BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya ditangan Shogun. Kaisar dipandang hanya simbol yang tidak mempunyai kekuasaan. Setiap langkah-langkah keluarga kaisar diawasi sepenuhnya oleh Shogun. Penguasaan Shogun atas Jepang pada mulanya adalah untuk mewujudkan stabilitas mesyarakat Jepang. Secara struktural dibawah Shogun terdapat Daimyo ysng mempunyai tentara sendiri yang disebut Samurai. Samurai bekerja dan digaji untuk Daimyo dengan tugas mengutip sewa tanah dari para petani. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, para samurai dengan perlahan-lahan akhirnya dikuasai oleh Shogun dengan cara memberikan gaji kepada Daimyo. Penguasaan Shogun atas samurai di Jepang pada mulanya adalah untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat Jepang. Kepemimpinan Shogun atas Jepang, lama-kelamaan benyak mengalami kendala khususnya dalam kesulitan keuangan. Selain itu, biaya pembangunan istana Bakufu di Edo, sehingga membuat posisi Shogun semakin sulit dalam memimpin pemerintahannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Shogun harus semakin banyak membebankan biaya pemerintah kepada Daimyo dari pajak patani didaerah-daerah. Oleh karena itu, sebanyak masyarakat menderita karena tingginha pajak. Hal ini menimbulkan protes dari masyarakat, dan kekacauan pun sering terjadi. Karena timbulnya protes tersebut lama-kelamaan pemerintahan Bakufu Tokugawa menjadi semakin lemah. Dengan demikian para pendukung Shintoisme menginginkan kekuasaan politik segera dikembalikan kebentuk semula, yakni kekaisaran sebagai pemegang kekuasaan politik dan pemerintahan yang sah.
B. Pembukaan Politik Isolasi Jepang oleh Amerika Serikat Sebelum Amerika Serikat, bangsa asing yang pertama sekali masuk ke Jepang adalah bangsa Porgugis pada tahun 1543. Selain aktif dalam bidang perdagangan dan perekonomian Portugis juga menyebarkan ajaran agama Katholik. Oleh karena itu, kedatangan saudagarsaudagar Portugis selalu diikuti oleh misionaris. Misionaris Portugis pertama yang sampai ke Jepang adalah St Fransiscus Xaverius pada tahun 1549. Xaverius tidak lama berada di Jepang kira-kira 2 tahun. Tetapi berkat usahanya dalam waktu yang singkat sehingga banyak masyarakat Jepang memeluk agama Nasrani (Katholik). Keberhasilan Portugis di Jepang, lambat laun diketahui oleh bangsa-bangsa asing lainnya. Sehinngga mereka berlomba-lomba datang ke Jepang. Akibatnya terjadi persaingan dengan bangsa asing khususnya dalam penguasaan perekonimian Jepang. Sebagai akibat persaingan dengan bangsa Eropa, sehingga menimbulkan keamanan dalam jepang tidak stabil. Karena itu pemerintah Jepang mulai curiga terhadap kehadiran bangsa asing tersebut. Kecurigaan itu timbul karena adanya isu yang mengatakan bahwa kedatangan misionaris ke Jepang adalah merupakan langkah awal bagi bangsa Eropa untuk menguasai pemerintahan Jepang. Oleh karena itu pada tahun 1639, Shogun selaku pemegang kekuasaan pemerintahan, menutup Jepang bagi bangsa asing. Satu-satunya bangsa asing yang masih diberi izin berdagang di Jepang adalah bangsa Belanda. Sejak saat itulah Jepang politik isolasi. 2.2. Perubahan-Perubahan Setelah Restorasi Meiji di Jepang. A. Dalam Bidang Pemerintahan
Setelah Bakufu maka yang menjadi kepala pemerintahan adalah Tenno. Tetapi dalam kenyataannya yang memegang kekuasaan pemerintah bukanlah Tenno. Karena pada waktu itu Tenno masih muda (umur 14 tahun). Dalam pemerintahan baru itu Tenno hanya dianggap sebagai symbol kekuasaan.jabatan -jabatan tinggi dipegang oleh Putra Kerajaan. Sedangkan yang memegang kekuasaan pemerintahan adalah kelompok Samurai. Kelompok Samurai ini merupakan oligarki yang mengendalikan pemerintah dalam restorasi Meiji. Oleh karena itu pada tahun 1863, pemerintah mengadakan perubahan struktur pemerintahan. Perubahan pemerintahan itu adalah sebagai pengganti pemerintahan Bakufu. Pemerintahan baru itu dikepalai sendiri oleh Tenno. Stuktur pemerintahan baru itu terdiri dari 3 (tiga) jabatan dan 8 (delapan) badan direktorat, yaitu : 1. Eksekutif junior 2. Penasehat junior 3. Wakil eksekutif Sedangkan 8 bidang direktorat tersebut adalah: 1. Penasehat khusus Gizo 2. Direktorat agama 3. Direktorat dalam negeri 4. Direktorat angkatan laut 5. Direktorat angkatan darat 6. Direktorat angkatan udara 7. Direktorat angkatan kerajaan Dengan adanya perubahan bentuk pemerintahan itu, kaisar mengumumkan piagam sumpah kepada para bangsawan dan para pejabat yang berkumpul di istana Kyoto.
