FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepemimpinan, Kinerja, Motivasi

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

KADER. Disusun J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

Pengetahuan, Dana Insentif, Sarana Dan Prasarana Dengan Partisipasi Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

Kata Kunci : Pengetahuan, Pekerjaan, Aksesibilitas, Sikap,Kunjungan Ibu.

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMA KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA Nicolas Tirayoh*, Grace D. Kandou**, Tubagus D. E. Abeng** *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Responden dari penelitian ini berjumlah 120 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan 88% kader Posyandu termasuk kategori aktif dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, 65% kader yang pernah mengikuti pelatihan kader Posyandu, 97% kader posyandu yang memiliki motivasi baik dan 97% kader posyandu yang mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Terdapat hubungan antara pelatihan dan keaktifan kader posyandu (p=0.003), terdapat hubungan antara motivasi dan keaktifan kader posyandu (p=0,037 dan terdapat hubungan antara sarana pendukung dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat Hubungan yang bermakna antara pelatihan kader posyandu, motivasi dan sarana pengukung dengan keaktifan kader posyandu. Kata Kunci: Pos Pelayanan Terpadu ABSTRACT Integrated Service Post (Posyandu) is one of form public health efforts which is managed and organized from, by, for and together with people in the implementation of health development to empower communities in obtaining basic health service to accelerate the reduction of maternal and infant mortality. The aim of this study is to analyze factors which are related to the activeness of the Posyandu cadres in the service (working) area of Kema Community Health Centre District of Kema, North Minahasa Regency. The study is, Analytical survey with cross-sectional study design. Respondents of the study are 120 people. Data collection was obtained from interview throught questioners the statistical test which been used to analyze the relationship of inter variables is fisher exact. The result of study showed that 88% of Posyandu cadres included into active category in the have ever followed the training of Posyandu cadres, 97% of Posyandu cadres have good motivation and 97% of Posyandu cadres have facilites. The relationship between training and the activeness of Posyandu cadres has p-value of 0.003 the relationship between motivation and family s activeness of Posyandu cadres have p-value of 0.037. There are a significant relationship between training, motivation and facilities with the activeness of Posyandu cadres. Keyword: Integrated Service Post 93

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional (Anonim, 2009). Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan fasilitas layanan kesehatan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajata kesehatan masyarakat setinggitingginya di wilayah kerjanya (Anonim, 2014). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang paling memasyarakat dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu : Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare terbukti memiliki daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di level bawah (Adisasmito, 2010). Persentase kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka dropout kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010). Penelitian oleh Syafei (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan gizi di Posyandu di Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, pelatihan, sikap, motivasi dan insentif dengan partisipasi kader. Penelitian tentang lama menjadi kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi dan sikap kader Posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, oleh Sandiyani (2011) menunjukkan bahwa sikap kader berhubungan dengan perilaku kader menyampaikan pesan gizi seimbang. Survey pendahuluan yang diperoleh dari petugas gizi di Puskesmas Kema jumlah bayi tahun 2013 adalah 92 jiwa, tahun 2014 yaitu 103 jiwa dan tahun 2015 yaitu 132. Sedangkan jumlah balita 94

pada tahun 2013 yaitu 1366, tahun 2014 yaitu 1481 dan tahun 2015 yaitu 1424. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu dapat dilihat pada banyaknya balita yang berkunjung atau D/S tahun 2013 sebanyak 73%, tahun 2014 sebanyak 79%, dan 2015 sebanyak 72%. Data tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu pada tahun 2015, jumlah kader yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Kema ada 120 orang. Kader aktif dalam kegiatan Posyandu yang ada 78 orang untuk 10 desa. Dengan berkurangnya keaktifan kader pada kegiatan posyandu menurut pengelola program gizi dan imunisasi pada wawancara awal terdapat penurunan capaian kunjungan bayi dan balita. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor apa yang berhubungan dengan keaktifan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah penelitian survei analitik dengan rancangan crosssectional study yang dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 di 10 Desa wilayah kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader Posyandu yang terdaftar dalam data pelaksanaan kegiatan Posyandu di Kabupaten Minahasa Utara yaitu sebanyak 120 orang kader. Analisa data akan dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Packages for Servis Solution) versi 22. Terdapat tiga analisis univariat, bivariat dan multivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskriptif Karakteristik Responden Hasil penelitian karakteristik responden menurut umur menunjukkan bahwa mayoritas responden umur responden berumur > 27 tahun sebanyak 62 responden (68,9%), sedangkan responden berumur < 27 tahun sebanyak 28 responden (31,1%) dan pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan Diploma sebanyak 44 responden (48,9%), sedangkan responden paling sedikit berpendidikan SLTA sebanyak 22 responden (24,4%) Sarjana sebanyak 19 responden (21,1%) dan SLTP sebanyak 5 responden (5,6%), serta umur balita menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki bayi 0-12 bulan dan 13-36 bulan sebanyak masing-masing 41 responden (45,6%) sedangkan 37-60 bulan sebanyak 8 responden. 95

2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. a. Hubungan Antara Pelatihan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Tabel 1. Hubungan Antara Pelatihan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Kabupaten Minahasa Utara Pelatihan Kader Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total n % n % n % Ada 39 36,1 24 22,2 63 58,3 0,019 Tidak 17 15,7 28 25,9 45 41,7 Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 63 responden (58,3%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 39 responden (36,1%) dan yang kurang baik sebanyak 24 responden (22,2%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 45 responden (41,7%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 17 responden (15,7%) dan yang kurang baik sebanyak 28 responden (25,9%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,019>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan kader dengan keaktifan kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Penelitiaan Mandagi (2014) menyatakan terdapat hubungan antara pelatihan dan keaktifan kader posyandu. Penelitian Prang (2013) juga menyatakan bahwa faktor pengetahuan dan motivasi kader merupakan faktor yang bisa berpengaruh terhadap keaktifan kader Posyandu. 96

b. Hubungan Antara Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Tabel 1. Hubungan Antara Pendampingan Dan Pembinaan Oleh Tenaga Profesional Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Pendampingan Dan Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Pembinaan Aktif Kurang Aktif Total n % n % n % Ada 44 40,7 16 14,8 60 55,6 0,000 Tidak Ada 12 11,1 36 33,3 48 44,4 Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 60 responden (55,6%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 44 responden (40,7%) dan yang kurang baik sebanyak 16 responden (14,8%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 48 responden (44,4%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 12 responden (11,1%) dan yang kurang baik sebanyak 36 responden (33,3%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. c. Hubungan Antara Sarana Prasarana Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Tabel 2. Hubungan Antara Sarana Prasarana Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Kabupaten Minahasa Utara Sarana Prasarana Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total n % n % n % Baik 33 30,6 31 28,7 64 59,3 1,000 Kurang Baik 23 21,3 21 19,4 44 40,7 Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara sarana prasarana dengan keaktifan kader Posyandu diperoleh data bahwa jumlah responden 97

yang berpengetahuan baik sebanyak 64 responden (59,3%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 33 responden (30,6%) dan yang kurang baik sebanyak 31 responden (28,7%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 44 responden (40,7%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 23 responden (21,3%) dan yang kurang baik sebanyak 21 responden (19,4%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=1,000>α=0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sarana prasarana dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. d. Hubungan Antara Pengetahuan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan Kader Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Kabupaten Minahasa Utara Pengetahuan Kader Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total n % n % n % Baik 48 44,4 13 12,0 61 56,5 0,000 Kurang Baik 8 7,4 39 36,1 47 43,5 Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader Posyandu, diperoleh data bahwa jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 61 responden (56,5%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 48 responden (44,4%) dan yang kurang baik sebanyak 13 responden (12,0%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 47 responden (43,5%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 8 responden (7,4%) dan yang kurang baik sebanyak 39 responden (36,1%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema. Beberapa penelitian tentang pengetahuan yang berkaitan dengan kurangnya keaktifan kader Posyandu, diantaranya penelitian Isaura (2011) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kinerja kader posyandu, semakin 98

rendah tingkat pengetahuan maka semakin rendah pula kinerja kader posyandu. Harisman (2012) menyatakan faktor yang mempengaruhi keaktifan kader Posyandu diantaranya tingkat pendidikan, pengetahuan, penghargaan kader dan dukungan keluarga. Wahyuni, dan Tawi (2013) meneliti Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Dalam Kegiatan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie Tahun 2013. Jumlah populasi 340 dan sampel penelitian adalah sebanyak 77 orang kader posyandu. Hasil uji bivariat didapatkan pengetahuan berhubungan secara bermakna (p value = 0,033) dengan keaktifan kader. Saputro, (2013) meneliti Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Rau, Kota Serang, Provinsi Banten. Populasi adalah kader posyandu dan sampel adalah seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rau sebanyak 156 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader dengan keaktifan kader. Pengetahuan kader tentang Posyandu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan kader. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan kader tentang manajemen posyandu sangat penting dimilki kader Posyandu. Pengetahuan kader tentang manajemen posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan, motivasi dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu (Harisman, 2012). Kegiatan posyandu yang didasari oleh pengetahuan kader akan mendapat hasil kinerja yang maksimal. Kader yang sudah mengetahui manajemen posyandu akan lebih aktif dan menguasai tugasnya dalam menjalankan posyandu. Pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). 99

