BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis finansial dunia yang terjadi saat ini perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan namamitghamr Bank. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia, khususnya perbankan syariah, terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat (Kasmir, 2003:27).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dalam menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi modern. Tidak satu pun negara modern yang menjalankan kegiatan ekonominya tanpa melibatkan lembaga perbankan. Permasalahan muncul ketika terdapat sekelompok masyarakat Islam, yang merasa sulit menerima kehadiran lembaga perbankan dalam kehidupannya dikarenakan adanya unsur-unsur yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran agamanya, yaitu bunga. Menurut sebagian umat Islam bunga sama dengan riba yang dilarang keras dalam Al-Qur an dan Sunnah. Dengan situasi semacam itu umat Islam menghadapi dilema yang cukup pelik, di satu sisi mereka menyadari akan perlunya lembaga perbankan untuk menggairahkan kegiatan ekonomi yang berarti juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun di sisi lain mereka dihadapkan pada ajaran agama yang mengharuskan menghindari atau paling tidak membatasi keterlibatannya dengan bank. Untuk mengatasi dilema ini, sejumlah ekonom muslim menawarkan konsep perbankan yang sesuai dengan ajaran Islam, yaitu sistem perbankan dengan mekanisme bagi hasil atau sistem profit and loss sharing (PLS) ketika pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Berdasarkan prinsip tersebut, bank syariah memiliki core product, yaitu musyarakah atau mudharabah dengan berbagai variasinya. 1

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Atas dasar itu pula, telah disahkan regulasi terkini untuk perbankan syariah, yaitu Undang-undang No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah. Berdasarkan laporan BI perkembangan perbankan syariah pada tahun 2008 mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan seperti tahun 2007. Pada awal tahun 2009 perkembangan perbankan syariah ditandai dengan penambahan dua jumlah Bank Umum Syariah (BUS), sehingga saat ini terdapat lima BUS, 26 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 128 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Sejalan dengan hal tersebut jaringan kantor bank syariah menunjukkan peningkatan menjadi 908 kantor ditambah channeling sebanyak 1.452 kantor dan 1.195 layanan syariah. Pertumbuhan laba Bank Syariah saat ini terbilang cukup besar. Ternyata pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi usaha pembiayaan. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), September tahun 2008 lalu, laba tahun berjalan sudah menunjukkan angka Rp 613.321 miliar. Sedangkan pada bulan Oktober, laba mengalami kenaikan menjadi Rp 672.722 miliar. Itu artinya, dalam jangka waktu sebulan, laba bank syariah sudah mengalami kenaikan sebesar Rp 59.401 miliar. 2

Peningkatan perolehan laba bank syariah tersebut mengindikasikan kinerja perbankan syariah semakin membaik. Rasio pengukuran kinerja perbankan salah satunya dapat diukur dengan rasio profitabilitas. Profitabilitas menurut Munawir (1990 : 33) yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Indikator rasio yang dapat digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets. Hal ini sejalan dengan Lukman Dendawijaya (2005 : 119) bahwa: Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur return on equity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina & pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Salah satu bank umum syariah yang ada pada saat ini adalah Bank Syariah Mandiri. Di mana perusahaan tersebut telah banyak memperoleh penghargaan dengan berbagai kategori. Beberapa diantaranya, pada tahun 2008 lalu adalah The Best Islamic Bank in Indonesia, merupakan penghargaan internasional dari Islamic Finance News, Kuala Lumpur bekerjasama dengan Redmoney. Penghargaan diberikan kepada BSM sebagai bank syariah terbaik di Indonesia. Selain itu juga sebagai Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA) 2008, yaitu penghargaan dari majalah InfoBank bekerja sama dengan MarkPlus Insight dalam bidang loyalitas pelanggan. BSM meraih dua penghargaan, yakni sebagai Indonesia Bank Loyalty Champion dan The Best of Indonesia Bank Loyalty Champion, masing masing untuk kategori: Sharia Bank. Selama tujuh tahun ini Bank Syariah Mandiri telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, bahkan rata-rata per tahun selalu berada di atas 50 persen. Aset yang semula hanya Rp 3

