BAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Kebakaran, Penanggulangan, Permukiman Padat

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

KAJIAN KERENTANAN KAWASAN PERMUKIMAN PADAT TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN TAMBORA - JAKARTA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aktivitas di kawasan ini menjadi semakin tinggi. Hal ini akan

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB I PENDAHULUAN. pesat, khususnya pada kota-kota yang mempunyai kegiatan perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TABEL V.1 KESESUAIAN JALUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas di Ibu kota Negara ini. Di wilayah ini banyak tempat-tempat

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

I. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis mulai bermain di berbagai macam segmen pasar. 1 Fenomena tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah bagian yang tak terpisahkan bagi manusia karena aktivitas

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 66

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan keluarga dan malahan menjadi simbol status. Pembangunan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DINAS PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembatasan masalah, tujuan dari Tugas Akhir, dan sistematika penulisan Tugas

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta memegang peran yang cukup besar dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu peranan yang dimaksud adalah dalam hal penyediaan pelayanan fasilitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa kota Jakarta adalah merupakan simpul pembangunan di berbagai sektor. Kota Jakarta mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik ditinjau dari aspek perkembangan fisik, populasi, perekonomian, maupun aspek-aspek lainnya, yang harus diakomodasi dalam suatu ruang kota. Jika dilihat dari luas wilayah kota Jakarta dengan luas 65.000 Ha, serta populasi sekitar 7.471.866 jiwa 1, maka Jakarta dapat dikatakan tumbuh menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia. Namun dengan berjalannya waktu, banyak dampak negatif yang terjadi akibat pembangunan yang pesat dan tidak terkendali, berkembangannya pembangunan fisik kota yang tidak diikuti oleh perkembangan sarana dan prasarana kota, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini menyebabkan ketimpangan antara kesuksesan pembangunan fisik dengan ketidaklayakan pelayanan kota yang akan memberi dampak seperti kuangnya keamanan, keselamatan, dan kenyamanan warga kota. Salah satu dampak negatif yang sering terjadi tanpa diduga dan tidak dapat dihindari adalah terjadinya kebakaran. Selain kerugian materi yang sangat tinggi, kebakaran pun bisa menyebabkan kematian. Pada lima tahun terakhir, di DKI Jakarta, rata-rata terjadi 700-800 kali kebakaran. Hampir pada setiap bulannya dapat terjadi rata-rata 60 kali kebakaran 2. 1 Sumber data statistic BPS DKI Jakarta 2 Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta I - 1

Untuk tahun 2002 saja jumlah kebakaran per wilayah kotamadya, sebagai berikut: Jakarta Pusat sebanyak 140 kali, Jakarta Utara 180 kali, Jakarta Barat sebanyak 166 kali kebakaran, Jakarta Selatan sebanyak 174 kali dan Jakarta Timur sebanyak 177 kali kebakaran. Angka ini menjadi rata-rata terjadinya kebakaran pada setiap tahunnya, ataupun dapat meningkat. Dengan jumlah ini, maka dapat menimbulkan kerugian yang sangat tinggi. Kebakaran banyak terjadi pada daerah-daerah rawan kebakaran, khususnya pada pemukiman padat penduduk atau kita lebih sering menyebutnya kawasan kumuh atau pemukiman kumuh. Permukiman kumuh padat timbul terjadi karena tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi di suatu area. Permukiman kumuh memiliki karakteristik sebagai berikut; merupakan lingkungan permukiman padat bangunan dan pada penghuni material bangunan dari bahan yang dibakar (bangunan jenis semi permanen), jarak antar bangunan rapat, jalan lingkungan sempit (aksesibiitas rendah), jauhnya sumber air seperti hidran, sungai dll, minimnya penyediaan sarana dan prasarana, rendahnya kesadaran masyarakat, karena mayoritas penduduknya dari kalangan berpendidikan dan berpenghasilan rendah. Beberapa hal diatas merupakan permasalahan utama yang akan dibahas lebih mendalam. Dengan kondisi seperti ini, maka permasalahan dan pencegahan kawasan kumuh semakain sulit dilaksanakan, karena permasalah yang timbul adalah kondisi lingkungan yang kurang tertata, kurangnya penyediaan fasilitas pendukung serta masih rendahnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dalam mencegah dan membantu Dinas Pemadam Kebakaran, menjadi kurang efektif hanya 25 unit 3. Oleh sebab itu perlu adanya pengoptimalisasian dari tiga aspek yaitu, kondisi fisik lingkungan, penyediaan fasilitas, serta program pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam bantuan sukarelawan kebakaran (Balakar atau Satlakar) di 3 Sumber IFCAA dan Media Pemadam Kebakaran 113 I - 2

