BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotip dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotip, lama penyinaran, dan suhu. Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis. Cekaman air (kelebihan dan kekurangan), cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman. Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan (waktu dan takaran), pengairan dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. (Andi M. Takdir, 2013) Kajian Tugas Akhir ini membahas Penampilan Karakter Tetua Jagung dan fase pertumbuhan jagung dalam kaitannya dengan upaya perakitan varietas. 2.2 Syarat Tumbuh Curah hujan ideal sekitar 85 200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Membutuhkan radiasi matahari yang cukup,
suhu optimum antara 230 C 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus. Namun tanah yang gembur, ph tanah antara 5,6 7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik. Curah hujan adalah salah satu faktor utama yang dapat mempercepat proses pertumbuhan, karena air adalah bahan utama proses fotosintesis. Dari data curah hujan yang diperoleh maka karakter dan sifat benih ini dapat lihat dengan beberapa keunggulan benih yang bisa tumbuh pada tanah liat, pada saat pertumbuhan galur G.180 tidak bisa kelebihan air kalau kelebihan air tanaman ini akan terlihat menguning daunnya, sementara galur MR.14 tidak nampak kerusakannya pada saat kelebihan maupun kekurangan air. Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman jagung menghendaki air yang cukup, terutama pada stadia pertumbuhan awal dan stadia pembungaan hingga pengisian biji. Pada masa pertumbuhan jagung kebutuhan air tidak begitu tinggi dibandingkan waktu berbunga membutuhkan air yang banyak. Pada musim kemarau jagung mendapat intensitas cahaya yang cukup tetapi ketersediaan air jadi faktor utama pembatas bagi pertumbuhan dan produksi jagung. Distribusi curah hujan yang merata selama pertumbuhan jagungakan memberikan hasil yang baik. Distribusi curah hujan yang tidak teratur didaerah tropis akan menyebabkan kekeringan. Kebutuhan air pada tanaman jagung berdasarkan curah hujan di perkirakankuran lebih 200 mm per bulan (Sutoro et al., 1988). 2.3 Defenisi Galur dan Galur murni Galur yakni dibentuk melalui perkawinan sekerababat secara terus menerus. Galur galur akan paling cepat terbentuk apabila suatu spesies dapat melakukan selfing (perkawinan sendiri) biasanya pada generasi ke-6 atau ke-7 setelah selfing berulang ulang. Semakin dekat hubungan kekerabatannya, semakin cepat galur galur terbentuk.
Galur murni adalah merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Pure Line artinya (relatif hampir) semua gennya homosigot. Galur murni dapat dibuat dengan cara penyerbukan / pembuahan sendiri (selfing). Tanaman yang heterosigot kalau di selfing terus menerus sampai 6 7 generasi akan menjadi homosigot untuk semua gennya. (Idrus, 2013) 2.4 Deskripsi Pertumbuhan Galur Murni G.180 dan MR.14 Pertumbuhan kedua galur yang berbeda ini bisa dibedakan pada tanaman berumur 14 hari, pada umur 14 hari tanaman galur murni ini dapat dilihat dari sifat fisik tanaman nampak sekali terlihat nyata bahwa galur murni G.180 daunnya lebih panjang, warna daun hijau muda, diameter batang kecil. Kalau galur murni MR.14 daunnya warna hijau tua, daunnya tebal dan lebar, diameter batang besar. Faktor faktor yang mempengaruhi tidak seragamnya keluar malai pada galur G.180 berdesarkan perbedaan waktu tanam adalah : a. Perkecambahan atau munculnya kecambah tidak serempak karena kualitas benih yang kurang baik, kedalaman biji tidak seragam atau kelembaban tidak merata. b. Keragaman kesuburan tanah. c. Kelebihan air pada fase pertumbuhan awal. d. Kekeringan sebelum berbunga e. Serangan hama, seperti lalat bibit atau hama lainnya. Mencabut malai harus bekerja setiap hari untuk mencegah tidak adanya tepungsari masak sebelum dicabut. (Idrus, 2013) 2.5 Faktor faktor yang Mempengarui Pertumbuhan Karakter yakni : a. Waktu tanam
