BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. telah di publikasikan melalui website Bank Panin Syariah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, penyajian data, dan penarikan kesimpulan suatu penelitian secara numerik (Wahana, 2009). Paparan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum dari sekumpulan sampel yang akan diteliti, sehingga dapat menyimpulkan data secara mudah dan cepat. Selain itu juga untuk mempermudah pengamatan terhadap sampel tersebut. Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau lebih dikenal dengan SPSS versi 20 dengan hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation K_UMKM 60 163252.00 343990.00 236502.4833 44748.50660 DPK 60 521856.00 1201284.00 789721.7000 173703.46134 CAR 60 12.77 20.94 15.8090 1.76684 BOPO 60 70.24 173.89 90.4118 14.73985 Valid N (listwise) 60 Tabel 4.1 tersebut menyaikan data yang akan diolah selama periode 2008-2012 dari kelompok bank persero. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa variabel terikat (Y) yang berupa kredit UMKM menunjukan nilai minimum sebesar 163.252 51

miliar dan nilai maksimum sebesar 343.990 miliar dengan rata-rata sebesar 236.502,48 miliar dan standar deviasi sebesar 44.748,50 miliar. Variabel bebas 1 (X 1 ) yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan nilai minimum sebesar 521.856 miliar dan nilai maksimum sebesar 1.201.284 miliar dengan rata-rata sebesar 789.721,70 miliar dengan standar deviasi 173.703,46 miliar Variabel bebas 2 (X 2 ) yang berupa Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan nilai minimum sebesar 12,77% dan nilai maksimum sebesar 20,94% dengan rata-rata sebesar 15,80% dengan standar deviasi 1,76% Variabel bebas 3 (X 3 ) yang berupa Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional menunjukan nilai minimum sebesar 70,24% dan nilai maksimum sebesar 173,89% dengan rata-rata sebesar 90,41% dengan standar deviasi 14,73% 4.2 Paparan Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi klasik digunakan agar model regresi dapat disebut model regresi yang baik. Untuk dapat dikatakan memenuhi kriteria model yang baik ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh suatu data dan variabel. Asumsi tersebut adalah bahwa variabel haruslah normal, homokedastik, tidak ada multikolinearitas dan tidak terdapat autokorelasi. Apabila keempat syarat tersebut telah terpenuhi barulah dapat dilakukan prosedur statistik menggunakan analisis parametrik. 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji ini dilakukan dengan melihat range data. Data dapat dikatakan baik 52

apabila penyebarannya normal serta tidak terlalu luas. Untuk dapat menentukan bahwa persebaran data normal dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu nya adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan salah satu uji normalitas yang sering digunakan karena kemudahan dan reliabilitasnya. Cara untuk melakukan uji Kolmogorov-Smirnov adalah dengan menggunakan SPSS dimana nilai signifikansi dari tabel Kolmogorov-Smirnov harus diatas standard error 0,05 atau 5%. Apabila nilai signifikansi diatas dari standar error sebesar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data dari suatu variabel memiliki distribusi yang normal. Berikut ini merupakan hasil uji Kolmogorov-Smirnov dari variabel variabel yang digunakan dalam penelitian: Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Std. Deviation 28974.4268493 6 Mean 0E-7 Absolute.157 Most Extreme Differences Positive.157 Negative -.077 Kolmogorov-Smirnov Z 1.218 Asymp. Sig. (2-tailed).103 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada uji Kolmogorov-Smirnov diatas terlihat bahwa signifikansi seluruh data sebesar 0,103 sehingga berada diatas batas α (standar eror) yakni sebesar 53

0,05. Hal ini membuktikan bahwa data dari variabel yang diteliti memiliki distribusi yang normal dan dapat dilanjutkan untuk pengujian asumsi klasik lainnya. 4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dapat diketahui dengan melakukan uji Variance Inflating Factor (VIF). Uji VIF merupakan salah satu metode pengujian yang mudah digunakan dalam menganalisis data apakah terjadi multikolinearitas atau tidak. Untuk melihat terjadinya gejala multikolinearitas dapat melihat nilai t dan nilai VIF apabila nilai t (toleransi) berada diatas 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel yang diteliti dan sebaliknya. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF DPK.900 1.111 1 CAR.991 1.009 BOPO.907 1.102 a. Dependent Variable: K_UMKM Pada bagian Coefficients, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen lebih kecil dari pada 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas pada model regresi linier. 54

