BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memegang

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TULUNGAGUNG TERHADAP BUNGA BANK KONVENSIOANAL SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ULIN NUHA NIM.

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARIAH DALAM PENERAPAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI AREA BANJARMASIN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB II LANDASAN TEORI. maupun lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia dewasa ini, terutama perkembangan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antara pihak principal atau kontraktor dan pihak obligee atau pemilik

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. atas dasar suka sama suka atau bisa juga memindahkan hak milik kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. baik bekerja untukn mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan syariah pada saat ini sangat ramai dan banyak diminati oleh berbagai pihak, maka hal ini perlu dipelajari dan diketahui oleh peminat ekonomi syariah. Lembaga keuangan syariah sebagai suatu sistem yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam yang tertuang dalam fikih muamalah, telah diaplikasikan sedemikian rupa, sehingga dapat berjalan seiring dengan sistem ekonomi konvensional. Bahkan, dalam praktiknya di Indonesia dan beberapa negara Islam lainnya telah memberikan alternatif yang sangat kompetitif dalam dunia perekonomian global dewasa ini. Lembaga keuangan syariah sungguh sangat membantu kita khususnya umat muslim dalam bermuamalah. Keuntungan perbankan syariah yaitu baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (bagi hasil) tidak menggunakan sistem bunga (riba) sehingga pembagian tersebut akan terasa lebih adil dan nyaman bagi penyandang dana (shāhib al māl) dengan pengelola dana (mudhārib) daripada berdasarkan sistem bunga. Namun dalam menjalankannya juga pasti masih ada risiko-risiko yang terus diusahakan agar tidak terlalu merugikan kedua belah pihak (penyandang dana dan pengelola dana). 1

2 Untuk menciptakan tujuan di atas diperlukan lembaga yang mengendalikan dan mengatur dinamika ekonomi dalam hal ini perputaran uang dan barang. Fungsi itu sekarang dikenal dengan nama bank. Pengertian tentang bank menurut Undang undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dalam proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 1 Pengertian bank yang tercantum dalam Undang undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 2 Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang R.I. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1. hlm. 130. 2 Ascary, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),

3 Pada dasarnya, bila dilihat dari istilah/ namanya, bank sentral tidak dapat diartikan sebagai bank seperti pada bank umum. Dalam hal ini bank sentral memiliki konsepsi yang berbeda. Bank umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan asetnya dengan tujuan memaksimumkan profit. Di sisi lain, bank sentral sebagai bank milik pemerintah, adalah lembaga keuangan yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit melainkan untuk mencapai tujuan tertentu seperti mencegah kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan bank, kestabilan tingkat harga, kesempatan kerja dan akhirnya pada pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral bertugas untuk melaksanakan fungsifungsi pemerintah karena bank sentral adalah juga bagian dari pemerintah. Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas

4 proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk saling meningkatkan produktivitas. 3 Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. 4 Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Al-qur an dan Hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar diberbagai negara-negara muslim dan non-muslim, baik di benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah. Contoh bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas Bank Umum dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Perbedaan utama Bank Umum dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat) adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. 3 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 153. 4 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Penerbit Gema Insani Press, 2003), hlm. 3.

ذ 5 BPR (Bank Perkreditan Rakyat) tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank sistem, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Selain itu juga bank konvensional menggunakan sistem bunga sedangkan pada bank syariah menggunakan sistem mudhārabah. Sehingga dalam operasionalnya tentu terdapat perbedaan dari kedua. Al-qur an memberikan landasan tentang tata cara usaha yang halal, sebagaimana ditegaskan dalam Surah An-Nisa/ 4: 29. ا ٱ ل ين ه ي ي أ ت ج ر ة ع ن ت ر اض م نك م م ب ك م ب ين و ل ك ٱل ب ط ل م وا ل ت أ ك ل وا أ ء ام ن ذ ذ إ ن ٱ لل نف س ك م و ل ت قت ل وا أ إ ل ذ أ ن ت ك ون ح يم ا ٢٩ م ر ك ن ب ك Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniaagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyanyang kepadamu. 5 Melihat kepada ayat tersebut maka sangat tegas dan jelas bahwa kemakmuran ekonomi suatu pribadi muslim atau sekelompok masyarakat muslim adalah sesuatu yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dan kelangsungan 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya (Jakarta: PT Bumi Restu, 1997), hlm. 122.

