BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB II LANDASAN TEORI

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

TUGAS AKHIR NOVITA PRASASTI GRACELYA SIANTURI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

PERENCANAAN PRODUKSI

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membuat keputusan yang baik

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK (DALAM RUPIAH) DI PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN UNTUK TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH AIR MINUM YANG DISALURKAN PDAM SIMALUNGUN UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR LASRI AFRIANYTA SIRAIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Peramalan (Forecasting)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

TEORI RAMALAN. Kelompok Riki oktavianus. 2. hafiz muliyanto. 3. rizky mardinoto

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

Transkripsi:

BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkan suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peran peramalan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadi suatu peristiwa sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi di masa akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan atas bermacammacam cara yang dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kwantatif apa yang terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan

pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat atau disusun. 2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan Sering terdapat senjang waktu ( Time Lag ) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ( Lead Time ) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam situasi diatas peramalan sangat diperlukan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Dalam perencanaan disuatu instansi baik itu pemerintahan maupun swasta, peramalan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Dimana baik maupun buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian instansi, karena waktu tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Kegunaan dari suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Apabila keputusan yang diambil kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena masalah pengambilan keputusan merupakan masalah yang selalu dihadapi maka peramalan juga merupakan masalah yang selalu dihadapi karena peramalan berkaitan dengan pengambilan suatu keputusan.

Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh metode yang digunakan juga ditentukan oleh baik tidaknya informasi maupun data yang digunakan atau ketepatan ramalan yang dibuat. Selama data maupun informasi yang digunakan tidak dapat maka hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya akan ketepatannya. Oleh karena itu, ketepatan dari ramalan tersebut merupakan hal yang sangat penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting diperhatikan adalah untuk memperkecil kesalahannya tersebut. Di dalam bagian Organisasi terdapat beberapa peran penting dalam peramalan : 1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas, personalia, dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu adalah ramalan tingkat permintaan konsumennya atau si pelanggan, bahan, tenaga kerja, finansial atau jasa pelayanan. 2. Penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja baru atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa yang akan datang.

3. Penentuan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka waktu panjang. Keputusan semacam ini bergantung kepada kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya finansial, manusia, produk, dan teknologi.semua penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang tepat. Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan, namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari kegunaan peramalan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam mengadakan analisis terhadap data dari masa lalu. Sehingga dengan metode peramalan akan memberikan cara pemikiran, pengerjaan yang teratur dan terarah serta perencanaan yang sistematis hingga memberikan ketepatan hasil analisis. 2.3 Jenis Peramalan Berdasarkan sifatnya, teknik peramalan dapat dibagi dalam 2 kategori utama yaitu : 1. Peramalan Kwalitatif atau Teknologis peramalan Kwalitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kwalitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, pendapat dan pengetahuan serta

pengalaman dari orang-orang yang menyusunnya. metode kwalitatif dapat dibagi menjadi 2 yaitu : metode eksploratoris dan normative. 2. Peramalan Kwantitatif Peramalan Kwantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kwantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. karena dengan metode yang berbeda akan diperoleh suatu hasil peramalan yang berbeda pula. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan keyakinan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti prosedur penyusunan yang baik. Metode kwantitatif dapat dibagi dalam deret berkala ( time series ) dan metode kausal. Peramalan kwantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi yaitu : 1. Adanya informasi tentang masa lalu 2. Informasi tersebut dapat dikwantitatifkan dalam bentuk data. 3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Metode-metode peramalan dengan analisis deret waktu yaitu : 1. Metode Pemulusan Ekponensial dan Rata-rata Bergerak Sering digunakan untuk ramalan jangka pendek dan jarang dipakai untuk peramalan jangka panjang.

2. Metode Regresi Metode ini bisa digunakan untuk ramalan jangka menengah dan jangka panjang. 3. Metode Box-Jenkins Jarang dipakai, namun baik untuk ramalan jangka pendek, menengah dan jangka panjang 2.4. Jenis Jenis Metode Peramalan 2.4.1 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama-tama perlu diketahui ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambilan keputusan dan analisis keadaan dalam mempersiapkan peramalan. Ada enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan yaitu : 1. Horizon Waktu Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan yaitu : cakupan waktu dimasa yang akan datang daan jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan. 2. Pola Data Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan.