4.2.3 Uji Heterokedastisitas Tujuan dari uji heterokedastik adalah untuk menguji apakah dalam suatu model linear terdapat perbedaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Terjadinya gejala heterokedastik dapat dilihat dari ketidaksamaan diantara varians residual dari masing masing variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedastik salah satu nya dapat menggunakan grafik scatter plot. Grafik scatter plot dibuat dengan memasukan variabel terikat (zpred) di bagian sumbu x dan residual dari masing masing variabel terikat (sresid) dibagian sumbu y. apabila penyebaran data terlihat acak dan tidak membentuk pola khusus maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastik dalam variabel bebas yang akan diteliti. Sebaliknya apabila ketika melakukan uji scatter plot terjadi pola data yang mengumpul dan membentuk suatu pola khusus maka dapat dikatakan data tersebut mengalami gejala heterokedastik. Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas (Grafik Scatterplot) 55

Dari Grafik Scatter, jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik menyebar tidak beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas. Cara lain untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser, yakni meregresikan absolute nilai residual sebagai variabel dependen dengan variabel independen. Jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 77823.324 29314.646 2.655.010 1 DPK -.023.014 -.220-1.618.111 CAR -1166.155 1341.261 -.112 -.869.388 BOPO -208.284 168.037 -.168-1.240.220 a. Dependent Variable: ABS_RES Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi DPK sebesar 0.111, CAR 0.388, dan BOPO 0,220 sehingga signifikansi dari ketiga variabel bebas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 4.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan 56

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji autkorelasi dapat dilakukan dengan melakukan uji Durbin-Watson atau juga disebut DW test. Pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi diantara variabel bebas dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Keputusan Uji Durbin-Watson X 4-dl X 4-dI di X du du X 4-dU Kondisi Keputusan Terjadi autokorelasi positif Terjadi autokorelasi negatif Tidak dapat disimpulkan Tidak terdapat autokorelasi Hasil uji Durbin-Watson dapat dilihat pada hasil dibawah ini Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.762 a.581.558 29740.40279.504 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK b. Dependent Variable: K_UMKM Hasil uji Durbin-Watsin menunjukan nilai 0,504 dengan jumlah variabel sebanyak 3 dan n sebanyak 60, maka dari tabel Durbin Waston didapat dl = 1,479 dan du = 1,688 dan 4-dU= 2,311. Dari tabel Model Summary didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 0,504 dan nilai tersebut lebih kecil dari du (0,504<1,688) maka dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier ini terdapat autokorelasi, sehingga perlu dilakukan transformasi untuk menanggulangi masalah autokorelasi tersebut. Dalam penelitian ini digunakan model regresi generalized difference equation (persamaan beda umum ) untuk menanggulangi masalah autokorelasi. Setelah dilakukan transformasi didapatkan hasil sebagai berikut: 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (transformasi) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.743 a.552.527 19001.97099 1.582 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK b. Dependent Variable: Kredit_UMKM Hasil uji Durbin-Watsin menunjukan nilai 1,582 dengan jumlah variabel sebanyak 3 dan n sebanyak 60, maka dari tabel Durbin Waston didapat dl = 1,479 dan du = 1,688 dan 4-dU= 2,311. Dari tabel Model Summary didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 1,582 dan nilai tersebut terletak antara dl dan 4-dU atau 1,479 < 1,582 < 2,311 maka dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier ini tidak terdapat Autokorelasi. 4.3 Analisis Regresi Linier Berganda Uji Regresi linear dilakukan atas variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap kredit UMKM disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -2760.821 2648.804-1.042.302 1 DPK.247.086.267 2.873.006 CAR -9538.205 3221.517 -.275-2.961.005 BOPO -888.251 141.506 -.569-6.277.000 a. Dependent Variable: Kredit_UMKM 58