448 miliar, kini telah berkembang menjadi Rp 12,8 triliun. Demikian pula dengan kantor cabang yang pada awalnya hanya berjumlah 8 kantor cabang, kini sudah berjumlah 270 kantor cabang di 24 propinsi. Adapun perkembangan profitabilitas berdasarkan ROA ( Return on Assets) Bank Syariah Mandiri dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Berdasarkan Return on Assets (ROA) Tahun 2002 2008 Tahun Profitabilitas (%) 2002 3.58 2003 1.04 2004 2.86 2005 1.83 2006 1.10 2007 1.53 2008 1.83 (Sumber: Bank Syariah Mandiri) 4

Grafik 1.1 PROFITABILITAS BANK SYARIAH MANDIRI Return of Assets (ROA) 4 ROA 3 2 1 ROA 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa profitabilitas Bank Syariah Mandiri jika dilihat dari Return of Assets (ROA), pada tahun 2002 ke 2003 turun sebesar 2,54%, pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan pula yaitu sebesar 1,03%, diikuti dengan penurunan profitabilitas Bank Syariah Mandiri pada tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu sebesar 0,73%. Sedangkan profitabilitas kembali meningkat pada tahun 2007 dan 2008, yaitu sebesar 0,43 % dan 0,30%. Namun peningkatan profitabilitas ini tidak sebesar penurunannya sehingga masih dikategorikan trend turun. Pada usaha mempertinggi tingkat profitabilitas, manajemen bank dituntut untuk mengalokasikan dananya ke dalam aktiva produktif dengan tujuan memperoleh laba yang optimal sehingga profitabilitas bank pun akan meningkat (Dahlan Siamat, 2004 : 143). Tentunya hal tersebut dapat direalisasi dengan memberikan pembiayaan yang sebesar-besarnya dimana hasilnya dapat 5

menghasilkan pendapatan bank. Hal ini sejalan dengan Muhammad (2005 : 263) bahwa kekayaan yang menghasilkan (Aktiva Produktif) yaitu pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan. Dalam penyaluran aktiva produktif bank bisa saja mengalami hambatan dalam kolektibilitas apabila terjadi pembiayaan bermasalah (Non Perfoming Finance), maka dalam menjalankan operasionalnya bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian (Prudent Approach) dalam menentukan kualitas aktiva produktifnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 yang menetapkan ketentuan bahwa kelangsungan usaha bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tergantung dari kemampuan dalam melakukan penanaman dana dengan mempertimbangkan risiko dan prinsip kehati-hatian berupa pemenuhan kualitas aktiva dan penyisihan penghapusan aktiva yang memadai. Adapun sumber-sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari : 1) Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah; 2) Keuntungan atas kontrak jual beli (al bai ); 3) Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina; 4) Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya. Pembiayaan merupakan tulang punggung kegiatan perbankan syariah. Hal ini dapat terlihat dari sisi aktiva yang didominasi oleh besarnya jumlah pembiayaan, begitu pun dari sisi pasiva akan banyak diperoleh dari pendapatan pembiayaan. Bila dalam bank konvensional salah satu sumber pendapatannya berasal dari pendapatan bunga, maka dalam bank syariah salah satu sumber 6

pendapatannya berasal dari pendapatan bagi hasil mudharabah. Namun, pada pembiayaan mudharabah, resiko yang timbul untuk bank sangat tinggi, dikarenakan kemungkinan terjadinya kerugian pada usaha debitur, sehingga diperlukan pengawasan dan kehati-hatian yang tinggi sehingga pendapatan yang diperoleh lebih besar. Selain pendapatan bagi hasil mudharabah, pendapatan berbasis fee pun merupakan pendapatan yang dominan dari kegiatan perbankan yang merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa, di mana beberapa transaksi berdasarkan akad tertentu dapat dikenai biaya administrasi atau pendapatan berbasis imbalan (fee). Seperti yang diungkapkan Muhammad (2005 : 278) : Tingkat keuntungan bersih (net income) yang diperoleh bank salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengendalian pendapatan (tingkat bagi hasil, pendapatan fee atas jasa yang dinerikan, dan lainnya). Keuntungan tersebut bagi para pemilik bank adalah merupakan hasil dari tingkat profitabilitas. Pendapatan berbasis fee diperoleh dari seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Keuntungan dari jasa bank dewasa ini makin dibutuhkan. Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank. Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan pembiayaan. Besarnya pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan berbasis fee ini akan mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Semakin baik pengelolaan pembiayaan mudharabah dan pelayanan jasa, maka akan semakin besar pula pendapatan bagi hasil mudharabah juga pendapatan jasa (fee) yang diperoleh 7