3. Jenis dari Model Model-model merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola. Model-model perlu diperhatikan karena masing-masing model mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan. 4. Biaya yang Dibutuhkan Umumnya ada 4 (empat) unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur peramalan yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan metode peramalan. 5. Ketepatan Metode Peramalan Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. 6. Kemudahan dan Penerapan Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan suatu prinsip umum bagi pengambilan keputusan. 2.4.2 Analisis Deret Berkala Data berkala ( time series ) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu. Analisis data berkala memungkinkan untuk mengetahui perkembangan suatu atau beberapa kejadian serta hubungan kerja lainnya.

Metode time series merupakan metode peramalan kwantitatif didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan variable waktu. Tujuan time series ini mencakup meneliti pola data yang digunakan untuk meramalkan apakah data tersebut stationer atau tidak dan ekstrapolasi ke masa yang akan datang. Stationer itu sendiri berarti bahwa tidak terdapat pertumbuhan/penurunan data. Data secara kasar harus horizontal sepanjang waktu dengan kata lain fluktuasi data tetap konstan setiap waktu. 2.4.3 Penentuan Pola Data Hal penting yang perlu diperhatikan dalam metode deret berkala adalah menentukan jenis pola data historisnya. Sehingga pola data yang tepat dengan pola data historis tersebut dapat diuji, dimana pola data umumnya dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Pola Horizontal ( H ) Pola ini terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata yang konstan. 2. Pola musiman ( S ) Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodic dalam deret waktu. pola yang ini terjadi bial suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya kwartal tahun tertentu, bulanan atau hari-hari pada minguminggu tertentu. 3. Pola Siklis ( C )

Pola data yang menunjukkan gerak naik turun dalam jangka panjang dari suatu kurva trend. terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis. 4. Pola Trend ( T ) Pola yang menunjukkan kenaikan atau penurunan jangka panjang dalam data. 2.5 Metode Pemulusan ( Smoothing ) Metode Smothing adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan terhadap masa lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada beberapa tahun kedepan. Secara umum Metode Smoothing diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Metode Rata-Rata Metode rata-rata dibagi atas empat bagian, yaitu : a. ilai tengah ( Mean ) b.rata-rata bergerak tunggal ( Single moving Average ) c. Rata-rata bergerak ganda ( Double Moving Average ) d.kombinasi rata-rata bergerak lainnya. Metode rata-rata tujuannya adalah untuk memenfaatkan data masa lalu untuk mengembangkan suatu sistem peramalan pada periode mendatang. 2. Metode Pemulusan Eksponensial Bentuk umum dari metode pemulusan ekponensial adalah :

Ft+1 = αxt + (1- α) Ft Dimana : F t+1 = Ramalan 1 Periode Kedepan Xt = Data Aktual pada periode ke-t Ft α = Ramalan pada periode ke-t = Para meter pemulusan Metode smooting eksponensial terdiri atas : 1. Smoothing eksponensial tunggal a. Satu parameter b. Pendekatan adaptif 2. Smoothing Exponensial Ganda a. Metode linier satu parameter dari Brown b. Metode dua dari Holt 3. Smoothing Exponensial Tripel a. Metode kuatratik satu parameter dari brown b. Metode tiga parameter untuk kecendrungan dan musiman dari Winter 4. Smoothing Exponensial menurut klasifikasi Pegels 2.5.1 Metode Smooting Yang Digunakan Untuk mendapatkan hasil yang baik harus diketahui cara peramalan yang tepat. Maka metode peramalan analisis time series yang digunakan untuk meramalkan nilai penjualan energy listrik pada pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan

Metode Smoothing Eksponensial yaitu Smoothing Eksponensial Satu Parameter dari Brown. Metode ini merupakan metode yang dikemukakan oleh Brown. Dasar pemikiran dari metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter dari Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Persamaan yang dipakai dalam persamaan Pemulusan Eksponensial Linier Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut : S' t = α X t + ( 1 α ) S' t 1 S'' t = α S' t + ( 1 - α ) S'' t 1 a t = S' t + ( S' t - S'' t ) = 2 S' t - S'' t b t = α ( S' t - S'' t ) 1 α F t+ m = a t + b t m Dimana : dimana : m = Jumlah periode didepan yang diramalkan S' S'' α = ilai eksponensial smoothing tunggal = ilai eksponensial smoothing ganda = Parameter Pemulusan Eksponensial a t, b t = Konstanta pemulusan