tiap kelurahan, dengan meninjau lagi upaya penyediaan fasilitas terhadap pemberdayaan masyarakat di lingkungan tersebut, di lihat dari kondisi fisik lingkungannya. Beberapa alasan mengapa studi ini cukup penting dilakukan adalah: 1. Dalam prencanaan, meninjau ulang dari pelaksanaan rencana sangat penting dilakukan, dalam hal ini, meninjau upaya dalam penanggulangan kebakaran yang di lakukan dinas pemadam kebakaran, guna dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan pelaksanaan tersebut yang nantinya dapat dijadikan masukan untuk masa yang akan datang. Agar dapat meningkatkan kinerja dari dinas pemadam kebakaran. 2. Melihat Gap atau kesenjangan pelayanan fasilitas Pemadam Kebakaran antara eksisting dengan standar yang ada. 3. Tinggi tingkat bencana kebakaran di DKI Jakarta, khususnya di kawasan kumuh dimana merupakan kawasan rawan kebakaran, maka studi ini dinilai perlu agar hasil dapat dijadikan masukan untuk dapat lebih meminimalkan terjadinya kebakaran dikawasan tersebut. 4. Pentingnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan kebakaran. Karena peran masyarakat dapat dijadikan pertolongan atau bantuan pada awal terjadi kebakaran. 1.2 Perumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah, dengan tingginya tingkat kerapatan bangunan dan penduduk, minimnya fasilitas serta kurangnya peran serta masyarakat, apakah pelayanan penanggulangan kebakaran dapat berjalan secara maksimal, dan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Serta apa kekurangan serta kelebihan yang terdapat pada program pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana kebersihan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. I - 3

Diharapkan hasil dari tinjauan ini dapat memberikan suatu masukan, rekomendasi yang dapat dijadikan tolak ukur atau umpan balik yang terorganisir dan sistematis untuk penanggulangan kebakaran di masa yang akan datang khususnya untuk lingkungan yang tiga aspek diatas (kerapatan bangunan yang tinggi, minimalnya fasilitas dan kurangnya peran serta masyarakat) salah satunya tidak terpenuhi. 1.3 Tujuan Tujuan: 1. Melihat upaya penanggulangan kebakaran di Kelurahan Jembatan Besi, Kalianyar dan Duri Utara. Dilihat lewat tiga aspek yang saling berkaitan yaitu, kerapatan bangunan yang tinggi, minimnya fasilitas dan kurangnya peran serta masyarakat dalam Balakar. 2. Melihat kondisi fisik lingkungan dimana hal ini sangat terkait dengan upaya penaggulangan kebakaran, seperti kerapatan dan tingginya bangunan di lingkungan tersebut. 3. Mengidentifikasi ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran terkait dengan pemberdayaan masyarakat guna meminimalisasikan terjadi kebakaran, di lingkungan yang memiliki kerapatan bangunan tinggi. 4. Melihat peran serta masyarakat dalam membantu petugas Dinas Pemadam Kebakaran untuk meminimalisasikan terjadinya bahaya kebakaran. 1.4 Manfaat Dapat memberikan masukan atau rekomendasi bagi pemerintah daerah, untuk lebih memperbaiki pelayanan penanggulangan kebakaran di DKI Jakarta. I - 4

1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Materi: Materi yang akan dibahas dalam studi ini selain melihat tinjauan kebijakan dan standar yang dipakai, studi ini juga membagi materi menjadi tiga aspek yaitu; Kondisi Lingkungan Akan membahas tentang kondisi lingkungan seperti kerapatan bangunan, konstruksi serta material bangunan yang dipakai, jaringan jalan, listrik dan air bersih, aksesibilitas. Penyediaan Fasilitas Pembahasan tentang fasilitas pendukung kawasan dan fasilitas pendukung kebakaran, apasaja yang tersedia dan jumlah, serta kondisinya. Seperti alat Pemadam Api Ringan, Smart Alarm, Hidran dan sebagainya. Pemberdayaan Masyarakat (Balakar) Membahas tentang jalannya program pemberdayaan masyarakat (Balakar) serta kendala yang dihadapi. Dari semua aspek nantinya akan di cek silang dengan standar dan kebijakan yang mengatur hal tersebut. 1.5.2 Wilayah Adapun ruang lingkup wilayah yang akan dijadikan studi adalah tiga kelurahan di Kecamatan Tambora yaitu Kelurahan Jembatan Besi, Kalianyar dan Duri Utara yang termasuk dalam wilayah Jakarta Barat, dimana kelurahan ini memiliki karakteristik yang sama yaitu kawasan kumuh, padat bangunan, tingkat kebakaran cukup sering, dengan jarak yang berdekatan. I - 5

1.6 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan maksud dari studi ini, ruang lingkup materi dan wilayah studi, manfaat dari penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II Studi Literatur dan Metodologi Penelitian Pada bab ini, berisi beberapa pengertian, tinjauan kebijakan, metodologi penelitian dan teori yang digunakan dalam studi ini. Bab III Gambaran Umum Dalam gambaran umum ini membahas tentang kondisi eksisting lokasi studi di tiga kelurahan, yang dibahas dalam beberapa aspek, seperti kondisi fisik lingkungan, fasilitas, tingkat kebakaran dan organisasi Balakar. Bab IV Analisis Bab ini membahas tentang, analisis permasalahan yang ada di lapangan, seperti analisis fasilitas yang di cek silang dengan standar, analisis pemberdayaan masyarakat serta Balakar, serta analisis bencana kebakaran di luar kendali. Bab V Kesimpulan Pada bab terakhir, berisikan kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan dari hasil studi ini. I - 6

I - 7

I - 8

BAGAN ALUR PEMIKIRAN I - 9