I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR KERAJINAN KERAMIK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

8.1. Keuangan Daerah APBD

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya luas areal untuk bangunan. Kejadian ini

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. menjadi Rp per dollar pada bulan juni 1998 dan inflasi meningkat

Keuangan Daerah APBD BAB VI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Jenis - jenis industri ada bermacam - macam, misalnya industri perkebunan, industri perikanan, pertambangan dan lain - lain. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri didefinisikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Hasibuan ( 2000 ), industri adalah kumpulan dari perusahaan - perusahaan yang menghasilkan barang - barang yang homogen, atau barang - barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan, industri bersifat makro yaitu kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah dan industri bersifat mikro yaitu kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang. Menurut Kartasapoetra ( 2001 ), sektor industri merupakan salah satu sektor

2 yang penting dalam usaha pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik. Meskipun sampai saat ini pembangunan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta jika didukung oleh sektor industri yang tangguh pula. Oleh sebab itu sektor industri harus dikelola dan dikembangkan seoptimal mungkin guna tercapainya industri nasional yang tangguh dan dapat diandalkan dalam pembangunan nasional. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang penting dalam usaha pembangunan Indonesia kearah yang lebih baik dewasa ini. Meskipun sampai saat ini pembangunan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta jika didukung oleh sektor industri yang tangguh pula. Oleh sebab itu sektor industri harus dikelola dan dikembangkan seoptimal mungkin guna tercapainya industri nasional yang tangguh dan dapat diandalkan dalam pembangunan nasional. Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas kesempatan kerja dan menyediakan barang dan jasa bermutu dengan harga bersaing di pasar dalam maupun luar negeri, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sektor pembangunan lainnya serta pengembangan kemampuan dalam teknologi. Dalam membangun daya saing yang berkelanjutan, upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki bangsa serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang - peluang yang ada di luar maupun di dalam negeri harus dilakukan secara optimal. Oleh karena esensi daya saing yang berkelanjutan tersebut terletak pada upaya menggerakkan dan mengorganisasikan seluruh potensi sumber

3 daya produktif, untuk menghasilkan produk innovative yang lebih murah, lebih baik, lebih mudah di dapat dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan permintaan pasar. Daya saing industri akan tercipta dengan baik apabila terdapat efisiensi dari industri tersebut maka oleh sebab itu efisiensi merupakan faktor yang sangat menentukan bagi penciptaan daya saing. Dan pada akhirnya akan menciptakan suatu kinerja industri yang lebih baik, yang dicerminkan dari tingkat keuntungan dan pertumbuhan industri. Pembangunan industri di Provinsi Lampung merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan daerah secara keseluruhan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan industri di daerah ini perlu diberdayakan guna meningkatkan peranan sektor industri terhadap peningkatan pembangunan daerah Lampung. Pembangunan sektor industri di Provinsi Lampung diarahkan pada peningkatan peranannya terhadap pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung. Selain peran tersebut, sektor industri diharapkan lebih berperan dalam usaha menyeimbangkan struktur ekonomi daerah dari agraris menjadi industri. Penyeimbangan industri di daerah Lampung guna memecahkan masalah kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta untuk memperbesar nilai tambah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ( Dwi, 2013 ) Industri genteng press merupakan salah satu jenis usaha subsektor industri yang diharapkan berkembang pesat di Provinsi Lampung. Industri ini merupakan jenis usaha industri yang termasuk dalam kategori usaha industri pengolahan, yang

4 mengelola tanah liat sebagai genteng. Genteng merupakan salah satu property yang digunakan dalam pendirian sebuah bangunan sebagai atap pelindung dari panas dan hujan. Genteng tanah liat merupakan jenis genteng yang paling banyak dipergunakan masyarakat dalam pendirian bangunan. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif terjangkau, kualitas yang cukup baik, dan juga modelnya yang beraneka ragam. (Andhika, 2011 ) Salah satu sentra industri genteng berkembang di Provinsi Lampung yaitu industri genteng yang berada di Kabupaten Pringsewu. Para pengrajin genteng di daerah ini umumnya mendapatkan keahlian dalam membuat genteng diperoleh secara turun temurun. Proses pembuatan genteng tanah liat tersebut umumnya masih menggunakan alat - alat produksi yang sederhana, akan tetapi kualitas yang dihasilkan tetap terjaga baik. Sektor ini dipilih sebagai awal dari pembangunan dan pengembangan industri di Kabupaten Pringsewu dengan melihat kondisi kontur tanah di Kabupaten Pringsewu yang masih memiliki luas lahan yang memadai untuk menjadikan Kabupaten Pringsewu sebagai sentra industri genteng di Provinsi Lampung. Dengan banyaknya pengusaha industri genteng dapat membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di pedesaan dan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

