I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemberian otonomi yang diberikan seluas-luasnya kepada daerah membuat

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Kota Bandar Lampung adalah tidak efektif karena:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam era globalisasi pemerintah memiliki tantangan yang besar

KEPUTUSAN CAMAT SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG No. 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG CAMAT SUMUR BANDUNG

I. PENDAHULUAN. dalam bentuk barang publik maupun jasa publik pada prinsipnya menjadi

TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN UNTUK PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Admninistrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan prima yangmempunyai sistem pelayanan

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN SKTS/ PINDAH DATANG. No. Dok : PM SIEPEL - 04 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENINGKATAN PEMBERIAN PELAYANAN PADA MASYARAKAT TENTANG AKTE KELAHIRAN DAN AKTE KEMATIAN SERVICE ON DELIVERY

TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN UNTUK PELAYANAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri.

I. PENDAHULUAN. sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan. administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

I. PENDAHULUAN. pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut

Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Pindah dan Datang 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Surat Keterangan Pindah dan.

I PENDAHULUAN. bersentuhan langsung dengan masyarakat suatu desa. Selain itu masyarakat juga

STANDAR PELAYANAN Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pelayananan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

INFORMASI DOKUMEN KEPENDUDUKAN YANG WAJIB DIMILIKI OLEH ORANG ASING PEMEGANG KITAS DAN KITAP

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

BUPATI BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 07 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

Pelayanan Pengurusan Akta Kematian 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kematian

Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat baik pemerintah

SURABAYA-Pemerintah Kota Surabaya gencar melakukan sosialisasi denda keterlambatan administrasi kependudukan yang resmi berlaku per 1 Januari 2013.

PUTUSAN NOMOR : 05/III/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

PUTUSAN NOMOR : 04/II/KIProv-LPG-PS-A/2016. KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN SURAT PINDAH. No. Dok : PM SIEPEL - 03 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011 TIDAK DIKENDALIKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN KTP. No. Dok : PM SIEPEL - 01 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011 TIDAK DIKENDALIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 7 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan hasil penelitian. Adapun uraian hasil dan pembahasan

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN WALIKOTA SURABAYA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TLD NO : 15

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. seluas-luasnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA KECAMATAN SINDANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN MISKIN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA KECAMATAN SE KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN KK. No. Dok : PM SIEPEL - 02 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011 TIDAK DIKENDALIKAN

BAB VI PENUTUP. kesimpulan yaitu kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar administrasi kependudukan harus

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG LAYANAN BERJENJANG KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN, AKTA KEMATIAN DAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN LAINNYA

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di suatu daerah diciptakan untuk membangun masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Masyarakat. mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang.

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN KUTAI BARAT MEMUTUSKAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 10 Tahun 2016 Seri B Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG DISPENSASI DALAM PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK WARGA NEGARA INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian otonomi yang diberikan seluas-luasnya kepada daerah membuat daerah mempunyai kewenangan untuk mengurus dan mengatur seluruh urusan rumah tangga daerahnya sendiri. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu otonomi daerah juga dimaksudkan agar pemerintah daerah dapat lebih cepat dan berkualitas di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga kepuasaan masyarakat dapat ditingkatkan. Untuk memberikan pelayanan publik yang semakin maksimal di bidang kependudukan kepada masyarakat, Walikota Bandar Lampung mengeluarkan Kebijakan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran bagi masyarakat Kota Bandar Lampung secara gratis. Kebijakan ini pertama kali dilaksanakan di tahun 2010 dan terus dilanjutkan sampai dengan sekarang. Di mana di dalam pelaksanaannya, kebijakan ini menekankan penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran harus dilaksanakan secara cepat, tepat, mudah dan transparan di

