PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB II KERANGKA TEORI

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB 1 PROSES PENGELASAN

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

proses welding ( pengelasan )

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

PENGARUH DIAMETER FILLER DAN ARUS PADA PENGELASAN TIG TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENGELASAN Teknologi Pengelasan Pengelasan sebagai Kegiatan Komersial :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

PENGARUH HEAT TREATMENT

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Gambar. Skema pengelasan TIG(tungsten inert gas) [1]

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEKUATAN TARIK ALUMINIUM 5083 HASIL PENGELASAN GMAW POSISI 1G DENGAN VARIASI KUAT ARUS DAN DEBIT ALIRAN GAS PELINDUNG

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

KLASIFIKASI MESIN LAS BERDASARKAN POWER SOURCE

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Transkripsi:

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL Cahya Sutowo, Arief Sanjaya Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas dan menggunakan bahan tambah atau elektroda yang dipanaskan sehingga mempunyai kekuatan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hasil pengelasan yang berbeda yaitu pengelasan GTAW ( gas tungsten arc welding ) dan pengelasan SMAW ( shield metal arc welding ) pada pelat baja SA 516 terhadap kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro. pelat baja SA 516 adalah pelat baja standar America dari ASME yang termasuk baja karbon rendah dengan nilai carbon 0,17. proses pengelasan yang dilakukan peneliti menggunakan pengelasan manual. heat input yang digunakan pada pengelaan GTAW 1709J / mm dan SMAW 1636J / mm. Pada hasil pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih tegangan tarik maksimum sebesar 6,62 N/mm 2 (6,62MPa), selelisih tegangan yield adalah 17,83 N/mm 2 (17,83MPa) lebih tinggi pengelasan GTAW serta pada elongasi pengelasan GTAW lebih tinggi dengan selisih 2,09% dibandingkan pengelasan SMAW, kekerasan pengelasan GTAW tidak terlalu jauh dengan hasil pengelasan. 1. PENDAHULUAN Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada penelitian ini pengelasan yang digunakan las GTAW (Gas tungsten arc welding) dan SMAW ( Shield Metal Arc Welding ). Hal ini sangat erat hubungannya dengan arus listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas.maka dari itu untuk mengusahakan terhadap hasil pengelasan yang baik dan berkualitas maka perlu memperhatikan sifat-sifat bahan yang akan dilas. Untuk itu penelitian tentang pengelasan sangat mendukung dalam rangka memperoleh hasil pengelasan yang baik. Terwujudnya standar-standar yang teknik pengelasannya akan membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang akan dilas. Untuk dapat mengetahui pengaruh hasil pengelasan las GTAW dan SMAW pada pelat baja SA 516 terhadap uji tarik, kekerasan dan struktur mikro dari pengelasan maka perlu dilakukan pengujian terhadap benda uji hasil dari pengelasan 2. LANDASAN TEORI 2.1.GTAW ( Gas tungsten arc welding ) Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert Gas ( TIG ) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik ( Arc Welding ) yang menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai penghantar arus listrik untuk 8

menghasilkan las. Skema dari GTAW dapat dilihat dalam Gambar 1.Proses pengelasan GTAW yang menggunakan tungsten elektroda tidak terumpan ( non consumable ) untuk menghasilkan las. Daerah las dilindungi Gas pelindung yang biasa digunakan pada GTAW adalah gas mulia Argon (Ar) dan Helium (He), atau campuran keduanya. fungsi utama dari gas pelindung adalah melindungi logam las dari kontaminasi udara luar, disamping itu juga sebagai fluida pendingin elektrode tungsten. Argon adalah gas mulia yang stabil, sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Argon sebagai gas pelindung membuat busur lebih stabil dan percikan berkurang. Argon lebih mudah mengion atau terionisasi dibandingkan dengan Helium, sehingga Argon dapat diangggap sebagai konduktor listrik. Konduktivitas panas Argon rendah, menyebabkan pengaliran panas melalui busur lambat. oleh sebeb itu flow rate yang digunakan untuk pengelasan GTAW 7-16 L/min. Helium merupakan gas mulia yang tidak mudah bereaksi dengan unsur lainnya. Kondukivitas panas Helium lebih tinggi dari Argon, sehingga pemindahan panas melalui busur lebih besar, akibatnya Helium lebih cocok untuk proses pengelasan logam yang lebih tipis, dan logam yang mempunyai konduktivitas panas yang tinggi seperti alumunium, tembaga, magnesium, dll. Tegangan busur lebih tinggi jika menggunakan Helium dan banyak terjadi percikan serta penetrasi yang dihasilkan dangkal. flow rate yang digunakan pada pengelasan GTAW 14-24 L/min.GTAW mampu menghasilkan lasan berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam mampu las. Dalam Hal ini disebabkan pengelasan menggunakan las GTAW banyak sekali dibutuhkan tidak hanya untuk pengelasan baja karbon saja melainkan juga digunakan untuk pengelasan stainless steel maupun alumunium. Gambar 1. Skema Pengelasan GTAW (Gas tungsten arc welding) 9 Gambar 2. Komponen Las GTAW (Gas tungsten arc welding) 91 Welding hand book.welding processes.1991.america.hal 75-76 9

2.2.SMAW ( Shield Metal Arc Welding ) SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Didalam pengelasan SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung didalam hasil las-lasan. Proses pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 0 C, sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Berdasarkan jenis arus-nya, pengelasan ini dibagi atas arus AC dan DC, dimana arus DC dibedakan atas Straight polaritypolaritas langsung dan Reverse polarity - polaritas terbalik. Sedang mesin lasnya terbagi atas dua jenis yaitu constant current - arus tetap dan constant voltage - tegangan tetap, dimana pada setiap pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur yang membesar akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan serta pada busur yang memendek akan meningkatkan arus dan menurunkan tegangan. 2 Gambar 3. Bentuk Rangkaian Las SMAW 9 Gambar 3. Prinsip Dasar Las SMAW 9 Welding hand book.welding processes.1991.america.hal 45 10

3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dilakukan di penelitian ini adalah metode eksperimental dengan mengadakan pengelasan di beberapa titik pada pelat baja SA 516 dengan pengelasan SMAW dan GMAW dimana proses selanjutnya dilakukan pengujian uji komposisi kimia, uji tarik dan uji kekerasan pada pelat baja tersebut. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Data Hasil Heat input Tabel 1. Hasil Record Pengelasan Rata-rata Jenis Volt Ampere Kecepatan Heat input Pengelasan pengelasan GTAW 12 146 65,8mm/min 1709 J/mm SMAW 24,4 102,6 99,5mm/min 1636 J/mm 4.2.Data Hasil Pengujian Tarik Tabel 2.Hasil Pengujian Tarik Pada Benda Uji Las no Benda uji las Luas penampang A 0 Perubahan panjang L Luas pada patahan A I Gaya hasil tarik maksimum Fm 1 GTAW 243,52mm 2 17,85mm 102,09mm 2 137,5 kn 2 SMAW 241,93mm 2 16,60mm 96,80mm 2 135 kn 4.3.Kekuatan Tarik Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Tarik Tegangan tarik Tegangan Jenis Las u yield 0,2% N/mm 2 N/mm 2 (MPa) (MPa) GMAW 564,63 431,17 (564,63) (431,17) SMAW 558,01 413,34 (558,01) (413,34) elongasi (%) Reduksi Penampang (%) 29,75 58,07 27,66 59,98 4.4. Analisis Hasil Pengujian Tarik a. Tegangan tarik (σu) Nilai tegangan tarik maksimum las GTAW lebih tinggi tegangan tariknya yaitu sebesar 564,63 N/mm 2 (564,63MPa) dengan las SMAW yang sebesar 558,01 N/mm 2 (558.01MPa), selisish tegangan tarik maksimum pada hasil benda uji las GTAW dan SMAW adalah 6,62 N/mm 2 (6,62MPa). b. Tegangan yield metode offset 2% (σ o,2 ). Hasil benda uji las GTAW lebih tinggi sebesar 431,17 N/mm 2 (431,17MPa) sedangkan tegangan yield las SMAW sebesar 413,34 N/mm 2 (413,34MPa). Selisih tegangan yield antara las GTAW dan las SMAW sebesar 17,83 N/mm 2 (17,83MPa). 11

c. Elongasi (e) Hasil nilai elongasi las GTAW lebih besar dengan nilai 29,75% dan elongasi las SMAW yang nilainya 27,66%, selisih elongasi pada benda uji las GTAW dan las SMAW tersebut adalah 2,09%. d. Reduksi (q) Reduksi las SMAW sebesar 59,98 % dari hasil pengujian tariknya, dan reduksi benda uji las GTAW sebesar 58,07 %. Selisih reduksi las SMAW terhadap GTAW sebesar 1,91%. 4.5. Hasil Uji Kekerasan (Vickers) Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan Vickers benda uji las GTAW dan las SMAW Posisi Kekerasan Mikro Vickers (HVn) Rata-rata Keterangan Base Metal A HAZ B Daerah Lasan HAZ D Base Metal B GTAW SMAW GTAW SMAW 189,0 165,8 189,0 165,8 189,0 165,8 189,0 165,8 220,6 200,6 220,6 200,6 220,6 200,6 220,6 200,6 256,0 207,3 256,0 207,3 256,0 207,3 256,0 207,3 231,8 184,0 231,8 184,0 231,8 184,0 231,8 184,0 189,0 175,3 189,0 175,3 189,0 175,3 189,0 175,3 Mikro Vickers Beban 200 gf Indentor Intan 4.6. Analisis Hasil Pengujian Kekerasan a. Daerah HAZ B pada uji kekerasan benda uji las GTAW dan uji kekerasan las SMAW yang sudah dirata-ratakan, harga uji kekerasan benda uji las GTAW sebesar 220,06 HVn dan benda uji harga kekerasan las SMAW 200,6 HVn. Pada benda uji las GTAW lebih keras dibandingkan las SMAW. mungkin dikeranakan pada benda uji las GTAW mendapat penyerapan panas lebih cepat akibat dari heat input yang besar pada tabel 4.2. 2. Daerah logam las pada benda uji hasil kekerasan las GTAW mendapat hasil kekerasannya 256,0 HVn jauh lebih keras dibandingkan pada benda uji hasil uji kekerasan las SMAW sebesar 207,6 HVn. penyebab hasil uji kekerasan pada las GTAW jauh lebih keras dibandingkan uji kekerasan SMAW, dikarnakan pada komposisi kimia elektroda las GTAW 12

kandungan silicon dan mangan lebih besar serta heat input pada proses pengelasan lebih besar dibandingkan elektroda dan heat input las SMAW. 3. Daerah HAZ D yang setelah mendapat hasil kekekrasan pada benda uji las GTAW harga kekerasannya sebesar 231,8 HVn dan harga kekerasan pada las SMAW sebesar 184,0 HVn. Penyebab kekerasan pada HAZ D pada uji kekerasan las GTAW lebih keras nilai harga kekerasanya dibandingkan uji kekersasan las SMAW mungkin pada daerah HAZ D pada las GTAW penyerapan panas akibat heat input dari proses pengelasan yang diterima lebih cepat terserap pada ke base metal 2. 4. Daerah base metal B harga kekerasan las GTAW sebesar 189,0 HVn dan harga kekerasan las SMAW sebesar 175,3 HVn. harga kekerasan pada las GTAW lebih besar mungkin dikarenakan perambatan panas dari heat input yang lebih besar dari las SMAW 4.7. Hasil Pengujian Struktur Mikro Ferrit pearlite Gambar 4. Struktur Mikro benda uji las GTAW Pada Daerah Base Metal A ferrit bainit Gambar 5. Struktur Mikro Benda Uji Las GTAW Pada DaerahHAZ B bainit martensit ferrit Gambar 6. Struktur Mikro Pada Benda Uji Las GTAW Daerah Logam Lasan Ferrit bainit 13

Gambar 7. Struktur Mikro Pada Benda Uji Las GTAW Pada DaerahHAZ D Ferrit pearlit Gambar 8. Struktur Mikro Benda Uji Las GTAW Pada DaerahBase metal B Ferrit pearlite Gambar 9. Struktur Mikro Benda Uji Las SMAW Pada DaerahBase Metal A Ferrit widmastatten ferrit Gambar 10 Struktur Mikro Benda Uji Las SMAW Pada Daerah HAZ B Martensit ferrit perlite Gambar 11 Struktur Mikro Pada Benda Uji Las SMAW Pada Daerah Logam Las Bainit ferrit 14

