Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Peran Program Sister Hospital NTT. Puskesmas PONED dengan RS PONEK

PENGGUNAAN ANGKA ABSOLUT KEMATIAN IBU DAN BAYI UNTUK PENILAIAN KINERJA

HASIL MONITORING DAN EVALUASI Performance Management and Leadership (PML) RUMAH SAKIT TAHUN 2013

Efektifitas Pendampingan Klinis Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Maternal dan Neonatal di 6 RSUD Nusa Tenggara Timur

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Dwi Handono Sulistyo Bapelkes Yogyakarta

Laporan Monev VIII Kualitatif MARIA AGNES E. D. DJEHA UNDANA 29 MEI 2013

Grand Design Pengembangan SDM Klinik melalui pendekatan Kontrak tenaga klinik. Oleh: Tim PMPK FK UGM

Review Hasil Sister Hospital Hanevi Djasri PKMK FK-UGM

Annual Scientific Meeting FK UGM 2012 Kampus UGM, Rabu 7 Maret 2012 pukul

APLIKASI AGENCY THEORY DALAM INISIATIF INSTITUTION-BASED CONTRACTING OUT DI BERAU, NIAS, DAN NTT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Demsa Simbolon*, Djazuli Chalidyanto**, Ernawati** *Poltekkes Kemenkes Bengkulu,

N.T.T TERPENCIL TERTINGGAL TERBELAKANG MISKIN TERLUPAKAN TERABAIKAN

Hasil Monitoring & Evaluasi Program Performance Management and Leadership Periode Juli Oktober Putu Eka Andayani PMPK FK UGM

mutu pelayanan rumahsakit mengatakan: adakan on the job training yang modern, hilangkan hambatan yang mencegah karyawan untuk menjadi bangga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

UPAYA-UPAYA PEMDA UNTUK MEMBUAT DOKTER SPESIALIS BETAH BEKERJA DI DAERAH SULIT: INSENTIF FINANSIAL DAN NON FINANSIAL

Visi RS PONEK di Jawa Tengah. Sebuah Hipotesis dalam rangka usaha penurunan angka kematian Ibu

Diskusi. Kepemimpinan Dinas Kesehatan dalam usaha penurunan kematian ibu dan bayi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

PENDEKATAN PERENCANAAN KESEHATAN BERDASARKAN BUKTI SERTA ANALISA BOTTLENECK

Kerangka Acuan. Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management Leadership Provinsi NTT: Periode Juni - Oktober 2012

KESIAPAN SDM DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014 GAMBARAN PROVINSI NTT

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kerangka Acuan. Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management Leadership Provinsi NTT: Periode Juni - Oktober 2012

Memperkuat Perlindungan Hukum bagi Residen Senior di RS Jejaring Pendidikan 1 : Sebagai Respon Keputusan MA terhadap Kasus dr.

Daftar Kerjasama Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Tahun Instansi Ketiga. Fakultas Kedokteran. Fakultas Kedokteran

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

Kebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

PENGEMBANGAN PELAYANAN PONED DI PUSKESMAS MERGANGSAN, TEGALREJO, DAN JETIS BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UGM/RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Rumah Sakit Akademik di Indonesia. Ova Emilia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI

- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

Keterkaitan Sasaran Kegiatan dan Target Tahun Pencapaian

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

KERJASAMA DEPARTEMEN OBGIN UNHAS DENGAN RS DAERAH BOMBANA KABUPATEN BOMBANA

RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

PENGUKURAN KINERJA. Jumlah kasus bedah epilepsy yg dilayani

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengembangkan Public Private Partnership untuk Menurunkan AKI-AKB

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

KEMATIAN NEONATAL DI PROVINSI NTT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT SB D. Disampaikan oleh: Dr. Stefanus Bria Seran, MPH. (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT)

HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan pada Workshop Strategik Leadership & Learning Organization (SLLO), April 2012 Pra PIT HOGSI V Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN APRIL S.D JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka. Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

PEDOMAN DAN TATA CARA PENGUATAN SISTEM RUJUKAN KEGAWATDARURATAN KIBBLA PENANGGUNG JAWAB. Kepala. Ruangan

kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan cepat dan tepat ditingkat fasilitas pelayanan kesehatan (DepKes, 2001). Pada tahun 2000, pemerintah

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI-MARET 2016

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

(021) Direktur RSUD Kota Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

RUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim. Assalamualaikum wr. Wb dan salam sejahtera

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan.

PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT HBS MODUL F HDL 1

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :...

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Transkripsi:

Dampak Program Sister Hospital NTT terhada ketersediaan layanan PONEK 24 jam dan Penurunan jumlah kematian ibu melahirkan & Bayi baru lahir di 6 RSUD Kabupaten di NTT oleh : Dr.Xaverius Seikka Ketua Tim Sister Hospital NTT Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Makassar,28-30 September 2011.

