BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

dokumen-dokumen yang mirip
SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. emosi dalam kehamilan (Walsh, 2007). Salah satu ketidaknyamanan yang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

HEADSTAND / KOPSTAND

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

ROM (Range Of Motion)

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

Pusat Hiperked dan KK


Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu hamil antara lain disebabkan oleh pertambahan berat badan ibu hamil dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Latihan Meridian 3-1-2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ibu (AKI) yaitu angka kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Tunduk Syukur. 3. Duduk Perkasa

CAROLINA SIMANJUNTAK, S.KEP, NS

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

Transkripsi:

1. Pengetahuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek terentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang disebut juga over behavior (Notoatmodjo, 2011). 1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011) tingkat pengetahuan yang dicakup dalam domain kofnitif mempunyai 6 tingkat, yakni : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara 7

8 benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum- hokum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi lain. d. Analisis (analysis) Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang sudah ada.

9 1.3 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan. b. Pekerjaaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). d. Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

10 e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. F. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. g. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. 2. Sikap 2.1 Pengertian Sikap Sikap merupakan reaksi atau atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka (Notoatmodjo, 2011).

11 Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain : pengalaman, media massa, pendidikan, kebudayaan, persepsi dan pengaruh orang lain yang dianggap penting (Azwar, 1995). 2.2 Komonen Pokok Sikap Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2011), Komponen pokok sikap meliputi kepercayaan (keyakinan) atau ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). 2.3 Tingkatan Sikap Menurut Azwar (2005), tingkatan sikap meliputi : a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang itu menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)

12 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan faktor eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya. 2.5 Pembentukan Sikap Pembentukan sikap menurut Azwar (2005) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang pertama pengalaman pribadi, haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Yang kedua pengaruh orang lain yang dianggap penting atau orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Yang ketiga pengaruh kebudayaan, dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu

13 dikarenakan kita mendapat reinforcement (penguatan, ganjaran) dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut. Yang keempat media massa, pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap. Yang kelima lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentuksan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Yang keenam pengaruh faktor emosional merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 3 Senam Hamil dan Dampaknya terhadap Kehamilan 3.1 Senam Hamil 3.1.1 Pengertian Senam Hamil Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2008). Senam hamil menurut Viscera (1995) merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care) yang akan memberikan suatu hasil produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibuibu hamil yang tidak melakukan senam hamil (Dewi & Sunarsih, 2011).

14 Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil yang memiliki prinsip- prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Kushartanti dkk, 2004). Senam hamil merupakan suatu metode yang penting untuk mempertahankan atau memperbaiki kesimbangan fisik terhadap calon ibu (Maryunani & Sukaryati, 2011). 3.1.2 Manfaat senam hamil Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun dengan melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan relaksasi, menguatkan otot- otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan (Jannah, 2012). Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan ibu dalam menghadapi kehamilan, seperti : nyeri punggung, mual, kejang tungkai, konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan (Kusmiyati dkk, 2008) Senam hamil juga bertujuan untuk mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki, melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan, memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot- otot dinding perut, membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan, memperoleh relaksasi yang sempurna, serta mendukung ketenangan fisik (Pantikawati & Saryono, 2010).

15 3.1.3 Syarat Melakukan Senam Hamil Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil menurut Huliana (2008) yaitu : kehamilan yang berjalan normal dengan rekomendasi/ izin dari dokter/ bidan, kehamilan berusia minimal 5 bulan, diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan anak premature, latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang, berpakaian cukup longgar dan menggunakan kasur atau matras. Agar latihan fisik pada ibu hamil tidak menimbulkan masalah, sebaiknya: konsultasi dengan tenaga kesehatan, cari bantuan untuk menentukan latihan fisik rutin, hindari aktivitas dan latihan berisiko, dan membutuhkan kekuatan seperti berselancar, mendaki gunung, berlari, berlatih secara teratur yaitu sekurang- kurang nya 3 kali dalam seminggu, batasi waktu aktivitas dengan istirahat dua sampai tiga menit setelah melakukan latihan selama 10 sampai 15 menit, hitung denyut nadi setiap 10 sampai 15 menit sewaktu melakukan latihan fisik, hindari lingkungan yang terlalu panas seperti berendam dalam air panas dan sauna (Maryunani & Sukaryati, 2011). 3.1.4 Kontraindikasi Senam Hamil Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan untuk mengikuti latihan senam hamil. Ibu hamil tersebut adalah ibu hamil dengan : preeklamsia, KPD (Ketuban Pecah Dini), perdarahan trimester II & trimester III, kemungkinan lahir premature, incopeten cervix, diabetes, anemia, aritmi, riwayat perdarahan dan penurunan atau kenaikan BB yang berlebihan (Maryunani & Sukaryati, 2011).

16 3.1.5 Tempat Melakukan Senam Hamil Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan benar dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan terampil. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin yang akan digunakan untuk bersalin. Karena ditempat tersebut akan ada saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap sebagai instruktur (Kushartanti dkk, 2004). 3.1.6 Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil Menurut Mandriawati (2008) dianjurkan untuk melakukan senam hamil yaitu setelah usia kehamilan 22 minggu. 3.1.7 Gerakan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil Ada gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up dengan kaki tetap lurus. Gerakan ini sangat beresiko tinggi untuk dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligament terutama pada ibu hamil karena adanya peregangan otot dan ligament yang lentur. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak terganggu (Brashaw, 2007).

17 3.1.8 Senam Hamil Dasar a. Senam Sirkulasi Senam sirkulasi harus dikerjakan dengan sering khususnya pada dini hari serta sore hari. Latihan ini harus dipraktikkan pada posisi semi fowler atau dengan posisi duduk diangkat, dan senam ini ditujukan untuk mempertahankan serta meninggkatkan sirkulasi. Senam sirkulasi meliputi senam kaki dan tungkai. Suatu gerakan kasar di kaki yang ditimbulkannya akan membantu mengembalikan aliran vena serta meminimalkan resiko varises, pembengkakan pergelangan kaki serta kram. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang. Saat melakukan sesuatu, harus diingatkan untuk memilih posisi duduk daripada berdiri, seperti ketika melakukan tugas rumah tangga. Wanita harus diingatkan untuk latihan berjalan, yang akan membantu sirkulasinya. Ia juga perlu dianjurkan untuk mengenakan sandal yang mampu menyangga dengan baik serta menghindari sepatu bertumit tinggi yang dapat mengakibatkan cidera akibat ketidak stabilan. b. Senam Dasar Panggul Senam dasar panggul dapat dilakukan pada setiap posisi yang dianggap nyaman, dengan catatan posisi antara kedua kaki sedikit regang, bukan posisi menyilang. Senam dasar panggul harus menjadi prioritas dalam program latihan fisik apa pun selama kehamilan. Senam dasar panggul bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan memperbaiki tonus otot menghadapi kehamilan dan persalinan. Karena pada saat

18 hamil terjadi peregangan pada dasar panggul karena pengaruh hormon dan berat badan ekstra. c. Senam Abdomen Dan Mengangkat Panggul Senam abdomen dan mengangkat panggul penting untuk melatih otot abdomen profunda selama kehamilan. Otot transversus abdominis terbukti sebagai otot stabilitas inti dan perlu berfungsi seefisien mungkin untuk mempertahankan integritas panggul. Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan stabilitas panggul dan menghilangkan sakit punggung. Karena pada saat hamil, otot abdomen lemah dan perubahan postur dan instabilitas panggul dapat menimbulkan nyeri punggung (Brayshaw, 2007). 3.1.9 Pelaksanaan Senam Hamil Menurut Huliana (2008) senam hamil dapat diterapkan dalam beberapa tahap latihan, yaitu tahap latihan I sampai latihan XII. a. Latihan I Latihan pelemasan otot paha bagian dalam/ dari pangkal paha sampai lutut bagian dalam. Kegunaan latihan I adalah agar kedua paha dapat dibuka selebar mungkin untuk memperluas jalan lahir pada saat persalinan. Adapun sikap tubuh saat melakukan senam hamil ini adalah duduk bersila dengan nyantai dan nyaman, kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut. Tekan kedua lutut ke bawah dengan bantuan berat badan sehingga menyentuh kasur atau matras. Lakukan gerakan ini sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari).

