BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah produktif atau usaha yang berbasis pada rumah tangga di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Hal ini i sejal

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Rumah Produktif, Pola penggunaan ruang, dan Aktivitas dalam Ruang

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian (RA ) : Ir. Purwanita Setijanti. M.Sc. Ph.D : Ir. Muhammad Faqih. M.SA.Ph.D. Bagoes Soeprijono Soegiono

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH TINGGAL AKIBAT KEGIATAN INDUSTRI LOGAM DI DESA NGINGAS DAN KUREKSARI, SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

BAB I. PENDAHULUAN. berbagai macam aktivitas dari penghuninya. Namun, pembahasan tentang rumah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN APARTEMEN DI SEMARANG 1

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR

KONSEP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN BAUMATA, KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

3.1. Kondisi Umum Kelurahan Kertamaya Kondisi Fisik. A. Letak Geografis

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. semarang utara yang memiliki luas Ha. Kecamatan ini

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENGGUNAAN RUANG PADA USAHA BATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK JETIS SIDOARJO

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Lokasi Penelitian bertempat di Kelurahan Gundih Kecamatan Bubutan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KELAYAKAN KAWASAN DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Evaluasi terhadap Program Pengembangan Kawasan Siap Bangun (KASIBA) Studi Kasus: Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : RIZATUL FAZRIYAH NPM :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

Transkripsi:

JUDUL TESIS PERUBAHAN POLA TATANAN RUANG RUMAH TINGGAL SEBAGAI AKIBAT KEGIATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA Studi Kasus : Pengrajin Logam Desa Ngingas g Kecamatan Waru -Sidoarjo TAUFIKURRAHMAN 3208 201 806 DOSEN PEMBIMBING : Ir. MUHAMMAD FAQIH, MSA, PhD Ir. HARI PURNOMO, M.Bdg.Sc

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah produktif atau usaha yang berbasis pada rumah tangga di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Hal ini i sejalan dengan pernyataan Heppy Santosa (2000) yang mengungkapkan bahwa industri rumah tangga di Indonesia sangat umum dan bukanlah gejala baru baik di pedesaan maupun di perkotaan. Usaha yang berbasis pada rumah tangga ini mampu menggerakkan ekonomi suatu negara atau daerah yang bersangkutan. Dalam perkembangannya keberadaan rumah produktif mempertegas fungsi rumah yang sangat luas bagi kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tidak hanya difungsikan sebagai hunian tetapi mempunyai fungsi lebih, yang digunakan untuk kegiatan lain seperti kegiatan industri rumah tangga. Di Kabupaten Sidoarjo industri rumah tangga berkembang dengan pesat salah satunya adalah industri kerajinan logam di desa Ngingas. Dengan adanya Industri kerajinan logam di desa Ngingas menyebabkan terjadinya perubahan pola tatanan ruang rumah tinggal sebagai akibat kegiatan industri rumah tangga.

1.2 PERUMUSAN MASALAH DARI FENOMENA-FENOMENA DIATAS TIMBUL PERTANYAAN ANTARA LAIN : Bagaimana pemanfaatan/penggunaan penggunaan ruang hunian setelah adanya Usaha yang Bertumpuh pada Rumah Tangga (UBR) serta faktor-faktor apa yang berpengaruh? Bagaimana pergeseran fungsi ruang dalam organisasi ruang serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh?

1.3 TUJUAN PENELITIAN Mendeskripsikan pola pemanfaatan/penggunaanpenggunaan ruang hunian dengan adanya usaha yang bertumpuh pada rumah tangga serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh. Mendeskripsikan pola pergeseran fungsi ruang dalam organisasi ruang serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh.

1.4 PENGERTIAN & BATASAN PENELITIAN PERUBAHAN DIARTIKAN SEBAGAI SUATU PENGGANTIAN, PEMINDAHAN, PERTUKARAN, PERTAMBAHAN DAN PENGURANGAN (BADUDU DAN ZAIN, 1994, HABRAKEN, 1978) TATANAN RUANG ADALAH WUJUD STRUKTURAL DAN POLA PEMANFAATAN RUANG YANG MEWUJUDKAN IDENTITAS DAN ORIENTASI BANGUNAN RUMAH, YANG MELIPUTI RUANG DALAM DAN RUANG LUAR, SERTA FUNGSI RUANG (SCHULZ, 1985) RUMAH YANG DIMAKSUD ADALAH BANGUNAN RUMAH SELAIN SEBAGAI TEMPAT TINGGAL/HUNIAN JUGA DIPERGUNAKAN SEBAGAI WADAH KEGIATAN EKONOMI. WILAYAH PENELITIAN DI FOKUSKAN PADA DUSUN PANDEAN DAN SEPANJANG JALAN NGINGAS DENGAN PERTIMBANGAN KARENA USAHA KERAJINAN LOGAM DI DALAM RUMAH TINGGAAL BERKEMBANG DENGAN SANGAT PESAT.

