ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi,

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

ANALISIS SEBARAN FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN BATURAJA TIMUR TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: RETNO WULANDARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

I. PENDAHULUAN. Penggunaan lahan kini kian berkembang pada wilayah yang memiliki tingkat

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN WAY KRUI TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh. Catur Pangestu W

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN (JURNAL) Oleh : JOSAN FATHURRAKHMAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif,

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif,

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH MENEGAH ATAS NEGERI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 (JURNAL) Oleh SYAIFUL ASRORI

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG PEMEKARAN WILAYAH PEKON TAMBAHREJO BARAT (JURNAL) Oleh. Jepri Rison Wardana

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

ANALISIS SEBARAN LOKASI SMA DI KABUPATEN PESAWARAN (JURNAL) Oleh : DEBI RANU MEIHARJA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN GEOGRAFIS KEBERADAAN INDUSTRI AIR MINUM PT. VODA TIRTA NIRWANA DI DESA BATU KERAMAT

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Suharsimi Arikunto, 2006:219). Dalam melakukan penelitian, haruslah dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS POLA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan segala aktivitasnnya. Permukiman berada dimanapun di

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian

Disribusi Layanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Magetan

DESKRIPSI LOKASI BANJIR DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh IIS KURNIATI

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR

BAB III PRODUSER PENELITIAN. Metode Deskriptif Eksploratif, dalam metode yang mengungkap masalah atau

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

PEMETAAN LOKASI PERTAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh: ANDI KURNIAWAN FIRDAUS

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi,

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh I KADEK AGUS SETIAWAN

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI PULAU DOOM KOTA SORONG. : Permukiman, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Permukiman

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

DAMPAK PEMANFAATAN BANTARAN SUNGAITERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI KELURAHAN PASAR KRUI (JURNAL)

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata

ANALISIS KONDISI FISIK WILAYAH TERHADAP POLA KERUANGAN LOKASI PERUMAHAN KAWASAN AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA DI KABUPATEN SLEMAN

DESKRIPSI OBJEK WISATA KELAPA RAPET KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh PRANANDA SEPRIANSYAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Maryaeni menegaskan bahwa metode adalah cara yang ditempuh peneliti dalam

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

III. METODE PENELITIAN. untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian.

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

KONDISI FISIOGRAFIS YANG MENDUKUNG POLA PERMUKIMAN PENDUDUK TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh : ANISA NURJANAH

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

Transkripsi:

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

ABSTRAK ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 Indaryono 1, I Gede Sugiyanta 2, Rahma Kurnia 3 This study aimed to know the growth of residential areas in Balik Bukit District Lampung Barat Regency in 2005 up to 2014. Method in research was descriptive method. Data collection technique was documentation. Analysis technique in research was map analysis. This research s result indicated that: 1) the changes of residential areas in the last 10 years are up to 279 hectare or 62,69%. 2) settlement pattern found is clustered. 3) direction a the growth of settlement since 2005 to 2014 is more dominant to North. Key words: growth, residential areas, settlement Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu teknik analisis peta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perubahan luas daerah pemukiman dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 279 hektar atau 62,69%. 2) Pola pemukiman yang terjadi adalah pola pemukiman mengelompok. 3) Arah perkembangan pemukiman yang terjadi sejak tahun 2005 sampai tahun 2014 lebih cenderung ke arah Utara. Kata kunci: perkembangan, daerah pemukiman, pemukiman Keterangan : 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2

1 PENDAHULUAN Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi, hal ini akan mengakibatkan semakin luasnya lahan yang dijadikan pemukiman oleh masyarakat pada suatu wilayah. Perkembangan pemukiman yang terjadi dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya, dari segi kuantitas perubahan tersebut biasanya ditunjukkan dengan perubahan jumlah pemukiman baru yang terdapat pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, jumlahnya akan selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat. Sedangkan perubahan dari segi kualitas dapat ditunjukkan dengan parameter seperti kualitas fisik rumah dan kualitas lingkungan rumah. Perkembangan pemukiman yang terjadi mengakibatkan pengalihan fungsi lahan pada suatu wilayah. Lahan adalah sebagian lingkup fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang (Sitanala 1989 dalam I Gede Sugiyanta 2006:8). Penggunaan lahan pada masingmasing daerah merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat terutama penggunaan lahan untuk pemukiman. Pemukiman merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat dalam kehidupannya, pemukiman yang baik akan menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Selain untuk pemukiman sebagai kebutuhan utama, lahan juga digunakan untuk membangun infrastruktur yang akan mempermudah aksesibilitas masyarakat dalam kehidupan seharihari. Masyarakat akan cenderung memilih lokasi pemukiman pada wilayah yang dekat dengan daerah perkotaan karena daerah perkotaan memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kabupaten Lampung Barat memiliki 15 kecamatan dengan Ibu Kota Liwa. Kecamatan Balik Bukit merupakan salah satu kecamatan di kabupaten tersebut. Kecamatan Balik Bukit memiliki luas wilayah 18.382 ha, yang terdiri dari 12 desa atau kelurahan. Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Balik Bukit dilihat dari segi pertumbuhan penduduk dan tingkat pertumbuhan pemukiman pada lahan-lahan yang terdapat di kecamatan tersebut. Pertumbuhan pemukiman yang terjadi akan mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Perubahan penggunaan lahan ini akan mengakibatkan semakin turunnya hasil pertanian dan perkebunan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Desa Padang Cahya merupakan salah satu desa di Kecamatan Balik Bukit yang lahan pertanian sayurannya banyak berubah fungsi menjadi lahan pemukiman. Pada desa tersebut banyak bangunan rumah yang didirikan oleh masyarakat Desa Padang Cahya pada lahan pertanian sayuran, dengan berkurangnya lahan pertanian sayuran ini akan

2 mengakibatkan berkurangnya hasil pertanian sayuran di desa tersebut. Contoh di atas merupakan dampak dari semakin berkembangnya luas daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Perubahan lahan yang sebelumnya merupakan lahan pertanian sayur dan lahan perkebunan kopi maupun perkebunan lainnya berubah menjadi pemukiman hal ini diakibatkan pertumbuhan penduduk di kecamatan tersebut. Pertumbuhan penduduk yang terjadi di kecamatan ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, pertumbuhan penduduk yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 2,1% tergolong dalam kategori tinggi. Pertumbuhan penduduk ini mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan lahan untuk pemukiman sehingga perubahan fungsi lahan yang sebelumnya merupakan daerah pertanian dan perkebunan dijadikan masyarakat sebagai tempat untuk bermukim. Pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah akan sangat berpengaruh pada kebutuhan lahan untuk pemukiman, maupun untuk fasilitas lain yang akan mendukung kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut diantaranya tempat tinggal, tempat usaha, tempat kerja, tempat rekreasi, tempat pendidikan, pasar baik tradisional maupun pusat perbelanjaan lainnya dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan luas daerah pemukiman, arah perkembangan pemukiman dan pola pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok, manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambarangambaran atau lukisan-lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan pengertian metode penelitian deskriptif tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan pemukiman, pola pemukiman dan arah perkembangan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014. Analisis yang dilakukan berupa analisis peta. Menurut Pambundu Tika (2005:49), untuk penelitian geografi fisik, peta dan foto udara diperlukan untuk pengamatan dan pengecekan objek-objek tertentu di lapangan. Perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014 dianalisis dari peta yang merupakan hasil perekaman citra satelit Landsat yang telah diolah menggunakan software Arcgis 10.1 sehingga diperoleh peta pemukiman tahun 2005 dan tahun 2014 kemudian dilakukan overlay pada kedua peta tersebut untuk mengetahui perkembangan luas daerah pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat dan untuk mengetahui pola pemukiman serta

3 arah perkembangan pemukiman di wilayah penelitian tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perubahan Luas Pemukiman Perubahan luas penggunaan lahan untuk pemukiman diketahui dengan melakukan overlay peta luas lahan pemukiman tahun 2005 dan peta luas lahan pemukiman tahun 2014. Dari hasil overlay peta yang dilakukan pada software Arcgis 10.1 tersebut didapat informasi mengenai penambahan luas pemukiman yang Bertambahnya luas lahan pemukiman merupakan wujud dari pemenuhan kebutuhan masyarakat Kecamatan Balik Bukit untuk mempermudah kegiatan hidupnya sehari-hari. Seperti pendapat Bintarto (1976:10) dia mengatakan bahwa dalam arti sempit pemukiman bukan hanya rumah tempat tinggal manusia saja namun lebih kepada memperhatikan susunan dan penyebaran bangunan antara lain: rumah, gedung, sekolah, kantor, pasar, dan sebagainya. Pendapat ini menunjukkan bahwa setiap pembangunan pada suatu daerah Gambar 1. Peta perubahan luas lahan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit tahun 2005-2014. terjadi yaitu pada tahun 2005 terdapat luas pemukiman seluas 445 ha dan pada tahun 2014 menjadi 724 ha di seluruh Kecamatan Balik Bukit. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas pemukiman sebesar 279 ha atau sebesar 62,69% dari tahun 2005. pemukiman akan diikuti dengan pembangunan sarana dan prasarana yang akan mendukung kehidupan masyarakat itu sendiri. Sarana dan prasarana yang di maksud seperti rumah, gedung, sekolah, kantor, pasar, dan sebagainya.