19 b. Latihan II Latihan otot- otot kaki yang berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah di kaki, mencegah terjadinya pembengkakan pada pergelangan kaki. Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah duduk dengan kedua lutut lurus, bersandar, kedua lengan yang diletakkan di samping badan, gerakan tegak lurus dan menunduk datar (dorsi fleksi dan plantar fleksi), tegakkan kedua telapak kaki. Posisi lutut bagian belakang menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit. Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari- jarinya pada posisi datar. Lakukan setiap gerakan 3-4 kali dalam 1 kali latihan (1 hari). Jika terjadi pembengkakan, lakukan gerakan ini sebanyak mungkin. c. Latihan III Latihan dasar pernafasan terdiri dari pernafasan perut, pernafasan iga- iga dan pernafasan dada. Kegunaan nya adalah untuk melemaskan dinding perut sehingga akan mempermudah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau bidan, untuk memperoleh oksigen sebanyak mungkin yang dibutuhkan oleh ibu dan janinnya dan untuk mengurangi rasa sakit dalam persalinan. Tahapan gerakan dan sikap pada saat melakukan latihan ini adalah pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang), tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibuka sebesar 20 cm, kedua telapak tangan diletakkan di atas perut (di sekitar pusat), iga- iga dan dada bagian atas secara bergantian sebagai perangsang. Secara perlahan- lahan, keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil menekankan tangan ke dinding perut (mengempiskan perut). Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup (perut akan mengembang dan mendorong kedua

20 tangan ke atas). Lakukan sebanyak 6 kali gerakan di pagi hari (bangun tidur) dan di malam hari (sebelum tidur). d. Latihan IV Latihan untuk memperbaiki posisi panggul yang jatuh ke depan. Dengan bertambahnya usia kehamilan, perut akan jatuh ke depan dan pantat akan jatuh ke belakang. Melalui pengeluaran otot perut akan terjadi cekungan pada pinggang bagian belakang (sikap lordose) sehingga menimbulkan rasa pegal dan sakit pinggang. Melalui penguluran otot pantat akan timbul rasa sakit pada lipatan paha. Kegunaan latihan ini adalah untuk mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan dan mengurangi/ mencegah rasa pegal, sakit pinggang, punggung dan rasa sakit pada lipatan paha. Sikap saat melakukan gerakan ini adalah tidur terlentang dengan bantal tipis, kedua lutut dibengkokkan, Kedua tangan meraba tonjolantonjolan tulang di panggul depan sebagai pengontrol. Tundukkan kepala, kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur atau matras, kempeskan perut sehingga punggung menekan kasur dan tonjolan tulang akan bergerak ke belakang. Lakukan sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari). e. Latihan V Latihan ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya perut gantung dan memperkuat otot perut. Karena semakin kuat otot perut, makin kecil rongga yang ada di dalam perut. Dengan cara ini, semakin besar tenaga yang tersedia untuk mengejan saat persalinan. Posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul, tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, tahan sehingga

21 punggung menjadi bengkok dan pandangan ke depan. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari). Latihan ini bisa dilakukan sambil mengepel. Caranya, posisi duduk di atas tumit, tangan kanan memegang kain pel. Lakukan posisi merangkak, tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, lalu pel lantai dengan cara mundur sambil mempertahankan kerutan perut. Jika lelah kembali duduk di tumit dan lepaskan kerutan sambil membilas kain pel. Lakukan kegiatan mengepel lantai sampai selesai. Kegiatan mengepel dilakukan cukup 1 kali sehari dan 1 kamar saja. f. Latihan VI Latihan menguatkan otot pantat, yang kegunaannya untuk mencegah timbulnya wasir pada waktu mengejan dan menguatkan otot pantat apabila sudah timbul wasir. Sikap tubuh saat melakukan latihan ini adalah tidur terlentang tanpa bantal (supaya leher tidak sakit), kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan dan tumit didekatkan ke pantat, kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepasndari kasur atau matras. Angkat panggul ke atas sejauh mungkin, tahan selama 6 hitungan, kemudian turunkan panggul secara perlahan. Sampai di bawah, lepaskan kerutan pantat tersebut. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari). g. Latihan VII Latihan menguatkan otot dasar panggul yang berguna untuk melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai. Pada saat mengejan otot akan mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah. Dengan