1.5 MANFAAT PENELITIAN * BAGI PELAKU USAHA YANG BERTUMPU PADA RUMAH TANGGA (UBR) DIHARAPKAN HASIL DARI PENELITIAN INI AKAN DAPAT MEMBERIKAN MASUKAN UNTUK PEMANFAATAN RUANG HUNIAN RUMAH PRODUKTIF DALAM PERKEMBANGANNYA. * MENAMBAH WAWASAN PADA KONSEP ARSITEKTUR TENTANG RUMAH TINGGAL YANG TERDAPAT USAHA DIDALAMNYA SEBAGAI SUATU PROSES YANG TERKAIT DENGAN ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN PENGHUNINYA. * BAGI PENGHUNI DIHARAPKAN DAPAT MEMBANTU PERMASALAHAN TATANAN RUANG RUMAH TINGGAL DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN BERHUNI SERTA KEBERLANJUTAN USAHA DALAM RUMAH TANGGA. * BAGI PEMERINTAH DIHARAPKAN HASIL PENELITIAN INI DAPAT DIMANFAATKAN SEBAGAI PANDUAN DALAM PENANGANAN PERKEMBANGAN HUNIAN YANG TERDAPAT USAHA DI DALAMNYA DALAM LINGKUNGAN PERMUKIMAN.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan fungsi rumah 2.2 Proses perkembangan rumah 23 2.3 Rumah produktif 2.4 Tatanan ruang rumah 2.5 Aktivitas dan Ruang 2.5.1 Budaya dan lingkungan binaan 2.5.2 Penggunan ruang dalam rumah 2.5.3 Teritori dan privasi penghuni dalam rumah 2.5.4 Dampak HBEs pada penggunaan ruang 2.6 Arah penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. 3.2 Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif. 3.3 Variabel penelitian 1. Variabel bergantung (devenden variabel) a. Tipe rumah berdasarkan pola tatanan ruang b. Tipe rumah berdasarkan hirarki teritori penggunaan ruang 2. Variabel bebas (indevenden variabel) a. Karakteristik penghuni rumah - Penghasilan, pendidikan, struktur keluarga, usia kepala keluarga b. Karakteristik kerja kerajinan logam - Pekerja dalam rumah, lamanya bekerja, waktu bekerja, pemilikan alat, partner dalam bekerja c. Pemilikan rumah - Status rumah, cara pemilikan rumah d. Organisasi ruang - Perancangan rumah, jumlah ruang, luas ruang e. Aktifitas penghuni dalam rumah/ jenis penggunaan ruang

3.4 Populasi dan Sampel -Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rumah produktif di desa Ngingas sebanyak 286 rumah - Sampel dalam penelitian ini i adalah 100 rumah responden yang tersebar merata diwilayah penelitian 3.5 Metode Pengumpulan Data 1. Data primer (observasi, fotografi, sketsa gambar, wawancara dan kuisioner) 2. Data sekunder (data instansi i terkait, data statistik, ti tik penelitian lainnya) 3.6 Pengolahan dan Analisa Data 3.6.1 Tahapan penelitian dan alur penelitian 3.6.2 Jangka waktu penelitian

3.6.2 JANGKA WAKTU PENELITIAN NO KEGIATAN B U L A N 1 Persiapan dan Rancangan Penelitian 7 8 9 10 11 12 1 2 2 Lokasi dan Instrumen Penelitian 3 Kerja Lapangan 4 Kompilasi dan Interpretasi Data 5 Analisa Data 6 Penyusunan Laporan Penelitian UNTUK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN ADA TERSISA UNTUK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN ADA TERSISA WAKTU SATU BULAN UNTUK PERBAIKAN LAPORAN

4.1 WILAYAH DESA NGINGAS BAB 4 KONTEKS STUDI LOKASI DESA NGINGAS DARI PUSAT PEMERINTAHAN : -0,5 km dari pusat pemerintahan kecamatan waru -¼ jam waktu tempuh ke kota kecamatan - 12 km dari ibukota kabupaten Sidoarjo -¾ jam waktu tempuh ke ibukota kabupaten Sidoarjo - 15 km dari pusat kota Surabaya - Jarak dari ibukota negara 600 km LUAS WILAYAH 189,401 Ha DENGAN BATAS DESA SEBAGAI BERIKUT: - Sebelah Utara : Desa Janti dan desa Wedoro - Sebelah Selatan : Desa Sawotratap - Sebelah Barat : Desa Kureksari - Sebelah Timur : Desa Tropodo KONDISI GEOGRAFI DESA NGINGAS : - Ketinggian dari permukaan laut 5 meter -Banyaknya y curah hujan 2000 mm/tahun - Topografi merupakan dataran rendah - Suhu udara rata-rata 28ºC - 32ºC Sumber : RDTRK KEC. WARU 1999 s.d 2009

4.2 LINGKUNGAN FISIK PENGGUNAAN LAHAN DESA NGINGAS PENGGUNAAN LAHAN - Perumahan dan Permukiman - Tanah kering - Jalan - Industri/home industri - Pertokoan/kios/perdagangan - Tanah wakap - Tanah bengkok & tanah kas desa - Bangunan umum - Makam - Irigasi pasang surut - Lain-lain LUAS (Ha) 80, 375 70,034 1,500 7,372 8,253 1,750 19,125 0,212 0,500-0,280 % 42,436436 36,976 0,791 3,892 4,357 0,923 10,097 0,111 0,263-0,147 LUAS WILAYAH 189,401 100,00 - PERUMAHAN REAL ESTATE DELTASARI BARU (PT. DAMAI PUTRA GROUP) - LUAS TANAH KERING - PERUMAHAN SWADAYA + 58 = 138,375 + 72,932 Berkurang 12,034-6,354 - - Sumber : Monografi Desa Ngingas Tahun 2008

STATUS LAHAN DESA NGINGAS STATUS LAHAN - SHM - SHGB - TIDAK BERSERTIFIKAT - BENGKOK LUAS (Ha) 87,20 60,10 12,14 29,96 % 46,09 609 31,73 6,41 15,18 JUMLAH 189,401 100,00 Sumber : Monografi Desa Ngingas Tahun 2008 JUMLAH PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN RATA-RATA PERTAHUN DI DESA NGINGAS TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 RATA-RATA (%) JUMLAH 5437 6388 7485 7524 8625 4,11 PENDUDUK Sumber : Kecamatan Waru dalam Angka Tahun 2008

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA AGAMA -Islam - Kristen - Katholik - Hindu - Budha JUMLAH JUMLAH PENDUDUK (JIWA) 8183 287 73 37 45 8625 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK PENDIDIKAN USIA 00-03 04-06 07-12 13-15 16 18 19 - keatas JUMLAH JUMLAH (ORANG) 396 527 919 300 416 546 3104 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK TENAGA KERJA USIA 10-14 15 19 20 26 27 40 41-56 56 keatas JUMLAH JUMLAH (ORANG) 000 126 358 1879 1563 000 3926 % 94,87 3,33 0,85 0,43 0,52 100,00 % 12,76 16,98 29,61 9,66 13,40 17,59 100,00 % 0,00 321 3,21 9,12 47,86 39,81 0,00 100,00 Sumber : Demografi Desa Ngingas Tahun 2008

SARANA DAN PRASARANA DESA NGINGAS NAMA SARANA KONDISI SUMBER DANA - Jaringan Jalan - Utama/Primer - Jaringan Jalan Sekunder - Jaringan Air Bersih - Sanitasi 4.3 SARANA PENDUKUNG - Persampahan - Penerangan - Fasilitas Pendidik./keseht - Fasilitas Sosial - Fasilitas Peribadatan - Ruang terbuka Hijau Baik Baik Baik Baik Baik KONDISI Masih tertangani Baik Baik Baik Baik Baik APBD II APBD I APBD I & II APBD I & II APBD II/Swadaya SUMBER DANA APBD II Swadaya APBD II APBD II/Swasta Swadaya - Sumber : Kecamatan dalam angka Tahun 2008 dan Wawancara dengan Kasi Sumber : Kecamatan dalam angka Tahun 2008 dan Wawancara dengan Kasi Pemerintahan Desa Kecamatan Waru / Kasi Pemdes Ningas

4.4 PERKEMBANGAN USAHA DI DESA NGINGAS PENGHASILAN Penghasilan (Rp) Jumlah Pengrajin > 1 juta 19 1 juta s/d 3 juta 42 3 juta s/d 5 juta 28 5 juta s/d 6 juta 10 6 juta keatas 1 Jumlah 100 PARTNER KERJA SELAIN KELUARGA Partner kerja selain keluarga Jumlah Ada 54 Tidak ada 46 Jumlah 100 Sumber : Olah Data Tahun 2009

BAB 5 POLA PENGGUNAAN RUANG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH 5.1 PENGGUNAAN RUANG BERDASARKAN POLA TATANAN RUANG Dari survey lapangan, pola tatanan ruang dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe penggunaan ruang berdasarkan letak ruang kerja : 1. Tipe rumah dengan ruang kerja berada diluar rumah/halaman rumah /terpisah dari rumah 2. Tipe rumah dengan rung kerja berada didalam rumah tetapi mempunyai ruangan tersendiri 3. Tipe rumah dengan ruang kerja bercampur dengan rumah tangga 4. Tipe rumah dengan ruang kerja menempel disamping/dibelakang/didepan rumah induk

