BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

proses welding ( pengelasan )

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

STM 234 (2 SKS TEORI) SEMESTER GASAL

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB 1 PROSES PENGELASAN

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

BAB 8. Materi las acetylene

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

LAB LAS. Pengelasan SMAW

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar. Skema pengelasan TIG(tungsten inert gas) [1]

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

DASAR-DASAR PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

M O D U L T UT O R I A L

Persentasi Tugas Akhir

FM-UII-AA-FKU-01/R0. Fakultas : Teknologi Industri Jumlah Halaman : 28 Jurusan / Program Studi : Teknik Industri Kode Praktikum ` MESIN GERGAJI & LAS

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

KLASIFIKASI MESIN LAS BERDASARKAN POWER SOURCE

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

MACAM-MACAM CACAT LAS

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

Joining Methods YUSRON SUGIARTO

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Las.

PENGARUH HEAT TREATMENT

Matsushita Gobel Foundation

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

Melakukan Pekerjaan Las Busur Manual

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa

ANALISA PENGARUH PROSES PENGELASAN MIG TERHADAP DISTORSI SUDUT DAN KEDALAMAN PENETRASI PADA SAMBUNGAN BUTT-JOINT

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL

Transkripsi:

Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut Deustche Industry Normen(DIN), pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang terjadi dalam keadaan lumer atau cair, dengan kata lain pengelasan adalah penyambungan setempat dari dua logam dengan mengguanakan energi panas. Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi tanpa tekanan tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinu. II.2 Jenis- Jenis Pengelasan 1. Pengelasan Cair a. Las Busur Listrik (Electric Arc Welding) - Las Flash Butt (Flash Butt Welding) Flash butt merupakan metode pengelasan yang dilakukan dengan menggabungkan antara loncatan elektron dengan tekanan, di mana benda kerja yang dilas dipanasi dengan energi loncatan elektron kemudian ditekan dengan alat sehingga bahan yang dilas menyatu dengan baik. Gambar 2 : [6] Las Flash butt Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 5

Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 b. Las Elektroda Terumpan (Consumable Electrode) - Consumable electrode (elektroda terumpan) adalah pengelasan dimana elektroda las juga berfungsi sebagai bahan tambah. Las elektroda terumpan terdiri dari: Las MIG (Metal Inert Gas) Las Metal Inert Gas (MIG) atau las busur listrik adalah pengelasan dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus listrik dan menggunakan elektrodanya berupa gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gambar 3 : [17] Las MIG Las Listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW) SMAW (Shielded Metal Arc Welding) adalah proses pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik melalui ujung elektroda dengan pelindung berupa fluks atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan. Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 6

Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 Gambar 4 : [13] Pengelasan SMAW Las Busur Terpendam (Submerged Arc Welding/SAW) Prinsip dasar pengelasan ini adalah menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelehkan kawat pengisi lasan (filler wire), dalam pengelasan SAW ini cairan logam lasan terendam dalam fluks yang melindunginya dari kontaminasi udara, yang kemudian fluks tersebut akan membentuk terak las (slag) yang cukup kuat untuk melindungi logam lasan hingga membeku. Gambar 5 : [9] Pengelasan SAW Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 7

Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 2. Las Tahanan (Resistance Welding) a. Las Titik (Spot Welding) Pengelasan dilakukan dengan mengaliri benda kerja dengan arus listrik melalui elektroda, karena terjadi hambatan diantara kedua bahan yang disambung, maka timbul panas yang dapat melelehkan permukaan bahan dan dengan tekanan akan terjadi sambungan. Gambar 6 : [17] Las titik b. Las Kelim ( Seam Welding) Ditinjau dari prinsip kerjanya, las kelim sama dengan las titik, yang berbeda adalah bentuk elektrodanya. Elektroda las kelim berbentuk silinder. Gambar 7 : [17] Las Kelim Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 8

Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 c. Las Gas atau Las Karbit (Oxy-acetylene welding / OAW) Pengelasan dengan oksi - asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. II.3 Standar Oprasional Prosedur (SOP) Gambar 8 : [17] Las Karbit a. Pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) Las Busur Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau logam induk dan elektroda (bahan pengisi). Panas tersebut dihasilkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ).Untuk menentukan koefisien pencairan dan koefisien penambahan metal las pada produk lasan setelah dilakukan proses pengelasan SMAW dan untuk mengetahui parameter-parameter las terutama arus listrik pada alas listrik tangan/las elektroda terbungkus (SMAW) terhadap Heat Input (panas yang dipakai) dan produk lasan yang dihasilkan. b. Pengelasan SAW (Submerged Arc Welding) Merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dimana proses pengelasan ini adalah memanaskan dan mencairkan benda kerja dan logam pengisi atau elektroda oleh busur listrik yang ada diantara logam induk dan elektroda (logam pengisi). Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 9

c. Proses Las GMAW (Gas Metal Arc Welding) pengelasan yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai pelindung logam las saat proses pengelasan berlangsung agar tidak terkontaminasi dari udara lingkungan sekitar logam lasan, karena logam lasan sangat rentan terhadap cacat pengelasan. Gambar 9 : [9] Pengelasan GMAW d. Langkah-langkah pengelasan. - Menyiapkan pelat dan elektroda. - Memasang elektroda pada kutub positif atau negatif pada mesin las SMAW - Mensetting arus las SMAW e. Peralatan pengelasan : - Mesin Las listrik - Elektroda las - Helm/Kaca mata las - Sarung tangan - Meteran - Palu/martil - Sepatu - Werpack - Masker Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 10

II.4 Jenis Jenis Kampuh Las jenis kampuh yang dipilih berkaitan dengan metode pengelasan dan ketebalan pelat. Ideal sendi Menyediakan kekuatan struktural yang diperlukan dan kualitas tanpa perlu besar Volume bersama. Biaya las meningkat dengan ukuran sendi, dan masukan panas yang lebih tinggi akan menimbulkan masalah dengan kekuatan pengelasan. Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 11

Gambar 10: [19] Macam-macam sambungan kampus las II.5 Las Busur Tergantung pada pilihan shielding gas, temperatur yang berbeda diperlukan untuk menjaga plasma terionisasi. Argon, misalnya, lebih mudah untuk mengionisasi dari helium. Itu berarti bahwa las di helium atau helium-campuran gas menghasilkan drop tegangan tinggi dan panas tinggi masukan ke kolam las. Ketika pengelasan dengan elektroda habis, seperti pengelasan MIG / MAG, busur memiliki dua fungsi utama. Salah satunya adalah pasokan yang disebutkan di atas panas untuk melelehkan bahan; yang lain adalah transportasi bahan elektroda cair ke kolam renang las. Transfer droplet ini sangat tergantung pada kekuatan elektromagnetik dan tegangan permukaan di wilayah busur. Pasukan ini memiliki pengaruh besar pada perilaku pengelasan proses, dan memungkinkan seseorang untuk membedakan antara jenis busur yang berbeda. a. Semprot busur Pada saat ini tinggi, kekuatan magnet yang dihasilkan diarahkan ke bawah yang membantu droplet akan dibebaskan dari tegangan permukaan pada elektroda. Transfer tetesan ditandai dengan aliran tetesan kecil b. Busur pendek Pada saat ini lebih rendah memiliki efek sebaliknya. Kekuatan magnet yang lebih kecil dan juga diarahkan ke atas. Tetesan gantung di ujung elektroda cenderung meningkat dalam ukuran dan proses menjalankan risiko menjadi tidak stabil. Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 12

Sebuah cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menjaga panjang busur begitu singkat bahwa tetesan akan mencelupkan ke dalam kolam sebelum mereka memiliki tumbuh terlalu banyak. tegangan permukaan maka akan memulai transfer dari bahan meleleh. II.6 Standar Untuk Pengelasan penting adalah nilai-nilai terkait dari nilai arus, tegangan dan siklus. Lain informasi menarik ditampilkan pada label mencakup efisiensi dan faktor daya, tegangan rangkaian terbuka, dan kelas isolasi international Electrotechnical Commission (IEC) 974-1 memberikan rincian tentang bagaimana kekuasaan sumber harus diuji dan informasi apa yang akan ditampilkan pada label. Gambar 11 : [19] Spesifikasi Elektroda menetapkan tuntutan daya sumber tentang keselamatan listrik. Mendefinisikan prinsip-prinsip desain yang penting, rating dan pengujian peralatan untuk memastikan operasi yang aman. Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 13

