Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun oleh: ASTRI MARHENI

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013/2014

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK PAIR SHARE TEMA PAHLAWANKU PADA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun Oleh : WAHYU TRI ATMAWATI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

* Keperluan korespondensi:

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 9 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 MOJOGEDANG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

PENINGKATAN KERJASAMA DALAM PEMBELAJARAN SUB TEMA TUBUHKU MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 KEMADOHBATUR

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : TRI WINARSIH A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Kimia FKIP,UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ZAFIT NURDIN A

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

PEMBELAJARAN TIPE TGT BERBANTU PERMAINAN MISKIN UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Agatha Saputri & Sukirno 10-24

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAME

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI IPS MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GIRIWONDO KECAMATAN JUMAPOLO

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Dengan Alat Bantu Game Puzzle

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN STRATEGI TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD N 4 BINANGUN. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A510090173 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

1 ABSTRAK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN STRATEGI TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD N 4 BINANGUN. Irma Kurniawati, A510090173, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 171 halaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 04 Binangun Wonosobo pada pokok bahasan Bangun Datar dan Bangun Ruang. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 04 Binangun Wonosobo tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 25 siswa. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Turnamen (TGT). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama membahas pokok bahasan Bangun Datar dan siklus kedua tentang Bangun Ruang. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan dan angket respon siswa dianalisis dengan menghitung persentase dari keseluruhan aspek yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games- Tournament (TGT) menunjukkan bahwa rata-rata seluruh aspek keaktifan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 04 Binangun Wonosobo pada pokok bahasan Bangun Datar dan Bangun Ruang mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil rata-rata persentase lembar observasi keaktifan belajar siswa untuk tiap siklus, yaitu pada siklus I keaktifan siswa sebesar 61,78% untuk siklus II sebesar 74,67%. Selain itu hasil dari angket respon siswa terhadap pembelajaran juga meningkat yaitu sebesar 65% pada siklus I dan sebesar 79% pada siklus II. Kata kunci : team game turnamen, keaktifan

2 1. Pendahuluan Menurut Oemar Hamalik (2002: 172), belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan matematika dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang dipelajari. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar tetapi dilain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah merencanakan dan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif. Menurut Anita Lie (2002: 8), salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak

3 membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat kepada guru. Peneliti mengadakan observasi di kelas V SD Negeri 4 Binangun Wonosobo untuk memperoleh gambaran kondisi siswa pada saat proses belajar matematika berlangsung. Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama. Seorang siswa akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Jika diberi kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik-bisik dengan teman bahkan sebagian besar hanya diam. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa mencatat semua materi yang disampaikan jika guru telah menginstruksikan untuk mencatat materi. Berdasar wawancara peneliti dengan beberapa siswa, mereka tidak menjawab pertanyaan karena tidak berani untuk mengatakan bahwa mereka belum paham dengan materi yang disampaikan. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tidak menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya, tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang berani mempresentasikan hasil tugas mereka. Berdasar hasil observasi tersebut, siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan belajar siswa perlu ditingkatkan. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab. Berdasar keterangan yang diberikan guru, guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif. Siswa dikelompokkan dan diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Hasilnya siswa lebih aktif dalam kelas tetapi

4 terdapat beberapa kendala, diantaranya ruang kelas yang sempit tidak memungkinkan mobilisasi yang luas, guru mengalami kesulitan mengkondisikan siswa karena siswa ingin selalu diperhatikan sementara guru harus berkeliling pada semua kelompok satu persatu. Guru tidak merancang kegiatan pembelajaran kelompok sebelumnya sehingga guru mengalami kesulitan. Guru tidak mempresentasikan materi terlebih dahulu sehingga waktu banyak digunakan untuk menjelaskan materi pada setiap kelompok. Guru juga tidak mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah siswa memahami materi yang dipelajari pada saat belajar kelompok. Evaluasi dilaksanakan pada mid semester saja. Hal ini menunjukkan guru belum melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan baik. Bertolak dari semua hal di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa di SD Negeri 4 Binangun Wonosobo kelas V melalui penerapan strategi TGT. Keaktifan belajar matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan karena keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa kelas V SD Negeri 4 Binangun Wonosobo memiliki keaktifan belajar matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya respon siswa saat guru memberikan pertanyaan/ instruksi, siswa takut untuk bertanya atau berpendapat, kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain berkaitan dengan pembelajaran matematika, serta kurang diikutsertakannya siswa dalam membuat kesimpulan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, diperlukan usaha perbaikan yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada materi Bangun Datar dan Bangun Ruang di SD Negeri 4 Binangun Wonosobo kelas V.

5 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Binangun, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo. Dilaksanakan kurang lbih selama 6 bulan, dari bulan september 2012 sampai Februari 2013. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut T. Raka J. (1998: 5), Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 04 Binangun, watumalang, Wonosobo. Sedangkan sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 04 Binangun, Watumalang, Wonosobo. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan a) observasi, menurut Rubino Rubiyanto (2011: 68) menyatakan bahwa observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. b) wawancara, Denzim (goetz dan Le Compte, 1984) dalam Rochiawati Wiraatmadja (2005: 117) menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verval kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. c) dokumen/arsip, menurut Susilo Herawati (2009: 64) terdapat arsip yang dapat digunakan oleh guru untukmemperoleh wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan mengapa sesuatu yang dapat diamati sekarang. d) angket, menurut Susilo Herawati (2009: 52) menyatakan bahwa perbedaan terbesar antara pengumpulan data dengan wawancara dan angket adalah respondennya akan menulis jawaban pada lembar yang disediakan. e) catatan lapangan, catatan lapangan berisi tentang peristiwa yang terjadi di dalam kelas, menurut Susilo Herawati (2009: 66) videotape merupakan merupakan alat yang sangat baik untuk menangkap peristiwa yang terjadi di

