BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan masalah yang umum terjadi ketika musim penghujan tiba di Indonesia. Di berbagai media baik televisi, internet, maupun koran kita hampir selalu bisa menemukan peristiwa tersebut. Di perkotaan banjir lebih sering terjadi karena buruknya sistem drainasi yang ada. Banjir juga dapat terjadi karena luapan sungai yang melintasi kawasan, talud yang bobol karena besarnya debit yang terjadi, dan berbagai penyebab lainnya. Sama seperti di kota-kota lainnya di Indonesia, Yogyakarta juga tidak bebas dari permasalahan tersebut. Banjir terjadi pada musim hujan tahun 2012 yang lalu. Beberapa titik genangan terjadi karena drainasi kawasan yang buruk. Beberapa sungai di Yogyakarta airnya meluap dan membanjiri daerah di sekitar salurannya.salah satu sungai tersebut adalah Kali Belik atauyang biasa disebut juga sebagai Sungai Mambu di hilirnya. Kali Belik atau Sungai Mambu merupakan sungai kecil yang mengalir melalui daerah UGM, tepatnya di sebelah timur UGM. Secara keseluruhan sungai ini membentang sepanjang 7,5 km dengan hulu sungai berada di daerah Karangwuni Kabupaten Sleman dan hilirnya di daerah Jetis Kotamadya Yogyakarta. Meskipun sungai ini kecil, ketika musim hujan tahun 2012 telah menimbulkan permasalahan yang cukup besar di Yogyakarta. Kerugian yang diakibatkan karena meluapnya air Kali Belik ini cukup besar. Pada tahun 2012 tercatat ketika hujan deras mengguyur wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Sungai Belik meluap dan menerjang tembok Asrama Putri SMA Stela Duce 1 Yogyakarta di Dusun Sagan Samirono, Desa Catur Tunggal, Depok, Sleman. Tembok sepanjang 100 meter jebol. Tembok pembatas asrama roboh ke dalam, sebagian lagi roboh ke tengah sungai. Tembok yang 1
runtuh ke dalam sungai mengakibatkan air masuk ke dalam asrama dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar (Harian Jogja, 2012). Pada tahun 2012 juga terjadi peristiwa banjir yang menyebabkan puluhan rumah di sekitar Kali Belik di Kampung Klitren, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, terendam banjir. Ketinggian muka air banjir lebih dari 50 cm, banjir disebabkan oleh luapan Kali Belik yang melintasi Kampung Klitren akibat jebolnya bangunan talud di Kali Belik. Selain kedua kejadian diatas, masih ada beberapa kejadian lagi pada tahun tersebut karena luapan Kali Belik. Gambar 1. 1 Tembok asrama putri SMA Stela Duce yang hancur (Sumber: Detik News, 2012) Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari meninggikan tanggul, membuat tanggul baru, hingga rencana pembangunan kolam Retensi Langensari. Pada tahun 2013 upaya yang telah dilakukan UGM dan pemerintah adalah membangun Kolam Detensi tahap pertama di Kuningan UGM, kemudian menyusul juga dibangunnya Kolam Detensi UGM baru di sebelah utara kolam detensi sebelumnya pada tahun 2014 melalui serangkaian proyek pembangunan Wisdom Park UGM. Penanganan tersebut dimaksudkan untuk mengatasi debit banjir yang terjadi pada Kali Belik. Memang sudah sewajarnya penanganan banjir ini harus diupayakan oleh berbagai pihak agar tidak menimbulkan masalah dan kerugian yang lebih besar lagi pada tahun-tahun berikutnya. 2
1.2 Perumusan Masalah Banjir di Kota Yogyakarta karena meluapnya Kali Belik sering terjadi ketika hujan besar pada tahun 2012. Tataguna lahan di sekitar Kali Belik banyak mengalami perubahan sejak berdirinya kampus UGM. Banyaknya masyarakat yang membangun pemukiman di sekitar UGM makin memperparah kondisi tersebut. Perubahan tataguna lahan menyebabkan meningkatnya nilai koefisien limpasan permukaan dan akibatnya ketika hujan besar tiba, banyak air yang melimpas ke Kali Belik. Kemampuan tampang saluran yang ada dalam mengatasi debit sangat kurang, sehingga air melimpas keluar membanjiri daerah di sekitar saluran Kali Belik. Salah satu upaya Pemerintah dan UGM untuk menyikapi banjir adalah dengan pembangunan kolam detensi di wilayah UGM tahap pertama dan kedua yang bertujuan untuk mengantisipasi bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Pembangunan kolam detensi umumnya dibuat untuk menampung sementara aliran permukaan yang berlebih pada saat hujan terjadi, lalu melimpahkan kembali saat aliran sudah normal sehingga dapat mencegah terjadinya banjir di daerah hilir sungai. Hal yang menjadi isu dalam pembangunan Kolam Detensi UGM tersebut adalah seberapa besar kontribusi kolam tersebut dalam pengendalian banjir Kali Belik, dan bagaimana pola keruangan banjir yang terjadi di salurannya, kondisi ketika proyek tahap pertama selesaipada tahun 2013 dan kondisi setelah terdapat kolam tambahan atau setelah semua pekerjaan pembangunan embung tahap kedua selesai di tahun 2014. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di Kolam Detensi UGM untuk mengetahui bagaimana kasus diatas jika disimulasikan dengan program komputer HEC-RAS. Bagaimana pengaruh Kolam Detensi tersebut terhadap banjir di Kali Belik, pola keruangan banjir di salurannya, dengan membandingkan kondisi tampang sungai yang termodifikasi oleh Kolam Detensi tahap pertama dan tahap kedua. 3
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. melakukan simulasi aliran pada saluran drainase Kali Belik menggunakan program HEC-RAS v.4.1, 2. mengetahui debit limpasan di daerah tangkapan yang masuk ke sistem drainase Kali Belik sampai titik kontrol gorong-gorong Jalan Kolombo, 3. mengetahui karakteristik hidrograf banjir di titik kontrol goronggorong Jalan Kolombo dengan membandingkan kondisi eksisting dan kondisi setelah adanya beberapa perubahan tampang saluran sesuai rencana DED. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan: 1. dapat mengevaluasi upaya pengendalian banjir di Kota Yogyakarta yang telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait, khususnya dengan adanya pembangunan Kolam Detensi UGM di Kali Belik, 2. dapat memberikan masukan kepada dinas dan instansi terkait untuk solusi penanganan banjir yang terjadi, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini antara lain: 1. lokasi penelitian hanya terbatas pada alur sungai dari Lembah UGM sebagai batas hulu hingga daerah Klitren Lor pada batas hilir, 2. simulasi aliran menggunakan program HEC-RAS v 4.1 dan kondisi aliran menggunakan analisis aliran unsteady, 3. tidak memperhitungkan adanya transpor sedimen. 4
1.6 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir ini adalah pada Kali Belik mulai dari hulu nya di Kolam Lembah UGM hingga hilirnya di daerah Klitren Lor, Yogyakarta, seperti ditunjukan pada Gambar 1.1. berikut. Gambar 1.2. Lokasi penelitian 5
1.7 Keaslian Penelitian Penelitian di Kali Belik sebelumnya dilakukan oleh Yuda Pratama (2011) dengan judul Penelusuran Banjir Sungai Mambu Ruas Universitas Gadjah Mada dan Hasan trenggono (2013) dengan judul Kajian Sistem Drainase Kali Belik Yogyakarta. Pada penelitian Yuda Pratama lokasi yang diteliti adalah Kali Belik ruas UGM dari daerah Klebengan sampai wisma MM. Pada penelitian tersebut peneliti mensimulasikan aliran sungai pada ruas UGM pada kondisi unsteady dengan software HEC-RAS versi 4.1 dan mengkaji pengaruh asumsi kolam retensi rencana yang akan dibangun di kawasan UGM terhadap debit banjir. Debit puncak banjir yang melewati titik kontrol gorong-gorong Jalan Kolombo pada penelitian Yuda Pratama untuk kala ulang 5 tahunan adalah 3,7 m 3 /s dan kala ulang 10 tahunan adalah 3,9 m 3 /s. Pada penelitian Hasan Trenggono lokasi yang diteliti adalah Kali Belik ruas MM UGM sampai Klitren Lor. Penelitian tersebut digunakan HEC-RAS versi 4.0 untuk mensimulasikan aliran steady, dan pada penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh jika adanya kolam retensi di kawasan UGM dan zero runoff di wilayah UGM terhadap permasalahan Kali Belik di lokasi tersebut. Hasilnya adalah pada ruas sungai di hilir titik kontrol gorong-gorong Jalan Kolombo ketika dibebani debit puncak banjir setelah adanya kolam retensi 5 dan 10 tahunan masih mengalami banjir. Pada Tugas akhir ini penulis melakukan penelitian pada sungai yang sama, gabungan dari kedua ruas yang telah disebutkan di atas. Penulis melakukan simulasi aliran dengan aliran unsteady dengan software HEC-RAS 4.1. Penulis di dalam penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan aliran yang terjadi di saluran drainase Kali Belik setelah adanya pembangunan kolam detensi tahap pertama / eksisting 2014 sebelum adanya perubahan dan kolam detensi tahap kedua di wilayah UGM / kondisi rencana sesuai DED. Data geometri sungai terbaru, asumsi Daerah Tangkapan Air, koefisien limpasan, metode penentuan debit banjir rancangan berbeda dari ke dua penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas. 6