BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA (mendengar, berbicara, membaca, menulis) MELALUI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktifitas menulis adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan dan

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar elakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Negosiasi Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH PEND EKATAN PROSES MENULIS TERHAD AP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN KUNJUNGAN D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SEKOLAH D ASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jalur dan jenjang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam Musfah,2015:9), pendidikan adalah usaha sadar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan berkomunikasi. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain sehingga mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi gagasan ataupun perasaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui bahasa pula, seseorang dapat menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam sebuah karya yang berwujud tulisan. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, antara lain: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis tergolong dalam keterampilan yang bersifat produktif. Keempat keterampilan tersebut tidak bisa berdiri sendiri karena keempat-empatnya saling bersinergi membangun pembelajaran bahasa Indonesia yang bermakna. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, kegiatan menulis memunyai beberapa manfaat. Kemanfaatan itu di antaranya dalam hal peningkatkan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, dan pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Suparno dan Yunus, 2011: 1. 4). Selain itu, aktivitas

2 menulis juga membantu dalam menuangkan ide dan gagasan melalui media bahasa secara tidak langsung. Keterampilan menulis merupakan manifestasi kompetensi berbahasa yang paling akhir yang dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiantoro, 2010: 422). Lebih lanjut dijelaskan bahwa dari ketiga kompetensi tersebut, ternyata kompetensi menulislah yang dianggap lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli sekalipun. Menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena keterampilan ini membutuhkan kemampuan seseorang untuk menyajikan Grafologi, struktur bahasa, dan kata-kata agar maksud penulis dapat dimengerti oleh pembaca (Tarigan, 2008: 422). Dengan kata lain, keterampilan menulis menghendaki adanya unsur kebebasan yang menjadi bagian dalam karangan. Dalam American Educational Research Journal diunkapkan almost one in every five first-year college students require a remedial writing class, and more than one half of new college students are unable to write a paper relatively free of errors (Manson, 2006). Dari pernyataan tersebut terungkap bahwa keterampilan menulis bukan hanya sulit dikuasai oleh kalangan pelajar saja, melainkan juga oleh para mahasiswa. Oleh karena itu, betapa pentingnya sebuah keterampilan menulis, dengan keterampilan menulis seseorang akan mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan yang ditulisnya, sehingga dengan keterampilan menulis yang baik, maka pembaca akan mudah tahu dan mengerti apa yang disampaikan oleh penulis. Dengan demikian, pentingnya keterampilan menulis selain harus dikuasai oleh mahasiswa, dalam menyelesaikan studinya

3 seperti S-3 pascasarjana dalam menulis disertasi, S-2 pascasarjana dalam menulis tesis, S-1 dalam menulis skripsinya. Maka, keterampilan menulis harus pula dikuasai oleh seluruh siswa, termasuk siswa SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung. Faktanya kemampuan menulis siswa sangatlah rendah, terutama dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran menulis (terutama menulis paragraf deskriptif) siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung masih belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perolehan nilai siswa yang belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal, yakni 75. Data nilai rata-rata keterampilan berbahasa dari uji kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015, menunjukkan bahwa dari 30 siswa, pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis 61, 66. Hanya 5 siswa (16, 67%) yang mendapat nilai 75, sedangkan 25 siswa (83, 33%) mendapat nilai di bawah batas kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Sedangkan kemampuan mendengar, berbicara, dan membaca sudah cukup bagus. Kemampuan mendengar siswa rata-rata memperoleh nilai 79,82. Sudah 26 siswa (86,67%) yang mendapat nilai 75, sedangkan 4 siswa (13,33%) mendapat nilai di bawah batas kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Kemampuan berbicara siswa rata-rata memperoleh nilai 71,70. Sudah 19 siswa (63,33%) yang mendapat nilai 75, sedangkan 11 siswa (36,67%) mendapat nilai di bawah batas kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Sementara kemampuan membaca siswa rata-rata memperoleh nilai 76,94. Sudah 22 siswa (73,33%) yang

4 mendapat nilai 75, sedangkan 8 siswa (26,67%) mendapat nilai di bawah batas kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Melihat fakta-fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung kurang baik atau belum melampaui kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum mampu melukiskan objek yang diamati secara detail/rinci, diksi yang digunakan masih kurang sesuai dan belum bervariasi, banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan struktur kalimat yang belum jelas. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, minimnya keterampilan menulis paragraf deskriptif tersebut disebabkan oleh beberapa faktor: (1) siswa kurang terangsang dalam aktivitas berpikir; (2) siswa rendah pengetahuannya; (3) siswa rendah dalam keterampilan berpikir dan menulis; (4) siswa lambat kemampuannya untuk mengungkapkan ide melalui tulisan; (5) siswa rendah pemahamannya dalam kegiatan berkomunikasi atau berdialog; (6) siswa minim dalam kerja kelompok; (7) siswa belum mampu menggambarkan objek secara detail; (10) siswa minim pemahamannya terhadap kaidah tata bahasa yang baik dan benar; (11) siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis deskriptif. Terkait dengan faktor-faktor penyebab kurang maksimalnya keterampilan siswa dalam menulis paragraf deskriptif yang telah diungkapkan di atas, perlu dihadirkan sebuah strategi pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan

5 keaktifan dan keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran think talk write. Strategi ini dipandang mujarab atau mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif di kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung karena strategi tersebut dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, aktif dalam pembelajaran, terampil dalam berkomunikasi, berani berpendapat, menghargai pendapat orang lain, dan membelajarkan siswa untuk dapat menuangkan hasil diskusi mereka dalam bentuk tulisan yang logis dan sistematis. Melalui strategi ini siswa tidak hanya diajak untuk berpikir (think), tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan berdiskusi, menyampaikan pendapat mereka (talk), serta menuliskan hasil diskusi tersebut secara sistematis (write). Hal ini senada dengan pernyataan Huinker dan Laughlin (dalam Yamin dan Ansari, 2008) yang menyatakan bahwa pada dasarnya strategi think talk write dibangun melalui kegiatan berpikir, berbicara, dan menulis. Tahap pertama yang dilakukan dalam strategi think talk write adalah think, yaitu tahap berpikir. Pada tahap ini, siswa mencoba untuk memahami, mengidentifikasi, menganalisis suatu gambar, membuat catatan secara individu, dan memberikan penjelasan objek yang mereka amati. Melalui kegiatan tersebut, siswa secara individu memikirkan kemungkinan apa saja yang terdapat dalam gambar, menuliskan hasil identifikasi mereka dalam catatan kecil tentang objek, dan menjelaskannya melalui kerangka karangan yang mereka buat.

6 Tahap selanjutnya adalah talk (berbicara atau diskusi). Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide tentang penemuan objek dalam gambar melalui kegiatan diskusi kelompok. Lampert dalam (Numbers dan Beyond, 1997: 2) menyatakan bahwa sharing partially formed ideas builds a willingness to live with the tentative and the provisional,an important dimension of a risk-taking stance. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka sendiri yang diungkapkannya kepada orang lain. Selain itu, kegiatan talk ini memungkinkan mereka untuk menyamakan persepsi tentang bagaimana detail objek yang mereka amati. Tahap ketiga adalah write (menulis). Pada tahap tersebut siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dari kegiatan think dan talk. Ide-ide tersebut kemudian mereka kembangkan menjadi sebuah tulisan deskriptif yang utuh. Pengembangan tulisan tersebut didasarkan atas hasil pengamatan terhadap objek dan juga pelukisan bagian-bagian objek yang dilakukan sedetail mungkin. Tahap-tahap yang dilakukan dalam strategi pembelajaran think talk write memungkinkan siswa dapat mendayagunakan seluruh kemampuan yang ia miliki, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Aspek kognitif tercermin melalui kegiatan berpikir kritis, afektif tampak dari selama kegiatan berbicara atau diskusi berlangsung, dan psikomotorik terlihat dari penuangan ide atau gagasan

7 dalam bentuk tulisan deskriptif. Pengoptimalan ketiga kemampuan tersebut menjadikan siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki keaktifan dan keterampilan menulis Paragraf deskriptif siswa. Dalam hal ini penulis mengambil judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskriptif dengan Strategi Pembelajaran Think Talk Write pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan terdahulu berada pada jurnal Universitas Pendidikan Indonesia edisi khusus nomor 2, Agustus 2011, yang membahas tentang topik Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis. Penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya serta untuk menghindari kesamaan dalam penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X- 1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015? 2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-

8 1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015? 3) Bagaimanakah sistem penilaian keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015? 4) Bagaimanakah peningkatan hasil keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk 1) memperbaiki perencanaan pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015; 2) memperbaiki pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015; 3) memperbaiki sistem penilaian keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

9 4) meningkatkan hasil keterampilan menulis paragraf deskriptif dengan strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Meraksaaji Tulangbawang Lampung tahun pelajaran 2014/2015. 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini, yaitu 1) memberikan sumbangan pemikiran bagi praktisi pendidikan dalam mendesain strategi pembelajaran Think Talk Write. 2) memberikan model pembelajaran Think Talk Write yang dapat dipakai sebagai alternatif pilihan dan inovasi pada dunia pendidikan dalam mengembangkan keterampilan menulis. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis meliputi tiga hal, sebagai berikut. a. Manfaat bagi Guru 1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, bervariasi, dan dapat menarik perhatian siswa. 2) Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif. 3) Meningkatkan kreativitas dan kualitas dalam proses pembelajaran di kelas.

10 b. Manfaat bagi Siswa 1) Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf deskriptif melalui strategi pembelajaran Think Talk Write. 2) Meningkatkan kemampuan berpikir, kemampuan berbicara, dan keterampilan menulis siswa dalam menulis paragraf deskriptif melalui strategi pembelajaran Think Talk Write. 3) Memotivasi siswa dalam pembelajaran berkelompok sehingga siswa saling menghargai dan menumbuhkan kerja sama yang baik. c. Manfaat bagi Sekolah 1) Meningkatkan prestasi sekolah atas kemampuan siswa dalam menulis di sekolah dan di luar sekolah dengan menggunakan strategi pembelajaran think talk write. 2) Mendorong guru lain khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menerapkan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan mengunakan strategi pembelajaran think talk write. 3) Mendorong guru lain untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar lebih bermutu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam megajarkan ilmu kepada seluruh siswa.