6 dalam kelas, selain itu dapat digunakan foto untuk merekam kejadaian di dalam kelas. Desain penelitian Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus (Herawati Susilo, 2009: 12). PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 4 Binangun Wonosobo pada materi Pengukuran Sudut melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakuakn dan dikembangkan selama proses refleksi sampai penyusunan laporan. Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus tindakan. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Keaktifan belajar matematika siswa pada materi Bangun Datar dan Bangun Ruang di SD Negeri 4 Binangun Watumalang kelas V setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) akan dikatakan meningkat jika hasil rata-rata persentase seluruh aspek yang diamati lebih dari 60%.. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) di SD Negeri 04 Binangun Wonosobo kelas V telah dilakukan sesuai tahapan pelaksanaannya, yaitu presentasi kelas, belajar kelompok, turnamen, dan penghargaan kelompok. Peningkatan keaktifan siswa pada saat pembelajaran matematika akan ditentukan dari 9 aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa dan didukung oleh 4 aspek dalam angket respon keaktifan siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar

7 observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 61,78% dan meningkat menjadi 74,67% pada siklus II. Data hasil observasi siklus 1 menunjukkan keaktifan mencatat siswa sebesar 48% dengan kriteria sedang, siklus 2 menunjukkan peningkatan keaktifan siswa dalam mencatat maenjadi 56% dengan kriteria sedang. Keaktifan siswa merespon pertanyaan/instruksi guru termasuk kriteria sedang pada siklus I yaitu sebesar 56%, pada siklus II yaitu sebesar 80% dengan kriteria sangat tinggi. Pada siklus I keaktifan berdiskusi atau berpartisipasi dalam kelompok termasuk dalam kriteria sedang sebesar 44%, hasil pengamatan pada siklus 2 menunjukkan peningkatan keaktifan berpartisipasi/berdiskusi dalam kelompok menjadi 48% (kriteria sedang). Keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat sebesar 60% (kriteria sedang) pada siklus I dan meningkat menjadi 72% (kriteria tinggi) pada siklus II. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada pada siklus 1 temasuk dalam kriteria rendah sebesar 28%, Pada siklus 2 meningkat menjadi 56% (kriteria sedang). Pada siklus 1 terdapat 3 kelompok yang mendapatkan penghargaan kelompok dengan kriteria Good Team, 2 kelompok sebagai Super Team dan pada siklus 2 terdapat 4 kelompok yang mendapat penghargaan kelompok dengan kriteria Good Team, Great Team, dan 2 kelompok Super Team. Berdasarkan perolehan hasil turnamen pada siklus I, terdapat 2 kelompok yang tidak mendapatkan penghargaan yaitu kelompok 4 dan 5. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini ada kelompok yang tidak mendapatkan penghargaan. Hal ini dikarenakan keaktifan siswa berpartisipasi dalam belajar kelompok belum maksimal. Salah satu tujuan belajar kelompok diharapkan siswa dapat saling bertukar informasi dan memungkinkan siswa untuk banyak bertanya kepada teman atau guru. Jika siswa belum dapat berpartisipasi secara maksimal dalam belajar kelompok ini maka banyak informasi atau materi yang siswa tidak pahami. Data hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat baik. Pada siklus 1,

8 aspek motivasi dalam mengikuti pembelajaran sebesar 56% (kriteria sedang) kemudian naik menjadi 68% pada siklus 2. Aspek interaksi dengan guru dan siswa lain meningkat dari 72% (kriteria tinggi) pada siklus 1 menjadi 88% (kriteria tinggi) pada siklus 2. Aspek kerjasama dengan teman sekelompok juga mengalami peningkatan dalam tiap siklusnya, yaitu dari 68% (kriteria tinggi) menjadi 72% (kriteria tinggi). Peningkatan juga terjadi pada aspek mengerjakan soal dan tugas. Pada siklus 1, data menunjukkan sebesar 64% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 88%. Aspek mengerjakan soal dan tugas diamati dari respon siswa mengerjakan LKS, mengikuti turnamen/game. Dari hasil data tersebut didapatkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran matematika meningkat. Rata-rata keseluruhan yang diperoleh dari lembar angket pada siklus I adalah sebesar 65% dan 79% pada siklus II. Berdasarkan data hasil observasi keaktifan belajar siswa dan angket keaktifan belajar siswa dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 04 Binangun pada pokok bahasan Bangun Datar dan Bangun Ruang melalui penerapan metode pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) mengalami peningkatan. Jadi hipotesis yang berbunyi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada materi Bangun Datar dan Bangun Ruang di SD Negeri 4 Binangun Wonosobo kelas V dapat dibuktikan kebenarannya. 4. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 4 Binangun Wonosobo pada pokok bahasan Bangun datar dan Bangun Ruang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games- Tournament (TGT) mengalami peningkatan. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament)

9 sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan Bangun Datar dan Bangun Ruang di kelas V SD Negeri 04 Binangun Wonosobo, terdapat beberapa aspek keaktifan belajar siswa yang menonjol peningkatannya yaitu aspek merespon pertanyaan/instruksi guru, mengerjakan LKS, dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Sedangkan aspek mengerjakan soal turnamen relatif tetap. Rata-rata yang diperoleh dari 9 aspek keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 61,78% dan meningkat menjadi 74,67% pada siklus II.

10 DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2002). Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Rubino Rubiyanto. (2011). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS. Susilo Herawati, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayu Media Publishing. T. Raka Kardiawan dan Trisno Habudisubroto. (1998). Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.