F t+ m = Hasil peramalan untuk m periode ke depan yang akan diramalkan. 2.6 Ketepatan Ramalan Ketepatan ramalan adalah satu hal yang mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Ketepatan dipandang sebagaai kreteria penolakan untuk memilih suatu metode ramalan. Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan. Beberapa Kreteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan antara lain : 1.M E ( Mean Error ) / ilai Tengah Kesalahan ME t= = 1 e t 2. M S E ( Mean Square Absolut Error ) / ilai Tengah Kesalahan Kuadrat MSE t= = 1 e 2 t 3. M A E (Mean Absolut Error) / ilai Tengah Kesalahan Absolut

MAE t= = 1 e t 4. S S E (Sum Square Error) / Jumlah Kuadrat Kesalahan SSE = 2 e t t= 1 5. S D E (Standard Deviation Of Error) / Devisi Standar Kesalahan SDE = t= 1 e 2 t 6. M A P E (Mean Absolut Pencentage Error) / ilai tengah Kesalahan Persentase Absolut MAPE t= = 1 PE t 7. M P E (Mean Percentage Error) / nilai Tengah Kesalahan Persentase MPE t= = 1 PE t Dimana :

et = Xt Ft (kesalahan pada period eke-t) Xt = data aktual pada periode ke-t Ft = ilai ramalan pada periode ke-t = banyaknya periode waktu ( kesalahan persentase pada periode ke-t ) Metode Peramalan yang dipilih adalah metode peramalan yang memberikan nilai M S E yang terkecil. BAB 3 SEJARAH TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada presiden.adapun sejarah BPS di Indonesia terjadi 4 ( empat ) masa pemerintahan di Indonesia antara lain : 3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada masa hindia belanda ini Kantor Statistik pertama didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan ( Directur Van Landbouw ijerverheid en Handle ). Pada bulan Februari 1920 yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan maret 1923 dibentuk suatu komisi yang bernama komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, Komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang dimuat di dalam Laporan Indonesia yag sebelumnya disebut laporan kolonial.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan Center Kantor Voor De Statistiek (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan Mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen ( IUA ) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai. Kantor pusat statistik selain mencakup bidang administrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Perdagangan, Statistik Pertanian, Statistik Kerajinan, Statistik Konjungtor, Statistik Sosial. Kegiatan statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijaksanaan yang ditempuh oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang merupakan sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia. 3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang Pada bulan Juli 1994 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer. Pada masa ini juga Cks diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu. 3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia Seelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditandatangani oleh lembaga uatu instansi baru yang sesuai dengan

suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum republik Indonesia ( KPPURI ). Tahun 1946 Kantor KPPURI dipindahkan ke Yokjakarta sebagai sekuensi dari perjanjian Linggar Jati. Sementara itu pemerintahan Belanda ( ICA ) di Jakarta menggaktifkan kembali CKS. Perkembangan berikutnya KPPURI bedasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 no.219/s.c KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik ( KPS ) dan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Kemakmuran. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI o.172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. 3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang Seiring dengan perkembangan zaman,khususnya pada pemerintahan Orde Baru untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS. Dalam masa orde baru ini,bps telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi : 1. Peraturan pemerintah o.16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS. 2. Peraturan pemerintah o.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.

3. Peraturan pemerintah o.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS. 4. Undang-Undang o.16 Tahun 1997 tentang statistik. 5. Keputusan presiden RI o.86 Tahun 1998 tentang BPS. 6. Keputusan kepala BPS o.100 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. PP o.51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik. 3.2 Program Pengembangan Statistik Untuk mewujudkan pembangunan statistik, BPS membagi dalam 4 program yaitu : 1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik. 2. Program penyempurnaan sistem informasi. 3. Program pendidikan dan aparatur negara 4. Program peningkatan saran dan prasarana aparatur egara. Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi sumber informasi sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumberdaya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi nformasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat statistik adalah untuk menunjang pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang handal dan bermutu, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pengembanagan ilmu statistik.

3.3 Kegiatan Badan Pusat Statistik Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden ( Keppres o.86 Tahun 1998 ), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan : 1. UU o.16 tentang statistik 2. Keputusan Presiden o. 86 Tahun 1998 tentang BPS. 3. Peraturan Pemerintah o.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik. Berdasarkan Keputusan Presiden o.86 tahun 1999 dalam menyelenggarakan satistik dasar melakukan koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik adalah: 1. Perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan analisis dibidang statistic produksi dan kependudukan serta bidang statistik distribusi dan neraca nasional. 2. Pembinaan pelaksanaan koordinasi kegiatan statisik dengan departemen atau instansi yang lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistic yang diperlukan, serta pelaksanaan kerjasama dibidang statistik dengan lembaga / organisasi lain baik didalam maupun luar negri.

3. Panyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dar hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistic distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder. 4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat. 5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan pembekalan, sera memberikan pelayanan administrasi dilingkungan BPS. 3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis statistik di dalam dan luar negri sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sibronisasi dan sinlifikasi, baik dalam lingkungan masingmasing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai dengan bidang masing-masing. 3.5 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Stuktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya stuktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tertentu. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Adapun tujuan dari stuktur organisasi di kantor BPS Propinsi Sumatera Utara adalah : 1. Pengkordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran uatu membuat rekomendasi bagi manajemen. 3. Pembuatan keputusan yaitu membuat kepurtusan-keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut. Strktur organisasi kantor BPS Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang kepala yang dibantu oleh bagian tata usaha. Bagian tata usaha terdiri dari : 1. Sub bagian urusan dalam 2. Sub bagian perlengkapan dan pembekalan 3. Sub bagian keuangan 4. Sub bagian kepegawaian 5. Sub bagian bina potensi / bina program Bidang penunjang BPS ada 5 bidang yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS pertanian, industri, serta BPS konstruksi pertambangan dan energi. Uraian tugas bidang statistik produksi : a. Menyusun program tahunan bidang b. Yang termaksud ruang lingkup tugas bidang BPS Produksi adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan, energi, dan statistic produksi lainya yang ditentukan. c. Mengatur keikutsertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistic produksi.

d. Membantu Kepala Kantor BPS Provinsi atau Pimpinan Bagian Proyek untuk menyiapkan program petugas bagian lapangan. e. Mangatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan. f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi. g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan. 2. Bidang Statistik Distribusi Bidang statistik distribusi mempunyai tugas melaksanaan kegiatan BPS harga konsumen dan perdagangan besar, BPS keuangan dan harga produsen serta BPS niaga dan jasa. Uraian tugas Bidang Statistik Distribusi : a. Menyusun program kerja tahunan b. Membantu kepala kantor statistik, propinsi atau pemimpin proyek / pimpinan bagi proyek statistik c. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan d. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap pelaksaaan kegiatan statistik distribusi e. Mengatur dan melaksanakan pemgolahan data statistik secara sederhana sesuai dengan yang telah ditetapkan

f. Menyusun laporan kegiatan bidang secara berkala dan sewaktu-waktu 3. Bidang Statistik Kependudukan Bidang BPS Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS demografi dan rumah tangga, BPS tenaga kerja serta BPS kesejahteraan. Uraian tugas Bidang Statistik kependudukan : a. Menyusun program kerja tahunan bidang kependudukan b. Melaksanakan statistik demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan lainnya yang ditentukan c. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan d. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik kependudukan e. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik kependudukan melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) : Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) mempunyai tugas sebagai penyiapan data, penyusunan sistem dan program serta operasional pengolahan data, penyusun sistem dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

Uraian tugas Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) : a. Menyusun program kerja tahunan b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditentukan serta membantu penyerapan teknologi informasi. c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh BPS dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik. d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data. e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data statistik seperti data statistik penduduk, data statistik produksi, data statistik distribusi termaksuk sarana pendukungnya. f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termaksuk bahan komputer yang bekerjasama dengan satuan organisasi terkait. 5. Bidang eraca Wilayah dan Analisis Statistik Mempunyai tugas untuk menyusun neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiataan penerapan statistik. Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Provinsi Sumatera Utara Ruang lingkup kegiatan kantor Badan Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Sumatera Utara yaitu :

a. Melaksanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan misaknya jenis data yang akan dikumpul, kegunaan data dan lain-lain. b. Mengumpulkan data Badan pusat Statistik ( BPS) c. Menyajikan Data Badan pusat Statistik ( BPS) Kantor Badan pusat Statistik ( BPS) adalah merupakan suatu sumber atau pusat informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tentang perkembangan egara Indonesia. d. Menganalisis Data Badan pusat Statistik ( BPS) Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas terhadap data statistik tersebut dan juga disebarluaskan. e. Memasyarakatkan Data Badan pusat Statistik ( BPS) Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya, data tersebut dimasyarakatkan kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta tujuan yang akan dicapai.