BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSI, LEVERAGE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. simpanan, dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk. Bank sentral, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM-LK (Badan Pengawas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang variabel kepemilikan manajerial, leverage, kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

menjelaskan bahwa perusahaan melalui manajer keuangan perlu

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Keagenan (Agency Teory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan oleh para investor dan kreditor (Haruman, 2008). Brigham dan Borolla (2011) dalam Bernandhi (2013).

BAB II LANDASAN TEORI. modal. Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan disebut principal. Maksimalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modalnya kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan memberikan gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Isnanta (2008), menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Principal adalah pemegang saham, sedangkan yang dimaksud dengan agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Pihak principal juga dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agent dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh agent. Adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi pengendalian (control) dalam hubungan keagenan sering menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency problems). Masalah-masalah keagenan tersebut timbul karena adanya konflik atau perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan (Jensen and Meckling (1976) dalam Sukirni (2008)). Teori keagenan juga berperan dalam menyediakan informasi, sehingga akuntansi memberikan umpan balik (feedback) selain nilai prediktifnya. 11

12 B. Signalling Theory Signalling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharap dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005). Signalling Theory berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono, 2005). C. Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory) Teori struktur modal yang digunakan Dalam penelitian ini adalah trade off theory. Menurut trade off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001) dalam Viklund (2009), perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Trade off Theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.

13 D. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, karena menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Menurut Rika dan Ishlahuddin (2008), semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris. Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan

14 berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Jadi semakin besar nilai Tobin s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). E. Kepemilikan Manajemen Kepentingan manajer dan pemegang saham tidak sepenuhnya sejalan, konflik kepentingan ini menimbulkan masalah lembaga yang dapat mengurangi nilai perusahaan. Peningkatan kepemilikan manajemen membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan. Kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010). Kepemilikan manajer terhadap perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Insider Ownership ini didefinisikan sebagai

15 persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan. Situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dengan demikian, manajer yang memiliki peran ganda sebagai pemegang saham dalam perusahaan yang ia pimpin tidak akan membiarkan perusahaannya mengalami kesulitan keuangan (Christiawan dan Tarigan, 2007). Jansen dan Meckling (Sukarta, 2007) menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. F. Kepemilikan Institusi Investor institusi yang sering sebut sebagai investor yang canggih (sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusi (Herawaty (2008) dalam Rachman (2012)). Kepemilikan institusi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan memanfaatkan informasi. Kepemilikan institusi dapat mengatasi konflik keagenan karena dengan meningkatnya kepemilikan institusi maka segala aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi. Investor institusi dianggap dapat menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Investor institusi terlibat dalam

16 pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba (Permanasari, 2010). Penelitian Smith (1996) dalam Suranta dan Midiastuty (2004) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring institusi mampu mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan mampu meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh Cruthley et al dalam Suranta dan Midiastuty (2004) yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstutisi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat. G. Leverage Leverage merupakan suatu rasio atau ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu mempergunakan uang yang dipinjamnya (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Sedangkan Agus (2001), mendefinisikan leverage adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage yang besar menunjukkan tingginya risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan hutang - hutangnya sehingga investor memandang hal tersebut sebagai sebuah risiko dan menyebabkan turunnya harga saham. Pembiayaan perusahaan melalui hutang (financial leverage) bertujuan untuk meningkatkan return bagi pemegang saham, tetapi financial leverage juga berpotensi terhadap besarnya risiko yang dihadapi

17 investor jika beban tetap yan harus dibayar perusahaan atas hutang-hutangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya. Konsekuensinya adalah perusahaan akan mengalami financial distress yang mengakibatkan kebangkrutan (Ardiansyah (2003) dalam Faisal (2004)). H. Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Aktivitas perusahaan akan mempengaruhi lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dari aktivitas perusahaan tersebut terdapat dampak negatif bagi lingkungan sekitar sehingga perusahaan harus mempunyai kesadaran untuk memperhatikan dan mengelolah lingkungan sekitar. Perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak hanya berdasarkan faktor keuangan, melainkan juga harus berdasarkan sosial dan lingkungan sekitar. Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan (Hendrik Budi Untung, 2008). I. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan dari penelitian tersebut terdapat berbagai macam hasil yang beranekaragam yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Penelitian Sukirni (2012) tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang terhadap

18 Nilai Perusahaan (pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai 2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusi berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Sujoko dan Subiantoro (2007) tentang Pengaruh Struktur Saham, Leverage, Faktor Intern dan Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di BEI). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa investor mempertimangkan ukuran perusahaan dalam membeli saham. Ukuran perusahaan dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus. Hasilnya Laverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Rachman (2012) tentang Pengaruh Corporate Sosial Responsibility, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai 2010). Hasil penelitian tersebut menunjukan variabel Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif dan siginfikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Nurchanifia (2012) tentang Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI). Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa leverage mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan,

19 atau dengan kata lain ketika financial leverage menunjukkan kenaikan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan. Penelitian Gunawan dan Utami (2008) dengan judul Peranan Corporate Social Responsibilty dalam Nilai Perusahaan (pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. J. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Anak panah menunjukkan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, laverage dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen 1. Kepemilikan Manajemen 2. Kepemilikan Institusi Nilai Perusahaan 3. Leverage 4. Corporate Social Responcibility

20 K. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai Perusahaan Kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010). Kesempatan manajemen yang sekaligus berfungsi sebagai pemilik dapat mencegah kemungkinan munculnya masalah agency. Hal ini disebabkan oleh dua alasan : (Ukago, Ghozali dan Sugiyono, 2005) 1) Kepemilikan manajemen (pihak dalam) akan menyelaraskan kepentingan antara manajemen dan pihak lainnya. 2) Kepemilikan perusahaan oleh manajemen (pihak dalam) juga akan mengarahkan keleluasaan manajer pada proses konsistensi dengan kepentingan pemilik. Berkaitan dengan kepemilikan manajemen penelitian Dwi Sukirni (2012), berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh kepemilikan manajemen terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: = Kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

21 2. Pengaruh Kepemilikan Insitusi terhadap Nilai Perusahaan Kepemilikan institusi dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan memanfaatkan informasi. Kepemilikan institusi dapat mengatasi konflik keagenan karena dengan meningkatnya kepemilikan institusi maka segala aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi. Investor institusi dianggap dapat menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. (Permanasari, 2010). Adanya kepemilikan institusi maka manajemen akan mendapat pengawasan dalam operasional perusahaan, dan dalam pengambilan keputusan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Pemantauan yang efektif oleh kepemilikan institusi akan mengurangi kompensasi terkait dengan kinerja perusahaan. (Jiambavo dkk (1996) dalam Rachman (2012). Kepemilikan institusi dapat diukur dengan prosentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar (Sukirni, 2012). Berkaitan dengan kepemilikan institusi dan nilai perusahaan penelitian Dwi Sukirni (2012), berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: = Kepemilikan institusi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

22 3. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Leverage adalah merupakan suatu rasio atau ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu mempergunakan uang yang dipinjamnya (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Sedangkan Agus (2001), mendefinisikan leverage adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Leverage terjadi karena perusahaan menggunakan sumber dana yang berasal dari modal asing atau hutang yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap. Penggunaan dana yang menyebabkan beban tetap ini, diharapkan memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan guna menutupi beban bunga yang harus dibayarkan serta dapat meningkatkan keuntungan per lembar saham, sehingga diambil kesimpulan bahwa leverage sangat berpengaruh pada perusahaan dimana harga saham, keuntungan per lembar saham, beban tetap mencerminkan nilai perusahaan tersebut. (Nurchanifia, 2012) Berkaitan dengan laverage dan nilai perusahaan Penelitian Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2007) dan Siti Nurchanifia (2012) berhasil

23 membuktikan adanya pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: = Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh Corporate Social Responcibility terhadap Nilai Perusahaan Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan (Hendrik Budi Untung, 2008). Pelaksanaan Corporate Social Responsibility perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya dan akan menjadi beban yang mengakibatkan pendapatan perusahaan berkurang sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Menerapkan Corporate Social Responsibility, nama perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen pun akan semakin tinggi. Meningkatnya loyalitas konsumen, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan tingkat profitabilitas perusahaan juga akan meningkat. Meningkatnya profitabilitas, maka nilai suatu perusahaan pun akan meningkat. Corporate Social Responsibility mempunyai peran penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas tanggung jawab sosial di lingkungan sekitar (Rimba Kusumadilaga 2010).

24 Berkaitan dengan Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan Penelitian Achmad Arif Rachman (2012) dan Penelitian Babara Gunawan dan Suharti Sri Utami (2008) menemukan adanya pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: = Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan.