BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

dokumen-dokumen yang mirip
H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan oleh Al-Qur an disebut dengan kata نكاح dan.ميثاق Nikah menurut

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. daerah di negara ini memiliki adat istiadat dan tradisi masing-masing yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ibadah kepada Allah. SWT, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

STATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB III METODE PENELITIAN. masalah yang diajukan. Dalam penelitian, metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Objektif Masyarakat Dusun Kecicang Islam. 1. Gambaran Kondisi Objektif Penelitian

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu dijadikan tuhan berpasang-pasangan. Begitupun manusia dijadikan

Apakah Kawin Kontrak Itu?

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN NYANDUNG WATANG DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pertama hijriyah yang dibawah langsung para pedagang dari Timur Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, yang dikaruniai akal dan pikiran, kesempurnaan untuk berjalan

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Konflik merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak melarang pelaksanaan kebiasaan (adat) selama hal tersebut tidak melanggar syari at Islam dan tidak mendekati kemudharatan. Sebuhungan dengan itulah adat dan tradisi yang ada pada setiap daerah semakin berkembang dan dilestarikan selama hal tersebut tidak melanggar hukum Islam, begitu juga dengan adat tentang pernikahan. Salah satu wilayah Negara Indonesia yang kental dengan adat, kebudayaan dan tradisi adalah provinsi Bali. Bali dikenal dengan mayoritas penduduknya yang beragama Hindu. Agama Islam merupakan agama minoritas di Bali. Dengan jumlah 1

2 minoritas yang sedemikian, masih ditemukan perkampungan muslim di Bali, seperti Kampung Jawa yang terletak di Denpasar, Kampung Kepaon Denpasar, Desa Pegayaman Buleleng, Desa Loloan Jembrana dan Dusun Kecicang Islam Karangasem. Dalam hal ini masyarakat muslim di Bali juga memiliki beberapa tradisi yang berbeda dengan tradisi agama Hindu. Salah satu keunikan tradisi pernikahan bisa dilihat di Dusun Kecicang Islam, Karangasem-Bali. Tradisi pernikahan ini dikenal dengan Tradisi Nyuwang Nganten. Pada tradisi ini satu hari sebelum berlangsungnya akad, calon mempelai laki-laki membawa calon mempelai perempuan ke kediamannya pada malam hari. semula pada tradisi ini calon mempelai wanita dijemput oleh calon mempelai pria dengan hanya didampingi oleh seorang kerabat dari mempelai pria. Akan tetapi dengan perkembangan zaman dan banyak terdapat kontroversi antara masyarakat sekitar desa tersebut, tradisi Nyuwang Nganten lebih dikenal dengan menjemput calon mempelai dengan disertai arak-arakan yang meriah. Dalam hal ini pihak keluarga mempelai wanita begitu saja menyerahkan putrinya untuk diinapkan di kediaman mempelai pria

3 dalam keadaan belum ada ikatan pernikahan yang sah. Alasannya adalah supaya kedua calon mempelai menjadi lebih dekat dan lebih mengenal satu sama lain. Adat ini merupakan tradisi turun menurun yang telah berlangsung dan dijalani oleh masyarakat Dusun Kecicang Islam. Jika tradisi ini tidak dilaksanakan maka proses akad untuk keesokan harinya tidak dapat dilaksanakan. 1 Dalam tradisi ini keluarga dari mempelai wanita tidak mau tahu dengan jalannya prosesi pernikahan. Dari awal mula pelaksanaan tradisi nyuwang nganten tersebut dilaksanakan sampai dengan terjadinya akad. Dalam hal ini, dari keluarga mempelai pria harus berulang kali memberitahukan kepada keluarga mempelai wanita agar menghadiri prosesi pernikahannya. Tidak cukup hanya satu kali pemberitahuan, hal ini dilakukan berkali-kali. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka pihak keluarga mempelai wanita tidak akan menghadiri prosesi pernikahan tersebut walaupun mereka tahu bahwa anaknya menikah pada hari itu. 2 1 Mahayudan, wawancara (Karangasem, 4 Januari 2013) 2 Sukimah, wawancara ( Karangasem, 4 Januari 2013 )

4 Banyak masyarakat yang menganggap tradisi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, melebihi kewajiban yang diperintahkan Allah SWT. Banyak tokoh agama yang tidak dapat meluruskan pemikiran masyarakat tersebut, karena dalam benaknya tradisi merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Sedikit masyarakat dusun Kecicang yang berfikiran modern, tidak mau melakukan adat dan tradisi tersebut. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, pertama faktor pendidikan yang tinggi serta calon suami atau istrinya tidak berasal dari desa yang sama. Jadi dengan demikian mayarakat yang demikian itu tidak melangsungkan prosesi pernikannya di dusun Kecicang. Dalam tradisi ini terjadi beberapa keunikan lain seperti segala seperangkat persediaan pesta pernikahan ditanggung oleh pihak mempelai pria. Pihak keluarga mempelai wanita tidak menyediakan satupun persiapan pernikahan untuk putrinya, segala kelengkapan pesta pernikahan ditanggung oleh pihak mempelai pria, sedangkan akad pernikahanpun dilaksanakan di kediaman mempelai pria. Dalam hal ini terdapat sebuah kontradiksi dalam tradisi Nyuwang Nganten yang mana sangat membebankan pihak mempelai pria dalam hal keuangan. Dalam tradisi ini tidak

5 memandang apakah pihak mempelai pria berasal dari keluarga kaya raya maupun miskin, yang terpenting adalah kelancaran prosesi pernikahan. Jadi dalam hal ini pihak mempelai pria harus memperjuangkan keuangannya terlebih dahulu sebelum mempersunting calon mempelai wanita. Sementara dalam praktik tradisi Nyuwang Nganten terdapat kontradiksi antara masyarakat dusun Kecicang yang tidak setuju dengan berjalannya tradisi Nyuwang Nganten yang menurut beberapa masyarakat tradisi ini tidak sesuai dengan ajaran agama Islam sebagaimana mestinya. Tetapi banyak juga masyarakat desa yang sepakat dengan adanya tradisi Nyuwang Nganten dikarenakan tradisi ini merupakan tradisi turun temurun yang harus dilestarikan sepanjang masa. Jika tradisi itu diperhatikan dengan seksama, maka akan ditemukan bahwa pada dasarnya tradisi Nyuwang Nganten pada masyarakat Dusun Kecicang Islam merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan akad atau pernikahan, karena pada dasarnya inti dari pernikahan terletak pada akad. 3 Adakalanya masyarakat tidak terlalu peduli dengan makna pernikahan dan menganggap 3 Mayunah, wawancara ( karangasem, 20 Oktober 2012 )

6 segalanya menjadi sah-sah saja. Dalam hal ini adakalanya masyarakat lebih memahami arti pernikahan sebenarnya. Sementara dalam tataran normatif teologis konsepsi perkawinan memiliki makna universal. Perkawinan disebut juga pernikahan, berasal dari kata nikah, yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi). Kata nikah sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad nikah. 4 Pernikahan memiliki kedudukan penting dalam syari at Islam. Ia merupakan jalan keluar dari berbagai jenis fahisyah (kejahatan) yang berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya pernikahan, sesuatu yang semula haram (terlarang), akan berubah menjadi halal (diperbolehkan). Bayangkan, bila tidak ada pernikahan, anak-anak yang tidak jelas orang tuanya akan semakin banyak karena syahwat manusia akan terus mendorong pemiliknya untuk menyalurkan hasratnya. Di sisi lain, setan akan terus memanas-manasi sehingga lengkaplah dua elemen utama dalam perzinahan. Banyak dalil dalam al-qur an dan sunnah yang memerintahkan umat Islam untuk menjalankan 4 Abd. Rahman Ghazali, M.A. Fiqih Munakahat. ( Jakarta: Kencana, 2003 ), h. 7.

7 pernikahan. Bahkan para ulama sepakat bahwa perintah tersebut tidak boleh ditentang oleh siapapun. 5 Salah satunya adalah Firman Allah SWT, berikut: 6 Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Pernikahan pada dasarnya merupakan asas hidup yang paling utama, menjalankan suatu pernikahan bukan saja untuk menjalankan suatu tuntunan sunnah Rasul, akan tetapi merupakan suatu jalan untuk menuju pintu perkenalan antara satu kaum dengan kaum lainnya. Yang mana bertujuan untuk mengikat tali 5 D.A. Pakih Sati. Panduan lengkap pernikahan (Fiqh Munakahat Terkini), (Jogjakarta: Bening, 2011), h. 13-14. 6 QS. Ar-Rum (30): 21

8 silaturahmi serta demi mendapatkan keturunan. Pernikahan merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia. Manusia di dunia ini diciptakan Allah dengan berpasang-pasangan, memadukan segalanya sehingga menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Dalam masalah pernikahan, Islam juga telah berbicara banyak dimulai dari bagaimana cara mencari kriteria calon pendamping hidup hingga bagaimana meperlakukannya dikala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam juga mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan Rasulullah SAW. Namun demikian tetap saja antara konsep berikut, Islam senantiasa dihadapkan pada praktik perkawinan yang kontradiksi. Oleh karena semua hal di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil judul TRADISI NYUWANG NGANTEN DI KALANGAN MASYARAKAT DUSUN KECICANG ISLAM DESA BUNGAYA KANGIN KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI.