Sumpah itu adalah untuk membentuk prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang kuat, dan meniru model barat. B. Dalam Bidang Perekonominan. Dalam bidang ekonomi yang utama pemerintahan adalah mengembangkan industri secara cepat. Mengembangkan industri secara cepat adalah merupakan syarat utama kekuatan ekonomi. Tetapi dalam hal ini pada permulaan pemerintahan, Jepang mengalami banyak kesulitan dalam ekonomi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengalaman. Selain itu pemerintahan pun sangat lemah dalam bidang permodalan karena modal-modal waktu itu dikumpulkan kepada saudagar kaya, yang sudah berkembang sejak zaman Tokugawa. Oleh karena itu pemerintah memanfaatkan penghasilan yang diperoleh dari pajak tanah dan beacukai. Karena tidak adanya sumber-sumber khusus untuk biaya pemerintahan, pemerintah mencoba untuk mengeluarkan uang kertas dan mengutip iuran dari orang kaya. Tetapi karena usaha ini tidak memadai sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan mengeluarkan system pajak baru. Untuk memperbaiki keadaan pertanian, pemerintah juga mengadakan perbaikan. Salah satu perbaikatn itu adalajh dengan cara mendatangkan ahli-ahli pertanian dari luar negri, untuk memasang peralatan dan mengajar para pekerja Jepang bagaimana cara menjalankan peralatan tersebut. Bersamaan dengan modrenisasi ekonomi, untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi dan untuk menunjang perindustrian, maka pemerintah menciptakan system perbankan modern. Dan pada tahun 1873 pemerintah juga mendirikan Bank Nasional. Selain itu untuk memodali perdagangan dan membantu eksportir Jepang dalam persaingan dengan orang-orang asing, pemerintah Jepang mendirikan Bank Spacie
Yokohama sebagai bank utama untuk pertukaran luar negeri. Begitu juga Bank Hipotik Jepang yasng menyediakan penjaman jangka panjang untuk membantu perkembangan industri. Disamping itu pemerintah mulai memperkenalkan sistem keuangan atas dasar sistem desimal dengan Yen sebagai satuannya, serta menerima penggunaan emas sebagai standar perekonomian mereka. Dengan adanya sistem perbankan tersebut, sehingga perekonomian Jepang meningkat secara drastis. C. Dalam Bidang Sosial Budaya Bersamaan dengan cit-cita restorasi, pengaruh kebudayaan barat laun dapat mempengaruhi kebudayaan kehidupan rakyat Jepang. Karena kuatnya dorongan restorasi tersebut, maka penyerpan orang asing semqakin cepat. Bahkan, seorang diterkemuka Jepang bernama Inoue Kaoru menganjurkan agar pakaian barat diterima sebagai pakaian tetap di Jepang. Sebenarnya sejak akhir zaman Bakufu kehidupan ala Eropa sudah dapat dilihat oleh masyarakat di sepanjang kota. Salah satu kehidupan ala Eropa pada zaman Bakufu itu adalah meluasnya pakaian kostum barat yang dipakai orang Jepang. Tetapi sebelum pamakaian kostum barat tersebut meluas di Jepang, pakaian orang Jepang hanya terdiri dari 2 (dua) potong. Karena begitu meluasnya kostum barat tersebut, sehingga pakaian kerja Jepang diganti dengan kostum barat karena dianggap lebih praktis. Serdadu adalah orang yang pertama-tama memakai pakaian ala Eropa. Karena sejak akhir zaman Bakufu, para serdadu itu sudah sering mengadakan latihan dan memerlukan pakaiaan yang praktis. Karena begitu meluasnya pemakaian kostum barat dalam kalangan. Masyarakat, pada zaman Meiji baik masyarakat biasa, pegawai pemerintah maupun kaisar mulai memakai
pakaian Eropa. Melihat keadaan tersebut sehingga pemerintah menetapkan undangundang bahwa pakaian seragam dan pakaian resmi harus menggunakan kostum ala Eropa. 2.3. Latar Belakang Munculnya Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji di Jepang Pada permulaan zaman Meiji yang dipimpin oleh Tenno yang pada saat itu masih sangat muda. Karena hal tersebut maka yang memegang kekuasaan pemerintahan adalah Samurai (shizoku) yang tersisa pada zaman pemerintahan Tokugawa. Karena samurai yang berkuasa dalam pemerintahan yang hanya mempentingkan golongan tertentu maka masyarakat yang mengalami ketidakmerataan keadilan sehingga kalangan pemuda terpelajar yang pernah belajar di Eropa maupun Amerika mengadakan pergerakan yang disebut pergerakan demokrasi. Pergerakan tersebut membentuk partai politik. Salah satunya Itagaki Taisuke yang membentuk partai politik (jiyu-to) yang didukung oleh para samurai dari Tosa di Shisoku, para pedagang kaya dan petani pembayar pajak. Partai lain yang dibentuk oleh Okuma Shigenobu yang memperoleh dukungan dari kalangan business. Kedua partai tersebut melakukan tiap-tiap pergerakan demokrasi dan sangat berpengaruh terhadap kepartaian Jepang sekarang.