PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2014), sebanyak 40,6%

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan teknologi pangan saat ini cukup pesat, termasuk penemuanpenemuan

PENGARUH PERBANDINGAN ZAT PENSTABIL DAN KONSENTRASI KUNING TELUR TERHADAP MUTU REDUCED FAT MAYONNAISE

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

TINJAUAN PUSTAKA. minyak nabati, kuning telur, asam (cuka dan sari jeruk), bumbu-bumbu (garam,

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BABI PENDAHULUAN. digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

KARYA ILMIAH TERTULIS

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang disebut minyak sawit. Minyak sawit terdiri dari dua jenis minyak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat modern semakin memperhatikan makanan yang

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. konservasi hutan.porang merupakan jenis talas-talasan yang tumbuh liar

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

BABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN SARI BUAH DAN JENIS PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN SARI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam umbi-umbian dapat dipergunakan sebagai sumber. kalori/karbohidrat, salah satunya adalah singkong. Singkong kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENDAHULUAN. penduduk sehingga terjadi masalah hal ketersediaan pangan. Ketergantungan pada

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

Thousand Island Maestro. Asam cuka, asam Asam cuka, asam Asam asetat Asam asetat sitrat Air. Fruktosa sirup, Glukosa Kuning Telur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

Fransiska Victoria P ( ) Steffy Marcella F ( )

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Stabilitas Homogenisasi Salad Dressing Dari Minyak Jagung dan Air Jeruk Nipis dengan Penambahan Kuning Telur sebagai Emulsifier

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan pangan harus mampu mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia yang berperan dalam proses pertumbuhan, menjaga berat badan, mencegah penyakit defisiensi, dan mengurangi resiko berbagai macam penyakit. Pengembangan produk pangan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai gizi maupun nilai ekonomi suatu komoditi pangan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan cara penggunaan bahan baku lain sebagai bahan dasar, peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta penambahan zat gizi makro ataupun mikro. Masyarakat membutuhkan produk pangan yang mudah dikonsumsi serta mengandung zat gizi yang baik dalam hal jenis dan jumlah sehingga dapat mempertahankan kesehatan tubuh. Mayonnaise merupakan salah satu produk pangan emulsi yang mempunyai ciri-ciri berwarna kekuningan, tekstur kental, dan rasa asam yang khas yang digemari masyarakat Indonesia dan banyak dikonsumsi sebagai pelengkap dalam beragam menu masakan seperti salad dressing, sandwich, hot dog, dan sebagainya. Emulsi ini terbentuk melalui pencampuran telur, asam cuka, dan mustard kemudian penambahan minyak sedikit demi sedikit. Mayonnaise merupakan emulsi minyak nabati dalam air dengan kuning telur yang berfungsi sebagai pengemulsi serta untuk memberikan warna pada mayonnaise. Minyak merupakan salah satu bahan paling penting dalam pembuatan mayonnaise. Pada umumnya mayonnaise diproduksi menggunakan minyak kedelai, minyak canola, dan minyak zaitun, tetapi dapat juga dibuat dengan bahan 1

2 dasar minyak kelapa sawit. Pada tahun 2014, produksi sawit nasional di Indonesia mencapai 29,5 juta ton atau naik dari tahun 2013 yaitu sebesar 26,2 juta ton. Menurut Pahan (2008), minyak sawit memiliki beberapa keunggulan, diantaranya tingkat efisiensi yang tinggi sehingga mampu menempatkan CPO menjadi sumber minyak nabati termurah dan dapat digunakan dalam bidang pangan maupun non pangan. Besarnya produksi minyak di Indonesia didukung pula dengan tingginya konsumsi minyak per kapita, mendorong peneliti untuk menjadikan minyak sawit sebagai bahan dasar alternatif pada pembuatan mayonnaise. Proses pembentukan emulsi umumnya merupakan campuran dua atau lebih bahan pangan dengan penambahan emulsifier atau stabilizer. Tujuan penambahan emulsifier adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase sehingga mempermudah terbentuknya emulsi. Pengemulsi yang tidak baik dan tidak seimbang dengan minyak nabati menyebabkan emulsi yang terbentuk tidak stabil. Emulsifier yang digunakan dalam pembuatan mayonnaise umumnya kuning telur. Menurut Winarno (2008), kuning telur sebagian besar tersusun oleh lesitoprotein, yaitu lipoprotein yang mengandung lesitin dan merupakan komponen yang sangat berperan sebagai pengemulsi dan banyak digunakan pada proses pengolahan pangan seperti es krim dan margarin. Lipoprotein kuning telur merupakan pengemulsi yang memiliki dua gugus, yaitu gugus hidrofilik yang bersifat polar dan gugus lipofilik yang bersifat non polar, sedangkan stabilizer digunakan untuk menstabilkan emulsi agar dapat bertahan lama dan mencegah terjadinya perubahan fisikokimia yang tidak diinginkan.