II.7 Arus Pengelasan Arus adalah aliran pembawa muatan listrik, simbol yang digunakan adalah huruf besar I dalam satuan ampere. Pengelasan adalah penyambungan dua logam dan atau logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam tersebut, baik dengan atau tanpa tekanan serta ditambah atau tanpa logam pengisi yang dimaksud dengan arus paengelasan disini adalah aliran pembawa muatan listrik dari mesin las yang digunakan untuk menyambung dua logam dengan mengalirkan panas ke logam pengisi atau elektroda. Hubungan diameter elektroda dengan arus pengelasan menurut Howard BC,1998 dapat dilihat pada tabel. Tabel 1. [10] Hubungan Diameter Dengan Arus Pengelasan Diameter Elektroda (mm) Arus (Ampere) 2,5 60-90 2,6 60-90 3,2 80-140 4,0 150-190 5,0 180-250 Untuk arus muatan kutub langsung kawat lasnya negative, dan untuk muatan kutub terbalik kawat las positifnya. Hal-hal seperti ini terkadang sangat diperlukan untuk mengubah arah arus yang mengalir pada jaringan las. Ketika muatan listrik mengalir dari kutub negative (katoda) dari busur las ke benda kerja sistem ini adalah arus searah (DC) dengan sistem kutub terbalik. Gambar 12 : [1] Muatan Kutub Terbalik Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 14

Daerah pengaruh panas disebut HAZ (Heat Affected Zone), adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las selama pengelasan mengalami pemanasan dan pendinginan yang cepat Pembagian daerah lasan dapat dilihat pada gambar 12. Keterangan : Gambar 13 : [19] Pembagian Daerah Las 1. Weld Metal ( Logam Las) 2. Fusion Line ( Garis Penggabung ) 3. HAZ ( Daerah Pengaruh Panas ) 4. Logam Induk II.8 Kampuh V Tunggal Dan Ganda Salah satu yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengelasan adalah pembuatan kampuh las. Kampuh las berguna sebagai tempat pengisian logam pengisi (elektroda) yang ikut mencair. Bentuk kampuh sangat mempengaruhi efisiensi sambungan dan jaminan sambungan. Sambungan kampuh V dipergunakan untuk menyambung logam atau plat. Sambungan ini terdiri dari sambungan kampuh V tunggal dan sambungan kampuh V ganda dengan sudut kampuh antara 450-700. Kampuh V tunggal dan ganda. Pada dasarnya pemilihan bentuk kampuh menuju kepada penurunan pemasukan panas dan penurunan logam las pada tingkat harga terendah dan tidak menurunkan mutu dari sambungan. Gambar 14 : [19] Kampuh V Tunggal Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 15

Gambar 15 : [19] Kampuh V Ganda Ada 3 aturan dalam pemilihan sambungan dan kampuh: 1. Pemilihan sambungan yang memerlukan sedikit logam pengisi. 2. Penggunaan akar kampuh yang minimum dengan sudut yang sangat kecil agar dapat mengurangi jumlah logam pengisi. 3. Pada pelat yang tebal menggunakan kampu ganda untuk mengurangi logam pengisi. II.9 Standar Kualitas Pengelasan Lambung Kapal. Didalam pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi kapal, sangat mengkin terjadinya penyimpangan - penyimpangan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Penyimpangan tersebut terjadi dikarenakan kondisi penyiapan kampuh las yang kurang baik dan kesalahan pengelasan. Berikut ini beberapa toleransi yang masih diijinkan terhadap standart yang di tetapkan dalam pengelasan lambung kapal. a. Toleransi Bentuk Las Lasan. Tinggi, Lebar, Sudut Lasan. Bila hasil las membentuk sudut ( Ѳ ) Lebih dari 60 0, hal tersebut, harus di perbaiki dengan penggerindaan atau pengelasan pembentukan untuk membuat (Ѳ ) 60 0. Gambar 16 : [1] Toleransi Tinggi, Lebar dan Sudut lasan Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 16

b. Takik Las ( Undercut ) Las tumpul Untuk material yang digunakan adaah pelat kulit dan pelat hadap ( face Plate ). Batas toleransinya adalah d 0,8 Gambar 17 : [9] Toleransi Takik Las Tumpul Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 17

WELDNI G PROCESSES HANDBOOK 18 : Skema Pengelasan Sumber: Daftar Pustaka Gambar [19] Metode Pada Bagian Lambung Kapal Perintis 500 DWT 18