e. Hubungan Antara Motivasi Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Tabel 4. Hubungan Antara Motivasi Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Kabupaten Minahasa Utara Motivasi Keaktifan Kader Posyandu Nilai p Aktif Kurang Aktif Total n % n % n % Tinggi 39 36,1 16 14,8 55 50,9 0,000 Rendah 17 15,7 36 33,3 53 49,1 Total 56 51,9 52 48,1 108 100,0 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara motivasi dengan keaktifan kader Posyandu diperoleh data bahwa jumlah responden yang motivasi baik sebanyak 55 responden (50,9%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 39 responden (36,1%) dan yang kurang baik sebanyak 16 responden (14,8%); sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 53 responden (49,1%) dengan baik dalam kunjungan posyandu baik sebanyak 17 responden (15,7%) dan yang kurang baik sebanyak 36 responden (33,3%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai p=0,000>α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema. Menurut Djuhaeni (2010), motivasi kader merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan kader. Motivasi merupakan faktor paling dominan, baik yang berasal dari dalam diri mereka sendiri ataupun yang berasal dari luar/lingkungannya. Sering kali ditemukan motivasi kader rendah karena disibukan dengan pekerjaan seharihari. Penelitian Prang (2013) menyatakan bahwa faktor motivasi kader merupakan faktor yang bisa berpengaruh terhadap keaktifan kader Posyandu. Penelitian Sanusi (2006) menyatakan sebagian besar motivasi kader yang rendah karena merasaterganggu aktivitas kerjanya oleh kegiatan posyandu, sedangkan kader aktif termotivasi melaksanakan kegiatan Posyandu karena merasa mendapatkan manfaat serta insentif darikegiatan posyandu. Motivasi kader sangat berpengaruh pada keaktifan kader dalam menjalankan kegiatan Posyandu. Bila motivasi kader rendah maka kehadiran kader dalam kegiatan Posyandu akan berkurang sehingga dapat berdampak pada menurunnya keaktifan kader dan kinerja dari Posyandu Tersebut. Djuhaeni (2010) menyatakan pengaruh motivasi terhadap peran serta kader dan 100

masyarakat menentukan keberhasilan kegiatan Posyandu. Nugroho (2008) menyatakan ada hubungan antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu. 3. Analsis multivariat Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel B Wald Sig. Exp.(B) Pelatihan Kader.623 1.443.230 1.864 Pendampingan dan pembinaan 1.051 3.697.055 2.861 Pengetahuan 2.234 15.982.000 9.337 Motivasi.454.683.408 1.575 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pelatihan kader, pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional, pengetahuan kader, dan motivasi kader berhubungan secara bermakna dengan keaktifan kader Posyandu. Berdasarkan nilai statistik variabel pengetahuan menjadi faktor yang paling dominan dari beberapa faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja 2. Terdapat hubungan antara pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional kepada kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. 3. Tidak terdapat hubungan antara sarana pendukung dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja 5. Terdapat hubungan antara motivasi kader dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja 6. Pengetahuan kader merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan keaktifan kader Posyandu di Wilayah Kerja Kabupaten Minahasa Utara 101

SARAN Untuk Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk perlu peningkatan advokasi kepada DPR tentang pentingnya mendapatkan tambahan anggaran yang lebih bagi Puskesmas dan untuk Puskesmas perlu dilaksanakan pelatihan berkala bagi kader. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar meneliti dengan ruang lingkup yang sama tetapi variabel yang berbeda sebagai salah satu variabel penelitian dan menggunakan metode penelitian kualitatif. DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anonimous. 2016 Profil Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI Jakarta..2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Djuahaeni, H., S. Gondodiputro, dan R. Suparman. 2010. Motivasi Kader Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. MKB, vol. 42, no. 4, hh.140-148 (diakses 24 Oktober 2016). Happinasari, O. dan A. E. Suryandari. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Di Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Akbid Bakti Utama Pati Vol. 7 No. 2 Juli Mandagi, M., Ch. R. Tilaar, dan F. R. R Maramis. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Talawaan Kecamatan Talawaan Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kesehatan Masyarakat Manado. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Edisi Revisi 2012). Rineka Cipta. Jakarta Rewanti, P. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kesehatan Masyarakat Manado. 102