3 Beberapa tahun terakhir, konsumen mulai beralih untuk mengonsumsi produk-produk dengan kandungan lemak rendah dengan alasan faktor kesehatan, dimana konsumsi lemak berlebih dikaitkan dengan meningkatnya resiko penyakit obesitas, kanker, jantung, dan hipertensi, sehingga konsumen mulai berhati-hati menjaga kesehatannya melalui pola makanannya. Masyarakat selain mengharapkan produk-produk fungsional, juga mengharapkan produk dengan karakteristik organoleptik yang dapat diterima dengan baik, sehingga perlu dikembangkan konsep healthy, functional, and satisfied food pada produk yang dihasilkan. Industri pangan mulai mengembangkan produk-produk pangan rendah lemak dengan istilah fat free, reduced fat, dan low fat dan telah banyak beredar di pasaran. Pengolahan pangan rendah lemak dapat digunakan bahan pengganti lemak dengan sifat fungsional yang berbeda dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki atribut mutu yang sama dengan produk tradisional (full fat) tanpa mengubah konsistensi produk. Prinsip dari pengolahan produk ini adalah dengan menurunkan fase terdispersi yaitu minyak dan meningkatkan fase pendispersi yaitu air. Beberapa pengganti lemak seperti pati jagung termodifikasi, inulin, pektin, selulosa, karagenan, dan beberapa pengental dapat digunakan sebagai penstabil emulsi dan untuk meningkatkan viskositas mayonnaise (Amin, dkk., 2014). Polisakarida gum seperti gum guar dan gum arab dapat juga digunakan sebagai senyawa penstabil dalam pengolahan pangan (Su, 2010). Penggunaan hidrokoloid dalam pengolahan bahan berperan sebagai penstabil, pembentuk gel, pengemulsi, dan pengental. Penggunaan hidrokoloid seperti gum arab dan CMC dalam pembuatan mayonnaise dilihat dari sifat

4 fungsionalnya, yaitu dapat mengikat air sehingga dapat membentuk gel, memperbaiki tekstur, dan sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas. Gum arab mempunyai gugus arabinogalaktan protein (AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan sebagai pengemulsi dan pengental (Gaonkar, 1995). Kombinasi penggunaan gum arab dan carboxymethyl cellulose sebagai hidrokoloid diharapkan mampu mengentalkan larutan atau mampu membentuk gel dari larutan tersebut. Ciri spesifik yang dimiliki adalah dapat menjaga nilai viskositas dan sifat reologi produk, mempertahankan stabilitas kadar air produk yang dihasilkan dan mencegah terjadinya sineresis pada produk yang disimpan di suhu rendah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk akhir yang dihasilkan. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) adalah salah satu spesies pandan yang banyak digemari masyarakat karena daunnya memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Tanaman ini banyak tumbuh di negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia yang digunakan sebagai penambah cita rasa makanan atau minuman dan pewarna alami makanan. Pemanfaatan daun pandan sebagai bahan tambahan alami pada makanan diharapkan dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk menambah nilai ekonomis daun pandan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti ingin mengembangkan penelitian tentang pengaruh perbandingan zat penstabil berupa gum arab dengan carboxymethyl cellulose dan konsentrasi kuning telur terhadap mutu mayonnaise menggunakan bahan dasar minyak sawit. Pengembangan produk ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis dari bahan pangan lokal berupa minyak sawit dan daun pandan, serta untuk

5 memperoleh formulasi yang tepat dalam menghasilkan reduced fat mayonnaise dengan mutu serupa mayonnaise tradisional (full fat). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan formulasi yang tepat antara perbandingan zat penstabil dan konsentrasi kuning telur serta untuk mengetahui pengaruh kombinasi penstabil gum arab dengan carboxymethyl cellulose dan konsentrasi kuning telur untuk menghasilkan reduced fat mayonnaise dengan karakteristik fisikokimia dan sensoris yang terbaik. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pangan di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai sumber informasi untuk masyarakat bahwa minyak kelapa sawit juga dapat digunakan sebagai bahan dasar alternatif pada pembuatan reduced fat mayonnaise. Hipotesis Penelitian Ada pengaruh perbandingan zat penstabil dan konsentrasi kuning telur serta interaksi antara keduanya terhadap mutu reduced fat mayonnaise berbahan dasar minyak sawit yang dihasilkan.