HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

dokumen-dokumen yang mirip
IRMA MUSTIKA SARI J

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

Icca Narayani P.* Kartinah **

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan usia harapan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. segenap keterbatasannya, pastinya akan dialami oleh seseorang bila ia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

IKRIMA RAHMASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH DI RW.06

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto***

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI RUMAH DESA TANJUNGREJO MARGOYOSO PATI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ICCA NARAYANI P J.210.04.0032 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup terutama di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan peningkatannya cenderung lebih cepat. Penduduk berusia lanjut di Indonesia tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, tahun 2010 diperkirakan jumlah usia lanjut sebesar 23,9 juta jiwa dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 jumlah usia lanjut diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut disebabkan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (MENKOKESRA, 2007) Di dalam Media Indonesia (2003), pada periode 20 tahun yang akan datang, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total atau fertility rate dan angka kematian bayi atau infant mortality rate serta meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut. Sementara itu, proporsi penduduk 1

2 usia lanjut akan meningkat dari 5% menjadi 8,5% pada tahun 2025. Peningkatan penduduk usia lanjut dalam kurun waktu 1990-2005 sebesar 41,0 % dan merupakan yang tertinggi di dunia. Sehingga dengan peningkatan jumlah penduduk khususnya penduduk usia lanjut juga dapat menimbulkan berbagai masalah sosial (Kinsel & Taebuer (1993) Cit Setiabudhi & Hardywinoto (1999)) Berbagai masalah kesehatan yang dihadapi usia lanjut adalah kurangnya bergerak (immobilisasi), kepikunan yang berat (dementia), beser buang air kecil atau buang air besar (inkontinensia), asupan makanan dan minuman yang kurang, lecet dan borok pada tubuh akibat berbaring yang lama (decubitus), patah tulang dan lain-lain (Siburian, 2005). Permasalahan yang dihadapi usia lanjut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan beberapa akibat. Akibat-akibat itu dapat dikelompokkan sebagai berikut: gangguan sistem, timbulnya penyakit, menurunnya activities daily of living (ADL). Penurunan ADL disebabkan oleh: persendian yang kaku, pergerakan yang terbatas, waktu beraksi yang lambat, keadaan tidak stabil bila berjalan, keseimbangan tubuh yang jelek, gangguan peredaran darah, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pada perabaan. Faktor yang mempengaruhi penurunan ADL adalah kondisi fisik menahun, kapasitas mental, status mental seperti kesedihan dan depresi, penerimaan terhadap berfungsinya anggota tubuh dan dukungan anggota keluarga. Upaya yang dilakukan dalam menangani masalah kesehatan usia lanjut adalah upaya 2

3 pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan dan upaya perawatan (Setiabudhi & Hardywinoto, 1999). Penggolongan perawatan usia lanjut di bagi menjadi dua: usia lanjut yang masih aktif dan usia lanjut yang pasif sehingga dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan dengan seksama, merawat usia lanjut tidak dapat dilakukan sendiri tetapi juga harus melibatkan anggota keluarga dan tim kesehatan lainnya. Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan usia lanjut. Merawat usia lanjut bukanlah suatu pekerjaan mudah karena hal ini memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kemauan, pengabdian dan kesabaran (Siburian, 2005). Menurut Gallo & Anderson (1998), ADL seperti mandi, berpakaian, berpindah tempat, makan,minum, pada usia lanjut membutuhkan pertolongan dengan gangguan cukup parah sehingga mempengaruhi perilaku dan kualitas hidup mereka. Khususnya pada usia lanjut yang pasif keluarga harus memberikan asuhan dan perawatan sebaik mungkin tanpa mengganggu atau mengurangi kemandirian dari usia lanjut yang diasuh sehingga dapat terpenuhi tujuan perawatan usia lanjut yaitu mencapai kondisi kesehatan yang optimal, mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (kemandirian), memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kualitas hidup (Siburian, 2005). Memperhatikan permasalahan akan pentingnya perawatan ADL pada usia lanjut peneliti melakukan penelitian di desa Tanjungrejo dengan jumlah 3

4 penduduk baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 4.346 jiwa, dengan jumlah lansia umur 60 tahun ke atas sebesar 661 jiwa atau sebesar 15,21% dari jumlah keseluruhan penduduk desa Tanjungrejo. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan berupa survey terhadap 15 keluarga, 10 dari 15 keluarga yang merawat usia lanjut di rumah tidak mengetahui tentang perawatan usia lanjut dan memperlakukan lansia sesuai kemampuannya. Misalnya, pada pemenuhan kebutuhan toileting, keluarga tidak tahu cara yang aman untuk memenuhi kebutuhan toileting pada usia lanjut dan contoh lain pada cara membantu usia lanjut yang keadaan fisiknya sudah lemah dari tempat tidur ke kursi, keluarga langsung memindahkan usia lanjut ke kursi dengan cara yang kurang sesuai dengan prinsip mobilisasi. Sedangkan 5 keluarga diantaranya mengetahui bagaimana cara merawat usia lanjut yang baik. Misalnya, menyediakan kloset duduk bagi usia lanjut, mengggunakan bahan yang tidak licin pada kamar mandi untuk mencegah usia lanjut jatuh, memindahkan usia lanjut yang keadaan fisiknya lemah dengan prinsip mobilisasi. Sementara itu hasil observasi tentang sikap keluarga dalam perawatan ADL lansia menunjukkan bahwa 8 keluarga memiliki sikap yang baik, misalnya: keluarga mengatakan akan selalu memperhatikan kemampuan usia lanjut dalam mengontrol BAK dan BAB, sedangkan 7 keluarga lainnya hanya bersikap negatif dengan tidak terlalu memperhatikan kebutuhan ADL lansia. Selain itu penulis tertarik melakukan penelitian karena didorong banyaknya jumlah usia lanjut di Tanjungrejo, Margoyoso Pati yang memerlukan perawatan yang tepat khususnya pada usia lanjut yang pasif. 4

5 Berangkat dari fenomena tersebut peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga terhadap Sikap Keluarga dalam Pemberian Perawatan Activities Daily Living (ADL) pada Lansia di Rumah di Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah yang tercantum di latar belakang, maka rumusan permasalahan peneliti adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam pemberian perawatan ADL pada lansia di rumah desa Tanjungrejo Margoyoso Pati? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam pemberian perawatan ADL pada lansia di rumah desa Tanjungrejo Margoyoso Pati. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam pemberian perawatan ADL pada usia lanjut b. Mengetahui sikap keluarga dalam pemberian perawatan ADL pada usia lanjut c. Mengetahui tingkat hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dalam pemberian perawatan ADL pada lansia 5

6 D. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang perawatan ADL pada usia lanjut. 2. Manfaat bagi keluarga Sebagai tolak ukur keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam memberi perawatan ADL pada usia lanjut. 3. Manfaat bagi usia lanjut Meningkatkan kesejahteraan usia lanjut dengan cara mendapatkan perawatan yang lebih optimal khususnya dalam perawatan ADL. 4. Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk pengelola program kesehatan usia lanjut khususnya dalam perawatan usia lanjut di rumah, dalam upaya peningkatan perawatan usia lanjut dengan melibatkan peran aktif keluarga. 5. Manfaat bagi instansi pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan perawatan usia lanjut dirumah sudah sering dilakukan. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan permasalahan ini antara lain: 1. Wulandari (2005), meneliti tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga dalam Perawatan Usia Lanjut di Rumah di Desa Bibis Wilayah Kerja Puskesmas 6

7 Kasihan I Kabupaten Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam perawatan usia lanjut di rumah di desa Bibis wilayah kerja puskesmas Kasihan I kabupaten Bantul Yogyakarta. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dengan peneliti adalah penelitian Wulandari menitikberatkan pada pendidikan kesehatan pada pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam perawatan lansia baik biologi, psikologi, sosial, spiritual dan merupakan penelitian Quasi Eksperimental. Sedang penelitian yang peneliti lakukan saat ini menitikberatkan pada pengetahuan dan sikap keluarga dalam perawatan ADL nya pada usia lnjut yang pasif, rancangan penelitian yang dilakukan peneliti adalah deskriptif correlation. 2. Suselo (2001), meneliti tentang Tingkat Ketergantungan Aktifitas Dasar Sehari-hari Lanjut Usia dari Distribusi Umur diwilayah Kerja Puskesmas Ngaglik 1, Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketergantungan aktifitas dasar sehari-hari lansia pada kelompok umur 60-74 tahun sebesar 54,8 % tanpa bantuan, umur 75-90 tahun yang perlu pengawasan mencapai 37,7%. Sedangkan pada kelompok umur lebih dari 90 tahun yang perlu bantuan dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari mencapai 2,9%. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Suselo merupakan penelitian yang menitikberatkan pada tingkat ketergantungan aktivitas dasar-dasar lanjut usia dari distribusi umur, jenis metode penelitian diskriptif non eksperimental dengan rancangan penelitian croos sectional. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menitikberatkan pada pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam perawatan ADL 7

8 lansia. Rancangan penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian Deskriftif correlation. 8