BAB I AKHLAK TASAWUF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ibadah kepada Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

Pendidikan Agama Islam

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

Pendidikan Agama Islam

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

Membangun Integrasi Keilmuan Syari'ah di PTAI. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan TUNJANG KEROHANIAN, SIKAP DAN NILAI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

ETIKA. Ilmu komputer. Informatika. Modul ke: Dr. Rais Hidayat. Fakultas: Program studi:

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

SITI MEGAWATI NIM:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

Menerapkan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah pada ayat Al Quran. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati pada ayat Al Quran.

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

MENUMBUHKAN SEMANGAT DALAM MEMPERBAIKI MORAL BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus

BAB IV PANDANGAN ULAMA TERHADAP KETELADANAN RASULULLAH SAW.

ا ل م ش ق ة ت ج ل ب الت ي س ي ر

SATUAN ACARA KEGIATAN ROHIS SMAN 100 TAHUN AJARAN lingkup kajian ROHIS Pelatih ROHIS SMAN 100.

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUM PELAJARAN 2015/2016 KTSP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Membahas Kitab Tafsir

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

DRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

Transkripsi:

BAB I AKHLAK TASAWUF a. Kompetensi Dasar 2. Mahasiswa mampu memahami pengertian akhlak dalam konteks tasawuf. 3. Mahasiswa mampu membedakan antara akhlak, etika dan moral. 4. Mahasiswa mampu mengamalkan akhlakul karimah. B. Concept Map a. Current Issue Globalisasi telah melanda dunia dimana nilai-nilai yang selama ini mapan mudah berubah akibat tidak ada batas lagi antara ruang dan waktu, sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relatif dan subyektif. Semua yang berkaitan perilaku, budi pekerti, etika dan moral tidak bisa dikatakan obyektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri mudah berubah. Hal-hal yang belakangan ini muncul seperti batasan antara pornografi dan pornoaksi dengan seni sangat tipis, apakah berpakaian ketat dan minim termasuk pornoaksi atau bagian daripada seni. Ini sangat sulit dibedakan. Oleh karena nilai-nilai tersebut mudah luntur maka dibutuhkanlah penguatan kembai nilai-nilai yang berdasarkan Al- Qur an dan Al-Hadits yang disebut akhlak. Akhlak inilah merupakan cermin setiap peribadi apakah ia punya rasa malu, muru ah, amanah, jujur, adil, lemah lembut, rasa kasih sayang terhadap sesama, dermawan, ikhlas dalam berbuat, suka menolong dan sebagainya.

BAB II SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF 1. Kompetensi Dasar 2. Mahasiswa mampu memahami sumber-sumber akhlak dan tasawuf baik dalam al-qur an dan al-hadits. 3. Mahasiswa mampu menguraikan penafsiran para ulama mengenai akhlak tasawuf. B. Concept Map 1. Current Issue Seperri telah dimaklumi bersama, seriap ilmu pasti memiliki sumber acuan atau patokan. Ilmuwan apapun, tanpa kecuali, ketika akan menuliskan ilmunya tentu telah memiliki seperangkat sumber acuan atau patokan sebagai dasar atau pedoman bagi tulisannya. Sumber acuan atau patokan tersebut dapat berupa pengalaman pribadi, baik yang sudah tertulis maupun dikomunikasikan secara lisan. Ilmu akhlak tasawuf yang sedang dipelajari ini juga berdasar sumber acuan tertentu. Sungguhpun begitu, masalah akhlak tasawuf yang akan dibahas ini menyangkut langsung ajaran agama Islam. Seperti diketahui pula, dasar pokok agama Islam adalah al-qur an dan al-hadits, sehingga akhlak tasawuf ini akan mendasarkan acuannya pada al-qur an dan al- Hadits.

BAB III FUNGSI AKHLAK TASAWUF A. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memiliki kemampuan menjelaskan fungsi tasawuf dalam kehidupan. 2) Mahasiswa memiliki kemampuan mengaplikasikan akhlak tasawuf dalam kehidupan. B. Concept Map C. Current Issue Di kota-kota besar dewasa ini banyak bermunculan praktek-praktek konsultasi kejiwaan yang ditangani oleh psikater (ahli psikologi untuk terapi). Orang-orang yang datang di tempat itu tidak ada lagi merasa canggung atau malu. Padahal dulu orang akan rasa malu atau menghindari karena merasa khawatir dengan anggapan datang ke psikater karena memiliki sakit jiwa. Sungguhpun begitu, tingkat keberhasilannya kadang-kadang belum menunjukan signifikansi yang besar untuk kasus-kasus tertentu. Dengan akhlak tasawuf diharapkan ketentaraman psikologis (jiwa) dapat diraih kembali. Karena itu akhlak tasawuf dapat dimanfaatkan fungsinya. Apalagi akhlak tasawuf ini memiliki beberapa fungsi yang dapat bermanfaat bagi manusk apabila manusia tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV KOMPONEN AKHLAK TASAWUF A. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai sifat-sifat tercela. 2. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai sifat-sifat terpuji. 3. Mahasiswa mampu menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela. 4. Mahasiswa mampu mengamalkan sifat-sifat terpuji. B. Concept Map C. Current Issue Dewasa ini tindakan kejahatan semakin meningkat. Berita-berita tentang kriminal seperti pencurian kendaran (curanmor), perampokan, penipuan bahkan pemerkosaan hampir setiap hari kita lihat baik melalui televisi, koran maupun media masa lain. Hal ini menunjukan bahwa moralitas atau akhlak manusia semakin menurun. Akhlak sangat berhubungan dengan sifat-sifat yang dimiliki manusia. Sifat yang dimiliki manusia adalah sifat baik dan sifat tercela (buruk). Sifat-sifat tersebut tergantung bagaimana manusia menyikapinya. Seseorang yang mempunyai sifat baik dan selalu mengisi hati dan prilakunya dengan hal-hal yang baik, maka ia akan terhindar dari tindakan-tindakan yang tercela dan yang merugikan orang lain. Bagitupula sebaliknya, apabila seseorang

memiliki sifat-sifat tercela namun tidak berusaha membuang sifat-sifat tercela itu maka sifat tercela tersebut akan mempengaruhi tindakan atau prilaku seseorang yang bisa merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Sebagai tolak ukur prilaku manusia maka sifat baik dan dan sifat tercela perlu dipahami oleh setiap orang, sehingga ia dapat membedakan bagaimana sifat baik dan sifat tercela. Setelah ia paham maka akan mudahlah baginya untuk melakukan tazkiyat al-nafs (membersihkan jiwa) yang merupakan salah satu tujuan terpenting dalam dunia tasawuf.

BAB V PEMBINAAN AKHLAK BERDASARKAN AKHLAK TASAWUF i. Kompetensi Dasar 2. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Tazkiyah al-nafs. 3. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai Tarbiyah Dzatiyah. 4. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang Halaqah Tarbawiyah 5. Mahasiswa mampu membina akhlak yang baik berdasarkan akhlak tasawuf. i. Concept Map ii. Current Issue Kemajuan materi yang dirasakan umat manusia ternyata tidak menjamin kebahagiaan hidup. Bahkan fakta berbicara bahwa kegalauan hidup, kekeringan jiwa menjadi fenomena yang menjamur di mana-mana. Orientasi manusia saat ini lebih mengedepankan alam materi, menjadikan mereka ibarat robot yang otaknya hanya terperas demi uang. Sementara kebutuhan rohani berupa pengajaran agama, tarbiyah dan tazkiyah, bagi jiwa seakan tidak mendapat porsi dalam segenap waktu yang dimilikinya. Padahal kedua hal tersebut merupakan inti utama dalam pembinaan akhlak. Semakin berkurang pembinaan akhlak terhadap diri manusia maka semakin merosot akhlaknya.

Dewasa ini banyak orang mulai sadar akan pemenuhan kebutuhan siraman rohani. Mereka mulai gencar mengkaji Islam, membina akhlak bangsa dengan menyuarakan anti korupsi, kolusi dan nepotisme, serta anti pornografi dan porno aksi. Semua ini dilakukan demi mengangkat harkat, martabat, dan moral bangsa Indonesia sehingga terwujud bangsa yang berakhlakul karimah. Namun demikian kesadaran tersebut baru pada dataran wacana, belum ada konsep yang komprehensif pada pembinaan akhlak yang kemudian diadopsi oleh pemerintah sebagai suatu gerakan yang masal. Dalam sejarah umat Islam, akhlak tasawuf telah membuktikan kesuksesannya pada pembinaan akhlak mulia dalam rentang waktu yang panjang.

BAB VI HUBUNGAN SYARI AH DAN TASAWUF 1. Kompetensi Dasar 2. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai hakekat tasawuf. 3. Mahasiswa memiliki pengetahuan menganai maqamat dan ahwal. 4. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai hubungan antara syari ah dan tasawuf 1. Concept Map 2. Current Issue Berbagai upaya dilakukan manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Mereka mencari jalan yang dapat membawa mereka lebih dekat dengan Tuhan sehingga mereka merasa melihat Tuhan dengan hati sanubari, bahkan merasa bersatu dengan Tuhan. Ajaranajaran seperti ini terdapat dalam tasawuf. Meskipun secara tekstual tidak ditemukan ketentuan agar umat Islam melaksanakan tasawuf akan tetapi kegiatan tasawuf telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw sebelum diangkat menjadi rasul, ia telah berulang kali pergi ke Gua Hira dengan membawa sedikit perbekalan. Tujuannya disamping untuk mengasingkan diri dari masyarakat kota Mekkah yang sedang hanyut dalam kehidupan kebendaan dan penyembahan berhala, juga untuk merenung dalam rangka mencari hakekat kebenaran yang disertai dengan melakukan banyak berpuasa dan beribadah, sehingga jiwanya menjadi semakin suci.

Amalan tersebut mewarnai kehidupan para sahabatnya. Mereka meneladani kehidupan Rasulullah dan membaktikan hidup mereka demi kepentingan agama. Bahkan diantara mereka ada yang sangat tekun beribadah dan hidup zuhd. Mereka ini lebih dikenal dengan sebutan Ahl al-shuffah. Kelompok inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai cikal bakal munculnya kaum shufi. Bahkan ada teori yang menyatakan bahwa asal usul kata tashawwuf diambil dari kata shuffah yang kemudian ditransfer ke dalam bahasa Eropa, sofa. Tasawuf dan tarekat terus berkembang dan tersebar di berbagai wilayah dunia Islam, baik pada periode klasik, pertengahan, maupun modern. Pada periode pertengahan, wilayah Nusantara sudah ikut mengembangkan tasawuf mulai dari Aceh, Palembang, Demak, Mataram, dan lain-lain. Kemudian di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah munculah tarekat Budiah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Rifa i, tarekat ini berkembang sampai sekarang. Pada dasarnya tasawuf bersifat batin sedangkan yang bersifat lahir adalah syari ah. Syari ah merupakan ajaran Islam yang tersimpul dalam ibadah yang mengambil bentuk shalat, puasa, zakat, haji dan ajaran-ajaran mengenai akhlak Islam. Aspek lahir (syari ah) dan aspek batin (tasawuf) tidak dapat dipisahkan sehingga antara syari ah dan tasawuf memiliki keterkaitan yang yang sangat erat.