2 dalam penyelesaiannya. Diharapkan juga kebijakan ini dapat disosialisasikan kepada masyarakat Bandar Lampung secara luas, dari tingkat Kecamatan, Kelurahan dan bahkan RT sehingga kebijakan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Di dalam pelaksanaan kebijakan ini masih diselubungi oleh permasalahanpermasalahan umum yang kerap dialami masyarakat ketika melakukan penerbitan administrasi kependudukan di tingkat Kecamatan ataupun tingkat Kelurahan sehingga tujuan kebijakan ini belum dapat tercapai. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat terlihat dari sikap aparat pemerintah yang belum dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah dan transparan kepada masyarakat, sebagai pengguna kebijakan ini. Aparat pemerintah tidak hanya masih melakukan pungutan liar, tetapi juga waktu yang diperlukan dalam penerbitan KTP/KK/Akta Kelahiran masih melebihi batas peraturan yang seharusnya. Selain itu masih minimnya sosialisasi yang dilakukan aparat pemerintah terkait kepada masyarakat, membuat masyarakat tertentu saja yang mengetahui kebijakan ini. Beberapa permasalahan implementasi kebijakan ini, diantaranya: Di awal pelaksanaannya tahun 2010, Radar lampung menurunkan beberapa wartawannya untuk melakukan pengecekan apakah masih terjadi pungutanpungutan liar di dalam penerbitan dokumen-dokumen administrasi di tingkat Kelurahan. Pengamatan langsung yang dilakukan Wartawan Radar Lampung ditemukan masih banyak terjadi pungutan-pungutan liar yang dilakukan oknum kelurahan, seperti yang dilansir Radar Lampung online (22/06/2010):

3 Radar menurunkan beberapa wartawan yang mencoba membuat KTP lewat jalur resmi di Kelurahan Rajabasa. Walaupun tanpa persyaratan cukup seperti tidak ada bukti lunas PBB, oknum setempat tetap menerima warga yang hendak membuat kartu keluarga atau KTP. Syaratnya mudah, menyerahkan uang administrasi minimal Rp25 ribu. Oknum itu menjelaskan, uang administrasi itu ia gunakan sebagai biaya transportasi. Dengan demikian, warga yang hendak membuat KK maupun KTP tak perlu repot-repot mengantar formulir ke kecamatan. Kelurahan menjadi one stop service untuk kepengurusan KTP dan KK. Di Kelurahan Pengajaran, Telukbetung Utara pembuatan KK dan KTP dikenai pungutan Rp10 ribu. Uang itu dikatakan untuk jasa pengetikan serta mengurus sampai kecamatan. Petugas pengurus layanan pembuatan KTP dan KK Pengajaran mengatakan, untuk membuat KTP, masyarakat diwajibkan membuat KK baru terlebih dahulu. Ini karena KK lama tidak terdata dalam sistem informasi dan administrasi kependudukan Disdukcapil. Untuk pembuatan KK, ia meminta Rp10 ribu dan KTP Rp15 ribu. Dalam pembuatan KTP, warga diwajibkan membawa surat pengantar dari ketua RT dan harus menunjukkan tanda lunas PBB sebagai syarat mutlak pembuatannya. Di Tanjungkarang Barat, oknum-oknum itu tidak meminta. Namun, mereka mengarahkan pemohon agar dirinya diberi imbalan. Penelusuran berawal dari RT 09, Segalamider. Radar meminta surat pengantar pembuatan KTP kepada ketua RT setempat. Setelah meminta fotokopi KK dan bukti pembayaran PBB, RT langsung mengeluarkan surat pengantar. Ditanya biaya administrasi, ia menjawab tidak ada. Agak berbeda di kelurahan. Syahrial, petugas Kelurahan Segalamider yang membuatkan surat pengantar, mengatakan tidak ada ketentuan membayar. Tetapi kalau mau (memberi) seikhlasnya. Lebih besar tentu lebih bagus, katanya sedikit bergurau. Seolah paham jika Radar Lampung tidak mau repot, ia menawarkan untuk mengurus. Biayanya Rp25 ribu. Itu pun beresnya paling cepat satu bulan, ujarnya tanpa menyebutkan rinci biaya tersebut untuk apa. Pada Tahun 2010 peneliti melakukan observasi langsung, dengan melakukan penerbitan kartu tanda penduduk di Kelurahan Gulak-Galik Teluk Betung Utara. Saat itu pihak kelurahan yang bertugas memberikan dua jalur berbeda di dalam penerbitan Kartu Tanda Penduduk, dengan biayanya dan lama waktu penyelesaian yang berbeda pula. Dengan Biaya 50 ribu Kartu Tanda Penduduk dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu, sedangkan dengan