PERBANDINGAN PROPORSI TIPE RUMAH BERDASARKAN JOHAN SILAS DAN EXISTING LAPANGAN Proporsi tipe rumah pod produktifmenurut Silas (2000; 284) Tipe penggungaan ruang Berdasarkan ruang kerja Analisis 1. Tipe campuran, dimana fungsi Tipe rumah dengan ruang kerja Tipe campuran dengan ruang kerja rumah sebagai tempat tinggal menjadi satu dengan ruang kerja. Ada fleksibelitas dan kedinamisan bercampur dengan kegiatan rumah tangga yang bercampur dengan kegiatan rumah tangga banyak dijumpai pada rumah pengrajin logam di Desa dimana pekerjaan dapat diwadahi. Fungsi rumah masih dominan, bertempat tinggal Ngingas. Sehingga apa yang diungkapkan oleh Johan Silas bahwa dalam tipe rumah ini terjadi masih menjadi fungsi utama. fleksibilitas dan kedinamisan. 2.Tipe berimbang, dimana rumah Tipe rumah dengan ruang kerja Tipe berimbang ini hampir sama tinggal dipisahkan dengan tempat kerja pada bangunan yang sama, Ada kesamaan kepentingan pada tempat tinggal hidup dan bekerja. Akses ke tempat kerja kadang-kadang juga dipertegas berada di dalam rumah dengan ruangan tersendiri. dengan tipe rumah pengrajin logam di desa Ngingas, dimana ruang kerja berada dalam rumah. Tipe ini didalam rumah pengrajin logam terdapat tempat kerja tetapi dipisahkan dengan penyekat atau dan dipisahkan, dimana orang luar rumahnya juga terlibat di dalamnya. pembatas untuk membatasi kegiatan ekonomi dan kegiatan rumah tangga.

Tipe rumah yang memiliki ruang kerja kerajinan logam berada di luar rumah/halaman depan atau halaman blk belakang rumah. Tipe rumah dengan pengrajin mengerjakan pekerjaannya dihalaman rumah memiliki kemiripan dengan tipe berimbang. Tipe ini juga memisahkan kegiatan rumah tangga dan kegiatan ekonomi dengan menempatkan alat kerajinan di halaman rumah. Dan ruang kerja bukan dalam satu bangunan rumah tetapi masih dalam satu teritori dengan rumah. 3.Tipe terpisah, dimana tipe ini tempat kerja merupakan hal yang dominan, mengambil sebagian besar dari seluruh ruangan. Kadang-kadang tempat tinggal diletakkan pada bagian belakang atau di depan tempat kerja yang digabungkan dengan kegiatan kerja. Bisa juga pemilik tinggal pada tempat lain yang terpisah sedangkan rumah tersebut selanjutnya digunakan oleh para pekerja Tipe rumah ini biasanya ruang kerja terpisah dari rumah dan mempunyai tempat pemasaran yang berada didepan rumah. Tipe terpisah ini dijumpai pada rumah pengrajin di desa Ngingas. Rumah pengrajin sudah tidak dominan bila dibandingkan dengan fungsi sebagai tempat kerja. Namun fungsi rumah tanggatetap berjalan normal. Dan biasanya pengrajin yang memiliki tipe ini adalah pengrajin yang mempunyai ruang khusus untuk pemasaran dimana ruang tersebut berada di depan rumah. Sumber : Hasil Analisis Tahun 2009

5.2 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA POLA PENGGUNAAN RUANG 5.2.1 Analisis Crosstab Analisis ini menghasilkan dua hipotesis yaitu H0 diterima jika nilai Chi- square test >0.1 dan H0 akan ditolak jika nilai Chi-square test < 0.1. 5.2.1.1 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pola penggunaan ruang 1. Pekerja dalam rumah Tipe Rumah Pk Pekerja dalam dl Rumah Ttl Total Ayah anak Ayah & Anak Tidak Bekerja pada kerajinan logam Ruang kerja diluar Jumlah 12 2 6 2 22 Nilai Chi-Square test 0.005005 rumah/halaman Maka H0 ditolak (terpisah) Ruang kerja didalam rumah (ruang tersendiri) Ruang kerja bercampur dengan rumah tangga Ruang kerja samping/belakang/ dan di depan rumah dalam satu bangunan rumah Total % of Total 12% 2% 6% 2% 22% Jumlah 11 3 1 20 35 % of Total 11% 3% 1% 20% 35% Jumlah 8 1 0 6 15 % of Total 8% 1% 0% 6% 15% Jumlah 15 1 0 12 28 % of Total 15% 1% 0% 12% 28% Jumlah 46 7 7 40 100 % of Total 46% 7% 7% 40% 100%