Dari hasil tabel diatas persamaan untuk membentuk model regresi linear dapat dilihat pada tabel unstandarized coefficient di kolom beta. Dari Hasil analisis tersebut diperoleh nilai konstanta sebesar -2.760,821, nilai variabel DPK sebesar 0,247, nilai variabel CAR sebesar -9.538,205, dan nilai variabel BOPO sebesar - 888,251. Dari Nilai tersebut dapat dibentuk model regresi linier sebagai berikut: Y= -2.760,821+ 0,247 X 1 9.538,205X 2 888,251X 3 Keterangan: Y= Kredit UMKM X 1 = Dana Pihak Ketiga (DPK) X 2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X 3 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Dari hasil regresi linear berganda diatas ada beberapa hal yang dapat dijelaskan beberapa hal berikut : 1. Konstanta (koefisien intersep) bernilai -2.760,821 berarti apabila variabel lainnya seperti dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak dipertimbangkan atau dianggap 0 maka kredit UMKM menurun sebesar 2.760,821 miliar. 2. Nilai koefisien regresi DPK (X 1 ) sebesar 0,247 memiliki pengertian bahwa setiap kenaikan 1% dari dana pihak ketiga maka akan memberikan pengaruh kenaikan terhadap pemberian kredit UMKM sebesar 0,247 miliar. 3. Nilai koefisien regresi CAR (X 2 ) sebesar -9.538,205 memiliki pengertian bahwa setiap kenaikan 1% dari return on assets maka akan memberikan 59

pengaruh penurunan terhadap pemberian kredit UMKM sebesar 9.538,205 miliar. 4. Nilai koefisien regresi BOPO (X 3 ) sebesar -888,251 memiliki pengertian bahwa setiap kenaikan 1% dari BOPO maka akan memberikan pengaruh penurunan terhadap pemberian kredit UMKM sebesar 888,251 miliar. 4.4 Pengujian Hipotesis Agar dapat membuktikan pengaruh antara DPK, CAR, dan BOPO berpengaruh terhadap pemberian kredit UMKM baik secara parsial maupun simultan maka dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji pengaruh simultan dari variabel DPK, CAR, dan BOPO terhadap variabel terikat dilakukan uji f. Untuk menguji pengaruh parsial dari DPK, CAR, dan BOPO terhadap variabel terikat dilakukan uji t. 4.4.1 Uji F Uji F digunakan untuk membuktikan H 01 dan H a1 yang menyatakan Tidak ada hubungan yang signifikan antara DPK, CAR, dan BOPO terhadap pemberian kredit UMKM secara simultan dan Ada hubungan yang signifikan antara DPK, CAR, dan BOPO terhadap pemberian kredit UMKM secara simultan. Uji F tersebut bertujuan untuk mengetahui signifikansi atau pengaruh variabel bebas (DPK, CAR, dan BOPO) secara bersama sama terhadap variabel terikat (kredit UMKM). Uji ini dilakukan menggunakan uji distribusi F yakni membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel yang terdapat dalam tabel uji F. Apabila hasil uji F hitung lebih besar (>) dari f tabel dan signifikansinya dibawah (<) 0,05(α) maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh secara bersama sama atas variabel terikat sebaliknya apabila signifikansinya 60

diatas (>) 0,05(α) maka dapat dinyatakan variabel bebas secara simultan kurang berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Hasil Uji - F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 24454830557.9 26 3 8151610185.97 5 22.576.000 b 1 Residual 19859119588.7 86 55 361074901.614 Total 44313950146.7 12 58 a. Dependent Variable: Kredit_UMKM b. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK Berdasarkan uji F Didapatkan nilai t hitung sebesar 22,567 dan tingkat signifikasi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,000<0,05) sehingga dapat disimpulkan semua variable independen (DPK, CAR, dan BOPO) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kredit UMKM. Hasil pengujian menunjukan t hitung 22,567 sedangkan t tabel sebesar 3,1559 dimana t tabel < t hitung (3,1559<22,567) dapat disimpulkan bahwa variabel DPK, CAR dan BOPO memiliki kontribusi terhadap Kredit UMKM. Hal ini berarti DPK, CAR, dan BOPO cukup efektif apabila digunakan bersama untuk menilai pemberian kredit UMKM sehingga H 01 yang menyatakan bahwa Tidak ada hubungan yang signifikan antara DPK, CAR, dan BOPO terhadap pemberian kredit UMKM secara simultan ditolak dan H a1 yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara DPK, CAR, dan BOPO, terhadap pemberian kredit UMKM secara simultan diterima. 61

4.4.2 Uji t Uji t dilakukan untuk membuktikan hipotesis kedua, ketiga, dan keempat, apakah hipotesis diterima atau ditolak. Tujuan dari uji t adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau terpisah. Sebuah variabel bebas dapat dianggap berpengaruh parsial terhadap variabel terikat apabila signifikansinya lebih besar dari (>) 0,05 (α). Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -2760.821 2648.804-1.042.302 1 DPK.247.086.267 2.873.006 CAR -9538.205 3221.517 -.275-2.961.005 BOPO -888.251 141.506 -.569-6.277.000 a. Dependent Variable: Kredit_UMKM Dari hasil Uji - t dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 1. Variabel Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 2.873 dengan tingkat signifikansi 0,006, apabila dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,001 maka t hitung lebih rendah dari t tabel, selain itu signifikansi variabel dana pihal ketiga sebesar 0,006 lebih kecil daripada 0,050. Hal ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara dana 62 pihak ketiga terhadap kredit UMKM secara parsial dengan demikian H 02

yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara DPK terhadap pemberian kredit UMKM parsial ditolak, sedangkan H a2 yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara DPK terhadap pemberian kredit UMKM parsial diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa DPK mempunyai hubungan yang searah dengan kredit UMKM. Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2010) dan Kusnandar (2012) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini membuktikan bahwa bank persero menjalankan fungsi nya sebagai lembaga intermediasi dimana bank mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian DPK tersebut disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Pengaruh yang positif dan signifikan berarti semakin besar DPK yang dapat dihimpun oleh bank membuat bank memiliki sumber pendanaan yang besar, sehingga bank dapat meningkatkan pengucuran kredit UMKM. 2. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar 2,961 dengan tingkat signifikansi 0,005. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,005<0,05, maka H a3 diterima dan H 03 ditolak. Variabel CAR mempunyai t hitung yakni 2,961 dengan t tabel=2,001. Jadi t hitung > t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel CAR memiliki kontribusi terhadap Kredit UMKM. Nilai t negatif menunjukkan bahwa CAR mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan kredit UMKM. Jadi dapat disimpulkan CAR memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit UMKM. 63

Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kusnandar (2012), Pratama (2010) dan Adawiyah (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara CAR dengan pemberian kredit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap bank persero selama 5 tahun didapatkan hasil CAR berada jauh diatas ketentuan Bank Indonesia yang sebesar 8% yakni berkisar 12,77 20,94. CAR yang tingi mencerminkan stabilnya jumlah modal dan jumlah risiko yang dimiliki oleh bank sehingga seharusnya memungkinkan untuk bisa lebih banyak menyalurkan kreditnya, namun dilihat dari signifikansi CAR yang berarah negatif terhadap kredit UMKM dimungkinkan bank cenderung untuk mempertahankan dana nya untuk memenuhi ketentuan batas minimal CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga membatasi kredit yang diberikan. 3. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar - 6,277 signifikansi 0,000. Terlihat pada kolom Coefficients model 1 terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka H a4 diterima dan H 04 ditolak. Variabel BOPO mempunyai t hitung yakni 6,277 dengan t tabel sebesar 2,001. Jadi t hitung > t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO memiliki kontribusi terhadap kredit UMKM. Nilai t negatif menunjukkan bahwa BOPO mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan kredit UMKM. Jadi dapat disimpulkan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit UMKM. 64

Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kusnandar (2012) dan Yulhasnita (2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara BOPO dengan pemberian kredit. Signifikansi dari BOPO yang kearah negatif berarti bahwa efesiensi dari bank akan mempengaruhi pemberian kredit UMKM oleh bank, apabila manajemen bank tidak efisien dalam pengelolaan biaya operasionalnya sehingga meningkatkan biaya operasional bank dan menurunkan laba, pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kredit UMKM. 4.5 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa mampu variabel bebas DPK, CAR, BOPO menjelaskan variabel terikat kredit UMKM. Koefisien determinasi memiliki besaran angka 0 hingga 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas memberikan informasi yang semakin dapat memprediksi variabel terikat. Tabel berikut ini merupakan hasil dari analisis koefisien determinasi Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.743 a.552.527 19001.97099 1.582 a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK b. Dependent Variable: Kredit_UMKM 65

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat bahwa sebesar 0,552 = 55,2%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel DPK, CAR, dan BOPO dalam menjelaskan atau memberikan pengaruh variabel pemberian kredit UMKM sebesar 55,2%, dan sisanya sebanyak 44,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. 66