bank syariah, sehingga laba bersih pun akan berpeluang meningkat dan tentunya profitabilitas pun akan ikut meningkat. Namun bila pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan berbasis fee ini kecil maka laba bersih yang diperoleh bank syariah pun akan berpeluang menjadi kecil atau menurun sehingga profitabilitas bank syariah pun tentunya akan menurun. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Purnamasari pada BNI Syariah tahun 2004 sampai dengan 2006, diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan negatif antara pendapatan bagi hasil mudharabah terhadap profitabilitas bank. Berarti jika pendapatan bagi hasil mudharabah meningkat maka profitabilitas bank akan menurun atau sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan peningkatan pendapatan lebih kecil dibandingkan peningkatan beban. Hal ini dapat menjelaskan mengapa profitabilitas bank mengalami penurunan yang cukup besar padahal pendapatan, khususnya pendapatan bagi hasil mudharabah mengalami peningkatan. Pada penelitian ini, selain pendapatan bagi hasil mudharabah, penulis akan mengkaji mengenai pendapatan berbasis fee dimana dewasa ini makin dibutuhkan dan akan mempengaruhi profitabilitas bank. Semakin baik kemampuan manajemen bank dalam hal meningkatkan pendapatan maka profitabilitas pun akan meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Arlan Ronauli (2005 : 132) bahwa pembiayaan bagi hasil mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas, juga Husnul Khotimah (2005 : 85) bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan semakin besar pula profitabilitas yang akan didapat. 8

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang telah diuraikan di atas, maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah dan Pendapatan Berbasis Fee Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. 1.2. Rumusan Masalah Perumusan masalah diperlukan untuk memperjelas arah yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:19) yaitu Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan, maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana mulai, kemana harus pergi dan dengan apa penelitian harus dimunculkan. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa dalam pembiayaan mudharabah maka bank syariah akan memperoleh pendapatan bagi hasil mudharabah, dan dari pelayanan jasa non-kredit yang diberikan maka bank akan memperoleh pendapatan berbasis fee dimana hal ini akan mempengaruhi besarnya profitabilitas bank syariah. 9

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana pendapatan bagi hasil mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. 2. Bagaimana pendapatan berbasis fee pada Bank Syariah Mandiri. 3. Bagaimana profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. 4. Bagaimana pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan berbasis fee pada profitabilitas Bank Syariah Mandiri. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan berbasis fee terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan mempelajari pendapatan bagi hasil mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. 2. Mengetahui dan mempelajari pendapatan berbasis fee pada Bank Syariah Mandiri. 3. Mengetahui dan mempelajari profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. 4. Mengetahui dan mempelajari pengaruh pendapatan bagi hasil 10

mudharabah dan pendapatan berbasis fee terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Memperluas wawasan mengenai pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan berbasis fee terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca mengenai operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah (bagi hasil) serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak bank syariah dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pendapatan bagi hasil mudharabah, dan pelayanan jasa perbankan sehingga dapat tercapai profitabilitas yang maksimal. b. Bagi penulis Dengan mengadakan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bank syariah. Khususnya penerapan prinsip bagi hasil 11

dan penyaluran dana melalui pembiayaan mudharabah, serta pelayanan jasa perbankan yang diberikan sehingga bisa membandingkannya antara teori yang dipelajari dengan fakta yang terjadi di lapangan 12