BAB I PENDAHULUAN. ataupun dari luar perusahaan. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah

dokumen-dokumen yang mirip
KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASIONAL PADA STRUKTUR MODAL. Dewa Ayu Sri Swasti Putri Wiryani 1 I Made Mertha 2

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas suatu entitas bisnis dan laporan keuangan berfungsi sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia yang mengalami kerugian yang besar bahkan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik buruknya kinerja keuangan. Untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan elemen yang menjadi pusat perhatian utama oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tepat, investor akan memperoleh return yang tinggi. Apabila investor ingin

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan masyarakat pun memiliki kepentingan atas sebuah perusahaan.

BAB V PENUTUP. manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara,

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. telah dilaksanakan. PSAK No.1 Tahun 2013 tentang penyajian pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perusahaan kepada tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Tatakelola Perusahaan ( Corporate Governance) memilki peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik aktivitas operasional maupun investasi. Manajer berperan dalam menentukan pendanaan yang efisien bagi perusahaan, baik modal yang bersumber dari dalam ataupun dari luar perusahaan. Menurut Riyanto (2001:22), struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Purwitasari (2013), struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara dana jangka panjang yang ditunjukkan oleh hutang jangka panjang pada modal sendiri. Sedangkan Rahayu (2014), mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran komposisi sumber dana perusahaan dalam membiayai kegiatan dan aktiva perusahaan. Struktur modal dapat diukur dengan berbagai cara yaitu: book leverage, market leverage, dan debt to equity ratio. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur struktur modal perusahaan, yaitu book leverage atau debt to book ratio. Menurut Su (2010) proksi ini mampu menjelaskan struktur modal suatu perusahaan dengan cara melihat seberapa besar tingkat hutang perusahaan membiayai aset perusahaan. Hal-hal yang mempengaruhi keputusan manajemen dalam pemilihan sumber pembiayaan perusahaan sampai saat ini masih sangat sulit untuk diambil 1

suatu kesimpulan. Barton dan Gordon (1988) menyatakan bahwa salah satu hal yang mungkin mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan bisa dilihat dari sudut pandang strategi bisnis. Atas dasar tersebut diversifikasi operasional sebagai salah satu strategi bisnis perusahaan mungkin akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pemilihan modal. Menurut Harto (2005), diversifikasi merupakan salah satu bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen usaha maupun segmen geografis. Menurut PSAK No. 5 Revisi 2009, diversifikasi operasional merupakan komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain. Sulastri (2014), mengatakan bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan strategi diversifikasi. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan dengan tingkat diversifikasi tertinggi, yaitu sebesar 90,24%. Dilihat dari informasi segmen yang dilaporkan oleh perusahaan properti dan real estate strategi diversifikasi operasional merupakan strategi diversifikasi yang lebih sering di terapkan pada perusahaan properti dan real estate. Alasan banyaknya perusahaan sektor properti dan real estate menerapkan strategi diversifikasi adalah karena bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya masyarakat kelas menengah di Indonesia sehingga menyebabkan permintaan produk perumahan, semakin banyak investor membangun fasilitas manufaktur dan perusahaannya, meningkatnya kebutuhan hotel akibat sektor pariwisata yang berkembang pesat, 2

dan sebagainya. Diversifikasi operasional dapat diukur dengan berbagai cara, yaitu dengan menghitung banyaknya jumlah segmen usaha yang dilaporkan, indeks herfindahl, dan indeks entropy. Pengukuran indeks herfindahl dilihat dari rasio penjualan segmen usaha perusahaan (Harto, 2005). Sedangkan, pengukuran dengan indeks entropy secara bersamaan mempertimbangkan jumlah usaha yang dijalankan perusahaan, dan distribusi penjualan total melalui segmen industri. Pada penelitian ini peneliti menggunakan proksi yang sama dengan penelitian Su (2010) untuk mengukur diversifikasi operasional yaitu menggunakan indeks entropy. Menurut Su (2010), secara umum perusahaan terdiversifikasi memiliki hutang yang lebih rendah daripada perusahaan non-diversifikasi. Sedangkan Qureshi et al. (2012) menemukan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Menurut Rahayu (2014), dalam menerapkan strategi diversifikasi pada perusahaan manajer cenderung memilih hutang sebagai sumber pendanaannya. Hal ini dikarenakan, kreditur tidak memiliki kekuasaan dalam mengawasi kinerja manajer. Menurut Su (2010), teori keagenan menunjukkan manajer melakukan diversifikasi karena adanya motif pribadi. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa dalam hubungan keagenan terjadi pemisahan kepemilikan antara pemilik perusahaan (principal) dan pengelola perusahaan (agent). Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan memberikan wewenang pada pengelola untuk mengurus jalannya perusahaan, seperti mengelola dana dan mengambil keputusan lainnya untuk dan atas nama 3

pemilik. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan principal, sehingga manajer harus memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pemilik perusahaan. Informasi yang disampaikan manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Keadaan seperti ini dikenal dengan asimetri informasi yang dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis. Menurut Hutagalung dan Diyanty (2014), motif pribadi yang mendasari manajer melakukan strategi diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko kehilangan pekerjaan, meningkatkan kompensasi dan reward, serta mengembangkan kerajaan bisnis. Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan ketidakkonsistenan mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal, diantaranya penelitian Chkir dan Cosset (2001) yang meneliti mengenai pengaruh strategi diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan multinasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Singh et al. (2003), Wardhani dan Hasibuan (2011), dan Qureshi (2012) yang menemukan hasil bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Namun hasil yang berbeda diperoleh Su (2010), yang meneliti mengenai pengaruh diversifikasi operasional terhadap struktur modal dengan kepemilikan pemerintah sebagai pemoderasi pada perusahaan di Cina. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara umum perusahaan yang melakukan 4

diversifikasi mempunyai tingkat hutang yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi. Hasil penelitian Su (2010) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alonso (2010) yang juga memperoleh hasil bahwa strategi diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Junior dan Funchal (2013) yang meneliti pengaruh diversifikasi terhadap struktur modal pada perusahaan di Brazil. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian Junior dan Funchal (2013) didukung oleh hasil penelitian Hutagalung dan Diyanty (2014) yang menemukan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Berdasarkan ketidakkonsistenan hasil penelitian yang meneliti mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal, peneliti menambahkan variabel moderasi yaitu kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang di yakini dapat membantu mengendalikan konflik keagenan karena adanya asimetri informasi diantara manajer dan pemilik perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Corporate Governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate Governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu Negara. Diterapkannya Good Corporate Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip utama dari Good Corporate Governance yaitu: Transparancy (Keterbukaan), 5

accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggung jawaban), independency (kemandirian), fairness (kewajaran atau kesetaraan). Kepemilikan manajerial merupakan salah satu bagian dari prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yaitu fairness. Menurut Kurniasari (2011), kepemilikan manajerial ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham sehingga dengan keterlibatan ini kedudukan manajer sejajar dengan pemilik perusahaan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007), kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemilik atau para pemegang saham. Penelitian ini mengacu pada penelitian Larry D. Su yang dilakukan pada tahun 2010. Terdapat perbedaan pada lokasi penelitian, periode penelitian dan variabel pemoderasi. Dimana lokasi penelitian Su (2010) adalah perusahaanperusahaan di Cina, sedangkan lokasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan dengan tingkat diversifikasi tertinggi, yaitu sebesar 90,24%. Periode penelitian yang dilakukan Su (2010) adalah tahun 2000-2006, sedangkan pada penelitian ini periode penelitiannya dimulai tahun 2011-2014. Pemilihan periode penelitian dikarenakan PSAK 5 (revisi 2009) mengenai informasi segmen baru diterapkan perusahaan pada tahun 2011. Variabel pemoderasi yang digunakan pada 6

penelitian Su (2010) adalah kepemilikan pemerintah, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Peneliti menggunakan variabel pemoderasi dalam penelitian ini karena hasil penelitian mengenai pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal masih tidak konsisten. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah jabarkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1) Apakah diversifikasi operasional berpengaruh pada struktur modal? 2) Apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal. 2) Untuk mengetahui kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh diversifikasi operasional pada struktur modal. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 7

1) Kegunaan Teoritis Bagi akademisi dan dunia pendidikan, khususnya dibidang akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual dan bukti empiris mengenai pengaruh diversifikasi operasional dan kepemilikan manajerial pada struktur modal. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait sebagai informasi dalam mengambil keputusan, diantaranya bagi manajemen dalam perumusan strategi pengembangan usaha serta bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini diuraikan ke dalam lima bab yaitu bab I, pendahuluan; bab II, kajian pustaka dan hipotesis; bab III, metode penelitian; bab IV, data dan pembahasan; bab V, simpulan dan saran. Bab I yang merupakan pendahuluan menjabarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah kajian pustaka dan hipotesis yang menjelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, dan kerangka pemikiran. Dan juga dipaparkan mengenai hipotesis penelitian serta penjelasan hubungan antara variabel terikat dan variabel tidak terikat yang digunakan dalam penelitian ini. Bab III merupakan metode penelitian menjabarkan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, 8

indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel beserta metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV data dan pembahasan hasil penelitian menguraikan mengenai gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V merupakan simpulan dan saran yang berisi kesimpulan dan keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang diperoleh. 9