4 biaya 25 ribu Kartu Tanda Penduduk akan selesai dalam waktu satu bulan. Pelayanan yang diberikan pegawai kelurahan tersebut pun tidak seperti yang diharapkan. Sehingga peneliti sebagai penerima jasa dari pegawai kelurahan tersebut merasakan ketidaknyamanan di dalam melakukan penerbitan Kartu Tanda Penduduk. Di tahun 2011 masih ditemukan permasalahan di dalam implementasi kebijakan ini, seperti yang dilansir Antara News online (13/3/2011): Warga Bandarlampung mengeluhkan proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan Akta Kelahiran di Bandarlampung membutuhkan waktu cukup lama. "Pembuatan dokumen keluarga itu sedikitnya memakan waktu sebulan mulai dari RT, kelurahan hingga penerbitan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat," kata Rozak, warga Kelurahan Kangkung, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar lampung. Di tahun 2013 juga masih dapat ditemukan permasalahan didalam implementasi kebijakan ini, seperti yang dilansir oleh Surat Kabar Tribun Bandar Lampung online (12/03/2013) : Saya sangat kecewa sekali dengan pelayanan di Kelurahan Rawa Laut. Pasalnya, saya dimintai sejumlah uang saat hendak mengurus pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Awalnya, orang tua saya di Januari 2013 datang ke kantor kelurahan hendak mengurus KTP untuk berangkat umroh. Karena KTP ini nanti digunakan untuk kepentingan pembuatan paspor dan kelengkapan administrasi. Akhirnya awal Maret tepatnya Senin (4/3/2013) orangtua bersama saya mendatangi kantor Kelurahan Rawa Laut untuk menanyakan KTP tersebut. Saya kaget karena sampai di sana salah satu petugas berinisial My mengaku KTP orangtua saya belum selesai padahal sudah dua bulan. Ia berasalan kalau ingin cepat harus mengeuarkan biaya antara Rp 50 ribu- Rp 100 ribu. Yang membuat saya jengkel, jika memang ada biaya kenapa tidak disampaikan dari dulu. Kalau mesti harus bayar kenapa peraturannya tidak tertulis?

5 Melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Implementasi Kebijakan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Secara Gratis Tahun 2010-2013 (Studi pada Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung) Acuan yang berupa teori-teori melalui berbagai hasil penelitian terdahulu merupakan hal yang sangat perlu sekaligus dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti sangat diperlukan adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan tema penelitian ini. Dalam hal ini, yang menjadi fokus penelitian adalah efektivitas kebijakan publik. Oleh karena hal itu, peneliti melakukan kajian mengenai hasil penelitian sejenis dari media internet. Penelitian terdahulu yang peneliti jadikan acuan yaitu penelitian dengan judul Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian bertujuan memberikan gambaran mengenai efektivitas pelayanan kartu tanda penduduk, kartu keluarga dan akta kelahiran di Kecamatan Maritengngae. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kartu tanda penduduk, kartu keluarga dan akta kelahiran dilakukan sesuai mekanisme yang ada dan peraturan yang telah ditetapkan dengan melihat beberapa indikator pelayanan seperti kejelasan dan tata cara pelayanan dan biaya tarif berada dalam kategori sesuai dengan 88.33%. Kenyamanan sarana dan prasarana berada dalam kategori aman dengan 73.33%. Keterbukaan memperoleh informasi dan ketentuan pelayanan

6 dengan kategori mudah dengan 71,67. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan adalah 1) sumber daya aparatur, 2) sarana dan prasarana, 3) kesadaran masyarakat. B. Rumusan Masalah Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus ditentukan perumusan masalah yang harus dipecahkan sebelum melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang peneliti kemukakan sesuai objek yang akan diteliti adalah Bagaimanakah Efektivitas Implementasi Kebijakan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Secara Gratis Tahun 2010-2013 di Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Efektivitas Implementasi Kebijakan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Secara Gratis Tahun 2010-2013 di Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini ingin menguji apakah hasil penelitian di Kecamatan dan Kota tentang masalah penelitian sejenis mempunyai hasil yang sama efektif atau tidak

7 2. Kegunaan praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam upaya pemerintah melakukan perbaikan dan evaluasi sebagai pelaksana kebijakan penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran secara gratis dan memberikan pemahaman yang tepat mengenai kebijakan penerbitan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran secara gratis kepada masyarakat sebagai pegguna kebijakan.