Waktu tanam untuk tetua betina empat barisan ditanam secara bersamaan dengan tetua jantan, tetua jantan yang di maksud adalah tetua jantan yang ditanam pada barisan pinggir tetua betina. Dan pada selang dua hari setelah tetua betina dan tetua jantan ditanami dengan jumlah barisan yang berbeda maka ditanami lagi tetua jantan pada barisan luar tanaman petakan. Kalau ditanam bersamaan ada kemungkinan galur di saat pembungaan membutuhkan serbuk bunga jantan untuk kawin tapi serbuk bunga jantan sudah habis jadi dilakukan perbedaan waktu tanam dengan selang dua hari untuk benih. b. Pemupukan Pupuk adalah salah satu unsur penting dalam proses budidaya pertanian. Namun, saat ini penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak sifat, kimia, dan biologi tanah. Keadaan ini akan merugikan baik untuk ekosistem alam maupun kesejahteraan petani. Karena penggunaan pupuk kimia yang terus menerus meningkat jumlahnya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan, hampir semua kotoran hewan dapat digunakan sebagai pupuk kandang. Kotoran kambing, kuda, sapi dan ayam yang paling sering digunakan. Selain berbentuk padat pupuk kandang juga dapat berbentuk cair yng berasal dari kencing hewan (urine) Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa sisa kotoran hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi sehingga dijadikan sebagai sumber hara bagi tanaman. Dengan demikian pupuk kandang dan pupuk hijau yang mengalami proses fermentasi merupakan bagian dari kompos. Berikut beberapa kegunaan kompos :
1. Memperbaiki struktur tanah agar menjadi gembur 2. Memperkuat daya ikat agregat tanah berpasir 3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air 4. Memperbaiki drainase dan pori pori dalam tanah 5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara 6. Membantu dekomposisi bahan mineral 7. Menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme yang menguntungkan. (Idrus, 2013) c. Penampilan dan Karakter Benih Penampilan pada tanaman umumnya dapat dilihat secara visual sedangkan karakter adalah sifat dari tanaman baik yang dapat dilihat secara kasat mata maupun menggunakan alat. Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh tanaman, benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli mengakar, melengket pada tanaman, benda atau individu tersebut, serta merupakan mesin yang mendorong bagaimana tanaman itu bisa berkembang dan merespon hal yang ada disekitar tanaman tersebut. (Kertajaya, 2010) Benih merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Benih adalah faktor yang penting pada rangkaian budidaya tanaman karena merupakan awal kehidupan tanaman, sehingga untuk mendapatkan produksi yang tinggi perlu digunakan benih yang bermutu tinggi pula. Kemurnian benih merupakan faktor penting yang harus diperhatikan sejak dilapangan (pertanaman) sampai pengeringan dan tempat pemrosesan benih. Jagung adalah tanaman menyerbuk silang. Oleh Karena itu lapangan kontaminasi genetik mudah terjadi akibat
penyerbukan bebas. Untuk menjaga kemurnian benih suatu varietas diperlukan pemahaman tentang karakteristik varietas tersebut. Tanaman jagung menghasilkan tepungsari berlimpah, tiap putik mempunyai peluang untuk diserbuki lebih dari 1000 tepungsari. Keberhasilan produksi benih jagung hibrida sangat tergantung pada produksi tepungsari tetua jantan dan sinkronisasi keluarnya tepungsari dengan keluar rambut tongkol tetua betina. Pada umumnya umur berbunga benih galur G.180 lebih lambat daripada benih galur MR.14 sehinggga waktu tanam tetua dan tetua sangat menentukan sinkronisasi berbunga. Dari dua jenis galur murni yang di budidayakan dengan perbedaan waktu tanam maka parameter pengukurannya adalah meliputi tinggi tanaman, diameter batang, waktu berbunga, jumlah tongkol per rumpun, dan panjang tongkol.