Gambar 12 Struktur Mikro Pada Benda Uji Las SMAW Pada Daerah HAZ D Ferrit pearlite Gambar 13 Struktur Mikro Pada Benda Uji Las SMAW Pada Daerah Base Metal B Analisis Hasil Pengujian Metalografi Struktur Mikro. a. Daerah base metal A pada benda uji las GTAW dan las SMAW terdapat butiran ferrit dan butiran pearlite. Butiran ferrit dan pearlite akan tampak pada baja karbon rendah dikarnakan ferrit adalah besi dan pearlit adalah karbon. b. Pada daerah HAZ B adalah daerah yang terpengaruh panas, benda uji las GTAW terlihat butiran ferrit dan bainit. Sedangkan pada benda uji las SMAW terlihat butiran ferrit dan ferrit widmanstatten. butiran bainit cenderung lebih keras dibandingkan dengan ferrit widmanstaatten. c. Pada daerah logam las adalah daerah dimana pencairan elektroda akibat heat input. pada daerah logam las butiran yang terlihat pada las GTAW adalah ferrit, bainit dan martensit yang kasar dikarnakan pada daerah logam las adanya pendinginnan yang cepat akibat terserapnya masukan panas dari heat input ke daerah HAZ B dan HAZ D yang menimbulkkan butiran maretensit. sedangkan pada las SMAW hanya terdapat ferrit, pearlit dan martensit yang halus. halusnya butiran-butiran mempengaruhi kekerasan namun pada butiran-butiran yang terlihat agak kasar justru lebih keras dibandingan yang halus hal tersebut terbukti pada uji kekerasan d. Daerah HAZ D pada las GTAW terlihat butiran bainit dan ferrit agak sedikit kasar. Pada daerah HAZ D pada las SMAW juga terdapat butiran ferrit dan Bainit yang halus. terlihatnya butiran bainit pada benda uji las GTAW yang lebih kasar dari pada bainit benda uji las SMAW karena pendinginan cepat yang terserap pada daerah base metal B. e. Struktur mikro yang terlihat pada daerah base metal B pada benda uji las GTAW dan benda uji las SMAW terlihat butiran ferrit dan pearlit. butiran pearlit adalah karbon teradi karena pendinginan lambat, butiran pearlite lebih keras dibandingkan butiran ferrit. 15

5.1.KESIMPULAN 1. Pada hasil pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih tinggi dibandingkan pengelasan SMAW dengan selisih tegangan tarik maksimum sebesar 6,62 N/mm 2 (6,62MPa), seleisih tegangan yield adalah 17,83 N/mm 2 (17,83MPa) lebih tinggi pengelasan GTAW serta pada elongasi pengelasan GTAW lebih tinggi dengan selisih 2,09% dibandingkan pengelasan SMAW, namun pada reduksi hasil pengelasan SMAW lebih tinggi dibandingkan hasil pengelasan GTAW dengan selisih 1,91%. dari pengujian tarik hasil pengelasan GTAW lebih kuat dibandingkan hasil pengelasan SMAW terhadap pelat baja SA 516. 2. Pada pengujian kekerasan hasil pengelasan GTAW lebih besar harga kekerasannya pada daerah base metal A harga kekerasan 189,0 HVn, HAZ B harga kekerasan 220,6 HVn, logam las harga kekerasan 256,0HVn dan HAZ D 231,8 HVn dan base metal B dengan harga 189,0 HVn dibandingkan hasil pengelasan SMAW dengan harga kekerasan pada daerah base metal A 165,8 HVn, daerah HAZ B 200,6 HVn, logam las 207,6 HVn, daerah HAZ D 184,0 HVn dan pada base metal B harga kekerasanya 175,3 HVn. penyebab harga kekerasan hasil pengeasan GTAW lebih keras dibandingkan harga kekerasan hasil pengelasan SMAW mungkin dikarenakan penyerapan dan perambatan pada masukan panas dari heat input yang lebih besar pengelasan GTAW. 3. Hasil penelitian pengujian striktur mikro pengelasan GTAW terlihat butirannya lebih kasar dan pengelasan SMAW terlihat butiranya lebih halus. penyebab butiran halus dan kasarnya butiran tergantung pada masukan panas dari heat input serta pendinginannya. 4. Setelah pengujian kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro hasil pengelasan GTAW lebih kuat dan keras serta lebih getas dibandingkan hasil pengelasan SMAW terhadap pelat baja SA 516. 5.2.SARAN 1. Dalam Proses pengelasan harus menggunakan robot welding agar dalam hasil proses pengelasan biasa lebih baik dan maksimal. 2. Perlunya perlakuan panas ( heatretment ) setelah hasil pengelasan agar kekerasan rata DAFTAR PUSTAKA 1. An internasional code 2010 asme boiler sect IIA dan Pressure Vessel code 2. Djafri, Sriati..Terjemah dari Manufacturing Proceses. 1983.Jakarta. Erlangga. 3. http : //taryza.wordpress.com/2008/06/30/hello-world/ 4. http : //www.scribd.com/doc/31678074/smaw-dan-gtaw 5. http : //nadhifosakaeng.blogspot.com/ 6. Kobelco Welding Handbook. Welding Consumables and Processes. 2008. Japan 7. Miller electric MFG. 2008, Guiledelines for gas tungsten arc welding (GTAW) 8. Welding hand book.welding processes.1991.america 9. Wiryosumarto, Harsono, Prof, Dr,Ir.Okumura,Toshie,Prof,Dr.2000, Teknologi Pengelasan, ajkarta, Paramita 16