22 demikian, otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek pada saat melahirkan. Sikap pada saat melakukan latihan VII adalah tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sekitar 20 cm serta kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat, tarik bagian antara pangkal paha ke dalam, dan kempeskanlah perut. Langkah ini dilakukan seperti menahan buang air kecil dan tahan sampai 6 hitungan, kemudian lepaskan perlahan- lahan. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari). h. Latihan VIII Latihan menguatkan otot betis yang berguna untuk mencegah terjadinya kejang di betis. Berdiri tegak di belakang kursi yang diduduki orang lain atau berpegang pada sesuatu yang berat. Cara memegangnya, ibu jari menghadap ke bawah dan jarijari lainnya menghadap ke atas dan kaki agak diregangkan sekitar 20 cm, badan lurus serta pandangan ke depan. Tundukkan kepala, lalu jongkok perlahan- lahan tanpa mengangkat tumit dari lantai (tumit tetap menapak di lantai). Setelah jongkok, lemaskan bahu, kempeskan perut dan secara perlahan kembali berdiri tegak. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari). i. Latihan IX Pendidikan sikap sempurna yang berguna untuk menguatkan otot- otot tubuh sehingga dapat menyempurnakan sikap tubuh wanita hamil. Dengan cara ini, wanita hamil memiliki refleks untuk tetap menjaga dan mempertahankan sikap tubuh yang baik dan sempurna. Posisi panggul panggul yang normal adalah kunci dari sikap tubuh yang sempurna. Posisi sikap sempurna yaitu posisi terlentang (tidur terlentang

23 dengan menempatkan kedua telapak kaki pada dinding dan posisi lutut lurus), posisi duduk (duduk bersila dan tangan di atas paha), posisi berdiri (berdiri dan posisikan leher sehingga pandangan lurus ke depan). j. Latihan X Latihan anti sungsang yang berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah. Posisi merangkak di atas kasur atau matras, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar dan panggul agak diregangkan. Letakkan kepala di antara dua tangan. Hadapkan kepala ke kiri atau ke kanan dan letakkan siku di atas kasur atau matras, lalu jauhkan siku sejauh mungkin samping kiri dan kanan sehingga bagian dada menyentuh kasur atau matras. Lakukan sebanyak 3 kali gerakan, masing- masing dengan kepala menghadap ke kiri dan ke kanan dalam 1 kali latihan (1 hari). k. Latihan XI Belajar mengejan dilakukan jika kehamilan sudah mencapai usia 8 ½ bulan yang beguna untuk mempersiapkan kondisi mengejan yang sebenarnya. Duduk bersila sambil bersandar dengan 1 bantal melintang di punggung dan kedua tangan diletakkan pada dada bagian atas dengan siku lemas. Tarik dan keluarkan nafas dengan mulut terbuka sebanyak 3 kali ulangan. Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka, tundukkan kepala, kempeskan perut, lalu mengejan (seperti buang air kecil). Lakukan sebanyak 3 kali mengejan dalam 1 kali latihan (1 hari).

24 l. Latihan XII Istirahat penuh/ sempurna yang berguna untuk melatih ketenangan agar mulut rahim/ kandungan dapat membuka dengan wajar dan cepat sehingga proses persalinan dapat berjalan lancer. Posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan sehingga perut dapat tersanggah dengan baik. Bantal dipasang miring, kepala diletakkan pada bantal bagian atas, lengan atas diletakkan pada bantal bagian samping dengan ketiak terbuka. Lengan yang ada di bawah diletakkan di belakang punggung dengan siku sedikit bengkok. Kaki yang ada di atas diletakkan ke depan dengan lutut sedikit bengkok, sedangkan kaki yang ada di bawah diletakkan ke belakang dengan lutut sedikit bengkok pula dan kepala ditundukkan agar punggung menjadi bengkok. 3.2 Kehamilan Trimester II dan III Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40). Dan bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2008). Menurut Kusmiyati dkk. (2009) kehamilan menyebabkan terjadinya perubahanprubahan baik anatomis maupun psikologis pada ibu. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dam psikologis. Berikut ini akan dibahas

25 perubahan dan adaptasi anatomi dan psikologis pada ibu hamil pada kehamilan trimester II dan III. a. Trimester I Kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan istmus menjadi bagian korpus uteri. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi serta fundus dan serviks mulai fleksi sehingga menimbulkan nyeri punggung. Pada sistem Gastrointestinal akan terjadi konstipasi yang dipengaruhi oleh hormon progesteron yang terus meningkat. Kebutuhan oksigen juga akan meningkat dan sehingga ibu akan sering mengeluh sesak nafas. Keluhan- keluhan yang muncul pada kehamilan trimester II tersebut dapat diatasi dengan melakukan senam hamil secara teratur. b. Trimester III Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol, pergerakan semakin sulit. Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal, untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar. Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota tubuh bagian atas. Pada 32 minggu ke atas karena usus- usus tertekan uterus yang membesar kea rah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas. Dari segi psikologis, pada

26 trimester III ibu merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Keluhan rasa pegal pada anggota tubuh, kesulitan bernafas dan kecemasan yang dialami ibu pada kehamilan trimester III dapat diatasi dengan melakukan gerakan senam hamil yang benar dan teratur.