4 Perubahan luas lahan pemukiman yang terjadi paling tinggi terdapat di Kelurahan Way Mengaku yaitu sebesar 54 ha atau sebesar 19,35%, yang mana pada tahun 2005 sebesar 87 ha menjadi 141 ha pada tahun 2014. Bertambahnya luas pemukiman pada daerah ini terjadi karena banyaknya bangunan baru yang didirikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir berupa pemukiman dan perkantoran sebagai pusat pelayanan masyarakat Kabupaten Lampung Barat. Luas lahan pemukiman dengan perubahan luas yang cukup tinggi berikutnya yaitu Kelurahan Pasar Liwa sebagai ibu kota kecamatan tersebut yaitu terjadi penambahan luas pemukiman sebesar 34 ha atau sebesar 12,19% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 2005 sebesar 57 ha menjadi 91 ha pada tahun 2014. Bertambahnya luas pemukiman pada daerah ini terjadi karena Kelurahan Pasar Liwa merupakan Ibu Kota Kecamatan Balik Bukit sehingga banyak perkantoran atau pusat pelayan masyarakat serta sekolah yang didirikan pada daerah tersebut. Selain perkantoran yang lebih dominan didirikan di Kelurahan Pasar Liwa berupa bangunan untuk tempat-tempat usaha atau bisnis karena daerah ini dekat dengan pasar yang paling besar di Kecamatan Balik Bukit dan pasar buka setiap hari, layanan keuangan berupa perbankan banyak terdapat di kelurahan tersebut. Desa dengan pertambahan luas pemukiman paling rendah yaitu Desa Gunung Sugih yaitu hanya 10 ha atau sebesar 3,58% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pertambahan luas pemukiman yang rendah ini terjadi karena desa tersebut merupakan desa yang memiliki luas paling kecil di bandingkan dengan desa lainnya yaitu hanya sebesar 205 ha, sehingga lahan untuk mendirikan bangunan di desa ini cukup sulit di dapat karena ketersediaan lahan yang terbatas. Daerah lainnya yang memiliki pertambahan luas lahan pemukiman yang rendah yaitu Desa Bahway seluas 13 ha atau sebesar 4,66%. Desa Bahway memiliki luas wilayah yang cukup besar namun pertambahan luas pemukimannya kecil hal ini terjadi karena keamanan di desa tersebut sangat kurang dibandingkan desa lainnya, ketidakamanan yang terjadi berupa seringnya terjadi pencurian hasil pertanian dan perkebunan yang pelakunya adalah masyarakat Desa Bahway itu sendiri. Selain keamanan yang kurang penyebab lain berupa aksesibilitas yang kurang memadai yaitu jalan yang masih berbatu. Perubahan alih fungsi lahan yang terjadi berupa lahan pertanian dan lahan perkebunan hal ini sesuai dengan pendapat Robinson (1979) dalam I Gede Sugiyanta (1995:14) mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya pemukiman, dia mengatakan bahwa setelah air, makanan merupakan kebutuhan dasar manusia berikutnya, maka dari itu tempat yang memberikan tanah yang subur dan bagus untuk peternakan dan pertanian sangat dicari. Perubahan fungsi lahan dilakukan oleh pemilik lahan yaitu dengan cara menjual lahan pertanian atau perkebunan yang ia miliki menjadi tanah kaplingan atau tanah dengan ukuran bangunan. Penjualan lahan oleh pemilik lahan biasanya

