Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

KAJIAN STILISTIKA PADA KUMPULAN GEGURITAN BOJONEGORO ING GURIT HIMPUNAN SANGGAR SASTRA PAMARSUDI BASA JAWI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB V PENGEMASAN PUISI SEBAGAI BAHAN AJAR. Hasil analisis struktur dan nilai karakter pada buku Antologi Puisi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus

BAHASA INDONESIA XII IPA

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN

SILABUS KAJIAN PUISI INDONESIA (IN 209)

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Basuki Priatno, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

APRESIASI PUISI HUTAN KELABU DALAM HUJAN KARYA SAPARDI DJOKODAMONO DENGAN PENDEKATAN STILISTIKA. F.A. Milawasri

Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. gaya bahasa perulangan pada antologi geguritan Garising Pepesthen karya R. Bambang Nursinggih, dapat diperoleh kesimpulan di bawah ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI EDUKATIF NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGINKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Pengarang. sejarah saat karya sastra tersebut diciptakan. Lingkungan disekitar pengarang

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian tentang hal tersebut adalah sebagai berikut. SMP N 1 Suwawa. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

HANYA DIAM. Serjana Strata-1

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Mukhlis Imam Bashori, Muakibatul Hasanah, dan Endah Tri Priyatni Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu karena

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Peningkatan ketrampilan, Menulis Puisi, Metode Sugesti Imajinasi

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK

Strukturalisme Genetik

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

STRUKTUR PUISI ANAK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Tugas Kecepatan Baca 3 Gambaran umum Berdasarkan pada tugas kecepatan baca 1 dan 2, kira-kira mana yang bisa dijadikan bahan analisis lebih lanjut?

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN MENJADI PUISI (Penelitian Tindakan Kelas VII MTsN 15 Ciamis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI

Transkripsi:

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA Oleh: Miskiyatun Isnainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Isnainiyah_M@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:(1) struktur fisik, (2) struktur batin, dan (3) rencana pelaksanaan pembelajaran antologi geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara di kelas XI SMA.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah antologi geguritan dalam Kristal Emas: Antologi Geguritan Pilihan karya Suwardi Endraswara yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusatama pada tahun 1994. Objek penelitian ini struktur fisik, struktur batin, dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA. Data dikumpulkan menggunakan metode baca dan catat dan peneliti sebagai human instrument yang dibantu dengan penggunaan kartu data. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis struktural dan hasil analisis data dipaparkan menggunakan metode informal. Hasil penelitian ini adalah: (1) struktur fisik terdiri daridiksi, pengimajian (imaji visual dan imaji taktil, kata konkret (untuk membangkitkan gairah religius pembaca), versifikasi rima (purwakanthi swaradan purwaknthi lumaksita), dan tipografi yang tidak konvensional; (2)struktur batin dalam kesepuluh geguritan ini terdiri dari empat unsur yaitu: tema religius, perasaan penyair, nada/sikap penyair terhadap pembaca (tone) (penyair berusaha untuk menjadi orang yang bijak, jujur dan terbuka mengungkapkan apa adanya yang telah diperbuat), dan amanat (pesan religius); (3) rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar (memahami struktur fisik dan struktur batin geguritan), indikator (menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritan Kristal Emas); tujuan pembelajaran (siswa mampu menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritan Kristal Emas), bahan/materi ajar, metode pembelajaran (tanya jawab, belajar kelompok, dan diskusi), alokasi waktu (2 x 45 menit), langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti [eksplorasi, elaborasi, konfirmasi], dan kegiatan akhir), media pembelajaran (audiovisual berbasis komputer, fotokopi materi, modul, buku teks, dan antologi geguritan Kristal Emas), dan evaluasi (teknik: tes tertulis, bentuk instrumen: penugasan) Kata kunci:struktur fisik, struktur batin, geguritan Kristal Emas Pendahuluan Karya sastra sebagai simbol verbal mempunyai beberapa peranan. Di antaranya sebagai cara pemahaman (mode of comprehension), cara perhu-bungan (mode of communication), dan cara penciptaan (mode of creation). Objek karya sastra adalah realitas. Berkaitan dengan masyarakat Jawa, realitas itu menyangkut aspek historis, sosiologis, filosofis, dan estetis (Kuntowijoyo dalam Purwadi, 2010: 5). Karya sastra, termasuk puisi/geguritan, terbangun dari struktur yang kompleks, karenanya untuk memahami karya sastra perlu diadakan analisis (Hill dalam Pradopo, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 117

1995: 141). Struktur tersebut terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membantuk totalitas. Oleh karena itu, untuk memahami karya sastra terlebih dahulu harus diketahui unsur-unsur pemba-ngunnya, yakni melalui analisis struktural. Analisis struktural menurut Teeuw (dalam Pradopo, 1995: 142) merupakan prioritas sebelum diadakan analisis lainnya. Atas dasar ini, penulis bermaksud mengkaji struktur antologi geguritan Kristal Emas karya Suwardi Endraswara agar diketahui struktur pembangun geguritan sehingga dapat dipahami keindahan bentuk (fisik) dan keindahan isi (batin) pada kumpulan geguritan tersebut. Struktur puisi/geguritan menurut Waluyo (2010: 27) terbangun oleh dua struktur pokok yakni struktur fisik yang terdiri atas, diksi, pengimajinasian, kata kongkret, majas, versifikasi, dan tipografi; dan struktur batin, yang terdiri dari tema, nada, perasaan dan amanat. Struktur fisik puisi adalah medium pengungkap struktur batin. Kedua unsur itu tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan dan unsur yang satu dengan unsur lainnya menunjukkan keterjalinan. Penulis tertarik mengkaji struktur antologi geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara karena antologi geguritan tersebut memiliki keindahan baik dari segi bentuk, maupun isi. Dari segi bentuk, antologi geguritan karya Endraswara itu kaya akan gaya bahasa. Dari segi isi, antologi geguritan tersebut mengusung tema ketuhanan dan kemanusiaan yang kaya akan nilai moral dan religius sehingga relevan digunakan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra Jawa di SMA. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis bermaksud mengkaji struktur fisik dan batin antologi geguritan Kristal Emas karya Suwardi Endraswara dan perencanaan pembelajaran apresiasi geguritan tersebut di SMA. Secara lengkap penelitian ini diberi judul Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian ini meliputi struktur fisik dan struktur batin dalam sepuluh geguritan dalam Kristal Emas Antologi Geguritan Pilihan karya Suwardi Endraswara. Sumber data penelitian ini adalah antologi Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 118

geguritan dalam Kristal Emas Antologi Geguritan Pilihan karya Suwardi Endraswara yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusatama pada tahun 1994. Objek penelitian ini struktur fisik, struktur batin, dan rencana pelaksanaan pembelajaran geguritan dalam Kristal Emas Antologi Geguritan Pilihan karya Suwardi Endraswara di SMA. Data dikumpulkan menggunakan metode baca dan catat dan peneliti sebagai human instrumen yang dibantu dengan penggunaan kartu data. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis struktural dan hasil analisis data dipaparkan menggunakan metode informal. Hasil Penelitian Struktur fisik terdiri dari: (a) diksi; pengarang memilih kata yang tepat, indah, dan kuat di setiap bait dan lariknya; (b) pengimajian; terdiri dari imaji visual (imaji penglihatan), dan imaji taktil; (c) kata konkret; berguna untuk membangkitkan gairah religius bagi para pembacanya; (d) versifikasi rima; berupa purwakanthi swara (asonansi) yang terdiri dari asonansi suku tertutup bunyi sengau /ng/ dengan variasai huruf vokal /a/. Purwakanthi sastra (aliterasi) banyak menggunakan konsonan huruf /s/, /l/, /p/ dan konsonan /k/. Purwaknthi lumaksita menggunkan perulangan katakata ing di, tanpa tanpa dan dak tak ; dan (e) tipografi yang tidak konvensional. Pada aspek diksi, urutan-urutan kata yang terdapat dalam kesepuluh geguritan Suwardi Endraswara disusun dengan baik dan rapi sehingga menimbulkan harmonisasi kata yang indah. Kutipan di bawah ini terdapat dalam geguritan Sadurunge Teka; Apa Sing Lunga. Sadurunge angin ngelus godhong nglinthing apa wis kok tekem susuhe angin? sadurunge srengenge sesingidan apa wis kok lari kumleyange ayang-ayang? (G. 2, B. 1, L. 1-4) Terjemahan Sebelum angin membelai daun melipat apa sudah kau genggam sarang angin? sebelum matahari bersembunyi Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 119

