II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan " Belajar merupakan aktifitas

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku : Metode Pembelajaran, Sumiati dan Asra ( 2009:38)

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, dan pendidikan jasmani

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tahu, setelah belajar berubah menjadi tahu. Belajar menurut Gagne

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

I. PENDAHULUAN. stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam diri siswa, dan menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan " Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dllakukannya". Sedangkan menurut Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan: "Menurut pengertian secara psikologi,belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan Imgkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya". Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik,yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Menurut Sadiman AM. dalam bukunya interaksi dan motivasi belajar mengajar (1987 : 98), mendefinisikan tentang aktifitas adalah kegiatan dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh mermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organism yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat

8 mengembangkan bakat dan potensinya. Keadaan ini siswa yang beraktivitas berbuat dan harus aktif sendiri. B. Tujuan Belajar Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2002 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy, maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan menentukan basil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta alat bantu pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil system lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu hams diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Dari uraian diatas secara umum, tujuan belajar itu ada 3 jenis yaitu:

9 1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Ilmu Pengetahuan dan Kemampuan berpikir adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapatmengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah mempunyai kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih menonjol. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan dengan cara demikian anak didik akan diberikan pengetahuan sehingga akan menambah pengetahuan dan sekatigus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuan. 2. Penanaman Konsep dan Keterampilan Penanaman Konsep dan merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua: (1) Keterampilan Jasmani dan (2) Keterampilan Rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya. Tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan dan

10 keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat. Keterampilan ini memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghapal atau meniru cara berinteraksi dengan metode Role Playing. 3. Pembentukan Sikap Dalam menumbuhkan sikap dan mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua prilakunya oleh para siswanya. Dalam proses observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan. C. Teori Belajar Seorang guru perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat mempertahankan bagaimana seharusnya siswa belajar. Adapun teori yang perlu diketahui antara lain Teori Conditioning dan Teori Conectionism.

11 Menurut Pavlov (1990 :1), teori Conditioning menekankan bahwa proses belajar mengajar diperoleh dari hasil latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap syaraf atau rangsangan tertentu yang dialami dalam kehidupan. pengertian belajar menurut teori ini adalah perabahan yang terjadi karena syarat-syarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respori). Adapun kelemahan teori ini adalah menganggap bahwa belajar hanya disebabkan oleh latihan atau kebiasaan tanpa menghiraukan peranan pribdi dalam memilih dan juga menentukan perbuatan dan reaksi yang akan dilakukan. Belajar merupakan proses aktif untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik (2003:328), belajar adalah suatu proses dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan. Menurut Gagne (dalam Hidayat dkk 1990:2), Belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar. D. Pengertian Mengajar Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002:2) "Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak

12 hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa". Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah di rumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, disamping guru harus menguasai materi pelajarannya guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah. E. Pendekatan Dalam Pembelajaran Menurut Tim Dikdatik Metodik Kurikulum Depdikbud (1995:1), pembelajaran berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain. Sedangkan Sudjana (1989:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut: "Kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni suatu proses penterjemahan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolahan". Definisi lain dari Roeestiyah (1986:41) : "Pembelajaran adalah (1) transfer ( pengetahuan kepada siswa, (2) mengajar siswa bagaimana caranya belajar,

13 (3) hubungan interaksi antara guru dan siswa, (4) proses interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru". Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas dalam menyampaikan program pembelajaran pada sejumlah siswa sehingga terjadi interaksi dua arah, yaitu guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. F. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik Pendidikan jasmani adalah dari "physical education" merupakan bagian integral dari system pendidikan yang tidak dapat diptsahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripudin, Mahadi, 1993:4) dan Rijsdorop (1971), mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran. Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai ( aktivitas jasmani, agar dapat:

14 (1) memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis; (2) mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga; (3) mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; (4) mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; (5) mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan seharihari; (6) menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi, 1993:4). Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, social, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anakanak, masa remaja, dewasa dan tua. Merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk

15 mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal mi mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia,prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas senam lantai yaitu kayang adalah akibat dari pendidikan jasmani. G. Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat bantu yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehungga efektifitas pengajaran akan semakin baik. Alat bantu mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. H. Alat bantu Pembelajaran Visual Diam Alat bantu visual diam mempunuyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun ( gerak. Alat bantu visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu. Menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk:

16 "Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa. 1. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki. 2. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut'. Jelas bahwa penggunaan alat bantu (alat bantu) selain dapat memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan, memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Alat bantu (alat bantu) visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat bantu berupa bangku/kursi panjang,gallon air mineral,dan dinding. Keuntungan dari alat bantu ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru ubtuk mengevaluasi gerakan yang digunakan dala senam. Dan dengan cara ini akan memotivasi anak untuk kayang dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan. I. Roll Depan Senam mulai dikenal diindonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke Indonesia pada jamn penjajahan belanda. Masuknya olahraga senam ini bersama dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib disekolah. Dengan sendirinya senam sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan disekolah, senam terdiri menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu; senam artistik, senam rytmik, dan senam aerobik. Salah satunya adalah senam artistik. Dimana gerakan-gerakan pada senam tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman,

17 efisien, dan efektif. Dalam cabang olahraga senam,khususnya senam artistik terdapat beberapa gerakan, salah satunya gerakan senam lantai yaitu kayang Cara melakukan gerakan Roll depan: Lakukan sikap kayang dengan tidur terlentang Siapkan tanganmu untuk mengangkat tubuh dalam posisi kedua tangan berada di sisi telinga Tolakan kedua tangan dan kakimu hingga tubuhmu terangkat keatas Pertahankan posisi hingga 5 detik kemudian kembali keposisi awal J. Kerangka Pikir Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat meramuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti haras diramuskan secara jelas.

18 K. Hipotesis Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannyadalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang haras dicari pemecahanya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Dengan modiflkasi alat dapat meningkatkan gerak dasar kayang pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Ajaran 2012/2013

19