I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. sekitar beserta isinya seperti benda-benda di alam dan fenomena yang terjadi di

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar. ketika pertanyaan dibalik dengan rumus yang sama, siswa tidak bisa

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

I. PENDAHULUAN. sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif.

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting, karena setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi maka yang akan terjadi dalam kehidupan adalah ketidakharmonisan maupun ketidakcocokkan. Selain itu, Cangara (2007: 59) mengatakan bahwa jika fungsi komunikasi dilihat dari aspek kesehatan, ternyata kalangan dokter jiwa menilai bahwa orang yang kurang berkomunikasi dengan masyarakat mudah terkena ganggguan jiwa (depresi) dan kanker sehingga memiliki kecenderungan cepat meninggal dibanding dengan orang yang senang berkomunikasi. Disinilah pentingnya membangun komunikasi yang secara harfiah, komunikasi dapat diartikan sebagai kesamaan makna dalam menyampaikan suatu pesan. Hal ini pun bisa terjadi dalam dunia pendidikan, dalam proses pembelajaran komunikasi akan menjadi penentu keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Dalam proses belajar-mengajar, komunikasi bukan sekedar penting atau tidak, tetapi komunikasi yang bagaimana yang memberikan pengaruh baik, bukan hanya pada efektivitas pengajaran, kemampuan anak didik untuk mengerti tetapi komunikasi yang akan berdampak baik pada sikap, perilaku, mental dan cara berpikir di masa depan anak-anak peserta didik (Ramly, 2014: 1). Salah satu komponen dalam

2 keterampilan proses sains yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran biologi adalah keterampilan berkomunikasi. Berkomunikasi dibagi menjadi dua yaitu berkomunikasi secara langsung dan berkomunikasi secara tidak langsung. Berkomunikasi secara langsung meliputi bertanya, menjawab, dan mendengarkan, sedangkan berkomunikasi tidak langsung adalah tulis. Keterampilan tertulis sangat dibutuhkan dalam penyampaian informasi terutama dalam pembelajaran Biologi, sehingga untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan perwajahan (Semi, 1990: 2). Namun pada kenyataannya, komunikasi tertulis di dunia pendidikan masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya karya ilmiah indonesia yang diterima di ranah international. CIA Word Factbook 2004 mencatat bahwa Indonesia menempati urutan keempat dengan predikat kepadatan penduduk di dunia. Logikanya, Indonesia dapat memproduksi karya ilmiah lebih banyak dibandingkan dengan negara yang jumlah penduduknya lebih sedikit. Namun, hal itu ternyata tidak berlaku di negara kita ini, Malaysia yang jumlah penduduknya lebih sedikit dari Indonesia ternyata mampu menerbitkan karya ilmiah lebih banyak dari Indonesia. Jumlah karya ilmiah Indonesia hanya sekitar sepertujuh dari jumlah karya ilmiah Malaysia (Priangan, 2014: 1). Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, diketahui bahwa keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa dapat dikatakan masih rendah, hal ini dibuktikan dengan lemahnya

3 siswa dalam menuangkan ide, menuliskan gagasan, pendapat, atau jawaban atas tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang belum optimal, guru masih menggunakan metode ceramah, penggunaan metode ceramah akan membuat siswa bersikap pasif karena siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru sehingga membuat siswa kurang terlatih untuk menyampaikan gagasan atau ide mengenai permasalahan nyata yang terjadi di lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Selain itu juga, guru lebih senang memberikan latihan-latihan soal kepada siswa dengan alasan agar siswa dapat lebih memahami materi, namun pada kenyataanya siswa dalam menjawab soal hanya memindahkan jawaban dari buku cetak saja dan juga jawaban tidak sepenuhnya hasil pekerjaan sendiri melainkan melihat pekerjaan teman bahkan mencontek secara keseluruhan. Pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan khususnya, selama ini guru juga belum menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif mengembangkan pengetahuannya secara mandiri, siswa kurang dilatih dalam pemecahan masalah terkait pengelolaan pencemaran lingkungan. Karena siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam penemuan konsep melalui permasalah pencemaran yang terjadi di sekitar lingkungan, sehingga siswa tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan, menyebabkan siswa kesulitan dalam menyampaikan gagasan atau ide untuk pemecahan masalahnya, hal ini akan berdampak pada rendahnya keterampilan berkomunikasi tertulis dan juga hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil ulangan siswa kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014, diketahui bahwa rata-rata ketuntasan hasil