apa sudah kau kejar perginya bayang-bayang? (G. 2, B. 1, L. 1-4) Kutipan di atas menggunakan rima a-b-b-a yang menunjukkan harmonisasi kata-kata penyair. Kata-kata tersebut susunannya tidak bisa diubah. Bila diubah akan berpengaruh kepada makna dan susunan kata geguritan. Sementara itu, struktur batin dalam kesepuluh geguritan ini terdiri dari empat unsur yaitu: (a) tema (sense) religius, (b) perasaan penyair (feeling); penyair menyampaikan bahwa segala yang dimiliki manusia adalah milik Tuhan dan manusia tidak dapat menyembunyikan ataupun mengelak yang sudah digariskan oleh Tuhan; (c) nada/sikap penyair terhadap pembaca (tone); penyair berusaha untuk menjadi orang yang bijak, jujur dan terbuka mengungkapkan apa adanya yang telah diperbuat; (d) amanat (intention); pesan religius agar manusia senantiasa menaati perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. Contoh struktur batin berupa amanat religius yang ada dalam antologi geguritankristal Emasdapat dilihat dari geguritan berjudul Siklus; Apa-Ana di bawah ini. gawe geni-krasa panas gawe bener bisa bener gawe kalam bisa sinulan gawe esem bisa sengsem (G. 9, B. 1, L. 1-4) Terjemahan membuat api terasa panas berbuat benar bisa benar membuat sabda bisa jalan terang membuat senyum bisa jatuh hati (G. 9, B. 1, L. 1-4) Kutipan di atas menjelaskan bahwa apa yang kita lakukan akan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang kita lakukan. Seperti ungkapan jawa yang mengatakan sapa nandur bakal ngundhuh siapa menanam bakal memetik. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 120

Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran antologi geguritankristal Emas di kelas XI SMA, meliputi Kompetensi Inti (mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai keterampilan dan teknik membaca), Kompetensi Dasar (memahami struktur fisik dan struktur batin geguritan), indikator (menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritankristal Emas); tujuan pembelajaran (siswa mampu menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritankristal Emas), bahan/materi ajar, metode pembelajaran (tanya jawab, belajar kelompok, dan diskusi), alokasi waktu (2 x 45 menit), langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti [eksplorasi, elaborasi, konfirmasi], dan kegiatan akhir), media pembelajaran (audiovisual berbasis komputer, fotokopi materi, modul, buku teks, dan antologi geguritankristal Emas), dan evaluasi (teknik: tes tertulis, bentuk instrumen: penugasan). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: struktur fisik terdiri dari: (a) diksi, (b) pengimajian (imaji visual dan imaji taktil); (c) kata konkret, (d) versifikasi rima (purwakanthi swara (asonansi) yang terdiri dari asonansi suku tertutup bunyi sengau /ng/ dengan variasai huruf vokal /a/. Purwakanthi sastra (aliterasi) banyak menggunakan konsonan huruf /s/, /l/, /p/ dan konsonan /k/. Purwaknthi lumaksita menggunkan perulangan kata-kata ing di, tanpa tanpa dan dak tak, dan (e) tipografi yang tidak konvensional; struktur batin dalam kesepuluh geguritan ini terdiri dari empat unsur yaitu: (a) tema (sense) religius, (b) perasaan penyair (feeling); penyair menyampaikan bahwa segala yang dimiliki manusia adalah milik Tuhan dan manusia tidak dapat menyembunyikan ataupun mengelak yang sudah digariskan oleh Tuhan; (c) nada/sikap penyair terhadap pembaca (tone); penyair berusaha untuk menjadi orang yang bijak, jujur dan terbuka mengungkapkan apa adanya yang telah diperbuat; (d) amanat (intention); pesan religius agar manusia senantiasa menaati perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan; Rencana pelaksanaan pembelajaran antologi geguritankristal Emas di kelas XI SMA, meliputi Kompetensi Inti (mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 121

berbagai keterampilan dan teknik membaca), Kompetensi Dasar (memahami struktur fisik dan struktur batin geguritan), indikator (menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritankristal Emas); tujuan pembelajaran (siswa mampu menjelaskan struktur fisik dan struktur batin geguritan dalam antologi geguritankristal Emas), bahan/materi ajar, metode pembelajaran (tanya jawab, belajar kelompok, dan diskusi), alokasi waktu (2 x 45 menit), langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti [eksplorasi, elaborasi, konfirmasi], dan kegiatan akhir), media pembelajaran (audiovisual berbasis komputer, fotokopi materi, modul, buku teks, dan antologi geguritankristal Emas), dan evaluasi (teknik: tes tertulis, bentuk instrumen: penugasan). Daftar Pustaka Endraswara, Suwardi. 1994. Kristal Emas: Antologi Geguritan Pilihan. Surakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purwadi. 2010. Puisi Jawa Modern. Yogyakarta: Pararaton. Waluyo, Herman J. 2010. Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 122