6 beragamnya, apalagi dewasa ini sistem perekonomian semakin canggih yang ditandai dengan menjamurnya lembaga-lembaga keuangan. Pedagang merupakan salah satu pemasuk dana terbesar bagi setiap bank, baik bank syariah maupun bank konvensional. Karena ditangan pedagang peredaran uang yang ada selalu berjalan, bahkan hampir setiap hari ada sebagian pedagang yang selalu menyimpan dananya di bank. Hal itu tentu membuat bank itu sendiri menjadikan para pedagang sebagai sumber pemasukan dana terbesar. Eksistensi berbagai lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah adalah sebagai salah satu alternatif bagi umat Islam untuk melakukan transaksi keuangan berdasarkan ajaran Islam. Fatwa DSN-MUI tentang akad Mudhārabah (bagi hasil) merupakan akad yang oleh para ulama telah disepakati akan kehalalannya. Karena itu, akad ini dianggap sebagai tulang punggung praktik perbankan syariah. DSN-MUI telah menerbitkan fatwa no: 07/DSN-MUI/IV/2000, yang kemudian menjadi pedoman bagi praktik perbankan syariah. Dalam fatwa nomor tersebut disebutkan: LKS (lembaga Keuangan Syariah) sebagai penyedia dana, menanggung semua kerugian akibat dari mudhārabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. (Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional MUI) Pada fatwa dengan nomor tersebut, DSN menyatakan: Pada ketentuan lainnya, DSN kembali menekankan akan hal ini dengan pernyataan: Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun, kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

7 Tetapi praktek perbankan syariah di lapangan masih jauh dari apa yang di fatwakan oleh DSN. Andai perbankan syariah benar-benar menerapkan ketentuan ini, niscaya masyarakat berbondong-bondong mengajukan pembiayaan dengan skema mudhārabah. Dalam waktu singkat pertumbuhan perbankan syariah akan mengungguli perbankan konvensional. Tetapi fakta tidak semanis teori. Perbankan syariah yang ada belum sungguh-sungguh menerapkan fatwa DSN secara utuh. Sehingga pelaku usaha yang mendapatkan pembiayaan modal dari perbankan syariah, masih diwajibkan mengembalikan modal secara utuh, walaupun ia mengalami kerugian usaha. Adapun fatwa tentang murābahah kontemporer adalah satu satu produk perbankan syariah yang banyak diminati masyarakat. Karena akad ini menjadi alternatif mudah dan tepat bagi berbagai pembiayaan atau kredit dalam perbankan konvensional yang tentu dekat dengan riba. Kebanyakan ulama dan juga berbagai lembaga fikih nasional atau internasional, membolehkan akad murābahah kontemporer. Lembaga fikih nasional DSN (Dewan Syariah Nasional) di bawah MUI, juga membolehkan akad murabahah, sebagaimana dituangkan dalam fatwanya Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000. Fatwa DSN ini, menjadi payung dan pedoman bagi perbankan syariah dalam menjalankan akad murābahah. DSN pada fatwanya Nomor 04/DSN-MUI/IV/200, tentang Murābahah menyatakan: Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. (Himpunan Fatwa Dewan syariah Nasional MUI) dalam hal ini bank mana yang benar-benar menerapkan ketentuan ini sehingga barang yang diperjual belikan benar-benar telah dibeli oleh bank.

8 Pada praktiknya, perbankan syariah, hanya melakukan akad murabahah bila nasabah telah terlebih dahulu melakukan pembelian dan pembayaran sebagian nilai barang (bayar uang muka). Tidak ada bank yang berani menuliskan pada laporan keuangannya bahwa ia pernah memiliki aset dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah. Seperti kita mengetahui bahwa perbankan di negeri kita, baik yang berlabel syariah atau tidak, hanyalah berperan sebagai badan intermediasi. Artinya, bank hanya berperan dalam pembiayaan, dan bukan membeli barang, untuk kemudian dijual kembali. Karena secara regulasi dan faktanya, bank tidak dibenarkan untuk melakukan praktik perniagaan praktis. Dengan ketentuan ini, bank tidak mungkin bisa membeli yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri. 6 Dengan adanya pemikiran tersebut, maka penulis akan meneliti lebih jauh lagi tentang pendapat masyarakat terhadap sistem operasional kedua bank tersebut yang penulis tuangkan ke dalam sebuah skripsi yang berjudul Persepsi Pedagang Pasar Sentra Antrasari Banjarmasin Terhadap Sistem Bunga pada Bank Konvensional dan Sistem Bagi Hasil pada Bank Syariah. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumya maka permasalahan yang hendak dikemukakan dirumuskan sebagai berikut : 6 Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, hlm. 43

9 1. Bagaimana pengetahuan pedagang Pasar Sentra Antasari Banjarmasin terhadap sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah? 2. Bagaimana persepsi para pedagang pasar Sentra Antasari Banjarmasin terhadap sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai tujuan: 1. Mengetahui pengetahuan pedagang pasar Sentra Antasari Banjarmasin terhadap sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah. 2. Mengetahui persepsi pedagang Pasar Sentra Antasari Banjarmasin terhadap sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1. Bagi penulis adalah sebagai alat untuk mempraktikkan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan sehingga dapat menambah pengetahuan praktis mengenai perkembangan bank syariah. 2. Bahan kajian ilmiah untuk menambah khazanah pengembangan keilmuan pada perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin.

10 3. Sebagai informasi bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. 4. Secara praktis peneliti mengharapkan bisa berguna sebagai bahan informasi bagi pihak bank dalam meningkatkan perkembangan perbankan syariah. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam pengertian yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut : 1. Persepsi berasal dari bahasa Inggris perception yang artinya penglihatan, tanggapan daya memahami atau menanggapi. 7 Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. 8 Adapun yang di maksud persepsi di sini adalah pandangan atau pendapat pedagang pasar Sentra Antasari Banjarmasin terhadap sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah. 2. Pedagang adalah seseorang yang menjalankan suatu usaha untuk memperoleh rezeki dan keuntungan. 9 7 John M Echold dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1981), hlm. 424 8 E.Pino dan T.Wattermans, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Praduya Paramita, 1974) Cet XI, hlm. 320. 9 Ibid., hlm. 305.

11 3. Pasar adalah suatu tempat berkumpulnya seorang pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli. 10 4. Bank adalah kegiatan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (pembiayaan) dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. 11 5. Bank konvensional merupakan bank yang kegiatan usahanya secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 12 6. Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. 13 F. Tinjauan Pustaka Berdasarkan pengamatan mengenai penelitian yang pernah di laksanakan sebelumnya yang dapat penulis dokumentasikan sebagai kajian pustaka yaitu: a. Oleh Iis Noor Wahidah (1001160216), Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari Banjarmasin dengan judul : Persepsi Nasabah Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Banjarmasin Tentang Praktek Transaksi Keuangan, yang berisikan tentang suatu masalah mengenai 10 Baso swasta dan irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Delta Khairunnisa, 2002), hlm. 375. 2008), hlm. 15. 11 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 12 Ibid., hlm.20. 13 Abdul ghafur anshori, Hukum Perbankan Syariah (UU No.21 2008), (Bandung: PT.Refika Adimata, 2009), hlm.5.

12 pendapat nasabah bank tentang praktek transaksi keuangan yang sekarang ini sedang marak terjadi di seluruh dunia. b. Oleh Eka Agustina (1001150129), Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari Banjarmasin dengan judul : Persepsi Para Pemilik Toko Emas di Pasar Batuah Martapura Terhadap Kewajiban Membayar Pajak, yang berisikan tentang suatu masalah mengenai kewajiban membayar pajak yang mana masyarakatnya masih belum terlalu mengetahui sehingga mereka takut akan menyebabkan kerugian pada diri mereka sendiri. Dari Literatur-literatur yang telah penulis telusuri tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa sampai sekarang belum ada yang membahas tentang Persepsi Pedagang Pasar Sentra Antasari Banjarmasin Terhadap Sistem Bunga pada Bank Konvensional dan Sistem Bagi Hasil pada Bank Syariah. G. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut: Bab I pendahuluan merupakan bab yang akan menguraikan mengenai latar belakang masalah yang menguraikan alasan memilih judul dan gambaran dari permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang sudah tergambar, dirumuskan dalam rumusan masalah, setelah itu disusun tujuan penelitian yang merupakan hasil yang diinginkan. Signifikansi penelitian merupakan kegunaan atau manfaat hasil penelitian. Definisi operasional untuk membatasi istilah-istilah dalam judul

13 penelitian yang bermakna umum atau luas. Adapun sistematika penulisan yaitu susunan skripsi secara keseluruhan. Bab II merupakan landasan teori yang berisi tentang teori-teori mengenai pengertian dan fungsi persepsi, pengertian bank konvensional dan bank syariah, konsep perbankan secara Islami, hukum perbankan syariah, dan sistem bunga bank dan bagi hasil. Bab III merupakan metode penelitian, yang terdiri dari jenis dan pendekatan yang digunakan, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, prosedur penelitian. Bab IV merupakan laporan hasil penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V, penutup yang berisi simpulan dan saran yang dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.