5 Tabel 1. PDRB ADHK 2000 Provinsi Lampung Dengan Kabupaten Pringsewu Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Dengan Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2009 2013 Tahun PDRB Provinsi Lampung ( Jutaan Rupiah ) Pertumbuhan ( % ) PDRB Kabupaten Pringsewu ( Jutaan Rupiah ) Pertumbuhan ( % ) 2009 36.256.295 5,26 1.262.945 5,8 2010 40.323.066 5,85 1.437.144 6,6 2011 44.045.195 6,39 1.513.356 6,95 2012 44.665.550 6,48 1.458.919 6,7 2013 41.150.206 5,97 1.354.399 6,22 Sumber : BPS Kabupaten Pringsewu, 2014 Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2009 sampai Tahun 2013 mengalami pertumbuhan cukup baik dimana pertumbuhan Kabupaten Pringsewu berada di atas pertumbuhan Provinsi Lampung. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu Tahun 2009 sebesar 5,80 % dan pada Tahun 2010 meningkat menjadi 6,60 % serta pada Tahun 2011 meningkat menjadi 6,95 %. Sementara itu dari Tahun 2012 sampai Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan. Dimana pada Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,70 % dan Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi yaitu 6,22 %. Sementara pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung mengalamin pertumbuhan positif yaitu dimana pada Tahun 2009 sampai Tahun 2012 mengalamin kenaikan sedangkan pada Tahun 2013 mengalamin penurunan, dimana pada Tahun 2012 pertumbuhan Provinsi Lampung sebesar 6,48 % menjadi 5,97 %.

6 Tabel 2. Perkembangan Industri, Tenaga Kerja, Nilai Produksi Industri Kecil Menengah Kabupaten Pringsewu tahun 2008 2013 Tahun Unit Usaha ( Unit ) Persentase Penurunan/ Kenaikan (%) Tenaga Kerja ( Orang ) Nilai Produksi ( Ribu Rupiah ) Persentase Penurunan / Kenaikan (%) 2008 1.142 1.654 105.768.357 2009 1.387 ( + ) 17,67 1.879 107.843.142 ( + ) 1,92 2010 1.752 ( + ) 20,83 2.076 114.376.650 ( + ) 5,71 2011 2.165 ( + ) 19,07 2.609 113.184.628 ( - ) 1,05 2012 2.461 ( + ) 12,02 2.848 101.168.613 ( - ) 11,87 2013 2.732 ( + ) 9,91 3.176 106.447.351 ( + ) 4,95 Rata rata ( + ) 79,50 ( - ) 0,34 Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pringsewu, 2014 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai produksi indutri kecil di Kabupaten Pringsewu mengalami kenaikan dan penurunan. Dari Tahun 2008 sampai Tahun 2010 nilai produksi mengalami peningkatan. Tetapi pada Tahun 2011 dan Tahun 2012 mengalami penurunan dan penurunan nilai produksi industri terbesar pada Tahun 2012 sebesar 11,87 %. Penurunan nilai produksi pada Tahun 2011 dan Tahun 2012 tidak sesuai dengan jumlah unit usaha serta jumlah tenaga kerja yang mengalami peningkatan dari Tahun 2008 sampai Tahun 2013. Penurunan nilai produksi dapat berakibat pada menurunnya keuntungan yang diperoleh para pengusaha sedangkan biaya produksi tidak menurun atau terus meningkat dari tahun ke tahun. Kemungkinan besar penyebab penurunan nilai produksi industri kecil di Kabupaten Pringsewu adalah belum optimalnya pengusaha dalam penggunaan sumber daya dan faktor faktor produksi dalam mendukung peningkatan nilai produksi. Tetapi pada Tahun 2013 nilai produksi mengalami peningkatan sebesar 4,95 %.

7 Tabel 3. 10 Besar Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 No Perusahaan Jumlah Perusahaan (unit) Tenaga Kerja (orang) 1 Batu bata 980 4.900 2 Genteng press 493 2.465 3 Kerupuk, peyek, emping, kelanting, kripik 241 2.651 4 Tempe dan tahu 188 940 5 Penggilingan padi 158 790 6 Meubel 109 654 7 Kain perca 101 11.615 8 Gula Merah 61 122 9 Anyaman Bambu 56 168 10 Pengrajin kayu / panglong 37 185 Jumlah 2.424 24.490 Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pringsewu, 2014 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat 10 jenis usaha yang ada di Kabupaten Pringsewu dapat menyerap tenaga kerja sebesar 24.490 orang dari 2.424 unit usaha. Industri genteng press berada pada urutan nomor 2 dari 10 jenis industri kecil menengah di Kabupaten Pringsewu Tahun 2014. Industri genteng mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.465 orang. Tabel 4. Jumlah Industri Genteng Press Dan Jumlah Tenaga Kerja Di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2008 2013 N0 Tahun Jumlah Industri Genteng Press ( Unit ) Jumlah Pekerja Industri Genteng Press ( Orang ) 1 2008 368 1.840 2 2009 393 1.965 3 2010 418 2.090 4 2011 443 2.215 5 2012 468 2.340 6 2013 493 2.465 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kab. Pringsewu, 2014

8 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah industri genteng press di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2008 sampai Tahun 2013 mengalami kenaikan walaupun semakin banyaknya pesaing industri genteng lain, industri genteng press tetap eksis di karenakan hasil produksi industri genteng press masih banyak diminati khususnya di daerah Kabupaten Pringsewu dan industri genteng press sendiri mampu menyerap sebagian tenaga kerja yang ada di Kabupaten Pringsewu. B. Perumusan Masalah Usaha industri genteng press pada dasarnya ikut mempengaruhi dasar dan mekanisme pasar yang akan tercipta. Bertambahnya jumlah perusahaan pada industri genteng mempengaruhi bentuk dan mekanisme pasar yang akan tercipta. Industri ini juga menghadapi persaingan dengan banyaknya perusahaan yang masuk di dalam pasar. Salah satu yang menjadi ukuran baik buruknya kinerja suatu industri adalah dilihat dari laba yang dihasilkan oleh industri tersebut. Kondisi ini dimungkinkan berdampak langsung terhadap produktivitas dan laba perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja industri. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam tulisan ini adalah : 1. Bagaimana tingkat persaingan pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu? 2. Bagaimana tingkat kinerja perusahaan industri genteng press di Kabupaten Pringsewu? 3. Bagaimana hubungan antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu?

9 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui tingkat persaingan usaha pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu. 2. Mengetahui kinerja pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu. 3. Mengetahui hubungan antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat kelulusan penulis untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Menambah wawasan penulis dalam hal perkembangan industri genteng press di Kabupaten Pringsewu serta digunakan pihak lain untuk referensi dan untuk melengkapi penelitian dalam bidang ekonomi industri. E. Kerangka Pemikiran Dalam lingkup kecil industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang homogen. Sedangkan dalam lingkup secara luas industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan jenis barang subsitusi dekat. Tingkat persaingan yang terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi kinerjanya. Tingkat persaingan dilihat berdasarkan struktur pasar yang terjadi dengan melihat

10 pangsa pasar, sedangkan kinerja dilihat dari indeks profitabilitas sehingga dengan mengkorelasikan antara pangsa pasar perusahaan dan indeks profitabilitas dapat diketahui bagaimana hubungan antara tingkat persaingan dan kinerja usaha. Adapun kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1 Industri Pengolahan Industri Genteng Press di Kabupaten Pringsewu. Tingkat Persaingan 1. Konsentrasi Pasar : - Indeks Herfindal 2. Pangsa Pasar Kinerja Usaha 1. Indeks Profitabilitas Gambar 1 Kerangka Pemikiran F. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu : 1. Diduga tingkat persaingan yang terjadi pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu adalah Monopolistik.

11 2. Diduga profitabilitas industri genteng press yang baik sehingga kinerjanya baik. 3. Diduga ada hubungan erat dan positif antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab : I. Pendahuluan Berisi pendahuluan yang memberikan gambaran mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan hipotesis. II. Tinjauan Pustaka Merupakan bab yang berisi tinjauan teoritik dan tinjauan empirik. III. Metode Penelitian Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian dan sumber data, daerah penelitian, alat analisis, dan gambaran umum objek penelitian. IV. Hasil penelitian dan Pembahasan Merupakan bab yang berisi analisis pembahasan hasil penelitian. V. Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan proposal skripsi.