4 belajar siswa pada materi peran manusia dalam mengelola lingkungan hanya 34% dengan rata-rata nilai 59. Nilai rata-rata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini yaitu 70. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, diduga bahwa salah satu penyebab adanya kesulitan siswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis dan memahami konsep biologi adalah pemilihan dan penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh sebab itu, perlu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi tertulis siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstuktur (ill structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru (Hosnan, 2014: 298). Ditinjau secara umum, model PBL terdiri dari menyajikan masalah kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri, salah satu ciri khusus dari model PBL adalah penyelidikan autentik, siswa harus melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata (Trianto, 2007: 69). Melalui masalah dunia nyata tersebut, siswa akan tertantang untuk melakukan aktivitas pemecahan masalah sehingga dapat melatih keterampilan berkomunikasi tertulis siswa yang dituangkan dalam pemecahan masalahnya. Dengan demikian diharapkan aktivitas

5 pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas akan lebih dominan dilakukan oleh siswa sehingga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar. Beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan penggunaan model PBL terhadap peningkatan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Prima dan Kaniawati (2014: 4) menunjukkan bahwa setelah penerapan model PBL keterampilan berkomunikasi kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan kategori tinggi. Penelitian Wulandari (2013: 186) menunjukkan bahwa setelah penerapan model PBL hasil belajar siswa yang diajar dengan model PBL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran demonstrasi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berkomunikasi Tertulis dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL terhadap keterampilan berkomunikasi tertulis pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan?

6 2. Apakah penggunaan model pembelajaran PBL berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran PBL terhadap keterampilan berkomunikasi tertulis siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 2. Pengaruh model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran PBL 2. Bagi guru, dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 4. Bagi sekolah, memberikan sumbang pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi di sekolah melalui model PBL

7 E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu dikemukakan ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBL. Prosedur pembelajaran berbasis masalah yakni: (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan/inquiri individu maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan (5) mengevaluasi dan menganalisis hasil pemecahan masalah (Amri, 2013: 13). 2. Keterampilan berkomunikasi tertulis yang diamati dalam penelitian ini mencakup lima indikator yakni: (1) tanggapan/ komentar bersesuaian dengan permasalahan; (2) tanggapan/ komentar dinyatakan secara kritis dan logis; (3) Solusi yang tepat; (4) kesimpulan yang logis; (5) pengejaan, tata bahasa, dan kerapihan tulisan (Anonim, 2013: 2) 3. Peningkatan hasil belajar yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretest, posttest, dan N-Gain 4. Materi pokok yang diteliti yaitu Peran Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan (KD 7.4 mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan) 5. Sampel penelitian adalah kelas VII B yang berjumlah 44 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C yang berjumlah 44 siswa sebagai kelas kontrol di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2014/2015

8 F. Kerangka Pikir Pembelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa biologi merupakan pelajaran yang cukup sulit dipahami, banyak hal yang masih dianggap abstrak untuk mereka pahami. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya penggunaan model pembelajaran yang tepat. Guru masih sering menggunakan metode konvensional, siswa lebih banyak mengandalkan informasi yang datang dari guru. Sedangkan dalam pembelajaran Biologi siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya, dan guru hanya sebagai fasilitator yang membantu dan membimbing siswa agar proses pencarian itu berjalan dengan baik. Upaya meningkatkan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan, siswa perlu didorong untuk secara aktif melakukan kegiatan agar dapat memecahkan masalahmasalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang diduga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa adalah model PBL. Pada model PBL tahap pertama yaitu Orientasi siswa pada masalah, pada tahap ini siswa diberikan masalah oleh guru yang harus diberikan solusi atau pemecahan masalahnya. Tahap kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada tahap ini siswa dilatih dalam menganalisis suatu masalah kemudian memberikan pemecahan masalahnya. Pada tahapan ketiga siswa mengumpulkan informasi untuk mendapatkan pemecahan masalah, kemudian di tahapan keempat siswa menyajikan hasil karyanya.

9 Di tahap keempat ini siswa mulai terlatih dalam menuliskan gagasan, pendapat, atau tanggapan mengenai pemecahan masalah atau solusi yang harus dilakukan. Dalam tulisan tersebut siswa dapat menginformasikan atau membuat laporan yang akan dibaca oleh teman-temannya, sehingga secara tidak langsung hal ini mengasah keterampilan berkomunikasi tertulis yang berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah pengaruh model pembelajaran PBL, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat ditujukan pada tabel dibawah ini: Y 1 X Y 2 Keterangan : X = Model Problem Based Learning (PBL) Y 1 = Keterampilan Berkomunikasi Tertulis Y 2 = Hasil Belajar Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

10 G. Hipotesis Dengan menerapkan model PBL dapat mempengaruhi keterampilan berkomunikasi tertulis dan hasil belajar siswa pada kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung dalam pembelajaran materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan.