnya pada saat sirkulasi kadang cepat dan kadang lama, waktu saat sirkulasi berbedabeda. Hasil ekstrak kental tersebut berwarna coklat. Rendemen teoritisnya dihitung berdasarkan jumlah mol pereaksi pembatas. Untuk perhitungan ini biasanya diasumsikan hanya terdapat satu reaksi yang terlibat. Nilai rendemen kimia yang ideal (rendemen teoritis) adalah 100%, sebuah nilai yang sangat tidak mungkin dicapai pada prakteknya. Randemen menggunakan satuan

persen (%) semakin tinggi nilai randemen yang dihasilkan menandakan nilai yang dihasilkan semakin banyak (Anonim, 2000). KESIMPULAN 1. Dalam bunga turi putih dan bunga turi merah terdapat senyawa alkaloid dideteksi dengan warna ungu jingga kecoklatan. 2. Perbandingan rendemen antara bunga turi putih dengan bunga turi merah (Sesbania grandiflora, L Pers), yang diperoleh nilai rata-rata rendemen bunga turi merah 18,95% dan nilai rata-rata bunga turi putih 17,8%. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1987. AnalisisObat Tradisional Jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim. 1992. UU No. 23.Tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Depatemen Kesehatan Indonesia. Jakarta. Anonim. 2008. Khasiat Turi. http://www.iptek.net.id/pd tanobat/view.php. Diakses Tanggal 3 Desember 2015. Anonim.2009.Rendemen.https://www.semiartp.wordpress.com/category/Rendeme n/publication. Diakses 15 Mei 2015. Anonim. 2009. Alkaloid.https://rgmaisyah.files.wordpress.comdiakses 8 Oktober 2009. Anonim. 2012. Prinsip Kerja Ekstraktor Soxhletasi. Jakarta. Arland. 2007. Kandungan Gizi. Jakarta Dahlnuddin dan Shelton Max. 2001. Optimizing The Use Of (Sesbaniagrandiflora) As Goat Feed. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Fakultas Peternakan Universitas Mataram. NTB.

Dalimartha, Setiawan. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Jakarta Dinamika Media. Duke, James A. 1983. Handbook of Energy Crops (Sesbania grandiflora).uup. EA. Saati. 2008. Pengaruh Jenis Pelarut Ekstrak. Research.report.umm.ac.id Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan Terbitan Kedua. Bandung. ITB. Imron dan Munif. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Sapto Agung. Jakarta. Muhlisah, Fauziah. 2007. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta. Penebar Swadaya. Robinson, Trevor. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopis. Bandung. ITB. Runadi, Dudi 2007. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid dari Herba Komfrey (Symphytumofficinale L.)https://pustaka.unpad.ac.id>uploads>2009/01 No. 1-12 Sumarno. 2001. Kromatografi Teori Dasar. Fakultas Farmasi. Yogyakarta. UGM Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung : ITB Undang. Ahmad Dasuki. 2004. Sistemik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati (ITB). Bandung. Yasinta T.S. 2011. Daya Antioksidan Ektrak Etanol Bunga Turi Merah Secara In Vitro. Fakultas Farmasi. Surabaya. Universitas Katolik Widya Mandala. Yuniarti, Titin. 2008. Tanaman Obat Tradisional. Jakarta. Medpress.