9 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prosesi tradisi Nyuwang Nganten? 2. Bagaimanakah pemahaman masyarakat Dusun Kecicang Islam terhadap tradisi Nyuwang Nganten? 3. Bagaimana relevansi tradisi Nyuwang Nganten terhadap Hukum Islam? C. Tujuan Penelitian Tujuuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang: 1. Untuk mengetahui prosesi tradisi Nyuwang Nganten. 2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Dusun Kecicang Islam terhadap tradisi Nyuwang Nganten

10 3. Untuk mengetahui relevansi tradisi Nyuwang Nganten terhadap Hukum Islam. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Manfaat penelitian ini agar dapat menjadi bahan informasi terhadap kajian akademis sebagai masukan bagi penelitian yang lain dalam tema yang berkaitan sehingga dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya. b. Secara pribadi dapat menambah ilmu, informasi dan pengalaman mengenai hukum Islam, Adat dan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. 2. Manfaat praktis a. Secara sosial, dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang berkepentingan untuk memahami bagaimana Nyuwang Nganten dalam tradisi masyarakat Dusun Kecicang Islam serta umumnya bagi masyarakat provinsi Bali.

11 b. Sebagai bahan wacana, diskusi dan informasi bagi mahasiswa Fakultas Syari ah. E. Definisi Operasional Untuk mempermudah penelitian, penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut: 1. Tradisi Yaitu adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. 2. Nyuwang Nganten Nyuwang dalam bahasa Bali berarti mengambil, sedangkan Nganten dalam bahasa Bali artinya menikah. Tetapi jika keduanya tersebut disejajarkan menjadi satu, kata nganten tidak lagi berarti menikah, akan tetapi menjadi subyek (orang yang menikah). 3. Masyarakat Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling berinteraksi. Dalam bahasa

12 Inggris dipakai istilah society yang berasal dari bahasa latin socius, yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata bahasa Arab syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. 7 F. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan, penulis lebih menguraikan gambaran pokok pembahasan yang akan disusun dalam sebuah laporan penelitian secara sistematis yang akhirnya laporan penelitian terdiri dari lima bab dan masing-masing bab mengandung beberapa sub bab, antara lain: Bab Pertama : pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang yang menjelaskan tentang alasan peneliti memilih judul tersebut. Rumusan masalah, yaitu merupakan inti dari dilaksanakannya penelitian ini. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang menyampaikan tentang dampak dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis. Bab Kedua : Mencakup penelitian terdahulu yang menjelaskan beberapa penelitian terdahulu guna membandingkan 7 Koentjaraningrat. Pengantar ilmu antripologi, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 1990), 143-144

13 serta menjadi rujukan untuk penelitian yang dilakukan penulis, kajian pustaka yang berisi tinjauan umum tentang pernikahan yang meliputi pengertian dan dasar hukum pernikahan serta rukun dan syarat pernikahan. Dalam bab ini juga membahas macam-macam syarat serta perbedaannya dengan rukun, termasuk juga dalam bab ini pembahasan tentang tujuan pernikahan. Dalam bab ini juga membahas tentang tradisi atau adat dalam hukum Islam. Bab Ketiga : Metode penelitian yang dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian untuk menghasilkan penelitian yang lebih terarah dan sistematis. Adapun pembagian dari metode penelitian ini antara lain : lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode penentuan subjek, metode pengumpulan data, sumber data, metode pengolahan dan analisis data, yang digunakan sebagai rujukan bagi peneliti dalam menganalisis semua data yang sudah diperoleh. Bab Keempat : Mencakup pembahasan tentang penyajian dari hasil penelitian yang meliputi: latar belakang obyek penelitian, penyajian dan analisis data yang masing-masing bersumber dari konsep teori yang ada. Dalam hal ini meliputi tradisi Nyuwang Nganten di kalangan masyarakat Dusun Kecicang Islam Desa

14 Bungaya Kangin Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali, sekaligus sebagai jawaban dari rumusan masalah sehingga dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Bab Kelima : Penutup, yang di dalamnya berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dipaparkan oleh peneliti akan memuat poin-poin yang merupakan inti pokok dari data yang telah dikumpulkan. Singkatnya, kesimpulan merupakan jawaban inti dari rumusan masalah yang penulis paparkan, sedangkan saran memuat tentang berbagai hal yang dirasa belum dilakukan dalam penelitian ini, namun kemungkinan dapat dilakukan pada penelitian yang terkait berikutnya. Selanjutnya adalah lampiran-lampiran yang berisi beberapa data langsung yang diperoleh dari lokasi penelitian, Lampiranlampiran ini disertakan sebagai tambahan informasi dan bukti keabsahan data bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.