I. PENDAHULUAN : Tahun 2009 : Gubernur NTT mengeluarkan kebijakan tentang Revolusi KIA dengan PerGub No.42 Tahun 2009. AKI & AKB di NTT masih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional apalagi dengan target MDG s tahun 2015. Tahun 2007 (SDKI) AKI di NTT=306 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB di NTT=57 per 1.000 kelahiran hidup ; jumlah kematian ibu melahirkan = 265 Org, jumlah kematian bayi baru lahir= 662 Org (Profil Kesehatan NTT tahun 2009)

Lanjutan.. minimnya ketersediaan tenaga medis yang kompeten (SpOG, SpA, SpAn) dalam penyediaan layanan PONEK 24 jam di RSUD kondisi geografis NTT sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan rujukan ibu dan bayi baru lahir ketersediaan tenaga medis spesialistik di tiaptiap RSUD kabupaten sangatlah dibutuhkan PROGRAM SISTER HOSPITAL

Latar Belakang: Geografis rujuk ke mana??

II. TUJUAN Jangka Pendek : 1. Pelayanan Medik Spesialistik. 2. Pelayanan PONEK 24 jam. Jangka Menengah : 1. Penataan System. 2. Penataan & perubahan budaya kerja. 3. Pelatihan-pelatihan bagi tenaga kesehatan. 4. Peran serta aktif masyarakat. Jangka Panjang : 1. Pendidikan Dokter Spesialis

III. METODE Pendekatan Jangka Pendek Dinkes Provinsi bekerjasama dengan AIPMNH memfasilitasi kontrak kerjasama antara Pemkab dan RS Mitra, untuk pengiriman tim klinis PONEK secara teratur dan berkesinambungan Pendekatan Jangka Panjang advokasi bagi Pemkab untuk memberikan beasiswa daerah bagi para calon dokter spesialis yang akan bertugas kembali di NTT. Advokasi ke-center Pendidikan Dokter Spesialis mebuka akses bagi calon residen dari NTT.

IV. KERANGKA KERJA : Kontrak SDM secara tidak langsung. Struktur Kontrak : a. Kontrak Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan UGM MOH RI (dukungan tehnis) PHO NTT PMPK UGM AIP MNH (dukungan dana + tehnis)

Lanjutan Tugas PMPK-UGM : Konsultan Perencana. Konsultan MONEV. Verifikasi Kegiatan. Pelaporan.

Lanjutan b. Kontrak RS Mitra A dengan Bupati dan Kontrak RS Mitra A dengan AIP MNH. MOH dan PHO (tehnis) RS Mitra A Bupati AIP MNH PMPK-UGM (dukungan dana & tehnis (Konsultan)

Lanjutan Tugas RS Mitra A : Pengiriman Dokter Spesialis/Residen Senior Obstetri-ginekologi, Kesehatan Anak, Anaesthesi, Perawat mahir Nicu dan Analis Kesehatan yang mahir transfusi darah untuk memberikan pelayanan PONEK. Peningkatan Ketrampilan & Pengetahuan staf RSUD dengan pelatihan-pelatihan dan pembudayaan tehnis kerja. Penataan dan Pengembangan System Pelayanan RS Membuka akses pendidikan dokter spesialis.

V. Hasil Monev klinis 140 120 116 100 104 89 Jumlah kematian ibu 80 60 62 jumlah kematian BBL 40 20 0 36 34 14 6 3 pra SH pre SH tahap 1 pre SH tahap 2 jumlah IUFD

Hasil: Monev Klinis

Hasil monev klinis

Hasil: Ketersediaan Layanan PONEK 24 jam Variabel RSUD 1 RSUD 2 RSUD 3 RSUD 4 RSUD 5 RSUD 6 Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Ada dokter jaga terlatih di UGD kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu 30 menit + + - + + + - + + + - + + + - + + + + + + + + + - + - + - + - + - + - +

Hasil: Ketersediaan Layanan PONEK 24 jam Variabe RSUD 1 RSUD 2 RSUD 3 RSUD 4 RSUD 5 RSUD 6 Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Ada kru/awak yang siap melakukan operasi meskipun on call Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam Tersedia lab dan radiologi, recovery room 24 jam + + - + + + + + + + + + - + - + - + - + - + - + + + - + + + + + + + + +

Pengembangan Kapasitas SDM Metode bervariasi: kala karya, pendampingan, mentoring melalui bed site teaching/ studi kasus, magang Hasil: terlatihnya tim pendamping PONEK RSUD, terlatihnya tenaga pendukung utama pelayanan PONEK ( analis, penata anestesi, elektromedis, dll)

Hasil: Sistem PONEK Variabel RSUD 1 RSUD 2 RSUD 3 RSUD 4 RSUD 5 RSUD 6 Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas SOP + + + + + + + + + + + + Formularium Obat + + + + + + + + + + + + Medical Record + + + + + + + + + + + + Morning Report - - - + - + - - - + - +

Hasil: Budaya Kerja Variabel RSUD 1 RSUD 2 RSUD 3 RSUD 4 RSUD 5 RSUD 6 Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Pra Pas Disiplin waktu + + + + + + + + + + + + Waiting time + + + + + + + + + + + + Response time + + + + + + + + + + + + Tertib administrasi - + - + - + - + - + - + Response time penanganan pasien meningkat dari 1-2 jam menjadi 40-60 menit

Hasil: pendidikan calon spesialis Terbukanya akses bagi pendidikan spesialisasi untuk NTT ada kemudahan atau special treatment untuk kandidat spesialis dengan tetap memperhatikan kualitas (melalui matrikulasi, dll).

Jumlah kandidat Dokter Spesialis di 6 RSUD RSUD Jumlah yang telah ikut pendidikan Larantuka 2 Soe 7 Lewoleba 0 Waikabubak 0 Ende 1 Bajawa 0

Anastesi Larantuka 0 0 0 0 0 Soe 0 0 0 0 4 Lewoleba 0 0 0 0 0 Waikabubak 0 0 0 0 0 Ende 0 0 0 0 0 Bajawa 0 0 0 0 0 Estimasi Jumlah Dokter Spesialisasi di 6 RSUD Spesialisasi RSUD Jumlah saat Estimasi Jumlah ini 2012 2013 2014 2015 Obgyin Larantuka 0 1 1 2 3 Soe 0 0 0 0 2 Lewoleba 0 0 0 1 1 Waikabubak 0 0 0 0 0 Ende 1 1 2 2 2 Bajawa 0 1 1 1 1 Anak Larantuka 0 0 1 1 1 Soe 0 0 0 0 1 Lewoleba 0 0 1 1 1 Waikabubak 0 1 1 1 1 Ende 1 0 0 0 0 Bajawa 0 0 0 0 0

VI. PENGEMBANGAN : Program Sister Hospital NTT tahap I terdiri dari 6 RSUD dan 6 RS Mitra A : 1. RSUD SoE RSUD Dr.Soetomo 2. RSUD Lembata RSUD Dr.Syaiful Anwar 3. RSUD Larantuka RSUP Dr.Wahidin SH. 4. RSUD Ende RS Panti Rapih 5. RSUD Bajawa RS Bethesda/RSUP Sarjito. 6. RSUD Waikabubak RSUP Sanglah. Program Sister Hospital NTT tahap II terdiri :

Lanjutan. 6 RSUD Tahap I dilanjutkan dan ditambah 5 RSUD dengan 2 RS Mitra A Tahap I ditambah 3 RS Mitra A baru yaitu : 1. RSUD Atambua RSUD Dr.Syaiful Anwar. 2. RSUD Kefamenanu RSAB Harapan Kita. 3. RSUD Waingapu RSUP Dr.Karyadi. 4. RSUD Ruteng RSUP Dr.Cipto Mangun Kusomo 5. RSUD T.C.Hilers RSUD Dr.Soetomo

VII. Keberlanjutan program.. faktor resiko Klinik: (1) ketersediaan peralatan kesehatan, obat-obatan, dan bahan habis pakai; (2) kesiapan tim PONEK RSUD dan tim pendukung (kamar operasi, laboratorium, UTD); dan (3) kepatuhan terhadap SOP (Standard Operating Procedure). Capacity building: (1) belum adanya standar kompetensi yang akan dicapai; (2) standar kurikulum (termasuk materi, metode, dan evaluasinya); (3) metode capacity building bagi tenaga Puskesmas

Keberlanjutan program.. faktor resiko Budaya dan hubungan antar institusi : perbedaan budaya, koordinasi internal RSUD, koordinasi dengan Dinkes Kabupaten. Pembiayaan: insentif, jasa medis, pembiayaan setelah dukungan donor selesai.

VIII. Kesimpulan Program sister hospital sudah berdampak positif terhadap penurunan jumlah kematian ibu dan BBL; dan terhadap ketersediaan pelayanan PONEK 24 jam di kabupaten. Upaya pengembangan kapasitas dan pengembangan sistim juga sudah mulai menunjukkan hasil yang positif walaupun belum optimal

IX. Saran Perlu dipikirkan alternatif pendanaan program ini setelah kerjasama dengan donor selesai Perlu disusun strategi pengembangan kapasitas yang lebih terfokus dengan sasaran dan target yang jelas Perlu upaya memperkuat pengembangan sistim yang mendukung PONEK agar bisa berfungsi optimal.

X. PENUTUP. SEKIAN & TERIMA KASIH