5 terjadi pada lahan pertanian ataupun perkebunan yang dekat dengan jalan sehingga harga yang di dapat cukup tinggi. 2. Pola Pemukiman Penentuan pola persebaran pemukiman di Kecamatan Balik Bukit digunakan analisis tetangga terdekat menurut Bintarto. Penggunaan analisis tetangga terdekat hanya di lakukan pada bidang datar dan mengabaikan relief atau perbedaan ketinggian tempat pada daerah penelitian sehingga akan mempunyai hasil yang berbeda jika di lakukan pengukuran secara langsung di lapangan. Dalam melakukan analisis pola pemukiman digunakan peta sebaran titik pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 dengan skala 1:90.000 yang merupakan hasil digitasi dari perekaman Citra Satelit Landsat 8. Perhitungan yang telah dilakukan menggunakan rumus Bintarto menunjukkan bahwa nilai T=0,44 sehingga dapat ditentukan pola persebaran pemukiman yang terdapat di Kecamatan Balik Bukit adalah pola persebaran mengelompok (clustered). Menurut Bintarto dan Surastopo (1979:76) pola pemukiman mengelompok biasanya ditunjukkan dengan ciri jarak antara pemukiman satu dengan pemukiman yang lainnya saling berdekatan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pola pemukiman mengelompok di Kecamatan Balik Bukit yaitu faktor sosial seperti adanya kebiasaan memberikan warisan kepada anak-anak pemilik tanah, sehingga terjadi pemecahanpemecahan tanah yang memungkinkan terjadi pengembangan dan penyebaran pemukiman/perkampungan karena tanah yang dibagikan tidak pada satu. Gambar 2. Peta sebaran titik pemukiman di Kecaamatan Balik Bukit tahun 2014.

6 tempat saja, hal ini sesuai dengan pendapat Robinson (1979) dalam I Gede Sugiyanta (1995:27) Pola pemukiman mengelompok biasanya ditemukan pada kawasan pegunungan maupun daerah perbukitan hal ini sesuai dengan keadaan topografi di Kecamatan Balik Bukit yaitu memiliki topografi yang landai atau berbukit-bukit. Pola pemukiman mengelompok yang terjadi di kecamatan ini sebagian besar di bangun oleh penduduk yang masih satu keturunan hal ini terjadi karena adanya pembagian warisan yang dilakukan oleh masyarakat di kecamatan tersebut. Pemukiman mengelompok sangat terlihat pada daerah pemerintahan maupun daerah yang dekat dengan pasar hal ini terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk tinggal di daerah yang dekat dengan tempat mereka bekerja ataupun tempat mereka melakukan bisnis seperti di sekitar pasar. Selain itu kecenderungan masyarakat untuk memilih tempat bermukim di daerah atau wilayah yang memiliki aksesibilitas baik dan fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat daerah tersebut juga mempengaruhi pola pemukiman tersebut. 3.Arah Perkembangan Pemukiman Arah perkembangan pemukiman merupakan arah bertambahnya luas pemukiman yang terjadi pada suatu daerah, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan peta persebaran pemukiman tahun 2005 dan peta persebaran pemukiman tahun 2014. Untuk menentukan arah perkembangan pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit akan di analisis dari peta pemukiman hasil overlay peta pemukiman tahun 2005 dan peta pemukiman tahun 2014 dengan melihat arah orientasi pada masing-masing desa. Gambar 3. Peta arah perkembangan pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2014

6 Perkembangan pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit lebih dominan ke arah Utara karena desa yang mengalami perkembangan pemukiman ke arah Utara lebih banyak dibandingkan ke arah Barat, Timur maupun ke arah Selatan. Hal ini terjadi karena masyarakat banyak mendirikan bangunan dekat dengan fasilitas seperti sekolah atau perkantoran, masyarakat juga mendirikan bangunan di tepian jalan guna mempermudah aksesibilitas dari dan ke tempat mereka bermukim. Selain itu masyarakat mendirikan pemukiman yang berdekatan dengan daerah pertanian mereka guna mempermudah aksesibilitas menuju daerah pertanian tersebut. Arah perkembangan pemukiman juga dipengaruhi oleh topografi daerah tersebut karena daerah tersebut memiliki topografi yang landai mengakibatkan tidak semua daerah dapat didirikan pemukiman kecuali pada lahan yang datar saja. DAFTAR PUSTAKA Bintarto. 1976. Pengantar Geografi Pembangunan. Yogyakarta: PT. P.B. Kedaulatan Rakyat. Bintarto dan Surastopo. 1979. Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3ES. Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pabundu Tika, Moh. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyanta, I Gede. 1995. Permukiman (Diktat). Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung. Sugiyanta, I Gede. 2006. Geomorfologi II (Diktat). Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung. KESIMPULAN 1. Perubahan luas pemukiman penduduk tahun 2005-2014 di Kecamatan Balik Bukit bertambah sebesar 279 ha atau sebesar 62,69%. 2. Pola persebaran pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2014 bersifat mengelompok (clustered). 3. Arah perkembangan luas pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2014 cenderung ke arah Utara.